Apakah integrasi vertikal memiliki kelemahan?

Ada banyak jenis perusahaan di berbagai industri yang melakukan integrasi vertikal. Apa itu integrasi vertikal? Secara singkat, integrasi vertikal adalah strategi di mana perusahaan juga menjadi supplier dan distributor untuk mengendalikan nilai dan rantai pasokan.

Jadi, integrasi vertikal atau vertical integration dilakukan agar bisa meningkatkan efisiensi perusahaan dengan mengontrol proses, mengurangi biaya, serta meningkatkan efisiensi.

Akan tetapi, sebelum melakukan vertical integration sebaiknya lakukan penelitian dan analisis SWOT. Sebab, integrasi vertikal masih memiliki kelemahan, seperti modal yang biayanya cukup mahal.

Dalam perkembangan industri saat ini, contoh integrasi vertikal yang bisa dilihat adalah Netflix. Platform menonton film terkemuka ini dimulai sebagai bisnis persewaan DVD sebelum menyita perhatian sebagai streaming online film dari studio ternama dunia.

Netflix menyadari bahwa mereka bisa meningkatkan efisiensi dengan memproduksi konten sendiri. Sekarang, Netflix memakai model distribusi untuk mempromosikan konten sendiri di samping beberapa program acara dan film dari studio lainnya.

Pengertian Integrasi Vertikal

Integrasi vertikal adalah strategi di mana perusahaan memperoleh operasi bisnis dalam produksi vertikal yang sama. Mirip seperti merger perusahaan, integrasi vertikal atau vertical integration membantu perusahaan mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi.

Lebih tepatnya, strategi integrasi ini terjadi saat perusahaan mengambil kendali atas beberapa langkah produksi atau distribusi produk dan jasa. Integrasi vertikal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: backward integration dan forward integration.

Perusahaan yang melakukan ekspansi ke belakang di jalur produksi ke manufaktur menerapkan Backward Integration. Sedangkan, perusahaan yang memperluas jalur produksi ke distribusi melakukan Forward Integration.

Baca Juga: Apa Saja Perkembangan Revolusi Industri Hingga Saat Ini?

Apa Saja Jenis Vertical Integration?

Integrasi vertikal memiliki dua jenis, antara lain:

  • Forward Integration adalah saat perusahaan di awal rantai pasokan mengendalikan tahap lebih lanjut. Contoh vertical integration model Forward Integration adalah perusahaan pertambangan besi yang nantinya akan diproses menjadi baja.

  • Backward Integration adalah saat perusahaan di akhir rantai pasokan melakukan kegiatan produksi. Contoh integrasi vertikal model Backward Integration adalah distributor film seperti Netflix, juga membuat konten.

Contoh Integrasi Vertikal

Selain Netflix, ada juga contoh vertical integration seperti perusahaan Apple. Apple adalah salah satu contoh integrasi vertikal sukses karena mengendalikan produksi dan distribusi produknya. Apple menjual komputer, iPhone, dan iPad, serta merancang perangkat lunak yang mendukung produknya. Apple merancang sendiri perangkat lunaknya dan tidak mengalihdayakan ke vendor lainnya.

Contoh strategi integrasi lainnya yang sukses adalah perusahaan Nutriva. Pada 2000 Nutriva mendirikan bisnis pakan organik sekaligus membangun peternakan sendiri. Peternakan ini menghasilkan telur ayam dan susu sapi yang diberi pakan khusus. Nutriva mengontrol setiap aspek rantai pasokan dan mendirikan toko sendiri.

Dengan begitu Nutriva dapat mengawasi secara ketat metode distribusi mulai dari pemilihan jenis makanan sapi, hingga mengembangkan robot pemerah susu untuk mempercepat produksi susu. Kemudian, mengangkut susu organik tersebut ke tokonya serta ke pengecer.

Dibutuhkan berbagai pertimbangan sebelum melakukan vertical integration atau vertikal integrasi perusahaan. Termasuk salah satunya adalah pertimbangan dengan melihat laporan keuangan bisnis. Tingkatkan sistem pembuatan laporan keuangan dan pembukuan usaha secara modern bersama Software Akuntansi Harmony.

