Bagian bumi kita yang mengandung organism hidup disebut

Hingga saat ini, hanya satu planet yang diketahui ditinggali oleh makhluk hidup, yaitu Bumi. Selain karena terdapat air, Bumi juga memiliki lapisan atmosfer yang melindungi kita dari paparan radiasi matahari, sehingga suhunya aman bagi makhluk hidup. Karenanya, kita bisa menjalankan aktivitas sehari-hari di Bumi.

Tapi, tahukah kamu kalau Bumi yang kita tinggali ini terdiri dari berbagai macam lapisan? Pergerakan pada lapisan Bumi dapat kamu rasakan, lho. Contohnya ketika terjadi gempa. Di artikel kali ini, ayo kita bahas lapisan-lapisan tersebut berdasarkan susunan kimianya!

Lapisan Bumi

Bumi pada dasarnya terdiri dari empat lapis, yaitu kerak, mantel, inti luar, dan inti dalam. Lapisan terluar, yaitu kerak Bumi, adalah tempat tinggal bagi makhluk hidup. Di bawahnya terdapat mantel Bumi yang berfungsi untuk melindungi inti Bumi. Terakhir adalah inti Bumi yang memiliki suhu sangat tinggi dan tersusun dari campuran logam.

Kerak Bumi

Kerak Bumi merupakan lapisan terluar yang tipis dibandingkan lapisan lainnya. Lapisan ini terdiri dari unsur-unsur kimia seperti oksigen, silikon, aluminium, besi, kalsium, natrium, kalium, dan magnesium. Terdapat dua macam lapisan kerak Bumi, yaitu kerak benua di daratan dan kerak samudera di dasar laut. Kerak benua memiliki ketebalan 30 hingga 70 kilometer, sementara kerak samudera memiliki ketebalan 6 hingga 11 kilometer.

Pada kerak Bumi terdapat proses endogen. Proses endogen adalah proses yang disebabkan oleh energi di dalam Bumi yang menyebabkan permukaan Bumi tidak rata. Proses endogenlah yang menyebabkan terbentuknya pegunungan dan bukit-bukit.

(Baca juga: Gunung Api, Pengertian dan Macamnya)

Proses endogen terbagi menjadi tiga macam, yaitu tektonisme, vulkanisme, dan gempa atau seisme. Tektonisme terjadi akibat pergerakan antara lapisan Bumi secara horizontal maupun vertikal. Pergerakan tersebut dapat menyebabkan retak dan patah. Sementara itu, vulkanisme disebabkan oleh keluarnya magma dari perut ke permukaan Bumi. Terakhir, gempa atau seisme adalah getaran yang terjadi di permukaan Bumi karena pergerakan lempeng tektonik ataupun aktivitas vulkanis di dalam Bumi.

Mantel Bumi

Lapisan di bawah kerak adalah mantel. Mantel Bumi merupakan lapisan yang paling tebal dengan ketebalan mencapai 2.900 kilometer. Mantel Bumi juga disebut sebagai lapisan astenosfer karena berfungsi untuk melindungi inti Bumi.

Berdasarkan materi penyusunnya, mantel Bumi dikategorikan menjadi dua, yaitu mantel luar dan mantel dalam. Mantel luar lebih tipis dari mantel dalam dan berada sekitar 10 sampai 300 kilometer di bawah permukaan Bumi. Temperaturnya berada pada rentang 1.400 hingga 3.000 Kelvin, sehingga logam-logam di dalamnya sudah mengeras. Sementara itu, mantel dalam berada pada kedalaman 300 sampai 2.890 kilometer di bawah permukaan Bumi. Suhunya dapat mencapai 3.000 derajat Kelvin, karenanya mantel dalam tersusun atas logam cair.

Inti Bumi

Inti Bumi merupakan lapisan yang paling dalam. Inti Bumi dibagi menjadi dua, yaitu lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar terletak di kedalaman 2.890 hingga 5.150 kilometer di bawah permukaan Bumi. Unsur penyusun utamanya adalah besi dan nikel. Suhu di inti luar sekitar 4.000 hingga 5.000 derajat Kelvin.

