Bagaimana cara tumbuhan bereproduksi jelaskan

Seperti halnya manusia dan hewan, tumbuhan juga memiliki alat reproduksi untuk menghasilkan organisme baru dengan sifat sama dengan induknya. Tujuan dari perkembangbiakan tumbuhan juga sama dengan makhluk hidup lainnya, yaitu melanjutkan dan melestarikan spesies keturunannya.

Pengertian Reproduksi Tumbuhan

Reproduksi tumbuhan adalah proses perkembangbiakan atau pembentukan individu baru pada tanaman. Dalam menghasilkan keturunan tersebut, tumbuhan bisa menempuh cara seksual dan aseksual.

Reproduksi seksual pada tumbuhan menghasilkan keturunan baru melalui pertemuan gamet dari kedua indukan. Hal ini menyebabkan hasil keturunan mempunyai sifat genetik berbeda dengan induknya.

Sedangkan reproduksi secara aseksual menghasilkan individu baru tanpa melibatkan sel-sel kelamin, sehingga individu yang dihasilkan akan mewarisi sifat genetika identik dengan induknya, kecuali jika terjadi mutasi. Pada tumbuhan berbiji, calon individu baru terbungkus pada lapisan proteksi sekaligus berguna sebagai untuk penyebaran.

Jenis Reproduksi Tumbuhan

Ada dua jenis reproduksi pada tumbuhan, yaitu seksual dan aseksual. Sering dikatakan, reproduksi seksual atau reproduksi vegetatif sangat tergantung pada rangkaian peristiwa seluler dasar yang cukup kompleks dan melibatkan kromosom serta gen.

Di sisi lain, reproduksi aseksual atau reproduksi generatif melibatkan banyak metode berbeda demi menghasilkan tumbuhan baru yang identik dengan induknya.

1. Reproduksi Aseksual (Vegetatif)

Reproduksi vegetatif adalah cara perkembangbiakan yang dilakukan oleh tumbuh-tumbuhan tanpa adanya peleburan antara dua sel gamet jantan dan betina. Namun, organisme baru ini berasal dari bagian tubuh induknya secara langsung.

baca juga:  Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia

Bagaimana cara tumbuhan bereproduksi jelaskan
Pixabay

Reproduksi vegetatif terbagi menjadi dua jenis, antara lain:

a. Vegetatif Alami

Reproduksi tumbuhan secara vegetatif bisa dikatakan sebagai sistem reproduksi yang tidak melalui proses kawin. Dengan demikian, tumbuhan berkembangbiak menggunakan bagian lain dari tubuhnya.

Adapun beberapa cara reproduksi evgetatif alami adalah sebagai berikut:

  • Membelah diri, contohnya spirulina.
  • Tunas, contohnya pohon pisang, pohon palem, dan bambu.
  • Tunas adventif, contohnya daun cocor bebek.
  • Akar rimpang atau batang yang tumbuh mendatar ke dalam, contohnya jahe, lengkuas, sansevieria.
  • Umbi batang atau batang yang membengkak, contohnya ubi jalar dan kentang.
  • Umbi akar atau akar yang membengkak, contohnya ketela pohon dan dahlia.
  • Umbi lapis atau modifikasi pada batang dan daun yang berlapis, contohnya bawang merah dan bunga bakung.
  • Geragih atau batang yang tumbuh menjalar di atas permukaan tanah, contohnya buah stroberi.

b. Vegetatif Buatan

Sementara itu, reproduksi vegetatif buatan adalah proses perkembangbiakan yang terjadi pada tumbuhan akibat adanya campur tangan manusia.

Ada beberapa metode reproduksi vegetative buatan yang paling umum dilakukan, antara lain:

  • Stek, contohnya ketela pohon dan bunga melati.
  • Cangkok, contohnya pohon jambu biji, pohon mangga, dan pohon jeruk.
  • Merunduk, contohnya alamanda.
  • Menempel menggunakan tunas, contohnya pohon jeruk keprok dan pohon jeruk siam.
  • Menyambung batang tanaman satu dengan tanaman lain yang sejenis hingga benar-benar kuat sampai terbentuk tanaman baru.
  • Kultur jaringan atau memperbanyak tanaman dengan cara meristem sel berklorofil supaya menjadi calon individu baru.

2. Reproduksi Seksual (Generatif)

Pada dasarnya, reproduksi seksual atau generatif merupakan cara perkembangbiakan tumbuhan yang dilakukan oleh tumbuhan itu sendiri. Biasanya, proses reproduksi ini dilakukan melalui cara-cara alami.

Reproduksi secara generatif diawali oleh peleburan sel gamet jantan dan sel gamet betina yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut. Perlu diketahui, gamet merupakan sel yang diproduksi oleh suatu organisme untuk tujuan reproduksi seksual.

Bagaimana cara tumbuhan bereproduksi jelaskan
Pixabay

Reproduksi generatif diawali dengan proses penyerbukan dan persarian pada tumbuhan tingkat tinggi. Adapun alat reproduksi tumbuhan tingkat tinggi ini ada dua jenis yang berbeda, yaitu strobilus pada tumbuhan biji terbuka dan bunga pada tumbuhan biji tertutup.

Proses terbentuknya individu baru tumbuhan diawali dengan peleburan dua gamet. Proses peleburan tersebut bakal membentuk zigot yang disebut fertilisasi atau pembuahan. Pada tumbuhan berbiji, gamet jantan atau sel sperma dihasilkan oleh alat reproduksi yang dikenal dengan nama benang sari. Sementara gamet betina atau ovum dihasilkan oleh alat reproduksi tumbuhan yang disebut dengan putik.

