Intrauterine Device (IUD) atau yang dikenal sebagai KB spiral adalah salah satu alat kontrasepsi yang paling populer. Dilansir dari Healthline, IUD memiliki tingkat efektif lebih dari 99 persen. Show
Ini berarti bahwa, kurang dari 1 dari setiap 100 orang yang memakai IUD, berpotensi mengalami kehamilan. Lalu, apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan IUD tidak bekerja dengan efektif? Nah, ini dia beberapa alasan kenapa bisa hamil padahal sudah pakai KB IUD yang sudah Popmama.com rangkum dari berbagai sumber untuk Mama. 1. IUD belum mulai bekerjaFreepik.com/freepik Dilansir dari Healthline, diketahui dalam beberapa kasus hal ini terjadi karena IUD belum mulai bekerja. Pasalnya, tidak semua IUD langsung bekerja begitu Mama memasangnya. IUD tembaga, Paragard, mungkin dapat segera melindungi Mama dari kehamilan. Tetapi IUD hormonal, seperti Mirena dan Skyla, bisa memakan waktu hingga tujuh hari untuk bekerja dengan efektif. Jadi, ada baiknya jika Mama memastikan masa kerja efektif IUD yang Mama pakai. Selain itu, gunakan kondom saat ingin berhubungan intim beberapa waktu setelah IUD dipasang. Editors' Picks2. Kondisi kelainan rahimFreepik/freepik Alasan selanjutnya adalah terjadinya kondisi kelainan rahim. Biasanya, hal ini terjadi sebab kondisi tersebut tidak disadari atau tidak pernah diperiksakan pada dokter. Alhasil, hal ini menyebabkan Mama berpotensi mengalami kehamilan walau sudah menggunakan IUD. Jadi, ada baiknya Mama mengetahui kondisi rahim sebelum memutuskan untuk menggunakan IUD. 3. IUD terlepas sebagian atau seluruhnya dari rahimFreepik/valuavitaly Walaupun tidak umum terjadi, namun sejumlah kecil orang mengalami kejadian ini. Bahkan, beberapa perempuan tidak menyadari kalau alat kontrasepsi tersebut lepas dari dalam rahimnya. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG), angka kejadian ekspulsi IUD ini terjadi sekitar 2-10% dalam setahun. Ketika hal ini terjadi, maka Mama tentu tidak akan bisa meraba benang IUD tersebut. Namun, tak perlu buru-buru cemas jika benang IUD tidak teraba. Sebab, leher rahim akan bergerak alami selama melewati siklus menstruasi. Hal ini dapat memengaruhi posisi benang tersebut. Tetapi jika Mama tidak juga bisa menemukannya setelah menstruasi selanjutnya, segera temui dokter kandungan untuk mendapatkan bantuan. 4. Perangkat IUD rusak atau sudah kedaluwarsaFreepik/serhii_bobyk Dikutip dari Healthline, alasan seorang perempuan tetap bisa hamil walau sudah pakai KB IUD adalah karena terlalu lama menggunakan alat kontrasepsi tersbebut. KB spiral memang merupakan alat kontrasepsi yang dapat dipakai dalam jangka waktu panjang. Namun, Mama tetap perlu memperhatikan masa kaluwarsa pemakaian alat tersebut, ya. Jika seorang perempuan menggunakan IUD yang kedaluwarsa, tentu saja perempuan tersebut berisiko mengalami kehamilan. Pada AKDR tembaga bisa digunakan hingga 12 tahun, sedangkan untuk IUD hormonal hanya bertahan hingga 3 tahun lebih. Jadi, jangan lupa memastikan usia pakainya pada dokter kandungan Mama, ya. Pasalnya, terdapat beberapa risiko lainnya jika IUD terlepas atau bergeser dari tempatnya. Contohnya seperti IUD dapat menembus dinding rahim, infeksi radang panggul, atau bahkan perdarahan hebat dan anemia. Nah, itulah tadi beragam alasan kenapa bisa hamil padahal sudah pakai KB IUD. Jika Mama mengalami gejala seperti pusing, mual, dan juga merasa lemas ketika menggunakannya, segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan kondisi tubuh Mama. Semoga membantu! Baca juga:
