Bagian kain yang ingin dipertahankan warna tertentu dapat ditutup dengan

Dalam membuat batik tulis indonesia, ada beberapa tahapan-tahapan yang perlu diketahui. Setiap sehelai kain batik tulis yang dihasilkan tidak hanya dihasilkan oleh seorang perempuan yang duduk sambil mencanting saja. Biasanya terdapat jasa empat hingga lima orang dalam mengerjakannya, yang kebanyakan bukan dikerjakan di pabrik, melainkan industry rumahan lah yang memainkan peran utama dalam mengerjakan proses membatik ini.

Berikut ini tahapan membuat Batik Tulis adalah sebagai berikut:

  1. Nyungging adalah kegiatan menggambar motif atau pola batik pada secarik kertas, karena tidak semua orang bisa menggambar motif batik sehingga dibutuhkan keterampilan khusus seseorang dalam melakukannya.
  2. Njaplak, atau jiplak, merupakan kegiatan memindahkan gambar atau pola tersebut ke kain.
  3. Nglowong, adalah proses menempelkan lilin malam di kain dengan media canting, dimana pada proses ini motif batik akan mulai terlihat.
  4. Ngiseni, adalah proses untuk memberi isenan (isian) atau popular dengan mengisi dengan motif pada kain sesuai gambar motif yang sudah digambarkan di tahap pertama. Tahapan ini juga menggunakan media canting.
  5. Nyolet, adalah proses mewarnai pada bagian-bagian gambar motif yang terlihat sering, seperti kembang, bunga dan lainnya.
  6. Mopok, adalah tahapan dalam menutup bagian yang dicolet dengan lilin malam, yang juga diiringi dengan proses nembok atau menutup dasar kain yang tidak diwarnai.
  7. Ngelir, adalah tahap dimana proses pewarnaan dilakukan secara menyeluruh pada kain.
  8. Nglorod, adalah tahap pertama dalam meluruhkan warna lilin malam ke dalam air yang mendidih.
  9. Ngrentesi, memberikan titik pada garis-garis ornamen utama dengan digunakannya canting kecil dan halus sehingga hasil titik yang dibuat terlihat rapi.
  10. Nyumri, adalah proses menutup kembali beberapa bagian dengan lilin malam
  11. Nyoja, adalah proses mencelupkan kain dengan warna sogan atau coklat, yang merupakan warna khas dasar batik asli Jogja atau Solo.
  12. Nglorod, adalah proses terakhir dalam meluruhkan lilin malam dengan air yang mendidih.

JAKARTA - UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (Persatuan Bangsa-bangsa), sejak 2 Oktober tahun 2009 lalu mengakui Batik sebagai salah satu warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia.

Dalam website resminya, UNESCO menjabarkan batik sebagai teknik, simbolisme dan budaya seputar pakaian katun dan sutra yang diwarnai dengan tangan yang dikenal sebagai Batik Indonesia.

Batik diwarnai oleh pengrajin yang menggambar desain pada kain menggunakan titik dan garis yang dibuat mereka dengan lilin panas, yang tahan terhadap pewarna. Sehingga memungkinkan mereka untuk mewarnai secara selektif dengan merendam kain dalam satu warna, menghilangkan lilin dengan air mendidih dan mengulanginya jika menginginkan adanya variasi beberapa warna.

Berdasarkan keterangan tersebut, maka jelas bahwa sebuah kain bisa disebut batik, jika pembuatannya menggunakan lilin. Baik itu ditulis atau pun dicap. Sementara kain yang dibuat menggunakan mesin cetak atau alat modern lainnya, tak lebih dari sebuah kain yang menggunakan motif batik.

Dalam produksi sebuah batik, lilin atau yang dikenal juga sebagai malam, memang memegang peran penting sejak tahap awal. Berikut tiga jenis lilin (malam) yang terkait dalam proses produksi batik.

Malam Klowong
Sesuai namanya, malam klowong berfungsi untuk untuk nglowongi. Atau sebutan untuk pekerjaan pelekatan lilin pertama sebagai dasar kerangka motif pada kain sesuai yang diinginkan.

Malam klowong ini memiliki sifat mudah sekali encer saat dipanaskan, tapi juga mudah membeku saat didiamkan atau dilekatkan ke kain. Sehingga dapat digunakan untuk membuat garis motif yang tajam.

Sifatnya yang gampang diencerkan, membuat malam klowong juga tidak memiliki daya lekat yang kuat, gampang remuk, mudah tembus pada kain. Namun, itu membuatnya mudah dilorot atau lepas dalam air, tidak tahan terhadap larutan alkali, dan tidak meninggalkan bekas pada kain.

Malam Tembokan
Sama seperti sebelumnya. Nama malam Tembokan pun diambil dari fungsinya yang digunakan untuk nemboki. Atau dalam bahasa Indonesia adalah memblokir bidang yang luas pada sebuah pola batik yang telah digambarkan pada kain. Proses ini bertujuan agar pewarna tak bisa masuk ke dalam bagian tersebut.

