Apa yang dimaksud dengan teknik pemupukan?

Pemupukan menurut pengertian khusus ialah pemberian bahan yang dimaksudkan untuk menyediakan hara bagi tanaman. Umumnya pupuk diberikan dalam bentuk padat atau cair melalui tanah dan diserap oleh akar tanaman. Namun pupuk dapat juga diberikan lewat permukaan tanaman, terutama daun.

Pemberian bahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki suasana tanah, baik fisik, kimia atau biologis disebut pembenahan tanah (amandement) yang berarti perbaikan (reparation) atau penggantian (restitution). Bahan-bahan tersebut termasuk mulsa (pengawet lengas tanah, penyangga temperatur), pembenah tanah (soil conditioner, untuk memperbaiki struktur tanah), kapur pertanian (untuk menaikkan pH tanah yang terlalu rendah, atau untuk mengatasi keracunan Al dan Fe), tepung belerang (untuk menurunkan pH tanah yang semula tinggi) dan gipsum (untuk  menurunkan kegaraman tanah). Rabuk kandang dan hijauan legum diberikan ke dalam tanah dengan maksud sebagai pupuk maupun pembenah tanah.

Pemupukan merupakan salah satu usaha pengelolaan kesuburan tanah. Dengan mengandalkan sediaan hara dari tanah asli saja, tanpa penambahan hara, produk pertanian akan semakin merosot. Hal ini disebabkan ketimpangan antara pasokan hara dan kebutuhan tanaman. Hara dalam tanah secara berangsur-angsur akan berkurang karena terangkut bersama hasil panen, pelindian, air limpasan permukaan, erosi atau penguapan. Pengelolaan hara terpadu antara pemberian pupuk dan pembenah akan meningkatkan efektivitas penyediaan hara, serta menjaga mutu tanah agar tetap berfungsi secara lestari.

Tujuan utama pemupukan adalah menjamin ketersediaan hara secara optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh peningkatan hasil panen. Penggunaan pupuk yang efisien pada dasarnya adalah memberikan pupuk bentuk dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman dapat menggunakan pupuk hanya pada perakaran aktif, tetapi sukar menyerap hara dari lapisan tanah yang kering atau mampat. Efisiensi pemupukan dapat ditaksir berdasarkan kenaikan bobot kering atau serapan hara terhadap satuan hara yang ditambahkan dalam pupuk tersebut.

Faktor yang berpengaruh terhadap pemupukan:

  1. Tanah: kondisi fisik (kelerengan, jeluk mempan perakaran, retensi lengas dan aerasi), kondisi kimiawi (retensi hara tersedia, reaksi tanah, bahan organik tanah, sematan hara, status dan imbangan hara), kondisi biologis (pathogen, gulma).
  2. Tanaman: jenis, umur dan hasil panen yang diharapkan.
  3. Pupuk: sifat, mutu, ketersediaan dan  harga.
  4. Iklim: temperatur, curah hujan, panjang penyinaran dan angin.

Apa yang dimaksud dengan teknik pemupukan?

Pemupukan adalah penambahan satu atau beberapa hara tanaman yang tersedia atau dapat tersedia ke dalam tanah/tanaman untuk dan atau mempertahankan kesuburan tanah yang ada yang ditujukan untuk mencapai hasil/produksi yang tinggi. Pemupukan merupakan hal yang sangat penting pada pertumbuhan tanaman. Setiap lahan membutuhkan pupuk yang berbeda, sehingga perlu dilakukan pengujian dan penghitungan kebutuhan pupuk. Pengujian kebutuhan pupuk dapat dihitung dengan menggunakan beberapa cara yaitu:

  1. Menggunakan informasi dari KATAM
  2. Peta Status Hara
  3. Menggunakan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK)
  4. Menggunakan Bagan Warna Daun (BWD)

Dengan menggunakan prinsip 5 tepat (jenis, dosis, waktu, cara, dan sasaran) dalam pemupukan tanaman diharapkan petani dapat mempertahankan kesuburan tanah sehingga dapat meningkatkan produksinya, yaitu :

Tepat jenis yaitu pada saat pemupukan haruslah tepat dalam menentukan jenis pupuk apa yang dibutuhkan oleh tanaman. Unsur Urea jika tanaman kekurangan unsur N, SP 36 jika tanaman kekurangan unsur P. Jika pupuk yang digunakan salah, tanaman yang kita pupuk tidak akan bagus.

Tepat dosis yaitu pada saat pemupukan dosis yang diberikan harus tepat atau sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tepat dosis disini dimaksudkan agar dosis yang kita berikan ke tanaman tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit jika pemberian pupuk sedikit tanaman masih kekurangan unsur yang dibutuhkan, terlalu banyak tentu tanaman akan over dosis dan bisa menjadi toksik.