IUD atau Intrauterine Device merupakan salah satu alat kontrasepsi yang paling populer karena keefektifannya. Dikenal sebagai KB spiral, alat ini menjadi yang paling efektif karena memiliki tingkat keberhasilan hingga 99,7 persen mencegah kehamilan. Karena keefektifannya, IUD seringkali digunakan oleh para perempuan yang ingin menunda kehamilannya atau yang tidak ingin hamil lagi. Walaupun memiliki persentase yang tinggi, nyatanya beberapa perempuan yang sudah pakai IUD tetap bisa hamil meskipun memang kemungkinannya kecil. Lalu bagaimana kehamilan dapat terjadi saat masih menggunakan IUD? Kali ini Popmama.com akan memberikan penjelasan lengkapnya di bawah ini. 1. IUD memiliki dua jenis yaitu hormonal dan non hormonal yang keduanya dapat mencegah sperma membuahi sel telurUnsplash/ReproductiveHealthSuppliesCoalition IUD merupakan alat kontrasepsi yang paling efektif bagi penggunanya di tahun pertama. Ada dua jenis IUD yang dapat digunakan, yaitu hormonal dan non-hormonal. IUD hormonal bekerja dengan menghasilkan progestin atau bentuk sintetis dari hormon progesteron yang menyebabkan lapisan rahim menjadi menipis dan mengentalkan lendir pada rahim sehingga menghentikan sperma untuk membuahi sel telur. Kemudian IUD non-hormonal adalah alat kontrasepsi yang mengandung ion tembaga. Ion tembaga berfungsi untuk mencegah sel sperma agar tidak bertemu dengan sel telur. Kedua jenis alat ini membuat lingkungan yang tidak nyaman bagi sperma untuk membuahi sel telur sehingga tidak menghasilkan kehamilan. Editors' Picks2. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan saat menggunakan IUDFreepik Walaupun tergolong masih sangat jarang perempuan bisa hamil meski sedang menggunakan IUD, baik yang hormonal maupun non hormonal. Berikut faktor-faktor penyebabnya:
3. Gejala yang dialami perempuan saat hamil namun masih menggunakan IUDFreepik Perempuan yang hamil pada saat pakai IUD dapat mengalami tanda atau gejala yang sama dengan kehamilan pada umumnya. Seperti nyeri pada bagian payudara, timbul mual-mual, dan mudah lelah. Namun terkadang sulit untuk mengetahui kehamilan saat menggunakan IUD, karena banyak perempuan yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur pada periode awal setelah memasang IUD. Hal ini disebabkan sekitar 50 persen perempuan yang menggunakan IUD hormonal dapat berhenti menstruasi, sehingga sulit untuk memastikan apakah benar mereka hamil atau tidak. Kondisi ini juga diikuti dengan siklus menstruasi yang lebih ringan dan singkat. Karena itu, pahami bagaimana perdarahan atau keluhan yang tidak normal, yang bisa menjadi gejala kehamilan ketika menggunakan IUD. 4. Risiko yang timbul ketika perempuan hamil saat masih menggunakan IUDFreepik/4045 Menggunakan IUD saat hamil dapat menyebabkan perempuan dan janin yang ada di kandungannya mengalami berbagai risiko kesehatan, berikut adalah risiko yang dapat terjadi: Chorioamnionitisatauinfeksicairanketuban Infeksi cairan ketuban ditandai dengan plasenta yang terpisah dari dinding rahim. Perempun yang hamil saat pakai IUD memiliki risiko untuk mengalami infeksi chorioamnionitis. Infeksi ini dapat menyerang cairan ketuban yang