Apa yang harus dilakukan jika anak tiba tiba kejang?

Selasa, 24 Mei 2022 15:06 WIB

Orang Tua Harus Tahu Perbedaan Kejang Demam dan Epilepsi pada Anak

Apa yang harus dilakukan jika anak tiba tiba kejang?

2827

Sri Jumiyati, S.Kep,NERS - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang


Orang tua mana yang tidak sedih melihat anaknya yang masih bayi tiba-tiba demam hingga kejang? Rasa kaget, cemas, dan takut semuanya bercampur jadi satu.

Sayangnya, kondisi kejang pada bayi sering disangka sebagai epilepsi. Padahal, jika terjadi peningkatan suhu tubuh, anak bisa saja mengalami kejang demam atau disebut juga dengan febrile seizure. 

Agar lebih jelas penanganan dan pengobatannya ke depan, orang tua harus tahu bedanya epilepsi dan kejang demam pada anak berikut ini

Apa Itu Kondisi Kejang Demam (Febrile Seizure)?

Dijelaskan oleh dr. Devia Irine Putri, febrile seizure adalah kejang yang terjadi akibat peningkatan suhu tubuh (lebih dari 38 derajat Celsius). 

Kejang demam pada bayi juga terjadi akibat suatu proses ekstranium (di luar kelainan otak). 

“Kondisi ini umumnya dialami oleh anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun. Orang awam menyebut demam ini dengan ‘step’ pada anak. Biasanya, peningkatan suhu yang menyebabkan kejang ini bisa dipengaruhi oleh adanya faktor infeksi pada tubuh anak,”

Apakah Kejang Demam dan Epilepsi Sama?

Keduanya adalah kondisi yang berbeda, ini bisa terlihat dari penyebab dan pengobatannya.

“Sampai saat ini, belum ada penyebab pasti yang buat seorang bayi bisa alami demam kejang. Namun, ada beberapa risiko yang buat bayi alami febrile seizure seperti riwayat kejang dari keluarga, usia kurang dari 12 bulan, temperatur rendah saat kejang (tidak perlu suhu tinggi untuk kejang), dan cepat kejang setelah demam,” jelas dr. Devia.

Di lain sisi, kejang demam pada bayi biasanya akan hilang dengan sendirinya, tanpa harus minum obat rutin. 

Hanya saja, jika sudah ada tanda demam pada anak, suhu tubuhnya harus segera diturunkan agar tidak terjadi kejang. 

Lalu, apa bedanya dengan epilepsi? Berdasarkan keterangan dari dr. Devia, epilepsi atau ayan merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat gangguan arus listrik di otak.

Epilepsi pada bayi juga punya gejala kejang dan bisa terjadi berulang meski sedang tidak demam. 

Selain itu, kondisi ini dialami oleh siapa saja tanpa memandang usia. Bahkan, anak yang menderita epilepsi mungkin akan terus mengalaminya hingga mereka beranjak dewasa.

“Jika kejang demam umumnya akan berhenti sendiri tanpa pengobatan, berbeda dengan epilepsi. Epilepsi membutuhkan obat rutin untuk mencegah kejang kambuh,”

Penderita epilepsi pada bayi atau anak, biasanya akan terus minum obat jika kejang sering terjadi. Namun, apabila sudah jarang kambuh, dokter bisa saja menghentikan pemberian obat.

“Selain minum obat akan ada prosedur operasi untuk mengganti bagian otak (yang terdapat kerusakan atau gangguan) bila diperlukan,” tambah dr. Devia. 

Adakah Komplikasi Kesehatan Bila Bayi Sering Alami Kejang Demam?

Orang tua mana yang tidak sedih melihat anaknya yang masih bayi tiba-tiba demam hingga kejang? Rasa kaget, cemas, dan takut semuanya bercampur jadi satu.

Sayangnya, kondisi kejang pada bayi sering disangka sebagai epilepsi. Padahal, jika terjadi peningkatan suhu tubuh, anak bisa saja mengalami kejang demam atau disebut juga dengan febrile seizure. 

Agar lebih jelas penanganan dan pengobatannya,orang tua harus tahu bedanya epilepsi dan kejang demam pada anak

Adakah Komplikasi Kesehatan Bila Bayi Sering Alami Kejang Demam?

Kejang Demam pada Bayi

“Sebenarnya kejang demam tidak menyebabkan komplikasi serius, tapi kalau kejangnya berlangsung lama dan tidak kunjung berhenti, ini harus segera dihentikan agar tidak merusak sel-sel otak,” tegas dr. Devia.

Ia juga menyarankan, ketika anak yang berusia di bawah 12 bulan mengalami kejang, harus dilakukan pemeriksaan cairan lumbal untuk mencegah kemungkinan meningitis.

Sampai saat ini, belum ada bukti kejang demam bisa menyebabkan kematian ada komplikasi penyakit berbahaya pada bayi. Tidak terbukti pula bisa menyebabkan kecacatan otak  atau gangguan intelektual. 

Akan tetapi, orang tua juga tidak boleh anggap remeh karena ini bisa mengganggu kualitas hidup bayi. Si kecil bisa rewel dan kesulitan untuk bernapas. 

