Bagaimana proses yang terjadi pada katabolisme lemak?

Lemak & Protein ~ Makanan adalah unsur penting makhluk hidup agar mampu menjaga kelangsungan hidupnya. Makanan merupakan bahan bakar bagi terbentuknya energi, sama halnya dengan bensin untuk menjalankan suatu mesin. Tahukah Anda bahwa sel-sel dalam tubuh memperoleh energi bukan hanya dari karbohidrat, tetapi berasal juga dari protein dan lemak. Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan menghadirkan penjelasan tentang Katabolisme Lemak dan Protein. Semoga bermanfaat. Check this out!!!


Bagaimana proses yang terjadi pada katabolisme lemak?
Katabolisme Lemak dan Protein

A. Lemak

Lemak tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Lemak terdiri atas asam lemak dan gliserin atau gliserol. Lemak mempunyai fungsi-fungsi diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Sumber minyak, misalnya kacang tanah, dan zaitun.
  • Bahan penting membran sel.
  • Bahan baku pembuatan garam-garam empedu.
  • Bahan baku pembuatan hormon, seperti estrogen, progesteron, dan testosteron.
  • Pelindung tubuh
  • Pelarut vitamin A, D, E, dan K.
  • Sumber energi.

Masuknya lemak ke dalam tubuh harus dipecah terlebih dahulu menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol tersebut merupakan suatu senyawa yang memiliki 3 atom C. Hasil pemecahan lemak kemudian diubah menjadi gliseraldehid 3-fosfat, selanjutnya gliseraldehid 3-fosfat mengikuti jalur glikolisis akan menjadi piruvat.

Bagaimana dengan asam lemak? Asam lemak sendiri akan pecah menjadi molekul-molekul yang mempunyai 2 atom C, selanjutnya akan diubah lagi menjadi asetil koenzim A. Dengan demikian satu molekul glukosa akan menghasilkan 2 asetil koenzim A dan 1 molekul lemak yang mempunyai C sejumlah 18 dapat menghasilkan 10 asetil koenzim A, sehingga kita dapat mengetahui bahwa selama dalam proses katabolisme, energi yang dihasilkan lemak jauh lebih besar dibandingkan dengan energi yang dihasilkan karbohidrat. Perlu Anda ingat bahwa 1 gram karbohidrat dapat menghasilkan energi sebesar 4,1 kalori, sedangkan 1 gram lemak dapat menghasilkan energi sebesar 9 kalori.

B. Protein

Protein terdiri atas unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (N), kadang-kadang unsur phosphor (P), dan sulfur (S). Dalam tubuh kita protein memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Bahan enzim untuk mengatalisis reaksi-reaksi biokimia, misalnya tripsin.
  • Protein cadangan, disimpan dalam beberapa bahan sebagai cadangan makanan, misalnya dalam lapisan aleuron ( biji jagung ), ovalbumin (putih telur).
  • Protein transport, mentransfer zat-zat atau unsur-unsur tertentu, misalnya hemoglobin untuk mengikat O2.
  • Protein kontraktil, untuk kontraksi jaringan tertentu, misalnya miosin untuk kontraksi otot .
  • Protein pelindung, melindungi tubuh terhadap zat-zat asing, misalnya antibodi yang mengadakan perlawanan terhadap masuknya molekul asing (antigen) ke dalam tubuh.
  • Toksin, merupakan racun yang berasal dari hewan, tumbuhan, misalnya bisa ular.
  • Hormon, merupakan protein yang berfungsi sebagai pengatur prosesproses dalam tubuh, misalnya hormon insulin, pada hewan hormon auksin dan gibberellin pada tumbuhan.
  • Protein struktural, merupakan protein yang menyusun struktur sel, jaringan dan tubuh organisme hidup, misalnya glikoprotein untuk dinding sel, keratin untuk rambut dan bulu.

Protein yang masuk dalam tubuh harus dipecah terlebih dahulu yang dibantu oleh suatu enzim untuk digunakan sel. Pembongkaran protein menjadi asam amino memerlukan bantuan dari enzim-enzim protease dan air untuk mengadakan proses hidrolisis pada ikatan-ikatan peptida. Hidrolisis ini juga dapat terjadi, jika protein dipanasi, diberi basa, atau diberi asam. Dengan cara demikian, kita dapat mengenal macam-macam asam amino yang tersusun di dalam suatu protein.

Protein melalui proses hidrolisis diubah menjadi asam amino. Beberapa asam amino dapat diubah menjadi asam piruvat dan asetil koenzim A setelah terlepasnya gugus amin dari asam amino yang dilepas, kemudian gugus amin tersebut akan dibawa ke hati dan akan dirombak menjadi amoniak (NH3) yang nantinya dibuang bersama dengan urin, 1 gram protein dapat menghasilkan energi yang setara dengan 1 gram karbohidrat.