Lewat fungsi itu, malam yang juga kerap disebut sebagai malam popokan ini, memiliki sifat daya lekat yang kuat, mudah meresap pada kain, tidak mudah remuk, lama mencair dan cepat membeku.

Malam tembokan pun tahan terhadap larutan alkali dan tidak akan mudah lepas saat dilorot atau direndam dalam air.

Malam Bironi
Terakhir ada malam bironi, yang juga dikenal sebagai lilin tutupan. Dari namanya, jelas bahwa malam bironi berfungsi untuk menutupi beberapa bagian pada kain batik yang sedang dikerjakan.

Bagian tersebut yakni bagian kain yang telah diberi warna pada motif tertentu, dan ingin dipertahankan saat kain dicelup atau dicolet.

Malam bironi ini memiliki sifat yang mirip dengan lilin klowong. Seperti mudah mencair dan membeku, daya lekat tidak terlalu kuat, mudah tembus kain, tidak tahan terhadap larutan alkali dan mudah dilorot.

Bahan pembuat malam
Untuk bahan pembuat malam sendiri. Baik itu malam klowong, tembokan, atau bironi, biasanya berasal dari bahan yang sama. Seperti beberapa di antaranya; gondorukem (getah pinus yang telah disuling), parafin, microwax (jenis parafin yang lebih halus), getah damar, lemak binatang (kendal, gajih), minyak kelapa, lilin lanceng, lilin tawon (kote) dan lainnya.

Sementara agar sesuai dengan fungsinya masing-masing. Komposisi bahan pembuatan akan disesuaikan. Apakah ingin membuat malam yang memiliki daya tahan kuat terhadap air seperti malam tembokan. Atau sebaliknya yang mudah meleleh atau mencair seperti malam klowong dan bironi.

Nama malam sendiri sebenarnya berasal dari sebutan orang Jawa zaman dulu terhadap sarang lebah.

Orang dulu banyak memanfaatkan sarang lebah tersebut, tepatnya kumpulan struktur berbentuk heksagonal yang tersusun dari ester asam lemak dan berbagai senyawa alkohol rantai panjang, untuk membatik. Dengan fungsi seperti malam yang kita kenal saat ini.

Dari situlah, kendati peran sarang lebah atau malam telah terganti dengan bahan lainnya. Para pengrajin batik masih kerap menyebut bahan pengganti tersebut, dengan sebutan malam.

You're Reading a Free Preview
Pages 7 to 15 are not shown in this preview.

