Apa yang akan kamu lakukan jika melihat temanmu di rumah memburu hewan yang sudah mulai langka

Apa yang akan kamu lakukan jika melihat temanmu di rumah memburu hewan yang sudah mulai langka

Ilustrasi kunci jawaban halaman 29 tentang apa yang dilakukan ketika melihat teman melakukan perbuatan terpuji /pexels.com/Messala Ciulla

KabarLumajang.com - Salam giat untuk siswa-siswi kelas 7 SMP dan MTs harus tetap semangat dalam kegiatan belajarnya.

Berikut ini akan mengulas materi yang terdapat pada buku Kemendikbud Pendidikan Agama Islam kelas 7 SMP MTs kurikulum 2013 edisi revisi 2017.

Kali ini yang akan dibahas kunci jawaban pada soal halaman 29 tentang apa yang dilakukan ketika melihat teman melakukan perbuatan terpuji.

Baca Juga: Contoh Perilaku Istiqomah dalam Kehidupan Sehari-Hari, Kunci Jawaban PAI Kelas 7 SMP MTs pada Halaman 29

Siswa diharapkan memahami terlebih dahulu soal yang ada di buku kemudian menjawabnya sendiri sebelum melihat kunci jawaban ini.

Kunci jawaban ini digunakan sebagai referensi siswa-siswi untuk belajar dan mengoreksi pekerjaan sekolahnya.

Sebagaimana dikutip KabarLumajang.com dari Alumnus IAN Sunan Ampel Surabaya, Ngainah S.Pd.I bidang sarjana Pendidikan Agama Islam, berikut kunci jawaban dari buku kemendikbud PAI Bab 2 kelas 7 SMP MTs semester 2 di halaman 29.

Baca Juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 7 Halaman 203, 204, 205, 206, Soal Pilihan Ganda dan Uraian Bab 13

Kunci Jawaban PAI Semester 2 Kelas 7 SMP MTs Halaman 29

Apa yang akan kamu lakukan jika melihat temanmu di rumah memburu hewan yang sudah mulai langka

Apa yang akan kamu lakukan jika melihat temanmu di rumah memburu hewan yang sudah mulai langka
Lihat Foto

Shutterstock

Burung cendrawasih

KOMPAS.com - Indonesia memiliki keanekaragaman fauna yang luar biasa. Ini merupakan hasil dari wilayah Indonesia yang luas dengan beragamnya kondisi alam di Indonesia.

Sayangnya, beberapa populasi hewan endemik di Indonesia semakin menurun dan terancam kepunahan. Oleh karena itu, kita harus melakukan upaya-upaya pelestarian hewan untuk mencegah mereka dari kepunahan.

Bagaimana upaya pelestarian hewan yang bisa kita lakukan?

Secara garis besar, terdapat dua macam upaya pelestarian hewan langka, yaitu pelestarian in situ dan pelestarian ex situ.

1. Pelestarian in situ

Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan pada habitat asli hewan itu berada. Contoh pelestarian in situ adalah suaka margasatwa.

2. Pelestarian ex situ

Pelestarian ex situ dilakukan di luar habitat aslinya. Contoh pelestarian ex situ adalah Taman Safari dan kebun binatang.

Baca juga: Mengapa Perlu Dilakukan Pelestarian terhadap Hewan yang Langka?

Upaya pelestarian lainnya

Selain upaya di atas, kita sebagai masyarakat juga bisa melakukan pelestarian hewan sebagai berikut:

  • Tidak berburu hewan sembarangan
  • Melindungi hewan-hewan langka
  • Membudidayakan hewan langka
  • Mencari alternatif pemanfaatan hewan-hewan langka dengan menciptakan pengganti bahan sintetis.

Upaya pelestarian hewan oleh pemerintah

Pemerintah juga bertanggung jawab untuk melindungi hewan-hewan langka di Indonesia. Pemerintah telah melakukan beberapa langkah untuk mencegah kepunahan hewan-hewan langka. Berikut beberapa diantaranya:

  1. Membuat suaka margasatwa
  2. Membuat cagar alam
  3. Inseminasi buatan
  4. Membuat kebun binatang
  5. Penangkaran.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

KOMPAS.com - Beberapa orang yang hobi memelihara hewan terkadang merasa tergoda untuk memiliki hewan langka. Bahkan sampai ada yang nekat mencurinya.

Meskipun hewan langka didapatkan dengan perizinan legal, tetap ada sederet alasan yang membuat seseorang seharusnya tidak memelihara hewan tersebut.

Berikut alasan-alasannya.

1. Tidak dapat memenuhi kebutuhan hewan

Walaupun memiliki niat baik untuk merawat hewan langka, pemilik tidak akan mampu menyediakan 'rumah' yang tepat.

Bagaimana pun, hewan langka seharusnya hidup di alam liar. Tinggal di suatu rumah membuat hewan tidak bisa menjalani kehidupan terbaiknya karena kebutuhannya tidak terpenuhi.