Demikian penjelasan tentang Katabolisme Lemak dan Protein, semoga bisa bermanfaat dan berguna bagi teman-teman sekalian. Apabila ada suatu kesalahan baik berupa penulisan maupun is dari penjelasan di atas, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. Jangan lupa share (bagikan) artikel ini ke teman-teman lainnya juga ya. Terima kasih banyak… ZONA SISWA | Ikut Mencerdaskan Bangsa

BACA JUGA:


1. Apa itu Metabolisme, Anabolisme, dan Katabolisme?
2. Pengertian Respirasi
3. Definisi Fotosintesis

Ayo kirimkan karya sobat berupa puisi, informasi unik, cerpen, cerbung, dan lainnya di Mading Zona Siswa. Dan jadikan karya sobat dibaca oleh ribuan orang setiap harinya. Buruan, kirim yang banyak!!!

Katabolisme lemak dibantu oleh enzim lipase. Katabolisme lemak dimulai dengan pemecahan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak diubah menjadi asetil Co-A. Asetil Co-A kemudian memasuki siklus Krebs. Gliserol akan dibah menjadi fosfogliseraldehid (PGAL). PGAL selanjutnya memasuki reaksi glikolisis.

Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah D. 

Katabolisme adalah proses alami di dalam tubuh untuk menghasilkan energi. Proses ini memungkinkan tubuh untuk bergerak dan menjalani aktivitas sehari-hari. Nah, untuk memahami lebih jauh tentang katabolisme, mari simak penjelasannya berikut ini.

Berbagai proses biokimia berlangsung di dalam tubuh. Proses ini disebut juga metabolisme. Reaksi metabolisme sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu katabolisme dan anabolisme.

Bagaimana proses yang terjadi pada katabolisme lemak?

Katabolisme merupakan proses pemecahan molekul-molekul besar dan kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana, dan salah satunya adalah kalori atau energi.

Bentuk sederhana ini kemudian akan digunakan sebagai bahan bakar untuk reaksi anabolisme guna menghasilkan zat atau molekul yang lebih besar.

Reaksi Katabolisme di Tubuh

Makanan dan minuman yang sudah dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh, akan dipecah oleh enzim yang ada di dalam sistem pencernaan. Melalui reaksi katabolisme, protein dipecah menjadi asam amino.

Asam amino bisa digunakan sebagai sumber energi ketika tubuh membutuhkannya. Senyawa ini juga bisa didaur ulang untuk membuat protein atau menjadi urea melalui proses oksidasi.

Selain memecah protein, katabolisme juga bisa memecah glikogen menjadi glukosa. Karbohidrat sederhana ini kemudian akan melalui proses oksidasi yang dinamakan glikolisis. Dari reaksi inilah energi dihasilkan.

Sementara, lemak juga akan melalui proses pemecahan yang disebut hidrolisis. Proses ini menghasilkan asam lemak dan gliserol, yang selanjutnya akan melalui reaksi glikolisis dan reaksi biokimiawi lainnya sehingga terbentuklah energi.

Energi yang dihasilkan dari berbagai proses di atas akan disimpan sebagai molekul adenosine triphospate (ATP). Banyak aspek dari metabolisme, baik anabolisme maupun katabolisme, berkaitan erat dengan produksi dan konsumsi ATP sebagai sumber energi, yang juga berperan sebagai bahan bakar dalam seluruh proses metabolisme.

Olahraga seperti berlari, berenang, dan bersepeda adalah jenis kegiatan yang merupakan latihan katabolis atau kardio. Ketika melakukan aktivitas ini, detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan akan meningkat. Latihan katabolis dapat membantu Anda menjaga kesehatan jantung dan paru-paru.

Namun, sebelum melakukan olahraga kardio, sebaiknya konsultasikan lebih dulu ke dokter, terlebih jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Hormon-Hormon yang Terlibat dalam Reaksi Katabolisme

Dalam proses katabolisme, tubuh membutuhkan bantuan hormon dan zat tertentu. Berikut ini adalah sejumlah hormon yang berperan dalam proses katabolisme:

Kortisol

Hormon ini berperan dalam mengatur metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Hormon yang dikenal sebagai hormon ‘stres’ ini dihasilkan oleh kelenjar adrenal.

Sitokin

Hormon ini mengatur interaksi antarsel dan berperan dalam mengatur sistem kekebalan tubuh. Beberapa jenis sitokin berfungsi untuk merangsang sistem imun, sedangkan beberapa jenis sitokin lainnya berfungsi dalam menekan aktivitas sistem imun.

Glukagon

Hormon ini dihasilkan oleh pankreas dan bersama insulin berfungsi untuk menjaga kadar gula dalam darah.

Adrenalin

Hormon yang dikenal sebagai epinefrin ini dapat meningkatkan detak jantung, menguatkan kontraksi jantung, dan meningkatkan aliran darah ke otot.

Proses katabolisme sangat penting bagi tubuh dalam menghasilkan energi. Dengan energi, jantung bisa berdetak sehingga seluruh jaringan tubuh pun mendapat suplai darah. Berbagai organ tubuh lain, seperti paru-paru, ginjal, dan saluran pencernaan, juga dapat berfungsi secara optimal.

Bila Anda mengalami masalah dengan kesehatan atau gangguan hormon yang dapat memengaruhi proses katabolisme, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Selain itu, terapkan pola hidup sehat dengan berolahraga secara rutin, mengonsumsi makanan bergizi, dan beristirahat yang cukup.