Sementara itu, lapisan inti dalam berada di pusat dan merupakan bagian terpanas dari planet yang kita tinggali ini. Lapisan ini terdapat di kedalaman 5.150 hingga 6.370 kilometer. Inti dalam juga tersusun atas besi dan nikel, tapi disertai belerang, karbon, oksigen, silikon, dan kalium dalam persentase kecil. Suhunya dapat mencapai 5.500 derajat Kelvin.

Susunan Kimia

Selain lapisan-lapisan yang disebut di atas, Bumi juga terdiri dari empat susunan kimia, yaitu atmosfer, hidrosfer, litosfer, dan biosfer.

Atmosfer

Lapisan atmosfer adalah lapisan udara yang membungkus planet ini dengan ketebalan lebih dari 650 kilometer. Lapisan ini disusun dari nitrogen sebesar 78 persen dan oksigen sebesar 21 persen. Atmosfer juga dibagi menjadi lima lapisan, yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer.

Troposfer adalah lapisan yang paling dekat dengan permukaan Bumi. Jaraknya sekitar 0 hingga 15 kilometer. Fenomena cuaca seperti hujan dan petir terjadi di troposfer. Di lapisan selanjutnya ada stratosfer yang berada di atas troposfer. Jaraknya sekitar 15 sampai 40 kilometer dari permukaan Bumi. Lapisan ini berfungsi untuk menyerap dan menyebarkan radiasi ultraviolet dari Matahari.

Di atas stratosfer terdapat mesosfer pada ketinggian 40 sampai 70 kilometer di atas permukaan Bumi. Kemudian ada termosfer yang berjarak 70 sampai 400 kilometer dari permukaan Bumi. Termosfer juga disebut sebagai ionosfer karena terjadi proses ionisasi pada atom-atom dan molekul yang berinteraksi dengan plasma Matahari.

Terakhir, ada eksosfer sebagai pelindung dan lapisan terluar yang menyelimuti planet ini. Ini terletak 800 sampai 3.260 kilometer dari permukaan Bumi. Satelit yang mengitari Bumi terdapat di eksosfer.

Hidrosfer

Seperti namanya, hidrosfer merujuk kepada lapisan air yang berada di permukaan Bumi. Artinya, lapisan hidrosfer meliputi samudera, lautan, danau, sungai, air tanah, serta uap air.

Litosfer

Litosfer adalah lapisan kerak paling luar yang terdiri dari batuan. Litosfer adalah lempeng yang bergerak, sehingga dapat menimbulkan pergeseran benua.

Biosfer

Biosfer memiliki arti ‘lapisan hidup,’ yang merujuk kepada lapisan yang dapat dihuni oleh makhluk hidup. Biosfer mencakup daratan, air, udara, dan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Secara umum geosfer merupakan lapisan bumi yang terletak pada permukaan atau di bawahnya yang berpengaruh terhadap kehidupan di bumi baik secara langsung maupun tidak langsung. Geosfer juga sering dianggap sebagai bagian dari sistem bumi yang meliputi bagian dalam bumi seperti mineral, bebatuan, bentang alam, serta proses-proses yang membentuk bumi.

Pengertian lain dari geosfer adalah suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi di permukaan bumi. Hal tersebut meliputi lapisan atmosfer, litosfer, biosfer, hidrosfer, serta antroposfer. Geosfer berasal dari kata geo yang berarti wilayah serta spere yang berarti yang menanungi atau yang mengelilingi.

Bumi memiliki beberapa lapisan utama, yaitu :

  •  Barisfer- Merupakan lapisan inti bumi berupa bahan padat yang terdiri dari lapisan nikel dan ferum besi (lapisan nife). Barisfer memiliki jari-jari sekitar 3.470 km.
  • Lapisan antara (lapisan asthenosfer mautle)- Merupakan lapisan bumi yang terletak di atas lapisan nife dan memiliki tebal sekitar 1.700 km. Lapisan ini terdiri dari bahan cair yang memiliki suhu tinggi dan berpijar dengan berat jenis sekitar 5 gr/cm.
  • Lithosfer- Merupakan lapisan terluar dari kulit bumi yang terletak di atas lapisan antara yang memiliki ketebalan sekitar 1.200 km dengan rata-rata berat jenis 2,8 gr/cm.