Didukung teknologi Cloud, Software Akuntansi Harmony memungkinkan pebisnis memantau dan melacak kondisi keuangan secara real time, tanpa ribet, dan minim kesalahan. Software ini telah membantu ribuan pebisnis untuk mendapatkan pembukuan yang rapi setiap bulannya. Tampilan yang mudah akan lebih membantu Anda menggunakannya.

Sehingga sistem ini bisa digunakan oleh siapa saja walau tidak memiliki background akuntansi sekalipun. Anda bisa mengaksesnya kapan saja dan di mana saja. Staff finance juga semakin cepat dan mudah memproses pembukuan usaha, karena otomasi pembuatan laporan keuangan semudah beberapa detik. Fitur-fitur Software Akuntansi Harmony siap menyederhanakan tugas akunting, laporan stok barang, smart invoicing, rekonsiliasi bank otomatis, pengaturan aset bisnis dan banyak lagi.

Tunggu apalagi? Buktikan sendiri kemudahan aplikasi Harmony secara GRATIS selama 30 hari, klik tautan ini. Jangan lupa, follow Instagram, LinkedIn, dan Facebook Harmony agar tak ketinggalan update info lainnya.

Rantai pasokan melibatkan berbagai perusahaan dan aktivitas. Untuk perusahaan manufaktur, tahapannya mulai dari aktivitas ekstraksi sumber daya alam, produksi bahan baku, hingga penjualan produk ke pelanggan akhir.

Sumber: Wikipedia

Sebelumnya terintegrasi, sebuah perusahaan fokus pada satu aktivitas, misalnya manufaktur produk konsumen. Sementara aktivitas produksi bahan baku dan penjualan berada di bawah perusahaan lain. Perusahaan tidak dapat mengontrol pemasok bahan baku ataupun distributornya karena tidak memiliki saham mereka.

Untuk meningkatkan kendali atas pasokan bahan baku dan penjualan, perusahaan menempuh strategi integrasi vertikal. Motif utamanya adalah untuk mengurangi biaya produksi dan memastikan kualitas dan ketepatan waktu pengiriman bahan baku. Selain itu, perusahaan dapat lebih mengontrol distribusi, termasuk terkait dengan pergudangan dan pengiriman produk ke pengguna akhir.

Secara umum, integrasi vertikal terbagi ke dalam dua jenis berdasarkan pada posisi perusahaan dalam urutan rantai pasokan:

  • Integrasi vertikal ke belakang [backward vertical integration]
  • Integrasi vertikal ke depan [forward vertical integration]

Integrasi vertikal ke belakang

Integrasi vertikal ke belakang adalah ketika perusahaan memperluas bisnis dengan masuk ke pasar hulu. Atau, dengan kata lain, perusahaan masuk ke pasar input. Tujuan utamanya adalah untuk mengamankan pasokan input [spesifikasi dan waktu pengiriman] untuk memastikan kualitas output akhir yang konsisten.

Contoh integrasi vertikal ke belakang adalah perusahaan minyak goreng mendirikan anak perusahaan minyak kelapa sawit mentah. Atau, dalam kasus lain, perusahaan mobil mengambialih perusahaan ban.

Integrasi vertikal ke depan

Integrasi vertikal ke depan adalah kebalikan dari integrasi ke belakang. Di sini, perusahaan memperluas bisnis ke pasar hilir mereka [distribusi atau ritel]. Misalnya, produsen mobil mengambil alih sebuah distributor mobil.

Tujuan integrasi vertikal ke depan adalah untuk memastikan produk sampai di tangan pelanggan tanpa merusak citra perusahaan. Selain itu, perusahaan juga dapat menggali informasi dan menerima umpan balik dari pelanggan. Itu berguna untuk pengembangan produk baru dan menciptakan nilai superior.