Tepat waktu disini yaitu pada saat pemberian pupuk yang baik dan benar hendaknya disesuaikan kapan tanaman tersebut membutuhkan asupan lebih unsur hara atau pada waktu yang tepat. Hal ini agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Maksudnya formula/ bentuk pupuk seuai dengan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman. Jika dalam bentuk butiran memerlukan waktu yang singkat untuk memupuknya.  Jika dalam bentuk tepung atau cair yang perlu disemprotkan memerlukan tenaga kerja lebih banyak.  Bentuk cair/tepung yang disemprotkan juga cocok untuk sawah yang sering banjir yang tidak memungkinkan untuk dipupuk butiran karena pupuk gampang hanyut dan tercuci keluar sawah.

Tepat cara yaitu pada saat pemupukan cara kita harus benar. Cara pemberian pupuk yang salah akan membuat pupuk terbuang sia-sia ataupun tercuci oleh air dan terdenitrifikasi sehingga tidak dapat diserap atau ditangkap langsung oleh tanaman. Untuk itu cara pemupukan harus benar dan tepat sasaran.

Pemupukan adalah Pemupukan merupakan proses untuk memperbaiki atau memberikan tambahan unsur-unsur hara pada tanah, baik secara langsung atau tak langsung agar dapat memeuhi kebutuhan bahan makanan pada tanaman. Pemupukan dapat dilakukan dengan pemberian pupuk kandang, kompos, atau pupuk buatan.Pemupukan merupakan proses untuk memperbaiki atau memberikan tambahan unsur-unsur hara pada tanah, baik secara langsung atau tak langsung agar dapat memeuhi kebutuhan bahan makanan pada tanaman.

Pemupukan merupakan salah satu usaha pengelolaan kesuburan tanah. Dengan mengandalkan sediaan hara dari tanah asli saja, tanpa penambahan hara, produk pertanian akan semakin merosot. Hal ini disebabkan ketimpangan antara pasokan hara dan kebutuhan tanaman. Hara dalam tanah secara berangsur-angsur akan berkurang karena terangkut bersama hasil panen, pelindian, air limpasan permukaan, erosi atau penguapan. Pengelolaan hara terpadu antara pemberian pupuk dan pembenah akan meningkatkan efektivitas penyediaan hara, serta menjaga mutu tanah agar tetap berfungsi secara lestari.

Tujuan utama pemupukan adalah menjamin ketersediaan hara secara optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh peningkatan hasil panen. Penggunaan pupuk yang efisien pada dasarnya adalah memberikan pupuk bentuk dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman dapat menggunakan pupuk hanya pada perakaran aktif, tetapi sukar menyerap hara dari lapisan tanah yang kering atau mampat. Efisiensi pemupukan dapat ditaksir berdasarkan kenaikan bobot kering atau serapan hara terhadap satuan hara yang ditambahkan dalam pupuk tersebut.

Faktor yang berpengaruh terhadap pemupukan: 1.Tanah: kondisi fisik (kelerengan, jeluk mempan perakaran, retensi lengas dan aerasi), kondisi kimiawi (retensi hara tersedia, reaksi tanah, bahan organik tanah, sematan hara, status dan imbangan hara), kondisi biologis (pathogen, gulma). 2.Tanaman: jenis, umur dan hasil panen yang diharapkan. 3.Pupuk: sifat, mutu, ketersediaan dan harga.

4.Iklim: temperatur, curah hujan, panjang penyinaran dan angin.

METODE PEMUPUKAN YANG BAIK

Pemupukan merupakan salah satu proses penting dalam budidaya tanaman. Kenapa menjadi prosesi penting? Karena proses pemupukan akan sangat menentukan keberhasilan produksi tanaman tersebut. Selain harus mengetahui jenis-jenis pupuk dan proses penyerapan pupuk, kita juga harus tahu bagaimana cara mengaplikasikan pupuk pada tanaman yang dibudidayakan sehingga proses tersebut menjadi lebih efektif dan efisien.

PEMUPUKAN MELALUI AKAR TANAMAN

Pemupukan melalui akar tanaman bisa diartikan sebagai pemupukan yang diberikan kepada tanaman melalui akar. Caranya tentu sudah jelas, yakni mengisi tanah dengan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman supaya tanaman budidaya tumbuh subur dan memberikan hasil memuaskan. Pada umumnya pemberian pupuk melalui akar dapat dilakukan secara disebar (boradcasting), ditempatkan diantara barisan, dan ditempatkan dalam lubang.

