Bagaimana Pandangan Islam tentang kesehatan dan kebersihan

Islam adalah salah satu agama yang mendorong semua umat muslim untuk mencintai kebersihan.

Bahkan di dalam ayat-ayat Al-qu'ran dan beberapahadist Nabi Muhammad SAW pun dijelaskan betapa pentingnya memperhatikankebersihan.

Dari Abu Hurairah Rasulllah bersabda:

“Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah ta’ala membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang bersih.” (HR.Ath-Thabrani).

Mengenai hal tersebut,Popmama.comakan memberikaninformasi 5 cara menjaga kebersihan menurut ajaran Rasulullah:

1. Selalu mencuci tangan di waktu kapan pun

Bagaimana Pandangan Islam tentang kesehatan dan kebersihan
Freepik

Mencuci tangan merupakan salah satu sunnah nabi Muhammad yang kerap beliau kerjakan.

Sejak dahuluRasulullah sudah menganjurkan umat muslimuntuk mencuci tangan.

Imam Nawawi menyatakan, anjuran mencuci tangan ini tidak terbatas, yakni kapan pun saat ragu apakah ada najis yang menempel di tangan atau tidak.

Rasulullah SAWbersabda:

"Apabila salah seorang di antara kalian bangun tidur, hendaknya ia menuangkan (air) ke atas tangannya tiga kali sebelum memasukkan (tangannya) ke dalam bejana, karena dia tidak mengetahui di mana tangannya berada (saat tidur).” (HRBukharidanMuslim).

2. Membersihkan badan dengan mandi

Bagaimana Pandangan Islam tentang kesehatan dan kebersihan
Pexels/Karolina Grabowska

Selain mencuci tangan, cara menjaga kebersihan menurut ajaran Rasulillah selanjutnya yaknimembersihkan badan dengan mandi.

Dalam Islam, bahkan menjaga kebersihan badan harusdiniatkanuntuk kebaikan diri sendiri. Iniagar mendapatkan keridaan dan cinta dari Allah SWT.

DalamHR.Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda:

"Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu."

  1. 7 Doa Pengantin Baru agar Lebih Berkah dan Harmonis
  2. 7 Tips Menata Taman Belakang Rumah Mungil agar Terlihat Lebih Menarik
  3. Dari Bahan Dasar Alami, 7 Merek Baju yang Ramah Lingkungan

3. Memerhatikan kebersihan dan gaya rambut

Bagaimana Pandangan Islam tentang kesehatan dan kebersihan
Freepik/senivpetro

Rasulullah adalahpribadi yang menarik yangselalu menjaga kebersihan, salah satunya dalam berpenampilan.

Sebagaimana keseharian Rasulullah dalam berhias, beliau selalu memerhatikan kebersihan dan gaya rambutnya.

Rasulullah menata rambutnya yang dilakukansendiri dan terkadang dibantu oleh Siti Aisyah Radhiallahu Anha. Di mana nabimenyisir rambut dan menuangkan minyak di atasnya.

Berikut hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi berbunyi:

"Dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah SAW seringkali memakai minyak di kepalanya, sering menyisir jenggotnya dan sering kali memakai penutup kepala. Sehingga seakan-akan pakaian beliau seperti pakaian tukang minyak."

4. Menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi dan bersiwak

Bagaimana Pandangan Islam tentang kesehatan dan kebersihan
Pexels/George Becker

Dengan menyikat gigi, seseorang bisa menjaga agar orang lain tidak terganggu dengan bau mulutnya.

Begitu pun yang dilakukan olehRasulullah SAW. Di mana nabiselalu menjaga kebersihan mulut, salah satunya menyikat gigi dari akar pohon yang dilembutkan ujungnya.

Di beberapa kondisi Rasulullah tak lupa bersiwak danmembersihkan mulut dengan memakai tusuk gigi setelah makan.

Menyikat gigi sangat dianjurkan, terlebih lagi sebelum salat. Nabi SAW bersabda:

"Sekiranya tidak memberatkan umatku atau manusia, niscaya aku akan perintahkan kepada mereka untuk bersiwak (menggosok gigi) pada setiap kali hendak salat." (HR.Bukhari)

5. Menjaga kebersihan dan kerapian pakaian

Bagaimana Pandangan Islam tentang kesehatan dan kebersihan
Freepik

Salah satu yang tidak luput dari perhatian nabi adalah menjaga penampilan dengan memakai pakaian bersih.

Rasulullah pun selaluberpakaian rapi, bersih dan sesuai oleh berbagai situasi.

Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan agar umat muslim memperhatikankerapian pakaian dan melarangmengenakan pakaian yang kainnya terlalu panjang hingga menyentuh tanah.

