Bagian darah yang berfungsi dalam proses pembekuan darah / penutupan luka ialah

Trombokinase (bahasa Inggris: thrombokinase, tissue factor, platelet tissue factor, factor III, CD142, TF, TFA, F3) adalah sebuah protein yang terdapat pada jaringan sub-endotelial, keping darah dan sel darah putih, dan penting untuk reaksi kimiawi yang mengubah zimogen berupa protrombin menjadi trombin. Trombokinase juga sering disebut sebagai tromboplastin.

Skema pembekuan darah adalah sebagai berikut: 1) Terjadi luka, 2) Darah keluar, 3) Keping darah (trombosit pecah), 4) Menghasilkan enzim trombokinase, 5) Bersama ion kalsium dan vitamin K mengubah protrombin menjadi trombin, 6) Memengaruhi fibrinogen membentuk benang-benang fibrin, 7) Membendung darah dan membeku, 8) Menutup luka.

Salah satu pertolongan pertama pada luka untuk membantu membekunya darah serta menghindari virus masuk, maka dari itu biasanya kita memakai obat seperti antibiotik contohnya Betadine serta obat sejenis lainnya.

Struktur protein TF terdiri dari 3 domain:[1]

  • 1. domain yang terletak di luar sel dan mengikat faktor VIIa. Ikatan yang terjadi merupakan interaksi dari kedua molekul.
    • Faktor VIIa adalah sebuah protein yang terdiri dari beberapa domain. Salah satu domainnya, yaitu domain GLA yang mempunyai gugus karboksilat mengikat fosfolipid yang bermuatan negatif, saat terarah oleh promoter berupa kalsium. Ikatan antara FVIIa dan fosfolipid meningkatkan daya ikat antara FVIIa dengan TF.
  • 2. domain yang melintang membran hidrofobik.
  • 3. sebuah domain sitoplasmik dengan panjang 21 asam amino yang berada di dalam sel dan berfungsi sebagai transduksi sinyal TF.

Kompleks protein yang dibentuk dari molekul TF dengan FVIIa[2] berfungsi sebagai katalis yang memicu proses koagulasi dengan mengaktivasi FXI dan FX, yang kemudian membentuk Trombin.[3]

  1. ^ (Inggris) "F3 coagulation factor III". Entrez Gene. Diakses tanggal 2010-04-27. 
  2. ^ (Inggris) "Alternatively spliced human tissue factor: a circulating, soluble, thrombogenic protein". Division of Thrombosis Research, Department of Medicine, Mount Sinai School of Medicine; Bogdanov VY, Balasubramanian V, et al. Diakses tanggal 2010-04-27. 
  3. ^ (Inggris) "Alternatively spliced human tissue factor: a circulating, soluble, thrombogenic protein". Nature medicine. Diakses tanggal 2010-04-27. 

 

Artikel bertopik biokimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Trombokinase&oldid=16236523"

Di saat yang bersamaan, faktor-faktor koagulasi atau pembekuan akan membentuk reaksi yang disebut dengan kaskade koagulasi.

Pada kaskade koagulasi, faktor pembekuan fibrinogen akan diubah menjadi benang-benang halus yang disebut dengan fibrin.

Benang-benang fibrin ini akan bergabung dengan trombosit untuk memperkuat sumbatan.

4. Proses pembekuan darah berhenti

Agar pembekuan darah tidak terjadi secara berlebihan, faktor-faktor koagulasi akan berhenti bekerja dan trombosit diambil kembali oleh darah.

Setelah luka berangsur-angsur membaik, benang fibrin yang sebelumnya terbentuk pun akan hancur sehingga tidak ada lagi sumbatan pada luka.

Masalah yang bisa terjadi pada proses pembekuan darah

Meski menjadi respons pertama saat terjadi luka, tak selamanya proses pembekuan darah berjalan mulus.

Beberapa orang yang memiliki gangguan pembekuan darah tentu akan memengaruhi proses ini dan kondisi kesehatannya, seperti berikut.

Pembekuan darah terganggu

Dalam beberapa kasus, ada orang-orang yang terlahir dengan mutasi genetik sehingga tubuhnya kekurangan faktor pembekuan darah tertentu.

Ketika jumlah faktor pembekuan darah tidak mencukupi, proses pembekuan darah pun terganggu.

Akibatnya, perdarahan dapat berlangsung lebih lama dan sulit dihentikan, misalnya saja orang dengan hemofilia.