  1. Pemupukan dengan cara disebar (broadcasting)

Pemupukan dilakukan dengan cara meyebar pupuk secara merata pada tanah-tanah di sekitar pertanaman atau pada waktu pembajakan/penggaruan terakhir. Dilakakuna sehari sebelum tanam, kemudian diinjak-injak agar pupuk masuk ke dalam tanah. Beberapa pertimbangan untuk menggunakan cara ini adalah:

  1. Tanaman ditanam pada jarak tanam yang rapat, baik teratur dalam barisan maupun tidak teratur dalam barisan,
  2. Tanaman mempunyai akar yang dangkal atau berada dekat dengan permukaan tanah,
  3. Tanah mempunyai kesuburan yang relatif baik,
  4. Pupuk yang dipakai cukup banyak atau dosis permukaan tinggi,
  5. daya larut pupuk besar, karena bila daya larutnya rendah maka yang terserap tanaman sedikit,
  6. Cara pemupukan ini biasanya digunakan untuk memupuk tanaman padi, kacang-kacangan, dan lain-lain yang mempunyai jarak tanam rapat. Kerugian cara ini ialah merangsang pertumbuhan rumput pengganggu/gulma dan kemungkinan pengikatan unsur hara tertentu oleh tanah lebih tinggi.
  1. Pemupukan dengan cara ditempatkan di antara larikan/barisan

Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk di antara larikan tanaman dan kemudian ditutup kembali dengan tanah. Untuk tanaman tahunan, ditaburkan melingkari tanaman dengan jarak tegak lurus dengan daun terjauh (tajuk daun) dan kemudian ditutup kembali dengan tanah.

Cara ini dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

  1. Pupuk yang digunakan relatif sedikit,
  2. jarak tanam antar tanaman yang dipupuk cukup jarang dan jarak antara barisan pertanaman cukup jarang,
  3. kesuburan tanah rendah,
  4. tanaman dengan perkembangan akar yang sedikit,
  5. untuk tanah tegalan atau darat. 

    3. Pemupukan dengan cara ditempatkan dalam lubang

Pemupukan dilakukan dengan cara pupuk dibenamkan ke dalam lubang di samping batang sedalam kurang lebih 10 cm dan ditutup dengan tanah. Untuk tanaman tahunan, pupuk dibenamkan ke dalam lubang pupuk yang melingkari tanaman dengan jarak tegak lurus dengan daun terjauh (tajuk daun) dan ditutup kembali dengan tanah. Cara ini dilakukan dengan pertimbangan sama dengan pemupukan cara larikan/barisan.

PEMUPUKAN MELALUI PENYEMPROTAN DAUN TANAMAN (Spraying)

Pemupukan dengan cara pemyemprotan menggunakan pupuk yang dilarutkan dalam air dengan konsentrasi sangat rendah kemudian disemprotkan langsung kepada daun dengan alat penyemprot biasa (hand sprayer). Pada lahan yang luas dapat menggunakan pesawat terbang.

Sebelum melakukan penyemprotan, ada beberapa hal yang harus diketahui dulu, yaitu:

  1. Konsentrasi larutan pupuk yang dibuat harus sangat rendah atau mengikuti petunjuk dalam kemasan pupuk. Jangan berlebihan! Lebih baik kurang daripada berlebihan. Kalau konsentrasinya lebih rendah dari anjuran maka untuk mengimbanginya frekuensi pemupukan bisa diperbanyak, misalnya dianjurkan 10 hari bisa dipercepat jadi seminggu sekali.
  2. Pupuk daun disemprotkan ke bagian daun yang menghadap ke bawah karena mulut daun (stomata) umumnya menghadap ke bawah atau bagain punggung daun.
  3. Pupuk hendaknya disemprotkan ketika matahari tidak sedang terik-teriknya. Paling ideal dilakukan sore atau pagi hari persis ketika matahari belum begitu menyengat. Kalau dipaksakan juga menyemprot ketika panas, pupuk daun itu banyak menguap daripada diserap oleh daun.
  4. Penyemprotan pupuk daun jangan dilaksanakan menjelang musim hujan. Karena beresiko pupuk daun akan habis tercuci oleh air hujan. Terlebih lagi pada saat hujan seperti itu stomata sedang menutup.
  5. Biasakanlah untuk membaca keterangan yang ada pada kemasan pupuk.

Ditulis Oleh:  Bartolomeus Bunga P.   THL-TBPP pada BPP Buntao’ Kab. Toraja Utara

Sumber : https://digital-meter-indonesia.com/metode-pemupukan-yang-baik/