Apa yang dimaksud Asmaul Husna al hayyu bagaimana cara meneladaninya

Asmaul Husna merupakan nama dan sifat-sifat baik Allah SWT sebagai Dzat yang Maha Pencipta. Allah SWT memiliki 99 asmaul husna yang wajib kita hafal dan diteladani untuk mendapatkan keberkahan dalam hidup serta untuk mencapai surga-Nya. Salah satu sifat Allah yang wajib diteladani dan akan dibahas adalah Al-Qayyum.

Arti Al-Qayyum
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas tentang Al-Qayyum sebagai salah satu dari asmaul husna.

Al-Qayyum memiliki 2 makna yang berbeda. Pertama adalah Allah SWT adalah yang Maha Mandiri atau berdiri sendiri, dan yang kedua adalah Allah SWT yang Maha Mengatur Makhluk-Nya.

Untuk arti yang pertama yaitu Maha Mandiri memiliki makna bahwa Allah SWT bisa melakukan semua hal secara mandiri tanpa membutuhkan apapun dari seluruh makhluk-Nya. Hal ini karena Allah SWT tidak akan mengalami kekurangan.

Sedangkan untuk arti yang kedua yaitu Maha mengatur makhluk-Nya adalah Allah SWT selalu mengatur dan senantiasa mencampurtangani urusan setiap makhluk-Nya.

Dari kedua arti tersebut dapat disimpulkan bahwa Al-Qayyum memiliki arti bahwa Allah SWT Maha memiliki segalanya sehingga Dia bisa melakukannya secara sendiri tanpa membutuhkan bantuan siapapun. Selain itu, Allah juga akan senantiasa untuk mengurusi urusan makhluk-Nya agar bisa mendapatkan hasil yang terbaik.

Meneladani Sifat Al-Qayyum
Melihat dari pembahasan sebelumnya tentang arti dari Al-Qayyum menunjukkan bahwa Allah merupakan sang Maha Pencipta sehingga Ia bisa melakukannya secara sendiri.

Kita sebagai umat manusia tentunya sangat membutuhkan pertolongan Allah agar hidup dijauhi dari segala macam bahaya yang akan menimpanya. Adanya 99 Asmaul Husna ini akan membuat semua makhluk sadar bahwa Allah lah yang Maha Sempurna, Maha Baik, dan Maha memiliki segalanya sehingga apapun yang akan dilakukan oleh seluruh makhluk nya merupakan kehendak dari-Nya.

Baca Juga: Asmaul Husna Bergema, Mahyeldi Ajak Warga Dekatkan Diri Kepada Allah

Meneladani sifat Al-Qayyum yang berarti Maha Mandiri dan Maha Mengatur Umat-Nya, bahwa setiap manusia harus menjadi seseorang yang tegar dan kuat. Karena sebesar atau sesulit apapun masalahnya, kita harus percaya bahwa semua ini akan terlewati dengan percaya bahwa bantuan dari Allah SWT akan selalu datang di waktu yang sangat tepat.


Page 2


Page 3

BAGAIMANA cara meneladani Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari? Setiap Muslim pasti sering mendengar 99 nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Indah atau Asmaul Husna. Namun apakah sudah mengetahui cara meneladaninya?

Dikutip dari Almanhaj, Ustadz Abdullah bin Taslim Al Buthoni MA menyampaikan tentang keindahan Asmaul Husna. Berbicara mengenai Asmaul Husna berarti membahas tentang kesempurnaan Allah Subhananhu wa Ta’ala di atas semua keindahan yang ada.

Baca juga: Surat Yasin Ayat 1-83: Lengkap Keutamaan, Tulisan Arab, Latin, hingga Artinya 

Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Dzat Maha Indah dan Sempurna dalam semua nama dan sifat-Nya,yang karena kemahaindahan dan kemahasempurnaan inilah maka tidak ada satu makhluk pun yang mampu membatasi pujian dan sanjungan yang pantas bagi kemuliaan-Nya.

Dalam Alquran, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menegaskan bahwa tidak ada satu makhluk pun di dunia ini yang mampu membatasi dan menuliskan dengan tuntas semua bentuk keagungan dan keindahan nama-nama dan sifat-sifat-Nya.

قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا

"Katakanlah: Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Rabbku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Rabbku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)." (QS Al Kahfi: 109)

Dalam ayat lainnya, Allah Subhanahu wa ta'ala juga berfirman:

وَلَوْ أَنَّمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ أَقْلَامٌ وَالْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِنْ بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

"Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allâh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS Luqman: 27)

Baca juga: Surat Al Kahfi Ayat 1-110, Simak Keutamaannya Dibaca Setiap Hari Jumat Berkah 

Lantas, bagaimana cara meneladani Asmaul Husna? Diambil contoh salah satu nama Allah yakni Al Hayyu (Yang Maha Hidup). Dari nama ini terpampang jelas bahwa Allah tidak ada permulaan dan tidak akan berakhir.