Pada kasus yang lebih parah, perdarahan dapat terjadi meski orang tersebut tidak terluka atau mengalami cedera apa pun.

Bahkan, perdarahan juga dapat terjadi di organ dalam tubuh, atau perdarahan internal. Kondisi ini dapat mengancam nyawa.

Hiperkoagulasi

Hiperkoagulasi adalah kondisi yang berlawanan dengan gangguan pembekuan darah, di mana proses pembekuan darah terjadi secara berlebihan meski tidak ada luka apa pun.

Kondisi ini juga sama bahayanya karena gumpalan darah bisa menyumbat pembuluh arteri dan vena.

Apabila pembuluh darah tersumbat, tubuh tidak dapat mengalirkan darah yang mengandung oksigen dengan maksimal.

Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi mematikan, seperti:

Selama kehamilan, gumpalan darah dapat terbentuk pada pembuluh darah pelvis atau kaki.

Hal ini menyebabkan komplikasi kehamilan serius seperti persalinan prematur, keguguran, dan kematian ibu. Itu sebabnya, hiperkoagulasi adalah kondisi yang tak boleh disepelekan.

Salah satu tes yang dilakukan untuk memeriksa adanya gangguan darah adalah tes konsentrasi faktor pembekuan darah.

Tes ini berguna untuk mengetahui jenis faktor pembeku darah apa yang berkurang dari dalam tubuh.

Tergantung pada gangguan perdarahan yang Anda alami, dokter akan memberikan rencana pengobatan yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Untuk perdarahan yang sulit berhenti, obat yang umum diberikan adalah konsentrat pengganti faktor pembekuan darah yang berkurang di dalam tubuh.

Sementara itu, gangguan penggumpalan darah biasanya dapat diatasi dengan obat pengencer darah.

Dengan melakukan pengobatan dini pada gangguan koagulasi darah, hal ini sangat membantu mengurangi risiko terjadinya komplikasi.

Proses pembekuan darah berperan penting dalam memperbaiki pembuluh darah yang rusak, sehingga pendarahan bisa berhenti. Prosesnya sendiri melibatkan penyempitan pembuluh darah untuk membatasi aliran darah. Kemudian, trombosit akan membentuk sumbatan pada pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan. Selanjutnya, fibrin akan menempel dan membentuk gumpalan yang akan menutup luka, kemudian larut ketika luka sudah sembuh.

Halodoc, Jakarta – Mengalami luka berdarah adalah hal yang umum yang bisa terjadi baik karena cedera ataupun kecelakaan. Kondisi tersebut biasanya lebih sering dialami oleh anak-anak mengingat tingkat aktivitas mereka yang tinggi, tetapi orang dewasa pun juga bisa mengalaminya.

Meskipun darah yang keluar dari anggota tubuh yang terluka tampak mengerikan, tetapi kamu tidak perlu khawatir. Bila luka berukuran kecil, perdarahan yang terjadi biasanya ringan dan bisa berhenti dengan sendirinya. Hal itu karena tubuh memiliki kemampuan untuk menghentikan darah secara alami dengan cara membekukannya. Proses pembekuan darah dikenal juga sebagai koagulasi. Agar lebih jelas, yuk ketahui proses pembekuan darah yang terjadi saat luka di sini.

Baca juga: Luka Susah Sembuh, Ini Penyebab Darah Sulit Membeku

Apa Itu Pembekuan Darah?

Jantung memompa darah ke seluruh tubuh dengan bantuan arteri, dan pada gilirannya, darah kembali ke jantung melalui vena. Darah mengalir melalui pembuluh darah untuk mengantarkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan ke berbagai sel dalam tubuh. Namun, bila pembuluh darah rusak atau robek, maka proses pembekuan darah akan terjadi.

Pembekuan darah atau koagulasi berperan penting dalam memperbaiki pembuluh darah. Dengan cara tersebut, tubuh bisa memperbaiki kerusakan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi. Misalnya, ketika kamu terluka dan terjadi kerusakan pada lapisan pembuluh darah, trombosit akan membentuk sumbatan awal di area yang terkena. Sel darah tersebut kemudian akan memulai proses pembekuan darah dengan bantuan faktor pembekuan tertentu yang diproduksi di dalam tubuh.

Baca juga: Sumber Makanan yang Dapat Menambah Jumlah Trombosit

Apa Saja Faktor Pembekuan Darah?