Berdasarkan keterkaitannya dalam rantai produksi, integrasi terbagi ke dalam dua kategori:

  • Integrasi horizontal, yang mana melibatkan bisnis dalam level rantai produksi yang sama. Dengan kata lain, sebelum integrasi, keduanya adalah saling bersaing.
  • Integrasi vertikal, yang mana melibatkan bisnis dalam level rantai produksi yang berbeda. Sebelum integrasi, satu perusahaan mungkin adalah pemasok atau distributor bagi perusahaan lainnya.

Kedua integrasi dapat berlangsung melalui merger, akuisisi atau pendirian anak usaha.

Integrasi horizontal meningkatkan ukuran operasi perusahaan. Misalnya, ketika sebuah produsen mobil mengakuisisi produsen mobil lainnya, itu meningkatkan skala operasi dan memungkinkan pengakuisisi untuk meraih skala ekonomi yang lebih baik. Selain itu, kekuatan pasar juga meningkat karena pangsa pasar lebih tinggi.

Sementara itu, sebuah perusahaan mengejar integrasi vertikal untuk menangkap keuntungan di setiap rantai pasokan. Perusahaan memperoleh kendali yang lebih baik atas atas input dan saluran distribusinya.

Manfaat integrasi horizontal

Integrasi horizontal menawarkan sejumlah keuntungan seperti:

  • Penghematan biaya
  • Peningkatan kekuatan pasar
  • Eliminasi duplikasi bisnis
  • Meningkatkan kapasitas keuangan
  • Memfasilitasi aliran pengetahuan antar entitas
  • Peningkatan diferensiasi
  • Pengurangan intensitas persaingan
  • Meningkatkan daya tawar atas pemasok dan pembeli

Penghematan biaya

Skala operasi perusahaan menjadi lebih besar, memungkikannya untuk meraih skala ekonomi yang lebih tinggi.

Dalam industri dengan struktur biaya tetap yang tinggi, mencapai skala ekonomi melalui output besar sangat penting dalam menurunkan biaya. Perusahaan dapat menyebarkan biaya tetap sejumlah besar output, menghasilkan penurunan biaya rata-rata.

Peningkatan kekuatan pasar

Integrasi horizontal mengarah ke konsolidasi industri. Karena berada pada tahap yang sama dalam rantai nilai industri, integrasi ini dapat meningkatkan posisi strategis perusahaan.

Untuk membantu mendapatkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif, penciptaan nilai bersih dari integrasi horizontal harus positif. Misalnya, merger dapat meningkatkan skala bisnis perusahaan, yang mana mengarah pada penguasaan pangsa pasar yang lebih besar. Karena jumlah perusahaan berkurang, intensitas persaingan juga melemah.

Eliminasi duplikasi bisnis

Perusahaan induk fokus pada bisnis inti. Sedangkan, anak perusahaan menggarap pasar yang selama ini menjadi bisnis non-inti perusahaan.

Meningkatkan kapasitas keuangan

Ketika mengakuisisi atau mendirikan anak usaha, perusahaan mengkonsolidasikan pendapatan dari entitas yang berada di bawah kendali. Kapasitas keuangan menjadi lebih besar, memungkinkan perusahaan untuk memperoleh peringkat kredit yang lebih baik. Oleh karena itu, perusahaan dapat memperoleh pendanaan yang lebih murah.

Pengurangan intensitas persaingan

Secara keseluruhan, struktur industri menjadi lebih terkonsolidasi dan berpotensi lebih menguntungkan. Integrasi mengubah struktur industri yang mendasari dan mendukung perusahaan yang ada. Persaingan cenderung menurun, dengan asumsi tidak ada pendatang baru.

Selain itu, jika perusahaan berada dalam struktur industri oligopolistik, maka ini akan mengarahkan fokus persaingan ke strategi non-harga.

Meningkatkan diferensiasi

Integrasi horizontal memberikan peluang bagi perusahaan untuk mengisi kesenjangan dalam penawaran produk. Entitas gabungan dapat menawarkan rangkaian lengkap produk dan layanan.

