Bagaimana cara membersihkan badan pakaian dan tempat dari sesuatu yang kotor

OLEH IMAS DAMAYANTI

Selain adanya sejumlah sumber yang dapat menyebabkan seseorang terkena najis, Islam juga mengajarkan sejumlah sarana penyuciannya. Media yang paling pokok untuk membersihkan najis adalah air.

Rasulullah SAW bersabda, “Innal-maa-a thahurun laa yunajissuhu syai’un,” Yang artinya, “Sesungguhnya air itu suci, tidak dapat dinajiskan oleh sesuatu pun.”

Air telah disifati dengan kesucian. Oleh karena itu, benda menjadi suci. Seorang Muslim tidak diperkenankan beralih dari air kecuali ada alasan yang dibolehkan syariat. Untuk itu, ada cara lain yang disyariatkan agama dalam memberisihkan najasah.

Abdul Qadhir Muhammad Manshur dalam buku Panduan Shalat An-Nisaa terbitan Republika Penerbit menjelaskan sejumlah poin yang berkaitan dengan cara membersihkan najis. Pertama, mensucikan pakaian dan badan. Apabila pakaian dan badan terkena najasah maka keduanya dibasuh dengan air sampai wujud najasah tersebut hilang, jika ia terlihat, seperti darah dan tinja.

Apabila sudah dibasuh dan masih tersisa bekas yang sulit hilang, maka syariat telah memaafkannya berdasarkan prinsip raf’ul haraj (dihilangkannya kesempitan). Adapun jika najasah tersebut tidak terlihat seperti air seni atau pun darah haid, maka pensuciannya cukup dengan membasuhnya sekali saja.

Seorang Muslim tidak diperkenankan beralih dari air kecuali ada alasan yang dibolehkan syariat.

Kedua, membersihkan ekor pakaian perempuan. Apabila ekor pakaian perempuan terkena najasah, maka tanah akan membersihkannya. Hal ini sebagaimana yang terekam dalam sebuah hadis riwayat Imam Tirmidzi, Imam Abu Dawud, dan Imam Ibnu Majah.

Ummu Walad bertanya kepada istri Nabi, Sayyidah Ummu Salamah, “Aku adalah seorang perempuan yang memanjangkan ekor pakaiannya dan berjalan di tempat yang kotor.” Sayyidah Ummu Salamah pun mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda, “Ia dibersihkan oleh yang setelahnya.”

Ketiga, membersihkan pakaian dari air seni anak laki-laki yang masih menyusui. Apabila anak laki-laki yang masih menyusui mengencingi pakaian maka cara pensuciannya adalah dengan menyiramkan air pada tempat yang terkena air seni tersebut.

Hal ini sebagaimana sabda Nabi, “Yughsalu min buwlil-jaariyati wa yurasyu min bawlil-ghulaami.” Yang artinya, “(Pakaian yang terkena) air seni anak perempuan harus dicuci dan (pakaian yang terkena) air seni anak laki-laki cukup disiram.”

Keempat, mensucikan pakaian dari madzi. Apabila pakaian terkena madzi maka pensuciannya cukup dengan menyiram tempat yang terkena najasah dengan air. Sahal bin Hanif RA berkata, “Aku dulu mendapatkan kesulitan dan kesusahan dari madzi, Dan, aku sering mandi karenanya. Kemudian aku menceritakan hal itu kepada Rasulullah SAW.”

“Nabi kemudian berkata, ‘Innamaa yujziyka min dzalika al-wudhu-u'.” Yang artinya, 'Sesungguhnya cukup bagimu berwudhu karena hal itu.’ Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana dengan madzi yang mengenai pakaianku?’

Nabi menjawab, ‘Yakfiyka an ta’khudza kaffan min maa-in fatandhaha bihi tsaubaka haitsu tara annahu ashaaba minhu. Artinya, cukup bagimu mengambil air sepenuh telapak tangan lalu menyiramkannya pada pakaianmu di mana kamu terlihat madzi itu telah mengenainya.”

Kelima, mensucikan sandal apabila terkena najis. Caranya yakni mensucikan sandal dari najasah dengan menggosokkannya pada tanah sampai bekas najasah hilang. Abu Said meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Idza jaa-a ahadukum al-masjida falyaqlib na’laihi wal-yanzhur fihima, fa-in raa-a khabatsan falyamsahhu bil-ardhi tsumma liyushalli fihima.”