Baca juga: Polisi Tangkap Pedagang Hewan Langka yang Berjualan di Facebook

"Hewan langka telah berevolusi untuk hidup di alam, habitat liar."

"Memilikinya sebagai hewan peliharaan, menempatkan hewan liar di lingkungan yang asing dan berpotensi menimbulkan stres."

Demikian yang diungkap Caroline Pollock dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List kepada Reader's Digest.

IUCN merupakan organisasi internasional untuk konservasi sumber daya alam. Organisasi ini memiliki informasi lengkap tentang status hewan yang terancam punah.

"Memelihara hewan langka yang terancam punah berpotensi merusak hewan-hewan itu," tambah Pollock.

2. Mengurangi populasinya

Memelihara hewan langka berpotensi menyebabkan kepunahan. Populasi hewan bisa berkurang karena adanya permintaan untuk memilikinya mendorong perdagangan hewan liar.

"Kecuali jika pemilik hewan nantinya yakin 100 persen  bahwa pembelian hewan diperoleh melalui cara yang berkelanjutan," kata Pollock.

"Membeli hewan liar yang terancam punah untuk dijadikan hewan peliharaan dapat lebih membahayakan spesiesnya."

"Sebab itu mengurangi jumlah hewan yang bertahan hidup di alam liar,” tambah Pollock.

Sebagai contoh, berdasarkan studi pada tahun 2016, permintaan memelihara untuk merawat lemur membuat lebih dari 28.000 hewan primata ini dipindahkan dari alam liar sejak 2010.

Baca juga: Ketahuilah, Memulai Hobi Pelihara Tanaman Tak Harus Keluar Banyak Uang

Hal ini membuat lemur terancam punah karena perdagangan hewan peliharaan. Selain itu, lemur kehilangan habitat dan menjadi korban perburuan daging hewan liar.

Populasi lemur saat ini diperkirakan turun hingga 95 persen dibanding tahun 2000. Mungkin hanya 2.000 ekor yang tersisa di alam liat saat ini.

3. Tidak mengetahui asal-usulnya

Walaupun pemilik mendapatkan hewan langka yang hendak dijadikan peliharaan dari penangkaran, tidak ada jaminan dalam perdagangan satwa liar hewan tidak dicuri dari alam.

"Burung penyanyi yang hampir punah sering dijual sebagai hasil penangkaran dengan alasan mengurangi tekanan eksploitasi populasi liar," kata David Jeggo.

Jeggo adalah salah satu Ketua IUCN Species Survival Commission (SSC) Asian Songbird Trade Specialist Group.

"Tapi alasan itu terlalu sering. Kenyataannya hal itu malah menciptakan mekanisme yang membuat burung ditangkap secara ilegal dari alam liar,” tambahnya.

Meskipun ada perlindungan internasional, spesies burung yang dijual itu tetap terancam punah.

4. Membuat lebih banyak spesies terancam punah

Seperti yang dikatakan sebelumnya, perdagangan satwa liar berpotensi menyebabkan kepunahan. Bahkan untuk hewan yang belum terancam punah.

Sebab mengambil hewan dari alam liar dapat dengan cepat menghabiskan populasinya.

Baca juga: Belajar dari Joe Biden soal Manfaat Pelihara Anjing

“Permintaan yang tinggi untuk spesies tertentu mendorong hewan menuju kepunahan."

"Sedangkan bagi spesies yang sudah terancam punah, perdagangan satwa liar semakin memperburuknya," kata Jeggo.

Contohnya ikan Banggai cardinalfish. Kira-kira 30 tahun lalu, hewan ini ditemukan di Indonesia.

Bentuknya yang unik membuat hewan ini dengan cepat menjadi permintaan tinggi untuk dirawat di seluruh dunia.

Akibatnya, pada 2016, populasi ikan di alam liar menurun hingga 93 persen.

Saat ini Banggai cardinalfish terancam punah dengan jumlah populasi yang tersisa kurang dari 1,5 juta spesies.

Situasi serupa juga terjadi pada kadal Savannah monitor tanpa telinga. Hewan langka ini dilindungi di Kalimantan.

Tapi sejak hewan ini ditemukan oleh para ilmuwan untuk pertama kalinya setelah hampir 40 tahun pada 2008, banyak pengumpul reptil tertarik memilikinya.

5. Bisa menyakiti pemilik

Jangan berpikir jika pemilik hewan bisa menjinakkan hewan yang terancam punah.

Menempatkan hewan di lingkungan yang asing dan tidak pantas dapat membahayakan pemilik.

"Ini berisiko bagi pemilik karena dapat disakiti. Hewan langka bertindak secara naluriah untuk melindungi dirinya sendiri dengan menggigit atau menyengat,” kata Pollock.

6. Tidak memahami emosi manusia

Mereka yang hendak memiliki hewan langka mungkin berpikir memberikan kasih sayang dan perhatian dapat meluluhkan hewan tersebut.

