Apa saja tujuan pemberian obat

Cara Pemberian Obat yang benar seklaigus tepat akan memberikan efek dan dampak yang bagus dan efektif kepada proses penyembuhan penyakit yang sedang diderita. Walaupun proses pemberian obat adalah merupakan lingkup bidang medis dan juga para apoteker. Akan tetapi kita sebagai orang yang kerapkali harus minum obat juga harus mengetahui akan beberapa hal yang berkaitan dengan konsumsi obat yang benar dan tepat agar obat itu bisa berefek pada penyembuhan penyakit bukan malah efek sebaliknya. Memperburuk ataupun bahkan memperparah penyakit yang sedang dialami oleh pasien.

Pemberian obat yang tepat dan sesuai dengan dosis adalah merupakan salah satu tanggung jawab penting bagi seorang perawat. Terutama bila dilakukan perawatan dan proses penyembuhan yang dilakukan di tempat pelayanan kesehatan seperti halnya Rumah sakit dan Puskesma. Meskipun obat bermanfaat bila digunakan sesuai dengan dosis serta aturan pakai, namun bukan berarti tanpa reaksi yang dapat merugikan.

Sebagai seorang perawat dan bekerja dalam bidang keperawatan kita juga harus bisa mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam pemberian obat secara aman yang dikenal dengan prinsip benar pemberian obat.

Tujuan pemberian obat adalah memberikan obat sesuai dengan dosis dan cara pemakaian yang benar agar obat bisa memberikan efek penyembuhan terhadap suatu penyakit atau pun keluhan yang di rasakan oleh seseorang. Maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat antibiotika

Apa saja tujuan pemberian obat
juga.

Sebagai bahan atau benda asing yang masuk kedalam tubuh obat akan bekerja sesuai proses kimiawi, melalui suatu reaksi obat. Reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu paruh yakni suatu interval waktu yang diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan konsentrasi setengah dari kadar puncak obat dalam tubuh.

Faktor Yang Mempengaruhi reaksi obat antara lain adalah sebagai berikut :


  1. Absorbsi obat.
  2. Distribusi obat.
  3. Metabolisme obat.
  4. Eksresi sisa obat.

Apa saja tujuan pemberian obat

Cara Pemberian obat ini adalah ada beberapa macam dan biasanya dilaksanakan dalam unit pelayanan kesehatan baik itu di Puskesmas, Klinik, ataupun dalam lingkup pelayanan Rumah Sakit. Dan berikut adalah beberapa beberapa hal yang berhubungan dengan memberikan obat dan tentunya harus sesuai dengan pendelegasian dari Medis atau Dokter.

Metoda Tehnik Pemberian Obat antara lain bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :


  1. Oral
  2. Sublingual
  3. Inhalasi
  4. Rektal
  5. Pervaginam
  6. Perenteral
  7. Topikal/lokal
Ada beberapa hal yang terkait dengan kekurangan serta kelebihan dalam hal metoda pemberian obat antara lain adalah sebagaia berikut :
  • Pemberian Obat Oral. Adalah obat yang cara pemberiannya melalui oral atau mulut. Untuk cara semacam ini ini relatif praktis,aman dan juga ekonomis. Kekurangan dari pemberian obat secara oral adalah efek yang timbul biasanya lambat, tidak efektif jika pasien sering muntah-muntah, diare, tidak sabaran, tidak kooperatif, dan tentunya kurang disukai jika rasanya pahit. Apalagi jika pasiennya adalah anak kecil.
  • Pemberian Obat Sublingual. Adalah pemberian obat yang ditaruh di bawah lidah. Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa segera karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari. Contoh yang banyak ditemui dalam masyarakat adalah pasien yang mempunyai penyakit jantung, seringkali memakai obat ini yang dinamakan ISDN / Isosorbid Dinitrat.
  • Pemberian Obat Dengan Cara Inhalasi. Adalah obat yang cara pemberiannya melalui saluran pernafasan. Kelebihan dari pemberian obat dengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus / saluran nafas. Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi dalam bentuk gas atau uap yang akan diabsorpsi dengan cepat melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran pernapasan. Biasanya diberikan pada pasien-pasien yang mengidap penyakit paru seperti Asma
  • Pemberian Obat Rektal. Adalah obat yang cara pemberiannya melalui dubur atau anus. Maksudnya adalah mempercepat kerja obat serta bersifat lokal dan sistematik. Biasanya adalah obat pencahar atau obat agar bisa buang air besar. Biasanya dalam lingkup Rumah Sakit pada pasien yang akan Operasi Besar ataupun sudah lama tidak bisa buang air besar. Dan pemberian obat yang benar juga harus diperhatikan.
  • Pemberian Obat Secara Pervaginam. Adalah cara pemberian obat yang melalui vagina. Untuk bentuk tidak jauh beda dengan pemberian secara rektal. Dan biasanya diberikan pada pasien-pasien yang hamil dan mengalami pecah ketuban dan diberikan agar merangsang kontraksi.
  • Pemberian Obat Parenteral. Adalah obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran pencernaan) tetapi langsung melalui pembuluh darah. Contohnya adalah sediaan injeksi atau suntikan. Tujuan pemberian obat dengan melalui parenteral ini adalah agar dapat langsung menuju sasaran dan efeknya lebih cepat. Kelebihannya bisa untuk pasien yang tidak sadar, sering muntah dan tidak kooperatif. Akan tetapi cara pemberian obat dengan cara ini kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan. Maka sebagai perawat biasanya dalam memberikan ini benar-benar memperhatikan etiket obat serta nama obat dan cara pemberiannya.
  • Pemberian Obat Secara Topikal atau Lokal. Adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep, tetes telinga dan lain-lain.
Pemberian Secara Parenteral ini bisa melalui berbagi cara diantaranya yaitu :
  • Intravena ( IV ).Tidak ada fase absorpsi dalam pemberian obat secara intravena karena obat langsung masuk ke dalam vena, "onset of action" cepat, efisien, bioavailabilitas 100 %, baik untuk obat yang menyebabkan iritasi kalau diberikan dengan cara lain, biasanya berupa infus continue untuk obat yang waktu-paruhnya pendek (Joenoes, 2002).
  • Intramuskular ( IM )."Onset of action" pemberian obat secara intramusculer bervariasi, berupa larutan dalam air yang lebih cepat diabsorpsi daripada obat berupa larutan dalam minyak, dan juga obat dalam sediaan suspensi, kemudian memiliki kecepatan penyerapan obat yang sangat tergantung pada besar kecilnya partikel yang tersuspensi: semakin kecil partikel, semakin cepat proses absorpsi (Joenoes, 2002).
  • Subkutan ( SC )."Onset of action" lebih cepat daripada sediaan suspensi, determinan dari kecepatan absorpsi ialah total luas permukaan dimana terjadi penyerapan, menyebabkan konstriksi pembuluh darah lokal sehingga difusi obat tertahan/diperlama, obat dapat dipercepat dengan menambahkan hyaluronidase, suatu enzim yang memecah mukopolisakarida dari matriks jaringan (Joenoes, 2002).
Ada beberapa prinsip dalam pemeberian obat yang perlu diperhatikan. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Tepat Obat.
  2. Tepat Dosis.
  3. Tepat Pasien.
  4. Tepat Cara Metoda Pemberian Obat.
  5. Tepat Waktu.
  6. Tepat Dokumentasi.

Apa saja tujuan pemberian obat

RSUD Puri Husada pada hari Rabu tanggal 15 Januari 2020 mengadakan penyuluhan tentang prinsip dan teknik pemberian obat. Pemateri di sampaikan oleh Himmatul Aliyah, S.Si., Apt. Kegiatan ini di hadiri oleh pasien dan keluarga pasien di poliklinik dan di lanjutkan dengan sesi tanya jawab.