Yang artinya, “Apabila seorang dari kalian mendatangi masjid maka hendaklah dia membalik kedua sandalnya dan melihat keduanya. Apabila dia melihat kotoran maka hendaklah mengusapkan keduanya pada tanah lalu mengerjakan shalat dengan keduanya.”

MAPEL ; PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTINAMA GURU ;M ZAINUDDIN HUSAINI [WA 087760282688]KELAS ; VII [1,2,3]SEMUA BERSIH, HIDUP JADI NYAMAN“Kebersihan itu sebagian dari iman.” (H.R. Muslim). Hadits tersebut menegaskan betapapentingnya kebersihan bagi orang yang beriman. Orang akan disebut beriman kalau ia peduli dengankebersihan. Kebersihan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak bisa dihindari dalamkehidupan sehari-hari. Tidak akan terwujud kenyamanan tanpa adanya kebersihan. Kebersihan di sinimeliputi diri sendiri, pakaian, lingkungan dan yang lainnya. Islam menaruh perhatian sangat tinggi padamasalah kebersihan atau kesucian, baik kebersihan dari najis maupun kebersihan dari hadas.Thaharah artinya bersuci dari najis dan hadas. Najis adalah kotoran yang menjadi sebab terhalangnyaseseorang untuk beribadah kepada Allah SWT. sedangkan hadats adalah keadaan tidak suci pada diriseorang muslim yang menyebabkan ia tidak boleh shalat , tawaf, dan lain sebagainya.Thaharah meliputi2 hal yaitu: thaharah dari najis dan thaharah dari hadats. Thaharah dari najis maksudnya adalahmembersihkan sesuatu dari najis. Ada tiga macam najis, yaitu najis mukhaffafah, najis Mutawasithah,dan najis mughaladhah.Najis mukhaffafah adalah najis yang ringan, seperti air seni bayi laki-laki yang belum berumur duatahun dan belum makan apapun kecuali air susu ibu. Cara menyucikannya sangat mudah, cukup denganmemercikkan atau mengusapkan air yang suci pada permukaan yang terkena najis.Najis mutawasithah adalah najis pertengahan. Contoh najis jenis ini adalah darah, nanah, air seni, ,bangkai binatang, dan sebagainya. Najis jenis ini ada dua macam, yaitu najis hukmiyyah dan najis‘ainiyyah. Najis hukmiyyah diyakini adanya tetapi tidak nyata wujudnya (zat nya), bau dan rasanya. Caramenyucikannya adalah cukup dengan mengalirkan air pada benda yang terkena najis. Sedangkan najis‘ainiyyah adalah najis yang tampak wujudnya (zat nya) dan bisa diketahui melalui bau maupun rasanya.Cara menyucikannya adalah dengan menghilangkan zat, rasa, warna, dan baunya dengan menggunakanair yang suci.Najis mugaladhah adalah najis yang berat. Najis ini bersumber dari anjing dan babi. Caramenyucikannya melalui beberapa tahap, yaitu dengan membasuh sebanyak tujuh kali. Satu kalidiantaranya menggunakan air yang dicampur dengan tanah .Hadats ada dua macam, yaitu hadats kecildan hadats besar. Kita terkena hadats kecil apabila mengalami/melakukan salah satu dari 4 hal, yaitu:Keluar sesuatu dari qubul (kemaluan) dan dubur, hilang akal (contoh tidur), bersentuhan kulit antara lakilaki dan perempuan yang bukan mukhrim, dan menyentuh qubul (kemaluan) dan dubur dengan telapaktangan.Cara menyucikan hadats kecil dengan berwudhu. Apabila tidak ada air atau karena sesuatu hal, maka bisadengan tayammum. Bagaimana dengan hadats besar? Kita terkena hadats besar apabila mengalami /melakukan salah satu dari enam perkara, yaitu: Berhubungan suami istri (setubuh), keluar mani, haid(menstruasi), melahirkan, nifas, dan meninggal dunia.Cara menyucikannya adalah dengan mandi wajib, yaitu membasahi seluruh tubuh dari ujung rambutsampai ujung kaki. Apabila tidak ada air atau karena sesuatu hal, maka bisa dengan tayammum..tata cara thaharah dari hadats meliputi: mandi wajib, wudhu dan, tayammum. Adapun sarana yang dapatdigunakan untuk thaharah, yakni: air, debu, dan batu. Pada umumnya, orang bersuci menggunakan air.Adapun air yang bisa dipakai untuk bersuci adalah air yang suci sekaligus menyucikan. Air jenis inimerupakan yang bersumber dari alam, baik yang keluar dari bumi maupun yang turun dari langit, sepertiair sumur, air sungai, air hujan, air laut, air danau, air embun, air salju, dan sebagainya..Mandi WajibMandi wajib adalah mandi untuk menghilangkan hadats besar. Sering disebut juga mandi janabat / junub.Adapun cara mandi wajib adalah sebagai berikut :a. Niat mandi untuk menghilangkan hadats besar.b. Menghilangkan najis apabila terdapat di badannya seperti bekas tetesan darah.c. Membasahi seluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.Pada saat mandi wajib, kita juga disunahkan untuk mambaca basmalah, mencuci kedua tangan sebelumdimasukkan ke dalam bejana, ber-wudhu terlebih dahulu, mendahulukan yang kanan dari yang kiri,menggosok tubuh, dan sebagainya.WudhuWudhu adalah cara bersuci untuk menghilangkan hadats kecil .Adapun tatacara wudhu adalah sebagai berikut.a. Niat dalam hati.b. Disunahkan mencuci kedua telapak tangan, berkumur-kumur dan membersihkan lubang hidung.c. Membasuh muka.d. Membasuh kedua tangan sampai siku.e. Mengusap kepala.f. Disunahkan membasuh telinga.g. Membasuh kaki sampai mata kaki.h. Tertib (dilakukan secara berurutan).i. Berdoa setelah wudhu.TayammumTayammum adalah pengganti wudhu atau mandi wajib. Hal ini dilakukan sebagai rukhshah (keringanan)untuk orang yang tidak dapat memakai air karena beberapa halangan (udzur). Untuk lebih mudahmemahaminya bacalah ilustrasi berikut ini.Suatu ketika, kita sedang memiliki hadats kecil atau besar. Sementara kita harus segera shalat. Namun,pada saat itu tidak tersedia air atau tidak bisa menggunakan air karena sesuatu hal. Nah, solusinya adalahtayammum dengan menggunakan debu yang suci.Jadi, tayammum dilakukan dengan menggunakan sarana debu yang suci. Debu digunakan sebagaipengganti air. Apabila kita berada di dalam pesawat atau kendaraan, debu yang digunakan untuktayammum cukup mengusap debu yang ada di dinding pesawat atau kendaraan. Cara ini boleh dilakukan