By Nur Fadhila Amri, SE., M.Si Last updated 16 Sep 2019 33.661

Strategi Integrasi vertikal pada umumnya terdapat dalam industri perminyakan, kimia dasar, mobil, serta produk yang memanfaatkan hasil hutan. Beberapa keuntungan dari integrasi vertikal ini adalah turunnya biaya serta meningkatnya koordinasi dan kontrol. Hal ini merupakan cara terbaik bagi perusahaan yang kuat dalam rangka meningkatkan competitif advantage di dalam industri yang atraktif.

Daftar Isi

  • Pengertian Strategi Integrasi Vertikal
  • Manfaat Strategi Integrasi Vertikal
  • Kelemahan Strategi Integrasi Vertikal
  • Contoh Strategi Integrasi Vertikal
  • Dilarang dalam UU Persaingan Usaha
Pengertian Strategi Integrasi Vertikal

Definisi integrasi vertikal adalah bila perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam jalur distribusi masih dalam satu kepemilikan atau dibawah satu kelompok usaha dengan produsennya. Definisi ini lebih relevan daripada definisi lain seperti, peleburan perusahaan, tingkat ketergantungan atau kontrak yang mengikat [Hart dan Tirole. 1990].

Integrasi vertikal dari sisi kepemilikan mengandung fleksibilitas dalam membuat keputusan investasi, arus informasi, kesempatan kerja, produksi dan distribusi dalam semua tingkatan kegiatan. Alokasi optinum dari sumberdaya yang dimiliki kemungkinan dapat dicapai.

Model Integrasi Vertikal

Variabel-variabel yang diidentifikasi mempengaruhi minat melakukan Integrasi vertical adalah market share, komponen upah per unit produk, komponen biaya mengoperasikan alat-alat modal per unit produksi, sumberdaya manusia berkeahlian khusus di jalur distribusi, kapital fisik khusus, umur perusahaan produsen, jangkauan pemasaran produk dan jenis barang yang diproduksi yang bersifat barang yang dicari karakteristiknya.

Integrasi vertical dapat bersifat penuh [full integration] yaitu berpartisipasi dalam seluruh tahap rantai nilai pada industri integrasi atau hanya saja sebagai dalam industri tersebut.

Manfaat Strategi Integrasi Vertikal

Artikel Terkait Lainnya

Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

4 Jul 2018

COMPLETE RATIO ANALYSIS

4 Jul 2018

Komponen – Komponen Struktur Pengendalian Intern [SPI]

17 Mar 2018

  • Dapat menciptakan penghematan biaya kalau volume kebutuhan bahan baku yang diperlukan cukup besar sehingga cukup ekonomis kalau diproduksi sendiri.
  • Mampu memberikan kontribusi laba yang diharapkan karena memberikan keamanan supply bahan baku utama yang dibutuhkan perusahaan dan perusahaan tidak mengalami kesulitan menguasai teknologi yang diperlukan.
  • Memberikan kontribusi pada kelangsungan hidup perusahaan jika mampu memberikan nilai tambah dan kepuasan pada produk yang diterima konsumen.
Kelemahan Strategi Integrasi Vertikal
  • Memerlukan dana investasi yang tidak sedikit dan menghadapi risiko bisnis ketika industri tersebut mengalami kejenuhan.
  • Adanya vested interest dalam melindungi investasi teknologi dan fasilitas yang sudah dimiliki menyebabkan usaha lambat dalam mengantisipasi perkembangan bisnis terbaru.
  • Integrasi vertikal dapat dihadapkan pada masalah menjaga keseimbangan kapasitas pada setiap tahap dari rantai nilai.

Pertumbuhan sebuah perusahaan dapat dicapai melalui integrasi vertikal dengan cara backward integration [mengambil alih fungsi supplier] atau dengan cara forward integration [mengambil alih fungsi distributor]. Hal ini merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat [high market share] dalam industri yang berdaya tarik tinggi.

Contoh Strategi Integrasi Vertikal

Integrasi vertikal dapat dicapai baik melalui sumber daya internal maupun eksternal. Henry Ford, misalnya, menggunakan sumber daya internal untuk membangun pabriknya di luar Detroit. Ia mengintegrasikan proses manufaktur, mulai dari masukan berupa biji besi sampai keluaran berupa produk mobil.