Sifat hidup yang sempurna ini mengandung konsekuensi kesempurnaan sifat-sifat lainnya, seperti al-‘ilmu (maha mengetahui), al-qudrah (maha kuasa/mampu), as-sam’u (maha mendengar), dan al-basharu (maha melihat). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ

"Dan bertawakallah kepada Allah Yang Maha Hidup (Kekal) dan tidak akan mati." (QS Al Furqan: 58)

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Contoh lainnya pada nama Ar-Razzaq (Rezeki hanya berasal darinya). Menurut Ustadz Ahmad Faiz Asifuddin, seluruh orang mengetahui rezeki berasal dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Rezeki tersebut diberikan Allah melalui langit maupun bumi. Daratan ataupun lautan.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

قُلْ مَنْ يَّرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ اَمَّنْ يَّمْلِكُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَمَنْ يُّخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُّدَبِّرُ الْاَمْرَۗ فَسَيَقُوْلُوْنَ اللّٰهُ ۚفَقُلْ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ

"Katakanlah (Hai Muhammad kepada orang-orang musyrik): 'Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?' Maka mereka menjawab: 'Allah.' Maka katakanlah: 'Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?'." (QS Yunus: 31)

Baca juga: 8 Sunah di Hari Jumat Berkah yang Miliki Pahala Sangat Besar, Sesuai Tuntunan Rasulullah 

Dalam ayat lainnya, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِيْنُ

"Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi Rezeki yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kukuh." (QS Adz-Dzariyat: 58)

Sebagai seorang Muslim, yang harus dipahami adalah rezeki Allah Subhanahu wa Ta’ala ada yang bersifat duniawi dan ada yang bersifat ukhrawi. Namun semuanya berdasarkan kehendak-Nya.

Cara meneladani Asmaul Husan dari nama Ar-Razzaq yakni dapat terus menitikberatkan usahanya tidak hanya untuk urusan dunia, namun juga tidak lepas dari urusan akhirat atau peribadahan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Sehingga yang menjadi perhatian utamanya adalah mendapatkan rezeki ukhrawi serta rezeki-rezeki yang dapat mengantarkannya kepada kebahagiaan ukhrawi.

Di samping itu, hendaknya seorang Muslimin bersyukur kepada Allah Subhanahu wa ta'ala atas apa yang telah dianugerahkan-Nya. Antara lain dengan menginfakkan sebagian harta yang telah didapatnya itu kepada orang-orang yang membutuhkan. Baik infak yang berbentuk wajib, seperti zakat jika sudah mampu, nafkah kepada isteri, sanak famili dan budak serta hewan peliharaan.

Baca juga: Jadi Mualaf, Profesor Astrofisika Ini Tegaskan Alquran Tidak Kontradiktif dengan Konsep Universal 

Maupun yang berbentuk sunat, yaitu infak tidak wajib yang diberikan di jalan-jalan kebaikan. Ustadz Ahmad Faiz Asifuddin mengingatkan agar senantiasa bersyukur karena diberikan rezeki ukhrawi, rezeki keimanan, ketaatan, rasa takut, cinta, dan berpengharapan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Hal itu justru lebih penting dan harus diupayakan untuk mendapatkannya dengan sungguh-sungguh serta dengan selalu memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Semoga setelah membaca tulisan ini, Anda mendapatkan jawasban atas pertanyaan: Bagaimana cara meneladani Asmaul Husna?

Wallahu a'lam bissawab.

Asmaul Husna adalah nama baik Allah. Foto: Freepik

Al-Hayyu merupakan salah satu nama baik Allah SWT yang terdapat di dalam Asmaul Husna. Arti Al-Hayyu adalah Yang Maha Hidup.

Hidup yang dimiliki Allah SWT tidak sama dengan hidup makhluk ciptaan-Nya. Hidup yang dimiliki ciptaan-Nya menggunakan nyawa dan tidak ada yang abadi. Sementara Allah SWT adalah Yang Maha Kekal dan Abadi.

Allah SWT memiliki kehidupan secara mutlak, tidak bergantung pada siapapun dan tidak dibatasi apapun, sebagaimana kehidupan ciptaan-Nya. Bahkan semua kehidupan ciptaan-Nya hanya bergantung kepada Allah SWT.

Lantas apa makna Al Hayyu sebenarnya? Dalil apa yang menjelaskan tentang Al Hayyu? Berikut penjelasannya.

Ilustrasi. Foto: Freepik

Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani mengatakan arti Al Hayyu adalah hidup yang sempurna. Hidup yang dimiliki Allah SWT mengandung kesempurnaan dalam hal sifat-Nya.

Sempurna sifat-Nya dari segi ilmu, pendengaran, penglihatan, kekuasaan, kehendak, kasih sayang, serta perbuatan apa saja yang dikehendaki oleh-Nya. Hanya Allah SWT yang berhak untuk disembah dan dimintai pertolongan.

Siapapun umat manusia yang mampu memaknai Allah SWT sebagai Al Hayyu, niscaya ia akan terus bertawakal kepada-Nya. Di dalam setiap situasi, hatinya akan bergantung kepada Allah SWT dan terputus kebergantungannya kepada sesama manusia.

Dalil mengenai Al-Hayyu terdapat dalam firman Allah Surat Al-Baqarah ayat 255. Bunyi bacaannya adalah sebagai berikut.

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Artinya: "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (Q.S. Al-Baqarah : 255)