Bagaimana adab berpakaian yang sesuai dengan syariat islam?

Adab berpakaian menurut Islam sewajarnya berhubungan dengan budaya masing-masing suku dan bangsa. Bagi kita bangsa Indonesia adab berpakaian menurut Islam artinya adab berpakain yang tidak melanggar ajaran Islam sebagai berikut:

  1. Menata niat berpakaian

Berniat berpakaian untuk melaksanakan perintah Allah Swt. yaitu melindungi aurat dan menjaga kesehatan tubuh agar tidak mudah sakit.

  1. Berpakaian memenuhi syarat menutup aurat

Baik orang Islam laki-laki maupun orang Islam perempuan wajib menutup aurat dalam berpakaian jika dapat dilihat oleh yang bukan mukhrim. Terutama bagi wanita jangan berpakaian yang ketat. Menutup aurat bukan tergantung 1 (satu) model pakaian saja, selama model itu tidak menyalahi ajaran agama berarti masih memenuhi syarat menutup aurat.

  1. Berpakaian yang bersih dan nyaman

Seorang muslim yang baik selalu berpakaian yang bersih dan harum agar nyaman. Selama keharuman pakaian tidak menyolok, diperbolehkan. Termasuk kerapian dalam berpakaian dapat mendatangkan kenyamanan bagi si pemakai dan orang yang melihatnya. Khsususnya bagi pakaian untuk beribadah kepada Allah Swt. (untuk shalat) harus dijaga kesucian, kebersihan, dan keharumannya.

  1. Model pakaian sesuai jenis kelamin

Islam mengajarkan dengan jelas bahwa laki-laki seharusnya menggunakan pakaian yang pantas dipakai laki-laki, wanita menggunakan pakaian yang pantas dipakai wanita. Model pakaian bebas, selama menutup aurat dan masih mencerminkan model pakain yang sesuai jenis kelamin masing-masing pemakai berarti tidak masalah.

  1. Tidak berpakaian yang glamour

Sekaya apapun seorang muslim tidak pantas memakai pakaian yang glamour (menyolok dan berlebihan). Apalagi pakaian itu tidak disesuaikan dengan acaraatau aktifitas yang ada. Sederhana dalam berpakaian tapi bersih dan rapi lebih utama daripada berpakaian yang menyolok.

  1. Berpakaian disesuaikan dengan acara/ kegiatan

Maksudnya berpakaian sesuai dengan kesepakatan bersama atau aturan yang ada. Selama tidak menyalahi ajaran Islam tidak masalah. Misalnya, di sekolah memakai pakaian seragam di mana warna dan model sudah di atur, kapan memakai pakaian olah raga, pakaian batik, dan sebagainya.

  1. Tidak meniru-niru model pakaian yang dilarang agama

Sebagai seorang muslim sudah barang pasti dalam berpakaian mempunyai aturan sendiri. Bukan berarti Islam membatasi model berpakaian, selama model itu tidak bertentangan dengan ajaran agama, diperbolehkan. Yang mengkhawatirkan di zaman sekarang banyak model pakaian ditawarkan, lalu para generasi Islam meniru-niru begitu saja tanpa memikirkan kepantasan bagi seorang muslim/ muslimah. Boleh meniru asalkan tidak menyalahi ajaran Islam.

  1. Berpakaian hendaknya menyesuaikan usia

Di zaman sekarang, banyak orang berpakaian tanpa menyesuaikan usia. Meskipun tidak terlalu vital, tanpa disadari penampilan seorang kakek seperti anak muda akan menjadi persoalan sendiri. Kepantasan berpakaian sesuai ajaran agama perlu dijaga dalam adab berpakaian menurut Islam.

  1. Mendahulukan tangan kanan dan berdoa

Maksudnya jika sedang akan memulai memakai pakaian didahulukan bagian tubuh sebelah kanan, seperti tangan kanan, dan tidak lupa berdoa (paling tidak membaca basmalah). Dimaksudkan agar pakaian yang kita pakai menjadi berkah dalam hidup.

Konsumtif menjadi salah satu kebiasaan yang melekat pada diri manusia, bahkan sudah menjadi tabiat. Ketika mengalami kesuksesan dan meningkatnya kemampuan ekonomi, tidak sedikit yang kemudian menghambur-hamburkan uang. Berkenaan dengan topik ini, Korps Dakwah Universitas Islam Indonesia (Kondisia UII) mengadakan kajian bertemakan menjauhi kemewahan. Kajian rutin kali ini, Sabtu (18/7), menghadirkan Ustadz Muhammad Reski Hr. Ph.D,, Alumnus Ma’had Al-Ilmi Yogyakarta.