Sebaliknya, Du Pont, sebuah perusahaan kimia raksasa, memilih jalur eksternal untuk integrasi vertikal ke belakang [backward vertical integration] dengan cara mengambil alih Conoco untuk memenuhi kebutuhan minyak yang diperlukan dalam memproduksi produk sintetis Du Pont.

Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya atau posisi kompetitifnya, sebuah perusahaan harus melaksanakan upaya meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien untuk mengkontrol kualitas serta distribusi produk.

Dilarang dalam UU Persaingan Usaha

Integrasi Vertikal secara tegas dilarang oleh UU Persaingan Usaha No. 5/1999 yang tertuang pada pasal 14. Pasal 14 terkait pula dengan aturan penggabungan, peleburan dan pengambilalihan pasal 28 ayat [1] dan [2]. Pesan dari pasal-pasal ini, integrasi vertikal dilarang, jika memunculkan praktik monopoli dan menimbulkan perilaku-perilaku negatif di semua kegiatan yang terintegrasi. Salah satu contoh kasus Integrasi vertikal yakni Garuda Indonesia. Perusahaan penerbangan tersebut pernah terbukti melakukan integrasi vertikal dan didenda hingga 1 milyar rupiah.

Sumber Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis Duwi Handoko, dkk, Hal-hal Yang Dilarang Dalam Undang-undang Anti Monopoli Dan Persaingan Usaha

PerusahaanStrategi integrasi vertikal

Strategi Integrasi vertikal pada umumnya terdapat dalam industri perminyakan, kimia dasar, mobil, serta produk yang memanfaatkan hasil hutan. Beberapa keuntungan dari integrasi vertikal ini adalah turunnya biaya serta meningkatnya koordinasi dan kontrol. Hal ini merupakan cara terbaik bagi perusahaan yang kuat dalam rangka meningkatkan competitif advantage di dalam industri yang atraktif.

Daftar Isi

  • Pengertian Strategi Integrasi Vertikal
  • Manfaat Strategi Integrasi Vertikal
  • Kelemahan Strategi Integrasi Vertikal
  • Contoh Strategi Integrasi Vertikal
  • Dilarang dalam UU Persaingan Usaha
Pengertian Strategi Integrasi Vertikal

Definisi integrasi vertikal adalah bila perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam jalur distribusi masih dalam satu kepemilikan atau dibawah satu kelompok usaha dengan produsennya. Definisi ini lebih relevan daripada definisi lain seperti, peleburan perusahaan, tingkat ketergantungan atau kontrak yang mengikat [Hart dan Tirole. 1990].

Integrasi vertikal dari sisi kepemilikan mengandung fleksibilitas dalam membuat keputusan investasi, arus informasi, kesempatan kerja, produksi dan distribusi dalam semua tingkatan kegiatan. Alokasi optinum dari sumberdaya yang dimiliki kemungkinan dapat dicapai.

Model Integrasi Vertikal

Variabel-variabel yang diidentifikasi mempengaruhi minat melakukan Integrasi vertical adalah market share, komponen upah per unit produk, komponen biaya mengoperasikan alat-alat modal per unit produksi, sumberdaya manusia berkeahlian khusus di jalur distribusi, kapital fisik khusus, umur perusahaan produsen, jangkauan pemasaran produk dan jenis barang yang diproduksi yang bersifat barang yang dicari karakteristiknya.

Integrasi vertical dapat bersifat penuh [full integration] yaitu berpartisipasi dalam seluruh tahap rantai nilai pada industri integrasi atau hanya saja sebagai dalam industri tersebut.

