Apa yang dimaksud dengan pola makan sehat brainly?

Apa yang dimaksud dengan pola makan sehat brainly?

Ilustrasi olahraga. /Photo by mentatdgt from Pexels

Bola.com, Jakarta - Pola hidup sehat adalah gaya hidup yang memperhatikan segala aspek kondisi kesehatan. Kesehatan merupakan hal penting yang akan mendukung segala aktivitasmu berjalan dengan lancar.

Tak hanya itu, menjaga pola hidup sehat bisa membuat seseorang terhindar dari segala macam penyakit dan virus. Itulah mengapa, penting untuk menjaga pola hidup sehat.

Adapun gaya hidup yang diperhatikan, mulai makanan, minuman, nutrisi hingga rutinitas berolahraga. Yap, penerapan pola hidup sehat itu selalu berhubungan dengan faktor makanan.

Jadi, penting untuk menjauhi pola makan tidak sehat, yang bisa menyebabkan tubuh menjadi terkontaminasi berbagai penyakit. Maka dari itu, pastikan makanan yang kamu konsumsi adalah makanan yang sehat dan higienis.

Selain aspek makanan sehat dan bergizi, menjaga kondisi tubuh supaya tetap bugar juga penting. Caranya dengan olahraga secara teratur dan menghindari tubuh kelelahan.

Untuk bisa menerapkan pola hidup sehat memang bukan perkara mudah. Mengubah kebiasaan memang tak hanya bermodal niat saja, tetapi juga perlu mencoba langkah-langkah pola hidup sehat.

Diperlukan konsistensi untuk bisa melakukan cara hidup sehat. Ada beberapa cara dan langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk menerapkan pola hidup sehat.

Berikut ini rangkuman mengenai langkah-langkah menerapkan pola hidup sehat, seperti dilansir dari DosenPendidikan, Rabu (28/10/2020).

Apa yang dimaksud dengan pola makan sehat brainly?

Ilustrasi makanan sehat. /unsplash

Mengonsumsi makanan dan minuman sehat

Langkah pertama menerapkan pola hidup sehat ialah mengonsumsi makanan dan minuman sehat. Makanan yang dikategorikan sebagai makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung unsur-unsur zat yang dibutuhkan tubuh dan tidak mengandung bibit penyakit atau racun.

Selain makanan yang sehat dan bergizi, kamu juga perlu mengonsumsi air minum yang sehat. Air minum yang sehat adalah air minum yang cukup mengandung mineral yang dibutuhkan tubuh.

Seperti halnya makanan, air minum sehat juga berarti air minum yang bebas dari bibit penyakit dan racun.

Asupan gizi yang seimbang

Langkah menerapkan pola hidup sehat yang selanjutnya ialah memastikan tubuh mendapat asupan gizi yang seimbang setiap hari. Tentu saja hal ini berhubungan dengan makanan dan minuman apa saja yang dikonsumsi.

Untuk mendapatkan gizi yang seimbang, harus mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Namun, itu saja tidak cukup. Asupan gizi yang didapatkan tersebut harus dijaga dengan cara menghindari makanan dan minuman yang sekiranya kurang sehat dan berpotensi menimbulkan dampak kurang baik bagi tubuh.

Apa yang dimaksud dengan pola makan sehat brainly?

Ilustrasi tidur. Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Rajin berolahraga

Langkah yang ketiga ialah dengan rajin berolahraga. Aspek tersebut mutlak harus dilakukan karena mempunyai sejumlah manfaat baik yang bisa kamu dapatkan untuk kesehatan tubuh.

Dengan berolahraga, tubuh dan tulang akan menjadi terbiasa untuk bergerak aktif. Tidak hanya itu, olahraga juga akan mencegahmu dari bahaya obesitas.

Hal itu dikarenakan pada saat berolahraga, tubuh akan mengeluarkan keringat dan itu bertanda lemak-lemak yang ada pada tubuh ikut terbakar.

Istirahat yang cukup

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan untuk membiasakan pola hidup sehat ialah istirahat yang cukup. Istirahat yang cukup disini maksudnya adalah memiliki jam tidur yang ideal dan menghindari aktivitas lembur yang bisa membuat tubuh kelelahan.

Terlalu sering begadang itu tidak baik, ada banyak efek buruk yang bisa timbul dan dialami oleh tubuh karena hobi begadang. Mulai tubuh yang lemas sampai pikiran yang mudah stres.

Memelihara kebersihan lingkungan

Langkah terakhir yang harus dibiasakan ialah memelihara kebersihan lingkungan. Hal ini penting karena lingkungan yang kotor nantinya akan menyebabkan timbulnya sumber-sumber penyakit dan virus. Mulai penyakit kulit hingga penyakit pernapasan.

Itulah mengapa, selalu rajin bersihkan lingkungan dan mengatur ventilasi udara agar selalu mendapatkan udara dengan kualitas yang bersih.

Apa yang dimaksud dengan pola makan sehat brainly?

