Apa itu konjungsi temporal dan contohnya?

Konjungsi secara sederhana sebagai kata-kata yang berperan dalam menghubungkan antar kata, antar-kalimat, maupun antar-paragraf. Penggunaannya tentu saja menjadi hal penting, karena membantu pembaca untuk memahami suatu tulisan atau karangan dengan baik.

Tanpa kata penghubung maka makna suatu kalimat dan paragraf bisa menjadi tidak jelas atau bahkan sulit dipahami. Pemilihan kata hubung juga harus tepat, karena akan mempengaruhi dan merubah makna suatu kalimat atau teks. Sifat ini kemudian membuat kata penghubung lebih dikembangkan menjadi beberapa jenis.

Berdasarkan perilaku sintaksisnya, konjungsi atau kata hubung kemudian dibagi menjadi empat jenis. Yakni konjungsi temporal, konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi kausalitas.

Baca Juga

Konjungsi temporal pada dasarnya adalah konjungsi atau kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan dua peristiwa yang berbeda dan memiliki kaitan dengan waktu.

Konjungsi temporal biasanya digunakan dalam kalimat dengan keterangan waktu untuk menghubungkannya dengan kalimat berikutnya. Bentuk dari konjungsi temporal kemudian akan memaparkan mengenai waktu suatu kejadian atau peristiwa yang dimaksud. Hal ini membantu pembaca memahami maksud kalimat.

Penggunaannya juga menjadi penting agar suatu tulisan mampu memaparkan kejadian atau peristiwa secara kronologis. Jenis konjungsi ini kemudian lumrah digunakan pada berbagai jenis pola pengembangan paragraf. Misalnya pada teks berita, teks narasi, dan lain-lain.

Jenis konjungsi temporal kemudian diketahui juga menjadi jenis konjungsi yang paling banyak digunakan. Sebab sangat sesuai untuk setiap pola pengembangan paragraf. Sehingga pembaca pun akan lebih familiar dengan konjungsi ini dibanding dengan konjungsi lain.

Baca Juga

Kemudian, konjungsi jenis temporal juga memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dengan konjungsi jenis lain. Ciri-ciri yang dimilikinya antara lain:

  1. Berfungsi sebagai subjungtif (modus yang menegaskan kemungkinan objektif) dalam suatu kalimat. Penggunaannya akan membuat suatu kalimat memiliki makna yang lengkap, koheren, dan juga mudah untuk dipahami oleh para pembaca.
  2. Konjungsi jenis temporal pada umumnya bisa ditempatkan di mana saja, baik itu di awal kalimat maupun di tengah dan di akhir. Sehingga penempatannya fleksibel selama pemilihan bentuk konjungsinya sesuai dengan makna dari kalimat yang disusun.
  3. Konjungsi jenis temporal juga bisa bertindak sebagai tautan, yakni mengaitkan antara klausa dengan kalimat induk. Sehingga penggunaannya akan membantu pembaca mengetahui hubungan antara klausa dengan kalimat induk tersebut dengan sangat mudah.
  4. Menghubungkan kalimat yang memiliki unsur waktu, sehingga penggunaan konjungsi jenis ini tidak akan bisa digunakan pada kalimat yang tidak memiliki hubungan dari segi waktu.

    Baca Juga

Melalui penjelasan mengenai pengertian dan juga ciri-ciri dari konjungsi temporal di atas tentu bisa dipahami apa fungsi dari konjungsi jenis ini. Jadi, fungsi utamanya adalah untuk menghubungkan kata dan kalimat yang memiliki hubungan dalam hal waktu. Penggunaan atau penambahannya akan membuat setiap kalimat saling terhubung.

Sehingga membentuk paragraf yang memaparkan suatu kejadian, peristiwa, maupun proses secara urut dan kronologinya jelas. Hal ini penting untuk memastikan pembaca tidak merasa membaca tulisan yang urutannya acak dan melompat-lompat. Sehingga berfungsi penting dalam menjaga pembaca agar tetap paham tentang tulisan yang dibacanya.