jika :


Page 2

MATERI 2

Hidup Tenang dengan Kejujuran, Amanah dan Istiqamah

A. JUJUR

Jujur adalah suatu sikap yang mencerminkan adanya kesesuaian antara hati, perkataan dan perbuatan. Apa yang diniatkan oleh hati, diucapkan oleh lisan/mulut dan ditampilkan dalam perbuatan, memang itulah yang sesungguhnya  terjadi  dan  sebenarnya.  Kejujuran  sangat  erat  kaitannya  dengan  hati  nurani.  Hati  nurani senantiasa mengajak manusia kepada kebaikan dan kejujuran. Namun terkadang kita enggan mengikuti hati nurani dikarenakan kita lebih mengikuti keinginan hawa nafsu. Kejujuran dapat membawa kebenaran,, kebenaran dapat mengantarkan seseorang ke surganya Allah SWT.

Apabila kita katakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan itulah yang di namakan dusta atau bohong lawan dari kata jujur.

Mengapa kita harus jujur ?

jujur itu penting ,berani jujur itu berarti ‘HEBAT’’.sebagai makhluk social kita memerlukan kehidupan yang harmonis ,baik,dan seimbang.agar tidak ada yang di rugikan,dizholimi,dan di curangi ,kita harus jujur.Jadi,untuk kehidupan yang lebih baik kuncinya adalah kejujuran.

Sabda nabi Muhammad SAW ;

“Dari Abdullah Ibn Mas’ud, Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa kesurga…” (H.R.Bukhari).

Lawan sifat jujur adalah dusta atau bohong. Dusta adalah sikap yang tidak mencerminkan kesesuaian antara hati, ucapan dan perbuatan. Rasulullah SAW adalah orang yang jujur dan terpercaya, sehingga beliau mendapat gelar al-amin (dapat di percaya) dari bangsa Quraisy. Kejujuran berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang lain tidak percaya.