Prinsip dan teknik pemberian obat, Klasifikasinya:  Per oral (po), tablet, tablet salut, kapsul, sublingual, bukal, kunyah, puyer, sirup  Secara suntikan/parenteral (intracutan, subcutan, intramuskular, intravena)  Rectal  Intra vaginal  Obat luar (topikal,, melalui paru-paru/inhalasi 1. Peroral (po) Cara pemberian obat yang paling umum dilakukan. Peroral adalah cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati,mengurangi, rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat. Keuntungan nya : praktis, aman, dan ekonomis. Sedangkan kelemahan dari pemberian obat secara oral adalah efek yang timbul biasanya lambat, tidak efektif jika pengguna sering muntah-muntah, diare, tidak sadar, tidak kooperatif, kurang disukai jika rasanya pahit (rasa jadi tidak enak), iritasi pada saluran cerna 2. Sublingual Sublingual adalah obat yang cara pemberiannya di letak di bawah lidah.Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari 3. Bukal Bukal adalah obat yang cara pemberiannya di antara pipi dan gusi  Minum dan berkumurlah dengan sedikit air untuk melembabkan jika mulutkering  Letakkan tablet diantara pipi dan gusi atau gusi bawah  Tutup mulut dan jangan menelan sampai tablet laryt dengan sempurna  Jangan makan minum atau merokok selama tablet belum larut  Jangan berkumur atau mencuci mulut selama 15 menit setelah tablet larut dengan sempurna 4. Tablet hisap Tablet hisap adalah tablet yang digunakan dengan cara dihisap dengan mulut.Hisap tablet di dalam mulut sampai habis. 5. Tablet efervescent Tablet effervescent adalah tablet yang digunakan setelah dilarutkan dalam air  Masukkan tablet kedalam ½ -1 gelas air putih (air minum biasa)  Tunggu sampai tablet larut  Minum sampai habis  Tambahkan air putih (air minum biasa) sedikit ke dalam gelas dan minum lagi untuk memastikan bahwa seluruh obat terminum 6.Tablet kunyah Tablet kunyah adalah tablet yang digunakan dengan cara dikunyah lebih dulu kunyah tablet dengan baik kemudian telan minum air putih (air minum biasa) untuk memastikan bahwa seluruh obat telah tertelan seluruhnya. 7.Tablet salut Tablet salut adalah tablet yang dilapisi dengan bahan tertentu untuk tujuan khusus, misalnya salut gula, salut selaput, salut enteric. Tablet ditelan secara utuh jangan dibagi atau digerus/ dihancurkan. 8. Sirup/suspensi/emulsi  Kocok dahulu suspensi/emulsi sebelum diminum  Gunakan sendok takar, pipet takar atau tutup takar.  Minum sesuai dosis dan cara pakai  Perhatikan dengan baik volume pada sendok/tutup botol penakar atau alat penetes untuk mendapatkan dosis yang tepat 9. Sirup kering Sirup kering adalah obat serbuk yang harus dilarutkan terlebih dahulu dengan air minum sampai batas tanda, sebelum digunakan. Jika batas tanda tidak ada, dapat meminta bantuan apoteker di apotek untuk melarutkan , jumlah air ditakar dengan gelas ukur.Suspensi atau larutan ini biasanya mengandung antibiotik, harus dihabiskan dan hanya dapat digunakan maksimal 7 hari setelah dilarutkan atau sesuai keterangan 10.Parenteral Parenteral adalah cara pemberian obat tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah. Keuntungan :  Efek timbul lebih cepat dan teratur  Dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif, tidak sadar atau muntah-muntah  Sangat berguna dalam keadaan darurat  Kerugian: dibutuhkan kondisi aseptis, menimbulkan rasa nyeri, tidak ekonomis, membutuhkan tenaga medis  Meliputi : intracutan, intra vena (iv), subcutan (sc), dan intramuskular (im) a. Intracutan Prinsipnya memasukkan obat kedalam jaringan kulit. Merupakan pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral.Biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas tubuh terhadap obat yang disuntikkan agar menghindarkan pasien dari efek alergi obat (dengan skin tes), menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu (misalnya tuberculin test) b. Subcutan Adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis. c. Intramuskuler Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Tujuan pemberian obat dengan ini adalah absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan subcutan. Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha, dengan posisi berbaring, posisi tengkurap atau lengan atas, daerah ini digunakan dalam penyuntikan karena massa otot yang besar, jauh dari syaraf. Pemberian obat secara intramuskular sangat dipengaruhi oleh kelarutan obat dalam air yang menentukan kecepatan dan kelengkapan absorbsi obat. Obat yang larut dalam air lebih cepat diabsorbsi d. Intravena Memasukkan cairan obat langsung ke dalam pembuluh darah vena waktu cepat sehingga obat langsung masuk dalam sistem sirkulasi darah. Tujuannya memasukkan obat secara cepat,mempercepat penyerapan obat. Lokasi yang digunakan untuk penyuntikan :Lengan, Tungkai, Leher, Kepala khusus anak-anak 11. Rectal Pemberian obat melalui anus/rectum/rectal dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti dulkolak supositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan defekasi .Contoh yang efek sistemik pada obat aminofilin supositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus. Kontra indikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rectal. 12. Intra vaginal Pemberian obat per vaginal merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui vagina yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluranvagina atau serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan supositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi local. 13.Topikal

Adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, saleop, tetes telinga dan lain-lain. Pemberian obat pada kulit merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan, bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol dan spray.

– Pemberian obat pada telinga Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah dapat berupa antibiotic – Pemberian obat pada hidung Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang dapat dilakukan pada seseorang dengan peradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring – Pemberian obat pada mata Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata.Obat tetes mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata. 14. Inhalasi

Cara pemberian obat dengan cara disemprotkan ke dalam mulut. Kelebihan dari pemberian obat dengan cara inhalasi adalah absorbsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus.

Sumber: Perry, Anne Griffin,. Veronica Ronnie Petterson,. Patricia A. Potter. (2005). Buku Saku Keterampilan & Prosedur Dasar. Jakarta: EGC https://muthiaura.wordpress.com/2013/04/23/rute-pemberianobat

http://mochfaizalhamzah.blogspot.com/2013/11/kdk1-prosedur-pemberian-obat-dalam.html

Apa saja tujuan pemberian obat
Apa saja tujuan pemberian obat
Apa saja tujuan pemberian obat

Apa saja tujuan pemberian obat

Tepat Tanggal 1 Februrari 2021, RSUD Puri Husada Tembilahan memulai Vaksinasi terhadap seluruh Karyawan/Karyawati di …