Jenis Konjungsi Temporal

Beberapa jenis konjungsi temporal sering diguakan dalam penulisan teks. Berikut jenis-jenis konjungsi temporal.

1. Konjungsi Temporal Sederajat

Jenis pertama dari konjungsi jenis temporal adalah konjungsi temporal sederajat. Yaitu kata hubung temporal yang digunakan pada kalimat majemuk setara yang menghubungkan kata dan kalimat yang sifatnya setara atau sederajat. Melalui pengertian ini bisa diketahui bahwa konjungsi ini hanya ditempatkan di tengah.

Secara teknis penempatan konjungsi ini memang di tengah kalimat. Bisa ditulis langsung maupun ditulis setelah membubuhkan tanda koma di tengah kalimat yang perlu ditambahkan konjungsi ini. Contoh kata hubung yang termasuk di dalamnya adalah lalu, kemudian, selanjutnya, setelahnya, dan lain sebagainya.

Baca Juga

Jenis kedua dari konjungsi jenis temporal adalah konjungsi temporal tidak sederajat, dan memang kebalikan dari jenis sederajat yang dijelaskan di atas. Jenis konjungsi satu ini adalah kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang bertingkat atau tidak sederajat.

Jika konjungsi jenis sederajat ditempatkan pada kalimat sederajat, maka konjungsi jenis tidak sederajat ini ditempatkan di kalimat majemuk. Sedangkan untuk penempatan, jenis tidak sederajat lebih fleksibel sebab bisa ditempatkan di awal kalimat, di tengah, termasuk juga di akhir kalimat.

Adapun jenis atau contoh kata hubung yang termasuk kata hubung temporal tidak sederajat adalah sementara, sambil, bila, apabila, semenjak, ketika, tatkala, demi, dan lain sebagainya. Penggunaannya kemudian ditujukan untuk menghubungkan kalimat yang menunjukan tingkatan berbeda.

Contoh Konjungsi Temporal Sederajat

  1. Setelah minyak sudah panas, kemudian masukkan bumbu yang sudah ditumbuk halus.
  2. Hani kehilangan tasnya, lalu ia segera melaporkan kejadian itu kepada polisi.
  3. Kondisi tubuhnya sudah membaik, selanjutnya ia akan dipindah ke ruang perawatan umum.
  4. Ratu mengikuti kegiatan paskribra siang ini, setelahnya ia berlatih pencak silat bersama teman-temannya.
  5. Perutnya masih saja terasa sakit, padahal sebelumnya ia sudah berobat ke dokter minggu lalu.

Contoh Konjungsi Temporal Tidak Sederajat

  1. Ayah berangkat bekerja, ketika adik sedang tertidur.
  2. Sementara air direbus, siapkan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan penyedap.
  3. Apabila hari mulai gelap, lampu di jalan itu mulai dinyalakan
  4. Adik terbangun dari tidurnya, saat mendengar suara ayah memanggil namanya.
  5. Sejak kemarin, kota itu diguyur hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.

Apa itu konjungsi temporal dan contohnya?

Perbesar

Ilustrasi Membaca Buku. Credit: pexels.com/Thought

Memahami contoh konjungsi temporal tidak sederajat adalah berupa kata sambung yang menghubungkan beberapa kalimat yang bertingkat atau tidak sederajat.

Fungsi dari kata sambung pada contoh konjungsi temporal tidak sederajat adalah untuk jenis kalimat majemuk. Posisi peletakan contoh konjungsi temporal tidak sederajat bisa di awal, tengah, ataupun akhir kalimat.

Contoh konjungsi temporal tidak sederajat adalah menggunakan kata ketika, sejak, apabila, sebelum, hingga, demi, sementara, sambil, bila, waktu, saat, dan manakala.

Bagaimana contoh konjungsi temporal tidak sederajat dalam bentuk kalimat utuh?