Tapi sebenarnya, hewan langka tidak memahami emosi manusia. Hewan tetap bisa menyerang jika mengira hewan ada yang mengancamnya.

Bahkan meskipun telah dipelihara selama bertahun-tahun dan tidak ada insiden, hewan liar mungkin saja menyerang secara brutal.

“Tidak seperti hewan peliharaan pada umumnya, hewan liar tidak dibiakkan untuk persahabatan dengan manusia,” kata Pollock.

7. Walau imut seperti bayi, tapi hewan tetap tumbuh besar

Pada awalnya orang yang memelihara hewan langka mungkin tertarik dengan rupa hewan ketika masih kecil.

Baca juga: 7 Manfaat Pelihara Tanaman untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Tapi ingat, hewan langka yang terancam punah seperti ular, kadal, harimau, simpanse, dan primata lainnya akan tumbuh menjadi besar.

"Ketika masih bayi, hewan liar ini sangat menyenangkan, lucu, dan menarik untuk didekati."

"Tetapi ketika tumbuh menjadi dewasa, hewan mungkin berukuran sangat besar dan sulit dikendalikan," kata Pollock.

Situasi ini dapat berbahaya bagi lingkungan sekitarnya. Hewan bisa saja merusak benda benda yang ada di sekitarnya dan mengancam nyawa pemilik.

8. Memiliki pola makan khusus

Hewan yang terancam punah memiliki pola makan khusus. Bila tidak mendapatkannya, hewan dapat jatuh sakit atau kekurangan gizi.

“Banyak hewan liar memiliki makanan yang sangat terspesialisasi yang mungkin mahal untuk dibeli atau sulit ditemukan,” kata Pollock.

Bahkan hewan kecil seperti lemur membutuhkan makanan khusus.

Suatu program penelitian tentang lemur sebagai hewan peliharaan mencatat hewan ini mengonsumsi makanan yang sedikit berbeda.

Lemur tidak boleh diberi makanan manusia seperti nasi atau mengonsumsi terlalu banyak buah manis seperti pisang atau mangga.

9. Membawa penyakit

Hewan langka yang biasanya tidak bersentuhan dengan manusia juga bisa berbahaya bagi kesehatan. Sebab hewan liar itu mungkin saja menyebarkan kuman dan penyakit.

"Hewan liar membawa penyakit yang mungkin dapat diatasi dengan baik oleh dirinya. Tapi penyakit itu  dapat ditularkan ke manusia dan hewan lain,” kata Pollock.

Hal ini bisa menimbulkan masalah bila tubuh manusia dan hewan lain tidak cukup baik melawan virus dan bakteri baru tersebut.

10. Bisa membahayakan keselamatan masyarakat

Hewan langka yang terancam punah tidak dimaksudkan untuk dijadikan hewan peliharaan. Hewan tersebut dapat berbahaya bagi keselamatan publik.

“Ada risiko hewan dapat melarikan diri. Dengan demikian meningkatkan risiko kepada manusia dan hewan lain.”

Demikian kata Patricia Cremona, Pejabat Program Penggunaan dan Perdagangan di IUCN.

The Humane Society  mencatat ratusan insiden yang terjadi karena hewan liar yang dipelihara kabur dari rumah pemiliknya.

Baca juga: Ketahuilah, Pelihara Anjing Bisa Bantu Kesehatan Jantung

11. Hewan yang kabur bisa menjadi invasif

Hewan yang kabur dapat meningkatkan risiko bagi manusia dan hewan peliharaan lain. Sebab hewan tersebut bisa membentuk populasi permanen di alam liar yang tidak terkendali.

12. Pemilik ingin menyingkirkannya

Memelihara hewan langka tidaklah mudah. Pemilik mungkin akan menyadari dia tidak bisa merawat dengan baik.

Hal ini memicu pemilik untuk tidak lagi memelihara. Ada hewan yang terpaksa dibuang dan tidak mendapat kehidupan yang layak.

Tentunya hal itu malah membuat hewan langka mati dan kemungkinan punah semakin besar.

13. Tindakan ilegal

Beberapa pemilik hewan langka tidak menyadari jika sebenarnya hewan yang mereka miliki dilindungi oleh hukum nasional dan internasional.

Pemilik mungkin saja merasa mendapatkan hewan itu dengan perizinan yang benar. Namun di balik itu, pemilik bisa saja didenda karena kepemilikan hewan yang dilindungi.

Baca juga: Kiat Aman Pelihara Kucing untuk Ibu Hamil

14. Bisa menjadi bagian dari jaringan kriminal internasional

Masalah lain yang mungkin timbul adalah meskipun merasa hewan itu didapatkan dengan cara legal, pemilik tidak benar-benar tahu asal usul hewan.

Malah bisa jadi pemilik terlibat dalam jaringan kriminal internasional. Risikonya tentu sangat tinggi.

Pemilik bisa dipenjara dan diancam dengan denda yang sangat besar, tergantung dari aturan hukum yang berlaku.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.