Selain bumi lapisan utama, bumi juga memiliki unsur-unsur geosfer yang membantu geosfer untuk melindungi bumi. Berikut adalah penjelasan mengenai unsur-unsur geosfer :

Litosfer merupakan bagian bumi yang terluar, atau biasa disebut sebagai kulit bumi. Pengertian lain dari bagian bumi ini adalah bagian terluar dari lapisan kerak bumi berupa batuan. Batuan di sini  sebenarnya bukan saja berupa benda keras seperti batu yang biasa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi bisa dalam bentuk tanah liat, pasir, kerikil, abu gunung berapi, dan lain sebagainya. Adapun batuan pembentuk lithosfer tersebut adalah :

a. Batuan beku

  • Batuan beku dalam seperti batu granit
  • Batuan beku luar seperti batu andesit.

b. Batuan sedimen

  • Batuan sedimen klastik yang berupa campuran batuan beku yang hancur. Seperti batu pasir, breksi, serta konglomerat
  • Batuan sedimen kimiawi yang berupa endapan dari suatu proses pelarutan seperti batu kapur serta batu giok.
  • Batuan sedimen organik yang terjadi akibat adanya endapan dari sisa-sisa tumbuhan serta hewan yang ada di laut. Contohnya batu koral, batu gamping

c. Batuan metamorf

Batuan metamorf merupakan batuan yang mengalami perubahan bentuk. Misalnya batu marmer yang terjadi akibat perubahan dari batu kapur (kalsit).

Litosfer berasal dari bahasa Yunani lithos yang berarti berbatu, serta spere yang berarti lapisan. Pada dasarnya kulit bumi memiliki ketebalan yang tidak merata, misalnya daratan memiliki kulit bumi yang lebih tebal daripada daerah di bawah samudra. Lapisan Litosfer memiliki rata-rata ketebalan mencapai  30 km dan ia sering disebut dengan lapisan silikat, karena lapisan bumi ini terdiri atas senyawa kimia yang sarat akan kandungan Si02.

Litosfer terdiri atas dua bagian, yaitu :

  1. Lithosfer bagian atas yang berupa daratan dengan luasan mencapai 1/3 bagian atau sebesar 35%.
  2. Lithosfer bagian bawah yang berupa lautan dengan luasan mencapai 2/3 bagian atau sekitar 65%.

Berdasarkan jenis logam penyusunnya, lithosfer juga terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Lapisan Sial (Silisium Alumunium)

Merupakan lapisan kulit bumi yang terdiri atas logam alumunium serta silisium. Di lapisan ini terdapat batuan sedimen, batuan granit, dan lain sebagainya. Lapisan sial sering disebut sebagai lapisan kerak yang memiliki karakteristik yang padat serta terdapat batu-batu yang bertebaran di atasnya.

2. Lapisan Sima (silisium magnesium)

Merupakan lapisan kulit bumi yang tersusun dari logan silisium (SiO2) serta magnesium (MgO) yang memiliki berat jenis yang lebih besar daripada lapisan sial, karena lapisan ini mengandung besi serta magnesium (mineral ferro magnesium serta batuan basalt). Lapisan sima memiliki karakteristik yang elastis dengan rata-rata ketebalan 65 km.

Lithosfer adalah salah satu bagian bumi yang dapat memberikan pengaruh bagi kehidupan di bumi secara langsung. Adapun manfaat dari lapisan ini adalah :

  • Lithosfer bagian atas merupakan tempat bagi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, serta organisme lainnya untuk hidup.
  • Tempat manusia dan makhluk hidup yang lain dalam melakukan aktivitas
  • Kandungan bahan mineral atau bahan tambang seperti minyak bumi, batu bara, emas, nikel, gas, timah dan juga besi yang ada di bagian bawah lithosfer yang sangat bermanfaat bagi kehidupan.