Ini contoh konjungsi temporal sederajat:

- Abah menonton TV sambil meminum kopi.

- Bila adik tidak mau sekolah, Ayah tidak akan membelikan mainan baru.

- Sementara aku membereskan tempat tidur ibu menyiapkan makanan.

- Adik mau makan apabila lauknya ayam goreng.

- Sang putri merasa gembira manakala pangeran datang ke istana.

- Ade dibelikan sepeda apabila dia mendapat nilai 90 di ulangan.

- Hasan demi membanti pengobatan ibunya, ia rela menjual sepeda motornya.

- Semenjak dia menikah dengan Sari, kehidupannya menjadi lebih tenang.

- Sedari dulu aku sudah menginginkan dia menjadi temanku.

- Aku menyukai sastra sedari aku masih kelas lima SD.

- Aku makan sambil menonton televisi.

- Sambil menjaga toko kelontong, Ina membaca buku.

- Sebelum makan siswa taman kanak-kanak diajarkan mencuci tangan terlebih dahulu.

- Sebelum belajar fisika aku menyalin catatan temanku.

- Budi beranjak pulang sebelum tugas kelompok kita diselesaikan.

- Sejak 17 Agustus 1945 Indonesia mulai merdeka dari tangan penjajah.

- Aku dibelikan sepeda baru bila menjadi juara 1.

- Rino berjualan mainan sejak ayahnya meninggal.

- Ketika aku mengerjakan PR, adikku datang mengganggu.

- Aku jalan-jalan ketika teman temanku mengajak pergi.

- Rika bekerja keras sejak Ayahnya berhenti bekerja.

- Aku belajar giat sejak nilai bahasa Indonesiaku jelek.

- Aku mengerjakan tugas sekolah sejak adik pulang sekolah.

- Demi bisa melanjutkan sekolah, Fara membantu ibunya berjualan nasi goreng di sekolah

- Reny membantu ibunya mencuci pakaian demi mendapatkan uang saku.

- Ketika aku makan siang, ibu datang dari pasar.

- Aku belajar ketika teman-temanku sedang asik bermain

- Aku menunggu Doni di depan gerbang sekolah hingga hujan reda.

- Semenjak aku pindah rumah teman-temanku selalu mampir ke rumah untuk bermain.

- Aku belajar fisika semenjak ayah pergi ke kota.

- Pak Tarno bekerja di perusahaan ayah sejak aku masih bayi.

- Waktu kakek sedang menyiram tanaman, paman berangkat ke stasiun.

- Moa memberiku sebuah kalung sewaktu akan berangkat ke luar negeri

- Manakala ibu datang, saya sedang belajar matematika.

- Sang putri sedih manakala mendengar pangeran tertembak mati.

- Dini mencuci pakaian sementara adiknya bermain di taman.

- Sementara adik tidur siang, ibu membersihkan mainan.

- Selama aku kuliah diluar kota, ibu selalu menelepon.

- Ibu menitihkan air mata tatkala melihat aku menjadi juara nasional bulu tangkis.

- Tatkala Susi menceritakan pengalaman hidupnya, aku terharu.

- Adinda mulai menitihkan air mata seraya ia menjauh dari kafe di mana ia bertemu mantan kekasihnya.

- Apabila kakak suka menabung, Ibu akan merasa senang.

- Seraya memilih bunga, ia mencium satu persatu bunga yang akan ia beli.

- Sementara aku membereskan tempat tidur ibu menyiapkan sarapan.

- Aku menyetrika baju sementara ibu menonton televisi.

- Bila adik nakal, ayah tidak akan memberinya uang jajan.

- Adik berhenti menangis apabila dibelikan permen coklat.

- Apabila ayah berhenti merokok, ibu akan senang sekali.

- Bilamana aku belajar pasti akan mendapat nilai bagus.

- Ibu akan bahagia bilamana nenek sembuh dari sakit.

- Sejak nenek datang dari desa aku tidur di ruang tamu.