Faktor pembekuan adalah komponen yang ditemukan dalam plasma yang terkait dengan proses pembekuan darah. Faktor-faktor ini diberi nama dan nomor berdasarkan penemuannya.

Faktor pembekuan adalah Faktor I (fibrinogen), Faktor II (protrombin), Faktor III (tromboplastin jaringan atau faktor jaringan), Faktor IV (kalsium terionisasi), Faktor V (faktor labil atau proakselerin), Faktor VII (faktor stabil atau prokonvertin), dan Faktor VIII (faktor antihemofilik). Selain itu, faktor koagulasi juga meliputi Faktor IX (komponen tromboplastin plasma atau faktor Natal), Faktor X (faktor Stuart-Prower), Faktor XI (anteseden tromboplastin plasma), Faktor XII (faktor Hageman), dan Faktor XIII (faktor penstabil fibrin).

Vitamin K diperlukan organ hati untuk menghasilkan beberapa faktor, seperti Faktor II, VII, IX, dan X. Kamu bisa mendapatkan asupan vitamin K dari makanan sumber nabati dan hewani. Flora normal usus juga memproduksi vitamin K.

Bagaimana Prosesnya?

Perlu diketahui, pembekuan darah adalah bagian dari hemostasis sebagai cara tubuh untuk menghentikan pendarahan dari pembuluh darah yang terluka. Setelah proses pembekuan darah selesai, tubuh memiliki mekanisme kendali untuk mengontrol dan membatasi pembekuan. Hal itu termasuk melarutkan kelebihan gumpalan darah yang tidak diperlukan lagi. Bila ada kelainan di bagian mana pun dari sistem yang mengontrol pendarahan, maka pendarahan atau pembekuan yang berlebihan bisa terjadi. Kondisi tersebut berpotensi mengancam jiwa.

Misalnya, bila pembekuan darah terjadi secara berlebihan, hal itu bisa menyebabkan stroke dan serangan jantung, karena gumpalan darah bisa berjalan dan menyumbat pembuluh darah di organ tersebut. Sedangkan bila pembekuan darah tidak berjalan dengan baik, bahkan hanya sedikit cedera pada pembuluh darah saja bisa menyebabkan kehilangan darah yang parah.

Hemostasis memiliki tiga proses utama, yaitu penyempitan pembuluh darah, aktivitas trombosit, dan aktivitas protein yang terdapat dalam darah (faktor pembekuan).

Berikut ini proses pembekuan darah:

1.       Cedera

Fase pertama dari proses pembekuan darah adalah ketika cedera terjadi atau ketika pembuluh darah rusak. Cedera ini bisa berupa robekan kecil pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan pendarahan.

2.       Penyempitan Pembuluh Darah

Tubuh kemudian akan mempersempit pembuluh darah untuk mengontrol kehilangan darah. Hal ini akan membatasi aliran darah ke daerah yang terkena.

3.       Sumbatan Trombosit

Sebagai respons terhadap cedera yang terjadi, tubuh mengaktifkan trombosit. Pada saat yang sama, sinyal kimia dilepaskan dari kantong kecil di trombosit untuk memanggil sel lain ke area yang terluka tersebut. Kemudian, mereka akan membuat sumbatan trombosit dengan membentuk gumpalan bersama-sama. Protein yang disebut faktor von Willebrand (VWF) membantu trombosit untuk saling menempel.

4.       Gumpalan Fibrin

Selanjutnya, faktor pembekuan darah memicu produksi fibrin, yaitu zat kuat seperti untai yang mengelilingi sumbat trombosit dan membentuk gumpalan fibrin. Selama berhari-hari atau berminggu-minggu, gumpalan fibrin menguat dan kemudian larut saat dinding pembuluh darah yang terluka menutup dan sembuh.

Baca juga: Hilangkan Bekas Luka dengan 7 Cara Alami Ini

Itulah proses pembekuan darah yang terjadi ketika kamu terluka. Bila luka berdarah kamu tidak kunjung sembuh, segera bicarakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, dokter yang ahli dan terpercaya bisa memberi kamu saran kesehatan untuk mengatasinya sebelum kondisi bertambah parah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga sebagai teman penolong untuk menjaga kesehatan kamu sehari-hari.

Bagian darah yang berfungsi dalam proses pembekuan darah / penutupan luka ialah
Referensi:
News Medical Life Sciences. Diakses pada 2021. Blood Clotting Process.