2. Atmosfer

 Permukaan bumi maupun planet-planet yang lain diselimuti oleh suatu lapisan gas yang disebut atmosfer yang membentang mulai dari permukaan bumi hingga jauh ke luar angkasa. Gas yang membentuk lapisan atmosfer adalah udara yang merupakan kombinasi atau percampuran berbagai macam unsur seperti :

  • Nitrogen (N2) sebesar 78%
  • Oksigen (O2) sebesar 21%
  • Argon (Ar) sebesar 1%
  • Air (H2O) sebesar 0 hingga 7%
  • Ozon (O) sebesar 0 hingga 0,01%
  • Karcondioksida (CO2) sebesar 0,01 hingga 0,1%

Gejala yang terdapat di lapisan ini terdiri dari berbagai macam unsur cuaca seperti angin, suhu, awan, hujan, kelembaban udara, serta udara.

Lapisan atmosfer antara lain adalah :

1. Troposfer

Merupakan lapisan atmosfer terdekat dari bumi. Lapisan ini terletak pada level terendah, yaitu pada ketinggian antara 0 hingga 15 km. Lapisan troposfer memiliki kombinasi gas yang dianggap paling baik untuk mendukung kehidupan di bumi, lebih dari 80% kandungan gas atmosfer terdapat di lapisan ini.  Suhu pada lapisan troposfer berkisar antara 17 hingga 52° Celcius. Di lapisan ini, kita dapat merasakan berbagai macam peristiwa cuaca seperti hujan, musim dingin, kemarau, musim salju, dan lain sebagainya.

2. Stratosfer

Lapisan stratosfer terletak di atas lapisan troposfer, yaitu pada ketinggian 15 hingga 40 km. Antara troposfer dan stratosfer terdapat sebuah lapisan yang membatasi antara kedua lapisan atmosfer tersebut, yaitu tropopause.

Meskipun bagian paling bawah lapisan stratosfer memiliki suhu yang relatif stabil, namun suhu di lapisan ini bisa menjadi sangat dingin yaitu sekitar -70°F atau sekitar -57°C. Pola suhu di lapisan stratosfer dari bagian tengah ke atas akan mengalami perubahan, yaitu semakin bertambah ketinggiannya maka suhu akan semakin meningkat. Hal ini terjadi karena semakin bertambah ketinggian lapisan, maka konsentrasi ozon akan bertambah. Pada ketinggian 40 km, suhu bisa mencapai 18°C.

Beberapa fenomena bisa terjadi di lapisan atmosfer ini seperti :

  • Pola aliran angin relatif teratur dengan hembusan angin yang sangat kencang.
  • Sebagai ruang untuk lalulintas udara seperti pesawat.
  • Kadang-kadang muncul awan jenis cirus
  • Pemblokiran sinar ultraviolet oleh lapisan ozon.

3. Mesosfer

Lapisan ini terletak di atas lapisan stratosfer, yaitu 25 mill atau sekitar 40 km dari permukaan bumi, dimana sebelum lapisan ini terdapat suatu lapisan yang menjadi pemisah antara stratosfer dan mesosfer yang dinamakan tratopause.

Pada lapisan ini, suhu dapat kembali mengalami penurunan terutama pada saat ketinggian semakin bertambah. Pada ketinggian sekitar 81 km dari permukaan bumi, suhu bisa mencapai -143°C.

Karena memiliki tingkat suhu yang sangat rendah dan dingin, ini dapat menimbulkan fenomena seperti timbulnya awan yang terbentuk dari kristal-kristal es (awan noctilucent).

4. Thermosfer

Lapisan ini terletak di atas lapisan mesosfer, yaitu pada ketinggian 75 hingga 650 km di atas permukaan bumi, dan ketinggian 81 km merupakan transisi antara mesosfer ke termosfer.

Pada lapisan ini terjadi perubahan suhu yang sangat signifikan dimana temperature udara mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sekitar 1982°C. Perubahan tersebut disebabkan oleh adanya serapan radiasi sinar ultra violet.

Terjadinya radiasi sinar ultraviolet dapat menyebabkan timbulnya reaksi kimia yang membentuk lapisan ionosfer, yaitu lapisan yang bermuatan listrik serta dapat memancarkan gelombang radio.