Manfaat Strategi Integrasi Vertikal

Artikel Terkait Lainnya

Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

4 Jul 2018

COMPLETE RATIO ANALYSIS

4 Jul 2018

Komponen – Komponen Struktur Pengendalian Intern [SPI]

17 Mar 2018

  • Dapat menciptakan penghematan biaya kalau volume kebutuhan bahan baku yang diperlukan cukup besar sehingga cukup ekonomis kalau diproduksi sendiri.
  • Mampu memberikan kontribusi laba yang diharapkan karena memberikan keamanan supply bahan baku utama yang dibutuhkan perusahaan dan perusahaan tidak mengalami kesulitan menguasai teknologi yang diperlukan.
  • Memberikan kontribusi pada kelangsungan hidup perusahaan jika mampu memberikan nilai tambah dan kepuasan pada produk yang diterima konsumen.
Kelemahan Strategi Integrasi Vertikal
  • Memerlukan dana investasi yang tidak sedikit dan menghadapi risiko bisnis ketika industri tersebut mengalami kejenuhan.
  • Adanya vested interest dalam melindungi investasi teknologi dan fasilitas yang sudah dimiliki menyebabkan usaha lambat dalam mengantisipasi perkembangan bisnis terbaru.
  • Integrasi vertikal dapat dihadapkan pada masalah menjaga keseimbangan kapasitas pada setiap tahap dari rantai nilai.

Pertumbuhan sebuah perusahaan dapat dicapai melalui integrasi vertikal dengan cara backward integration [mengambil alih fungsi supplier] atau dengan cara forward integration [mengambil alih fungsi distributor]. Hal ini merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat [high market share] dalam industri yang berdaya tarik tinggi.

Contoh Strategi Integrasi Vertikal

Integrasi vertikal dapat dicapai baik melalui sumber daya internal maupun eksternal. Henry Ford, misalnya, menggunakan sumber daya internal untuk membangun pabriknya di luar Detroit. Ia mengintegrasikan proses manufaktur, mulai dari masukan berupa biji besi sampai keluaran berupa produk mobil.

Sebaliknya, Du Pont, sebuah perusahaan kimia raksasa, memilih jalur eksternal untuk integrasi vertikal ke belakang [backward vertical integration] dengan cara mengambil alih Conoco untuk memenuhi kebutuhan minyak yang diperlukan dalam memproduksi produk sintetis Du Pont.

Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya atau posisi kompetitifnya, sebuah perusahaan harus melaksanakan upaya meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien untuk mengkontrol kualitas serta distribusi produk.

Dilarang dalam UU Persaingan Usaha

Integrasi Vertikal secara tegas dilarang oleh UU Persaingan Usaha No. 5/1999 yang tertuang pada pasal 14. Pasal 14 terkait pula dengan aturan penggabungan, peleburan dan pengambilalihan pasal 28 ayat [1] dan [2]. Pesan dari pasal-pasal ini, integrasi vertikal dilarang, jika memunculkan praktik monopoli dan menimbulkan perilaku-perilaku negatif di semua kegiatan yang terintegrasi. Salah satu contoh kasus Integrasi vertikal yakni Garuda Indonesia. Perusahaan penerbangan tersebut pernah terbukti melakukan integrasi vertikal dan didenda hingga 1 milyar rupiah.

Integrasi horizontal merupakan salah satu strategi bisnis yang dilakukan dengan mengombinasikan dua atau lebih jenis bisnis dalam satu rantai produk dan kendali yang sama.

Hal tersebut bisa terjadi saat dua jenis perusahaan dengan jenis produk yang sama memutuskan untuk merger dan meninggalkan salah satu jenis dari perusahaan mereka dengan nama perusahaan lainnya yang tetap bertahan.

Hal itu dilakukan semata mata untuk meningkatkan ukuran bisnis, sehingga mendukung pencapaian keunggulan yang kompetitif. Tidak hanya itu, dengan upaya penggabungan dua perusahaan tersebut dapat lebih meningkatkan kekuatan pasar yang dimiliki.

Nyatanya, integrasi horizontal ini tidak selalu menggunakan upaya merger saja, melainkan mungkin bisa melalui upaya akuisisi. Perusahaan yang menjadi rekan dalam proses akuisisi ini bisa saja merupakan pesaingnya secara langsung.

Video yang berhubungan