Menggunakan pakaian yang baik dan bersih adalah wujud mensyukuri nikmat Allah SWT seperti hadits berikut ini:

“Setengah dari kehormatan seorang mukmin kepada Allah, ialah kebersihan pakaiannya.” (HR.AbuNu'aim)

Itulah kelima cara menjaga kebersihan sesuai ajaran Rasulullah. Apakah kamu selalu menerapkannya?

Baca juga:

  • Sunnah! Ini 5 Cara Nabi Menghilangkan Bau Mulut saat Puasa
  • 5 Keistimewaaan Sholawat Badar yang Berisi Pujian Kepada Nabi Muhammad
  • 5 Mukjizat Nabi Ibrahim yang Bisa Diceritakan kepada Anak

Salah satu bentuk kesempurnaan dan keindahaan Islam adalah bagaimana Islam tidak hanya mengatur aspek-aspek yang berkaitan dengan peribadatan (ubudiyah) namun juga aspek-aspek lain yang bersifat kemanusiaan (insaniyah). Sebagai contoh, Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan bagi umat sebagai sarana penunjang dalam peribadatan kepada Allah SWT. Inti dari kesehatan itu sendiri sebenarnya bermuara pada bagaimana Islam mengatur pentingnya menjaga kebersihan, baik bagi diri sendiri, sesama maupun lingkungan sekitar.

Di dalam ajaran Islam, kebersihan menjadi bagian terpenting dari unsur-unsur pokok Islam yang meliputi akidah, syariah, dan muamalah. Ada tiga kosakata yang sering digunakan di dalam al-Quran maupun Hadis Nabi SAW berkaitan dengan kebersihan, yaitu thaharah, tazkiyyah, dan nadhafah. Tiga kosakata tersebut memiliki makna yang meliputi kebersihan badaniah (jismiyyah) dan batiniah (hissiyyah). Istilah thaharah misalnya yang disebut di dalam al-Quran hampir sebanyak 31 kali, bisa memiliki makna yang luas, bukan hanya berarti bersih secara jasmani dari hal-hal yang kotor seperti najis, tetapi juga bersih dan suci secara batiniah dari perbuatan keji, tercela dan munkar.

Kebersihan jasmani merupakan bersih secara kongkrit yang bisa dimaknai bersih dari segala kotoran atau sesuatu yang dinilai menjijikan. Di dalam fikih Islam, bersih jasmani ini selalu dikaitkan dengan suci. Meskipun dalam praktiknya istilah bersih terkadang dibedakan dengan suci. Misalnya pada badan yang terkena tanah barangkali dinilai kotor secara jasmani tapi belum tentu tidak suci. Begitu juga sebaliknya, badan secara jasmaniyah barangkali terlihat bersih, tetapi belum tentu suci karena bisa jadi masih berhadas, baik hadas kecil (sedang dalam keadaan tidak berwudhu) maupun hadas besar (dalam keadaan haid, nifas, atau junub).

Pentingnya Islam menjaga kebersihan jasmani disebutkan salah satunya dalam firman Allah surat al-Maidah (5) ayat 6, di mana Allah mengharuskan orang yang akan hendak shalat untuk membersihkan anggota-anggota badan terlebih dahulu dengan cara berwudhu. Dengan merutinkan wudhu tentunya membuat badan lebih nyaman, terjaga kebersihannya dan hal ini juga akan menghindarkan dari berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh kotoran. Rasulullah SAW membuat perumpamaan yang indah terkait hal itu seperti di dalam hadis yang diceritakan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ ، يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا ، مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ » . قَالُوا لاَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا . قَالَ « فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ ، يَمْحُو اللَّهُ بِهَا الْخَطَايَا »

“Tahukah kalian, seandainya di depan rumah kalian ada sungai mengalir dan kalian mandi di sana lima kali sehari, adakah kotoran yang masih melekat di badan kalian?” Para sahabat menjawab: “Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya.” Beliau ﷺ berkata: “Demikianlah salat lima waktu, Allah jadikan sebagai pembersih dosa.” [HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667].

Namun ironisnya, kesucian dan kebersihan jasmani terhadap diri sendiri seringkali tidak dibarengi dengan tanggungjawab untuk menjaga kebersihan terhadap lingkungan sekitar seperti tanggungjawab atas kebersihan di jalan, halaman orang lain, sungai dan lain-lain. Oleh karena itu, seorang muslim yang baik sudah seharusnya mampu menjaga keseimbangan di atas karena Islam sendiri merupakan rahmatan lil ‘alamin.

Sumber:

Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI (2017), Tafsir al-Qu’an Tematik, Jilid 4, Jakarta: Kamil Pustaka

Shihab, Quraish (2002), Tafsir Misbah, Jakarta: Lentera Hati

Orang yang Rutin Shalat 5 Waktu Ibarat Orang yang Mandi di Sungai

Nama : Eni Mawarti, S.Pd.I

NIK : 111002226