berfungsi untuk melindungi bayi di dalam rahim. Chorioamnionitis dapat mengancam jiwa perempuan serta janinnya dalam kandungan. Kelahiranprematur Perempuan yang menggunakan IUD saat hamil berisiko lima kali lebih besar untuk melahirkan bayi yang prematur. Saat perempuan yang dinyatakan hamil masih menggunakan IUD dan segera melakukan pelepasan, kemungkinan kelahiran prematur akan berkurang. Namun, kemungkinan melahirkan secara prematur akan tetap ada. Keguguran Untuk mencegah terjadinya keguguran, perempuan dapat segera mengambil tindakan untuk melepas IUD. Namun, berbeda dengan risiko yang lainnya, proses pelepasan IUD juga berisiko mengalami keguguran. Namun, jika IUD tidak dilepas, risiko keguguran akan semakin besar. Sehingga risiko ini tidak dapat dihindari sama sekali. Kehamilanektopik Menggunakan IUD saat hamil dapat menyebabkan kehamilan ektopik. Bahkan, sekitar 0,1 persen pengguna IUD mengalami kehamilan ektopik. Kondisi ini di mana sel telur dibuahi di luar rahim, misalnya di tuba falopi. Kehamilan ektopik juga dikenal dengan hamil di luar kandungan, yang dapat menyebabkan risiko kesehatan. Kasus hamil ektopik seringkali berakhir dengan keguguran. Sehingga, hamil dengan IUD harus terus dipantau oleh dokter agar mencegah kerusakan permanen pada sistem reproduksi pada perempuan. Abruptioplasenta Abruptio plasenta merupakan kondisi dimana plasenta terlepas dari rahim sebelum proses persalinan. 5. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengetahui kehamilan saat menggunakan IUDFreepik Jika kamu merasakan gejala-gejala kehamilan saat menggunakan IUD, ada tiga hal yang dapat kamu lakukan untuk mengetahui apakah terjadi kehamilan atau tidak meski sudah pakai IUD, yaitu: Melakukanteskehamilan Tes kehamilan bisa dilakukan secara mandiri di rumah. Untuk mengonfirmasi apakah benar-benar terjadi kehamilan atau tidak walaupun sudah menggunakan IUD. Selain itu, kamu juga bisa menjadwalkan tes kehamilan menggunakan pemeriksaan darah dengan dokter sehingga kamu bisa lebih yakin dengan hasilnya. Berkonsultasidengandokter Jika kamu sedang memakai IUD namun terjadi kehamilan, terjadi risiko-risiko yang berdampak pada kesehatan mu serta janin. Sehingga, sangat penting untuk berkonsultasi secara rutin dengan dokter, jika kamu merasakan gejala kehamilan meski sudah pakai IUD. MelepasIUD Jika dokter sudah mengonfirmasi kehamilan kamu, pahami bahwa menggunakan IUD dapat membahayakan kondisimu serta janin. Sehingga lebih baik meminta dokter untuk membantu kamu melepaskan IUD. Untuk proses pelepasannya, kamu dapat meminta bantuan dari dokter atau ahli medis profesional yang sudah paham bagaimana prosedur pelepasan IUD yang tepat. Itulah penyebab kehamilan saat memakai IUD dan dampak yang bisa terjadi pada janin. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma. Baca juga:
Bagaimana jika hamil saat memakai IUD?Ketika Bunda hamil saat masih terpasang IUD, ada risiko membahayakan untuk ibu dan bayi yang belum lahir. "Ibu berisiko tinggi mengalami keguguran dan kelahiran prematur jika tetap hamil," kata OB/GYN Dr Kim Langdon, MD, dilansir Romper.
Apa penyebab KB IUD bisa bergeser?Berikut ini beberapa hal yang bisa menyebabkan KB IUD bergeser: Kamu mengalami kontraksi rahim yang kuat selama periode menstruasi kamu. Kamu memiliki rongga rahim yang kecil. Rahim kamu miring.
|