Tumbuhan yang melakukan proses reproduksi secara generatif memiliki alat reproduksi berupa kepala sari yang di dalamnya terdapat serbuk sari. Nah, sel kelamin jantan ada di dalam serbuk sari tersebut.

Benang sari juga memiliki tangkai sari atau filaman dan kepala sari atau anthera yang terdiri dari empat kantong sari. Benang sari tersebut terbentuk di dalam kantong sari. Apabila sudah masuk, kepala sari bakal pecah sehingga serbuk sari bisa keluar dan menyebar.

Sementara pada bagian sel kelamin betina atau putik terdiri dari kepala putik, tangkai putik, dan bakal buah. Putik biasanya ada pada lingkaran terdalam dari bagian bunga yang dikelilingi oleh benang sari. Putik terbagi atas kepala putik atau stigma, tangkai putik atau stylus, bakal buah atau ovarium, dan bakal biji atau ovulum.

Di dalam bakal biji tersimpan kantung lembaga yang berisi beberapa sel. Salah satu sel yang terdapat dalam kandung lembaga tersebut adalah sel telur atau ovum yang intinya akan dibuahi oleh sel sperma dari gamet jantan.

Di samping itu, bunga juga terdiri dari kelopak dan mahkota yang berperan sebagai perhiasan untuk menarik serangga demi membantu proses penyerbukan atau reproduksi tumbuhan tersebut.

Faktor Terjadinya Proses Reproduksi Generatif

Khusus untuk perkembangbiakan generatif pada tumbuhan, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap reproduksi seksual ini, yaitu:

  • Anemogami atau penyerbukan yang terjadi karena angin.
  • Ziodiogami atau penyerbukan yang terjadi karena adanya aktivitas dan bantuan dari hewan.
  • Entemogami atau penyerbukan yang terjadi karena adanya aktivitas dan bantuan dari serangga.
  • Malakogami atau penyerbukan yang terjadi karena adanya aktivitas dan bantuan dari siput.
  • Ornitogami atau penyerbukan yang terjadi karena adanya aktivitas dan bantuan dari burung.
  • Kiropterogami atau penyerbukan yang terjadi karena adanya aktivitas dan bantuan dari kelelawar.
  • Antropogami atau penyerbukan yang terjadi karena adanya aktivitas dan bantuan dari manusia.

Jakarta -

Tumbuhan berkembangbiak secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan melalui perkawinan antara jantan dan betina atau pembuahan.

Perkembangbiakan secara seksual disebut juga perkembangbiakan generatif. Reproduksi secara generatif umumnya terjadi pada tumbuhan berbiji (Spermatophyta), baik yang berbiji tertutup (Angiospermae) maupun berbiji terbuka (Gymnospermae).

Alat reproduksi pada perkembangbiakan generatif adalah bunga. Bunga pada tumbuhan berfungsi sebagai alat pembentukan sel-sel kelamin, baik kelamin jantan (benang sari) maupun kelamin betina (putik). Kedua sel kelamin tersebut akan menyatu untuk membentuk biji.

Perkembangbiakan tumbuhan secara seksual dibagi menjadi dua, yaitu pada tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuhan tingkat rendah melakukan perkembangbiakan dengan cara konjugasi, isogami, anisogami, dan metagenesis. Sedangkan tumbuhan tingkat tinggi menggunakan alat kelamin berupa putik dan benangsari.

1. Perkembangbiakan Seksual Tumbuhan Tingkat Rendah

Dikutip dari buku Ensiklopedia Sains oleh Sri Winarsih, konjugasi merupakan perkembangbiakan secara kawin pada makhluk hidup yang belum jelas jenis kelaminnya. Contohnya adalah Spirogyra.

Isogami merupakan perkembangbiakan seksual pada tumbuhan di mana sel kelamin jantan dan betina memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya adalah ganggang Ulotrich. Sedangkan anisogami merupakan kebalikan dari isogami, di mana sel kelamin jantan dan betina melebur dengan ukuran dan bentuk yang berbeda. Contohnya Oedogonium.

Metagenesis merupakan pergiliran keturunan. Perkembangbiakan seksual terjadi bergiliran dengan aseksual. Pada perkembangbiakan jenis ini, ada generasi yang menghasilkan alat kelamin dan generasi berikutnya akan menghasilkan spora.

2. Perkembangbiakan Seksual Tumbuhan Tingkat Tinggi

Dikutip dari buku IPA Terpadu Jilid 3A oleh Mikrajuddi dkk, cara perkembangbiakan tumbuhan secara seksual terjadi akibat pertemuan sel kelamin jantan dan kelamin betina. Pembuahan ini terjadi pada bunga.

Sementara itu, pada tumbuhan berbiji, pembuahan hanya akan terjadi bila didahului oleh proses penyerbukan. Penyerbukan atau persarian adalah proses melekatnya atau sampainya serbuk sari ke kepala putik.

Penyerbukan dapat terjadi melalui perantara maupun tanpa perantara. Penyerbukan karena adanya perantara dibantu oleh hewan, angin, air, atau manusia. Sedangkan, penyerbukan tanpa perantara terjadi tanpa bantuan organisme atau benda lain. Apabila serbuk sari telah masak, maka akan langsung melekat pada kepala putik dengan sendirinya.

Bunga yang mengalami penyerbukan belum tentu menghasilkan biji yang mengandung zigot. Zigot terbentuk jika penyerbukan diikuti dengan pembuahan. Pembuahan akan mengakibatkan kelopak bunga, mahkota bunga, dan benang sari akan layu dan gugur. Setelah itu, bakal biji akan berkembang menjadi biji yang menghasilkan individu baru.

Simak Video "Jelang Valentine, Omzet Pedagang Bunga Justru Merosot"



(kri/nwy)