Ilustrasi gaya hidup sehat. Credit: pexels.com/NathanCowley

Adapun beberapa faktor yang dapat memengaruhi pola hidup sehat, yaitu:

Gaya hidup

Gaya hidup seseorang bisa memberikan dampak pada kesehatan, seperti bagaimana cara seseorang menerapkan pola hidupnya, apakah sudah benar-benar menjalankan pola hidup yang sehat atau masih belum.

Gaya hidup seseorang bisa terpengaruh dari lingkungan sosialnya. Gaya hidup seseorang dapat diubah, misalnya dengan cara memberikan pembelajaran bahwa pola hidup yang sehat itu penting.

Perubahan gaya hidup

Zaman dan perkembangan teknologi makin maju serta selalu mengalami perubahan. Saat ini, sudah banyak dirasakan, manusia malas untuk bergerak dan sering mengkonsumsi makanan maupun minuman yang tidak sehat, serta selalu berperilaku yang dapat merugikan kesehatannya.

Maka dari itu, setiap orang harus selalu menerapkan pola hidup sehat untuk menjaga kesehatannya di tengah perkembangan zaman, di mana gaya hidup selalu mengalami perubahan.

Sumber: DosenPendidikan

Oleh : Dosen Ilmu dan Teknologi Pangan FP UNS, Dr. Dimas Rahadian Aji Muhammad S.T.P., M.Sc.

Pada prinsipnya penyakit itu ada dua jenis, yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular. Virus Corona merupakan penyebab dari penyakit menular, sedangkan permasalahan kesehatan yang timbul akibat kesalahan pola makan (misalnya: diabetes, kolesterol dan lain-lain, termasuk dalam kategori penyakit tidak menular).

Artinya proses tersebarnya virus Corona ini sebenarnya hampir tidak ada hubungannya dengan pola makan masyarakat Indonesia. European Food Safety Association (EFSA) sendiri dalam rilisnya pada tanggal 9 Maret 2020 menjelaskan bahwa belum ada bukti yang menunjukkan bahwa makanan merupakan bagian dari rute penularan virus corona (tentu saja ketika kita mengkonsumsi makanan tersebut dengan cara yang benar dan dalam keadaan bersih sesuai standar).

Namun, meskipun makanan bukan agen penyebaran virus corona dan bukan penyebab timbulnya penyakit tersebut, tetapi pola makan sangat terkait erat dengan daya tahan tubuh manusia ketika terserang virus corona. Seseorang dengan pola makan yang baik, tentu saja mempunyai daya tahan tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang mempunyai pola makan yang tidak baik.

Hal ini dapat berakibat pada tingkat kefatalan serangan virus corona, hingga paling parahnya menyebabkan kematian. Pada seseorang yang dengan pola makan tidak baik, baik kurang gizi maupun yang sudah mempunyai penyakit bawaan seperti diabetes, mempunyai resiko kematian yang lebih tinggi. Pada seseorang yang mempunyai daya tahan tubuh yang baik, bisa jadi virus corona hanya menempel saja, namun orang tersebut tidak mengalami gejala apapun.

Pola makan sebagian masyarakat Indonesia memang belum baik. Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan Kementerian Kesehatan Tahun 2018 menunjukkan bahwa tidak sedikit warga negara Indonesia yang kekurangan gizi atau malah menderita diabetes. Kelompok ini yang beresiko mengalami gangguan kesehatan yang fatal ketika terserang virus corona.

Konteks “mencegah Covid-19” ini yang sebenarnya masih perlu diperjelas maksudnya. Artinya begini, rimpang-rimpangan memang mengandung beragam senyawa bioaktif. Senyawa-senyawa di dalam rimpang-rimpangan ini memang secara empiris maupun secara ilmiah telah diakui mempunyai efek yang baik bagi kesehatan, antara lain mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, bahkan banyak penelitian yang menunjukkan senyawa-senyawa aktif dalam rimpang-rimpangan ini mempunyai aktifitas spesifik, seperti antioksidan, anti-mikrobia dan anti-virus. Oleh karena itu, tidak heran jika sejak dulu masyarakat Indonesia suka minum jamu dengan dapat meningkatkan daya tahan tubuh atau mengobati penyakit tertentu.

Berdasarkan hal tersebut, maka “mencegah Covid-19” dalam konteks meningkatkan daya tahan tubuh seseorang sehingga serangan Covid-19 tidak berakibat fatal memang logis. Tetapi tentu saja “mencegah Covid-19” dalam konteks mencegah transmisi penularan Covid-19 dari satu orang ke orang lain perlu penelaahan lebih jauh.