Menurut Ustadz Muhammad Reski, seseorang lebih mudah beradaptasi dengan kelimpahan harta daripada beradaptasi ketika dalam keadaan kurang. Seseorang dengan perekonomian lebih biasanya digunakan untuk membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan. Al-Qur’an telah menegaskan dalam Surah asy-Syura ayat 27 yang artinya:

“Dan jikalau Allah melapangkan rizki kepada hamba-hamba Nya tentulah mereka akan melampui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba Nya.”

Sifat konsumtif seseorang dapat juga membuat dirinya kehilangan jati diri yang sebenarnya. Kabiasaan tersebut dapat merubah gaya berpakaiannya yang berlebih-lebihan. Sebagai seorang Muslim, haruslah memperhatikan aturan Islam dalam berpakaian. Adab berpakaian dalam Islam yang utama adalah menutup aurat.

Menutup aurat di sini tidak hanya menutup aurat, melainkan juga tidak membentuk lekuk tubuh. “Berhati-hatilah dalam berpakaian, sebab itu menunjukan kepribadianmu dan dapat menurunkan nilai jati diri,” ucap Ustadz Muhammad Reski.

Islam melarang juga orang yang berpakaian mengundang sukhroh atau pakaian yang mengundang perhatian dari orang lain karena pakaian tersebut tidak umum dipakai oleh masyarakat bersangkutan. Contoh mengenai hal ini adalah pakaian yang aneh atau mencolok, terlalu mahal atau terlalu begitu jelek sehingga mengundang perhatian. Selain itu juga dilarang seorang Muslim untuk berpakaian yang memikat lawan jenis.

Selain bermewah-mewahan dalam berpakaian, Ustadz Muhammad Reski mengatakan agar seorang Muslim menjauhi dari tindakan kepalsuan. Maksud dari kepalsuan di sini adalah tindakan yang memalsukan apapun yang dimilikinya dengan niat menjadi pusat perhatian banyak orang. Kepalsuan ini dapat berubah memakai rambut palsu. Hal tersebut telah dijelaskan dalam Hadish Riwayat Bukhari dan Muslim, dari Said bin al Musayyib:

“Muawiyah RA pernah datang ke Madinah dan berkutbah di depan kami. Kemudian beliau mengeluarkan seuntai rambut palsu seraya berkata, Aku tidak pernah melihat orang berbuat semacam ini kecuali orang-orang Yahudi. Sesungguhnya Rasulullah Saw pernah mengetahuinya dan menamakannya pemalsuan.”

Ustadz Muhammad Reski juga mengajak para jamaah kajian untuk berperilaku di muka bumi dengan kesederhanaan. Orang yang ketagihan berfoya-foya maka akan susah beradaptasi dengan keadaan kekurangan. Padahal hidup selalu berputar, kadang di atas kadang di bawah. “Jauhilah hidup dalam kemewahan, manfaatkan harta untuk bersedekah. Cukuplah hidup dalam kesederhanaan, sebab sederhana merupakan bagian dari ibadah,” tutup Ustadz Muhammad Reski. (SF/RS)

Bagaimana adab berpakaian yang baik menurut syariat Islam?

Islam hanya menetapkan bahawa pakaian itu mestilah bersih, menutup aurat, sopan dan sesuai dengan akhlak seorang Muslim. Aurat lelaki menurut ahli hukum ialah daripada pusat hingga ke lutut. Aurat wanita pula ialah seluruh anggota badannya, kecuali wajah, tapak tangan dan tapak kakinya.

Bagaimana kaidah khusus berpakaian bagi wanita sesuai dengan syariat Islam?

Pakaian wanita harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Ingat, selain kedua anggota tubuh ini wajib ditutupi termasuk juga telapak kaki. Dari syarat pertama tersebut, maka jelaslah bagi seorang Muslimah untuk menutupi seluruh badan kecuali yang dikecualikan oleh syari'at.

3 Apa dalil tentang berpakaian menurut syariat Islam?

QS. Al-A'raf Ayat 26 Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.

Bagaimana hendaknya seorang wanita memakai pakaian dengan baik?

Menutupi Seluruh Tubuh Pakaian yang hendaknya dikenakan oleh seorang wanita yang beriman hendaknya ialah pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya, kecuali pada bagian wajah dan dua telapak tangannya.