5. Ionosfer

Lapisan ini terbentuk dari reaksi kimia dari radiasi sinar ultraviolet. Lapisan ini mempunyai ketebalan antara 50 hingga 100 km. Ionosfer menjadi lapisan pelindung bumi dari berbagai benda sistem tata surya luar angkasa seperti batu meteor. Selain itu, lapisan ini juga menjadi tempat terjadinya fenomena aurora yang juga dikenal dengan sebutan cahaya utara atau cahaya selatan. Ionosfer dibagi menjadi 3 lapisan, yaitu :

  • Lapisan ozon yang terletak antara 80 – 150 km. Suhu udara di lapisan ini berkisar antara -70°C hingga +50°C.
  • Lapisan udara F yang terletak antara 150 – 400 km
  • Lapisan udara atom yang terletak antara 400 – 800 km. Suhu udara di lapisan ini bisa mencapai 1200°C, karena lapisan ini menerima panas langsung dari matahari.

6. Eksosfer

Ini merupakan lapisan terluar dari atmosfer bumi. Lapisan ini memiliki ketebalan yang berkisar antara 500 hingga 700 km, dimana suhunya bisa mencapai -57°C. Salah satu fenomena yang terjadi pada lapisan ini adalah terjadinya cahaya zodiakal, yaitu refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik.

3.  Hidrosfer

Merupakan bagian dari permukaan bumi yang terdiri dari lapisan air. Hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air serta spere yang berarti lapisan. Beberapa element dari hidrosfer bumi antara lain adalah sungai, danau, laut, gletser, air tanah, serta uap air yang berada di lapisan udara.

Hidrosfer memiliki siklus yang dinamakan sebagai siklus hidrologi, dimana ada 3 jenis siklus hidrologi, yaitu :

  1. Siklus pendek, dimana air laut mengalami proses penguapan menjadi uap air yang nantinya akan mengalami proses terjadinya hujan kondensasi menjadi awan. Melalui sebuah proses, awan akan diubah menjadi embun atau air hujan yang pada akhirnya akan kembali ke laut.
  2. Siklus sedang, dimana uap air yang berasal dari proses penguapan air laut akan menuju daratan oleh bantuan angin. Uap air tersebut nantinya akan berubah menjadi awan yang selanjutnya akan kembali ke daratan dalam bentuk air hujan. Air hujan tersebut pada akhirnya akan kembali ke lautan melalui aliran sungai dan yang lainnya.
  3. Siklus panjang, dimana uap air dari lautan akan dibawa ke daratan oleh perantara angin. Di ketinggian tertentu, uap tersebut akan mengalami proses pendinginan hingga mencapai titik beku yang mengakibatkan timbulnya awan dengan kandungan kristal es yang nantinya akan kembali ke bumi dalam jenis-jenis hujan dalam bentuk es atau salju di daerah pegunungan. Es tersebut nantinya akan mengalir dalam bentuk gletser menuju ke lautan kembali.

4. Biosfer

Secara harfiah, biosfer merupakan bagian bumi terluar yang mencakup daratan, air, serta udara yang menjadi faktor pendukung utama dari keberlangsungan kehidupan serta proses biotik. Sedangkan menurut geofisiologi, biosfer merupakan sistem ekologi global yang menyatukan seluruh makhluk hidup serta hubungan yang terjadi di antara mereka termasuk interaksinya terhadap unsur litosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Beberapa anggapan telah menyatakan bahwa biosfer telah berlangsung sekitar 3,5 milyar tahun dari 4,5 milyar tahun usia bumi. Jadi, selisih antara usia bumi denagn berlangsungnya proses biosfer adalah sekitar 1 milyar tahun lamanya.

5. Antroposfer

Antroposfer merupakan bagian dari permukaan bumi yang menjadi tempat hidup bagi manusia. Antroposfer berasal dari kata antropos yang berarti manusia, dan spaira yang berarti lingkungan. Dengan kata lain, antroposfer merupakan bagian dari geosfer yang menjadi tempat hidup bagi manusia serta memiliki fungsi lingkungan hidup bagi manusia. Contoh dari antroposfer adalah wilayah pedesaan, wilayah perkotaan, lokasi pemukiman, dan lain sebagainya.

Nah, diatas adalah penjelasan mengenai unsur-unsur geosfer beserta pengertian dan dampak yang terjadi di bumi. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan anda.

Baca juga artikel lainnya mengenai ilmu geografi yang lainnya :

  • manfaat pantai
  • manfaat pasang surut air laut
  • manfaat sumur resapan