  • Posted On:  29 November 2021
  • Posted By:  Hermina Arcamanik
  • 2 min read
  • Reviewed By:  Dwi Wahyuni, SpN, dr

Pertolongan pertama terhadap kejang

Kejang adalah kondisi saat tubuh mengalami goncangan cepat dan berulang kali secara tidak terkendali.
Kejang itu sebetulnya hal yang cukup umum jika berdasarkan statistik. Satu dari sepuluh orang di dunia ini pernah mengalami kejang. Kejang dan epilepsi sama-sama disebabkan oleh gangguan pada saraf otak, tapi tetap saja kejang berbeda dengan epilepsi, kejang bukan berarti epilepsi, melainkan konsekuensi dari adanya epilepsi atau gejalanya. Sederhananya, epilepsi adalah suatu penyakit, sedangkan kejang hanyalah sebagai suatu gejala. Namun, jika seseorang mengalami kejang, bukan berarti penyebab utamanya pasti adalah epilepsi. Seseorang itu kita katakan epilepsi kalau kejangnya berulang tapi jika kejangnya baru sekali baru dibilang kejang. Kejang menurut bahasa Indonesia yang benar itu istilahnya bangkitan.

Bangkitan adalah suatu cetusan listrik berlebih di sel otak dan itu terjadi sementara tapi menimbulkan gejala contohnya gerakan otot berlebih atau gangguan sensasi atau gangguan kesadaran. Sebetulnya kejang itu ada pencetusnya misalnya sebelumnya demam dahulu atau gejala-gejala penyertanya yang kemudian terjadi kejang dan bisa tiba-tiba kejang.Kejang bisa dicetuskan sesuatu ada juga yang tidak dicetuskan sesuatu biasanya epilepsi yang tidak dicetuskan sesuatu. Epilepsi itu langsung terjadi begitu saja tanpa ada gejala.

Serangan kejang yang terjadi bisa berbeda-beda pada setiap penderita. Terkadang kejang bisa membuat tubuh penderitanya kaku, berkedut, lemas, sampai hilang kesadaran. Hal itu dipengaruhi penyebab kejang dan bagian otak yang terlibat serangan. Gejala kejang bisa berupa: seluruh tubuh gemetar, mengalami kebingungan, ngiler atau mulut berbusa, mata terbelalak, kehilangan kontrol kandung kemih atau usus, tiba-tiba jatuh, gigi gemertakan, otot tubuh bergerak tidak terkendali sampai anggota tubuh bergerak dan menyentak. Gejala kejang dapat berhenti setelah beberapa menit, terkadang serangan bisa datang lagi setelah beberapa menit.

Kejang pada anak itu di provokasi oleh demam tetapi banyak terjadi juga di orang dewasa dan orangtua karena akibat  adanya kelainan medis, rendahnya kadar gula darah, infeksi, cedera kepala, keracunan, efek samping obat-obatan tertentu, tumor otak atau kelainan saraf lainnya, Kurangnya oksigen ke otak juga bisa menyebabkan kejang.

Kejang kebanyakan bisa berhenti dengan sendirinya. Tapi, saat kejang seseorang rentan cedera atau terluka karena kehilangan kontrol tubuh. Berikut beberapa pertolongan pertama saat kejang yang bisa membantu penderita antara lain : cegah penderita terjatuh dengan membaringkan tubuhnya ke lantai atau tempat yang aman, berikan bantal untuk menopang kepalanya, Kendurkan pakaian ketat, terutama di sekitar leher, apabila penderita muntah saat kejang, miringkan tubuh penderita agar muntahan tidak masuk ke paru-paru, temani penderita kejang hingga serangan mereda, atau sampai penderita mendapatkan pertolongan medis profesional.
 

Langkah pertama saat anak kejang?

Pertolongan Pertama Kejang Demam.
Letakkan anak di tempat yang datar, luas, dan bebas, sehingga anak tidak akan terbentur atau tertimpa benda tertentu saat mengalami kejang. ... .
Baringkan dalam posisi miring agar anak tidak tersedak oleh air liur atau muntahan..
Longgarkan pakaian, terutama pada bagian leher..

Setelah anak kejang apa yang harus dilakukan?

Setelah kejang usai, anak umumnya berada dalam posisi sadar tapi kehabisan energi. Jadi, biarkan mereka beristirahat hingga kondisinya pulih kembali. Selanjutnya, Anda bisa membawa anak ke dokter atau unit gawat darurat di rumah sakit. Itulah beberapa penanganan kejang pada anak yang dapat Anda lakukan.

Kapan kejang harus dibawa ke rumah sakit?

Apabila itu adalah serangan/kejang pertama maka anak perlu dibawa ke rumah sakit, Kejang tanpa demam atau kejang demam, apabila kejangnya terjadi dalam waktu lama yaitu lebih dari 5 menit, kejang sebentar-sebentar tetapi diantara kejang anak tersebut tidak bangun kembali, pasca kejang anak tidak dapat kita bangunkan ...

Apakah kejang bisa dicegah?

Kejang demam umumnya tidak dapat dicegah, termasuk dengan pemberian obat-obatan penurun panas atau obat antikejang.