Penyebaran virus pada dasarnya karena virus ini dapat memperbanyak diri dan bahkan bermutasi. Nah senyawa aktif dalam rimpang-rimpangan memang sebagian berpotensi untuk menghambat pembelahan diri virus. Namun tentu saja, penghambatan itu terjadi apabila senyawa aktif dari rimpang-rimpangan ini dihantamkan langsung ke virus. Masalah yang terjadi adalah, ketika kita mengkonsumsi rimpang-rimpangan, ada banyak faktor yang selanjutnya berpengaruh terhadap efektifitas rimpang tersebut untuk menghambat virus. Beberapa faktor yang masih perlu dikaji dan belum ada bukti adalah: (1) apakah konsentrasi yang kita konsumsi sudah cukup untuk menghambat virus?; (2) kalaupun kita konsumsi dengan konsentrasi yang cukup, apakah ketika senyawa aktif dalam rimpang tersebut kita makan semuanya terserap dalam tubuh? Atau malah masih terikat dalam matiks makanan sehingga tidak terserap tubuh?;(3) apakah yang terserap oleh tubuh masih dalam bentuk senyawa aslinya atau senyawa turunannya (metabolitnya)? Jika sudah dalam bentuk metabolitnya, maka kemampuan anti-virusnya juga berbeda. Nah, sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa rimpang-rimpangan tersebut mampu menghambat Covid-19. Ketika ada orang yang menyampaikan hal itu, bisa jadi itu terlalu overclaim. Meskipun secara umum rimpang-rimpangan mengandung senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai anti-virus, tetapi jenis virus itu kan sangat bermacam-macam. Maka satu senyawa dapat efektif sebagai anti-virus untuk satu virus tertentu, tetapi tidak dapat efektif untuk virus yang lain.

Jadi rimpang-rimpangan “mencegah Covid-19” artinya rimpang-rimpangan tersebut dapat meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga mengurangi resiko mengalami gangguan kesehatan yang fatal ketika terserang virus corona. Jika “mencegah Covid-19” dalam konteks menghambat pembelahan diri virus, hal tersebut belum ada bukti ilmiahnya.

Herbal dan rempah mempunyai senyawa bioaktif yang dapat berdampak positif bagi kesehatan. Nah, untuk dapat mempunyai efek kesehatan tertentu, senyawa bioaktif itu harus kita konsumsi pada konsentrasi minimal tertentu. Jika tidak mencapai konsentrasi tersebut, efek kesehatannya mungkin sangat kecil atau bahkan tidak kita dapatkan. Tentu saja respon tubuh setiap orang terhadap konsumsi herbal atau rimpang-rimpangan juga bisa berbeda-beda.

Sehingga, bagi anda yang memang selama ini merasa daya tahan tubuhnya bertambah dengan minum ekstrak herbal atau rempah (bisa dalam bentuk kapsul, jamu atau lainnya), dapat diteruskan. Bagi yang tidak terbiasa minum jamu, maka mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung herbal dan rempah dapat berkontribusi terhadap daya tahan tubuh juga.
Tetapi hal yang perlu diingat adalah tidak ada makanan yang sempurna di dunia ini. Artinya, meskipun herbal dan rimpang-rimpangan tersebut mempunyai potensi bioaktiftas, jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan efek samping juga bagi kesehatan. Misalnya, konsumsi jahe dapat menimbulkan efek hangat dan meningkatkan daya tahan tubuh. Tetapi konsumsi jahe secara berlebihan, maka bisa jadi timbul efek panas di perut dan dapat berujung pada diare bagi seseorang.

Ada pun, pola makan untuk mencegah transmisi/penyebaran Covid-19 dari satu orang ke orang lain tentu relevansinya kecil. Tetapi pola makan yang sehat untuk mencegah atau mengurangi resiko mengalami gangguan kesehatan yang fatal ketika terserang Covid-19 adalah hal yang lebih logis. Prinsip dari pola makan sehat adalah aman, bergizi, beragam dan berimbang (AB3). Aman dapat diartikan bahwa makanan tersebut aman untuk dikonsumsi dan tidak mengandung zat-zat yang meracuni tubuh. Bergizi dapat diartikan sebagai makanan yang mengandung gizi yang lengkap, meliputi makronutrien dan mikronutrien, termasuk didalamnya adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Selain itu disertai juga minum air putih yang cukup dan aktifitas fisik yang cukup. Beragam dapat diartikan sebagai keberagaman makanan kita. Artinya, ketika kita mengkonsumsi sumber protein, diusahakan tidak dari satu sumber saja, tetapi dari beragam sumber seperti daging, ayam, telur, kedelai, ikan dan sebagainya. Pada prinsipnya zat gizi suatu makanan akan saling melengkapi dengan makanan lainnya. Berimbang dapat diartikan sebagai keseimbangan makanan yang kita konsumsi. Artinya, jangan sampai kita hanya makan nasi banyak dengan lauk sedikit. Itu merupakan indikasi bahwa asupan gizinya tidak berimbang. Tentu saja, ketika ingin meningkatkan daya tahan tubuh, sangat disarankan untuk mengkonsumsi sumber protein, vitamin dan mineral lebih dari biasanya. Protein, vitamin dan mineral (terutama zinc) mempunyai kontribusi besar dalam meningkatkan daya tahan tubuh.
Memilih asupan gizi pada masa sekarang ini memang diutamakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Selain memegang teguh prinsip aman, bergizi, beragam dan berimbang, sangat disarankan untuk mengkonsumsi sumber protein, vitamin dan mineral lebih dari biasanya sebab ketiga komponen gizi tersebut mempunyai kontribusi besar dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Suplemen makanan serta jamu jika dipandang mampu memperkuat daya tahan tubuh, dapat dikonsumsi juga secara teratur namun tidak berlebihan.(*)