Dalam proses pembuatan batik, Batik Alhadi membedakan dan mengenal hanya pada tiga macam proses pembuatan batik yang semua proses pembuatannya dilakukan tanpa mesin atau bisa dikatakan sebagai sebuah kerajinan tangan.Adapun ketiga macam batik tersebut, antara lain adalah batik tulis, batik cetak (cap) serta batik printing (sablon). Sebelum Kami mengenalkan satu persatu dari ketiga macam batik tersebut, ada baiknya Kami akan memulai dengan pengenalan dasar dari batik itu sendiri yaitu definisi batik atau sedikit sejarah tentang batik Indonesia.Pengenalan BatikKata batik sendiri yang menurut bahasa Malay berasal dari kata ‘titik’, yang berarti titik kecil, tetesan. Menurut bahasa Jawa kata batik diambil dari kata ‘ambatik’, yaitu kata ‘amba’ yang berarti menulis dan akhiran ‘tik’ yang berarti titik kecil, tetesan, atau membuat titik. Jadi batik mempunyai arti menulis atau melukis titik.Tetapi secara esensial batik diartikan sebagai sebuah proses atau tehnik menahan warna dengan menggunakan lilin malam. Artinya, batik adalah sebuah proses menahan warna memakai lilin malam secara berulang-ulang diatas kain. Lilin malam yang digunakan sebagai penahan dan mencegah agar warna tidak meyerap diatas kain didaerah yang ditutup dengan lilin malam tersebut. Lilin tersebut juga dapat berfungsi sebagai pembentuk motif dan corak pada batik tersebut.Batik sendiri memiliki ketidak jelasan dari mana asal mulanya dan dimana pertama kali diketemukan, tapi tehnik pembuatan batik dengan menahan warna telah berusia ribuan tahun dan juga dapat diketemukan bukti-bukti bahwa tehnik tersebut telah digunakan di Afrika, Eropa, Timur-Tengah dan beberapa negara Asia seperti China, India dan Jepang. Indonesia sendiri menurut beberapa pakar peneliti, batik dibawa dan dikenalkan oleh para pelancong yang datang. Tetapi di Indonesia lah batik memiliki perkembangan dan mencapai suatu nilai seni yang sangat tinggi dan juga sangat populer khususnya di pulau Jawa. Batik menjadi sebuah tradisi yang melekat dan menjadi sebuah kultur seni msyarakat yaitu sebagai pakaian tradisional masyarakat Jawa saat itu. Kemudian kebudayaan ini berkembang dan meluas ke seluruh kepulauan di Indonesia dan ke semenanjung Malay. Sehingga batik menjadi sangat populer dan disukai dan menjadi suatu pakaian resmi nasional Indonesia dan batik pun saat ini, menjadi suatu pusat industri yang sangat penting yang ikut meramaikan industri pakaian di Indonesia dan juga di Asia.Perkembangan batik di Indonesia sangat dominan di jaman kerajaan Jawa, oleh karena itu pusat batik umumnya di Pulau Jawa, seperti Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon dan lain-lain. Dan tiap daerah ini memiliki kelebihan dalam desain, warna dan motif tersendiri. Pengaruh budaya luar juga sangat kental pada desain Batik, seperti masuknya pedagang dari Arab dan Cina dan juga pengaruh dari Eropa khususnya oleh Belanda. Ini semua dapat dilihat di daerah pesisir pulau Jawa seperti Pekalongan dan Cirebon, desain dengan kombinasi warna yang terang dan motif seperti burung, bunga-bunga dan pohon-pohon. Sehingga untuk batik dari daerah pesisir dikenal dengan batik modern, sedangkan batik dari Jawa tengah masih kental dengan batik tradisionalnya.Pembuatan BatikSeperti disebutkan diatas, Batik Alhadi hanya mengenalkan pada 3 (tiga) jenis proses pembuatan batik yang sangat umum dilakukan khususnya di kota Pekalongan dan Cirebon. Dan juga karena Kami memang hanya memproduksi ketiga jenis batik tersebut dan dari kedua kota tersebut. Adapun ketiga jenis proses batik itu adalah :• Batik Tulis• Batik Cetak• Batik Printing• Batik TulisBatik Tulis merupakan batik yang spesial dan mahal dibanding batik yang lain, karena didalam pembuatan batik ini sangat diperlukan keahlian serta pengalaman, ketelitian, kesabaran dan juga waktu yang lama untuk menyelesaikan sebuah batik tulis. Untuk sebuah batik tulis paling cepat dapat diselesaikan selama dua minggu oleh seorang pembatik, itupun dikarenakan cuaca yang cerah dan desain motif yang biasa dan juga tidak terlalu rumit.Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini:1. Tahap pertama atau disebut juga proses pembatikan pertama, yaitu pembuatan pola dan motif yang dikehendaki diatas kain putih (sutera) dilukis dengan pensil.2. Tahap kedua, melukis dengan lilin malam menggunakan canting dengan mengikuti pola tersebut pada kedua sisi (bolak-balik).3. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna).4. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu5. Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.6. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.7. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.8. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.9. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna pertama dan kedua.10. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.11. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.Batik CetakBatik cetak atau yang disebut juga dengan batik cap, merupakan proses pembatikan yang menggunakan cap atau alat cetak atau stempel yang terbuat dari tembaga dan pada cap tersebut telah terpola batik. Sehingga proses pembatikan cetak (cap) ini dapat jauh lebih cepat dan mudah. Untuk pengerjaan batik ini dapat diproduksi secara banyak dan juga hanya diperlukan waktu satu minggu untuk menyelesaikan proses pembatikan ini. Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik cetak ini:1. Tahap pertama atau disebut juga proses pembatikan pertama, yaitu pembuatan pola dan motif yang dikehendaki diatas kain putih (sutera) dengan dicap/dicetak. Dengan mencelupkan alat cap tersebut ke lilin panas dan kemudian ditekan pada kain.2. Tahap selanjutnya yaitu, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu.3. Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.4. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.5. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.6. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.7. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna pertama dan kedua.8. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.9. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.Batik PrintingBatik printing disebut juga dengan batik sablon, karena proses pembatikan ini sangat menyerupai dengan proses penyablonan. Motif batik telah di buat dan desain atau diprint diatas alat offset/sablon (plangkan), sehingga dapat sangat memudahkan pengerjaan batik ini khususnya pewarnaan dapat langsung dilakukan dengan alat tersebut. Hanya untuk pembatikan dan pewarnaan yang lebih kompleks digunakan lilin malam dengan alat canting.Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik printing ini:1. Tahap pertama atau disebut juga proses pembatikan dan pewarnaan pertama, yaitu pembuatan pola dan motif yang dikehendaki diatas kain putih (sutera) dengan disablon/diprint menggunakan alat cetak sablon (plangkan).2. Tahap selanjutnya dapat dilakukan seperti proses pertama untuk pewarnaan kedua dan juga sebagai kombinasi motif batik, proses ini dapat dilakukan berulangkali sesuai batik yang diinginkan.3. Lalu dilanjutkan dengan menjemur atau mengeringkan kain tersebut dibawah terik matahari jika ada, atau dapat juga dengan diletakkan diatas tungku/oven khusus.4. Setelah kering, kain tersebut dicuci untuk melekatkan dan menguatkan warna pada kain, kemudian dijemur kembali. Proses pembatikan dapat selesai sampai disini, tetapi untuk batik yang lebih rumit dan kompleks dapat melakukan tahap selanjutnya.5. Kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada proses pencelupan warna.6. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna.7. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.8. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.

www.batikalhadi.co.id


Page 2