Jujur membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membuat hati jadi was-was. Kejujuran merupakan salah satu dari akhlak yang terpuji ( akhlakul karimah / Mahmudah ). Seharusnya sifat jujur juga menjadi identitas seorang muslim.Katakan bahwa yang benar itu adalah benar dan yang salah itu salah. Jangan dicampur adukkan antara yang hak dan yang batil. Allah Swt berfirman ;Q.S.Al Baqarah 2/42

Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.

نوملعت متنأو قحلا اومتكتو لطابلاب قحلا اوسبلت لاو

Hikmah atau manfaat dari perilaku jujur adalah:

          mendapatkan kepercayaan dari orang lain

          mendapatkan banyak teman

          mendapatkan ketentraman hidup

B. AMANAH

Amanah artinya terpercaya (dapat dipercaya). Maksudnya sifat  yang  mencerminkan kemampuan sesorang menerima, menyampaikan dan menjaga segala sesuatu yang telah disampaikan orang lain kepadanya. Amanah dapat berupa pesan , ucapan, perbuatan ,harta, tugas atau tanggung jawab yang harus dilaksanakan. Dengan demikian orang yang dapat menjaga amanah biasanya disebut orang yang bertanggung jawab. Sebaliknya, orang yang tidak menjaga amanah disebut orang khianat / itdak bertanggung jawab.

“Dari Ibnu Umar, Rasulullah saw. bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin dan akan  diminta pertanggung jawaban perihal rakyat yang dipimpinnya…”(H.R.BukhariMuslim).

Jenis-jenis amanah di bedakan menjadi tiga macam,yaitu:

1.    Amanah terhadap Allah Swt. Amanah ini  berupa ketaatan akan segala perintah dan  menjauhi segala larangannya,Allah swt berfirman .( Q.S. Al-Anfal:27)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat- amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.

لوسرلاو اللَّ اونوخت لا اونمآ نيذلا اهيأ اي نوملعت متنأو مكتانامأ اونوختو

2.     Amanah terhadap sesama manusia. Amanah ini meliputi hak-hak antar sesama manusia. Misalnya ketika di titipi pesan atau barang.

“Sesungguhnya Allah Swt menyuruh kamu untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.(

Q.S. An Nisa:58)

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum

di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

اذإو اهلهأ ىلإ تاناملأا اودؤت نأ مكرمأي اللَّ نإ امعن اللَّ نإ لدعلاب اومكحت نأ سانلا نيب متمكح اريصب اعيمس ناك اللَّ نإ هب مكظعي

3. Amanah terhadap diri sendiri. Amanah ini dijalani dengan memelihara dan menggunakan segenap kemampuannya demi menjaga kelangsungan hidup, kesejahteraan, dan kebahagiaan diri. Allah Swt.berfirman: Q.S.Al Mulk

Dan [sungguh beruntung] orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,

نوعار مهدهعو مهتاناملأ مه نيذلاو

‘ Hikmah Perilaku Amanah’

     Dipercaya orang  lain,ini  merupakan  modal  yang  sangat  berharga dalam  menjalin  hubungan  atau berinteraksi antara sesama manusia.

          Mendapatkan simpati dari semua pihak, baik kawan maupun lawan.

          Hidupnya akan sukses dan dimudahkan oleh Allah Swt.

C. ISTIQOMAH

Istiqomah  berarti  sikap  kukuh  pada  pendirian  dan  konsekuen  dalam  tindakan.  Dalam  makna  yang  luas, istiqomah adalah sikap teguh dalam melakukan suatu kebaikan, membela dan mempertahankan keimanan dan keislaman, walaupun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan.

Sesungguhnya orang-orang yang berkata Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka tetap istiqamah, tidak ada

rasa          khawatir          pada          mereka,dan          mereka          tidak          (pula)          bersedih          hati”.

(Q.S. Al-Ahqaf :13)

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.

فوخ لاف اوماقتسا مث اللَّ انبر اولاق نيذلا نإ نونزحي مه لاو مهيلع

Ayat diatas menjelaskan sikap orang-orang istiqomah,yaitu menepati dan mengikuti garis-garis yang telah ditentukan oleh agama,menjalankan semua perintah Allah Swt. dan meninggalkan semua larangan-Nya. Orang yang  semacam itu  tidak perlu khawatir terhadap  diri  mereka  di  hari  kiamat  karena  Allah  Swt.menjamin keselamatan mereka.

Di antara hikmah perilaku Istiqomah adalah sebagai berikut.

     Orang  yang  Istiqomah akan  dijauhkan oleh  Allah  Swt  dari  rasa  takut  dan  sedih sehingga dapat mengatasi rasa  sedih  yang  menimpanya, tidak  hanyut  dibawa  kesedihan dan  tidak  gentar  dalam menghadapi kehidupan masa yang akan datang.

     Orang yang Istiqomah akan mendapatkan kesuksesan dalam kehidupan didunia karena ia tekun dan ulet.

          Orang yang Istiqomah dan selalu sabar serta mendirikan ketaatan selalu dilindungi oleh Allah Swt.

PILIHAN GANDA ;

1.    “Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya.” Kutipan ayat tersebut merupakan dasar berperilaku

A. jujur          B. Istiqomah               C. empati            D. amanah

2.     Perhatikan pernyataan berikut ini.

1. Akan dipercaya orang lain,

2. Mendapatkan banyak teman,

3. Mendapatkan banyak harta,

4. Akan selalu bersama Allah Swt.

Yang termasuk hikmah perilaku jujur adalah

A. 1, 2 dan 3                B. 2, 3 dan 4             C. 1, 2 dan 4                             D. 1, 3 dan 4

3. Rosyid disuruh ayahnya pergi ke warung untuk membeli beras dan minyak goreng. Rosyid diberi uang sebesar Rp. 20.000,00, dan masih ada kembalian Rp. 2.000,00. Uang kembaliannya itu diberikan lagi kepada ayahnya. Perilaku yang ditunjukkan oleh Rosyid merupakan contoh …..

A. jujur       B. boros     C. empati           D. Istiqomah

4. Di bawah ini perilaku yang mencerminkan sifat amanah adalah …..

A. teman menitipkan air, ia meminumnya sedikit            B. meminjam barang, lalu ia mengembalikannya

C. berkata sejujurnya kepada orang tuanya                      D. menghormati dan menaati orang tua dan guru

5. Berikut ini hikmah dari sifat amanah, kecuali …..

A. disenangi teman-teman                  B. disanjung teman-teman

C. dikhianati teman                              D. dipercaya orang lain

6. Ketika ada orang memberikan kepercayaan kepada kita, sikap kita seharusnya ……

A. menolak karena tidak mampu                                B. menerima meskipun tidak mampu

C. menerima dan menjalankan sesuai kemampuan     D. menghargai kepada yang memberi tugas

7. Orang yang memiliki sikap istiqamah akan melakukan perilaku …..

A. sabar dan rendah hati                            B. tekun dan ulet

C. selalu memaafkan                                 D. tidak sombong

8. Hikmah memiliki sifat istiqamah adalah …..

A. akan dipercaya oleh orang lain                                  B. tercapai apa yang diinginkan

C. menambah persaudaraan                                           D. menjadi orang yang pandai

9. Berikut ini yang tidak termasuk perilaku istiqamah adalah……

A. selalu taat kepada Allah Swt.                         B. selalu melaksanakan shalat tepat waktunya,

C. belajar dengan sungguh-sungguh,                 D. selalu menaati peraturan yang ada di sekolah.

10. Menjaga tubuh agar selalu sehat dan terus bersyukur kepada Allah Swt. adalah jenis amanah kepada…..

A. Allah Swt.                B. manusia   C. diri sendiri                            D. binatang

ESSAY

1.    Mengapa kita harus memiliki sifat jujur?

2.    Sebutkan ciri-ciri orang jujur!

3.    Kepada siapakah kita harus amanah?

4.    Sebutkan manfaat dari perilaku amanah!

5.    Mengapa kita harus istiqamah?

6.    Sebutkan hikmah dari perilaku istiqamah!

7.    Buatlah contoh perilaku amanah dalam kehidupan sehari-hari!

8.    Bilamana seseorang di katakana Istiqomah di dalam ucapan dan perbuatan.

9.    Apa yang kamu lakukan ketika melihat temanmu melakukan perbuatan terpuji?

10.  Apabila kamu melihat temanmu melakukan perbuatan tercela; Apa sikap kamu terhadapnya.