Sebutkan hukum hukum bacaan nun dan mim sukun yang terdapat dalam surah al bayyinah ayat 7

tirto.id - Bahasan idgham bighunnah dalam ilmu tajwid termasuk dalam hukum nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf hijaiyah. Cara membacanya adalah dengan disertai bunyi dengung atau ghunnah. Lantas, apa contoh-contoh idgham bighunnah dalam Al-Quran?

Secara definitif, ilmu tajwid adalah pengetahuan untuk membaca Al-Quran dengan baik dan benar, serta menempatkan huruf sesuai dengan sifat dan makhraj-nya.

Salah satu bahasan dalam ilmu tajwid adalah konsep idgham bighunnah. Dengan memahami idgham bighunnah, harapannya pembacaan Al-Quran dapat terhindar dari kesalahan.

Orang yang membaca Al-Quran dan mempelajari tajwidnya, termasuk belajar idgham bighunnah akan ditinggikan derajatnya di sisi Allah SWT.

Hal itu tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW: "Sebaik-baiknya kalian adalah yang belajar Al-Quran dan yang mengajarkannya," (H.R. Baihaqi).

Baca juga:

  • Hukum Bacaan Idgham Mutamatsilain Beserta Contoh dan Pengertiannya
  • Cara Membaca Idgham Mimi dan Contohnya dalam Al Quran

Pengertian Idgham Bighunnah dalam Ilmu Tajwid

Istilah idgham bighunnah terdiri atas dua kata, yaitu idgham dan bighunnah. Dalam bahasa Arab, idgham (ﺇﺩﻏﺎﻡ) artinya memasukkan. Sementara itu, bighunnah (بغنة) artinya "dengan dengung".

Berdasarkan hal tersebut, Imam Zarkasyi dalam Pelajaran Tajwid (1987) menuliskan pengertian idgham bighunnah adalah salah satu hukum tajwid yang pelafalan hurufnya dimasukkan ke huruf berikutnya disertai dengan bunyi dengung.

Adapun huruf-huruf idgham bighunnah ada 4, yakni mim (م), nun (ن), wau (و), dan ya (ي).

Dalam belajar ilmu tajwid, biasanya 4 huruf itu disingkat dengan sebutan ينمو (dibaca: Yanmuu) untuk memudahkan mengingat huruf-huruf idgham bighunnah.

Hukum bacaan idgham bighunnah wajib dilafalkan dengan memasukkan bacaan huruf sebelumnya ke salah satu di antara 4 huruf di atas, serta diiringi dengan dengung. Durasi bacaan idgham bighunnah dilafalkan sepanjang 2 harakat.

Baca juga:

  • Hukum Bacaan Mad Layyin dan Contohnya dalam Al Quran
  • Contoh Mad Iwad dalam Al Quran & Hukum Bacaannya dalam Ilmu Tajwid
  • Pengertian Mad Wajib Muttasil dan Contohnya dalam Al Quran

10 Contoh Idgham Bighunnah dalam Al-Quran

Terdapat banyak contoh idgham bighunnah dalam Al-Quran, di antaranya sebagai berikut:

1. Surah As-Syams Ayat 7

وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ

Bacaan latinnya: "Wa nafsiw wa mā sawwāhā" Artinya:

Artinya: "Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya," (QS. As-Syams [91]: 7).

2. Surah Al-Bayyinah Ayat 2

رَسُولٌ مِّنَ ٱللَّهِ يَتْلُوا۟ صُحُفًا مُّطَهَّرَةً

Bacaan latinnya: "Rasụlum minallāhi yatlụ ṣuḥufam muṭahharah"

Artinya: "(Yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran)," (QS. Al-Bayyinah [98]: 2).

3. QS. Al-Lahab ayat 1

تَبَّتْ يَدَآ أَبِى لَهَبٍ وَتَبَّ

Bacaan latinnya: "Tabbat yadā abī lahabiw wa tabb"

Artinya: "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa," (QS. Al-Lahab [111]: 1)

4. QS Al-Kafirun ayat 4

وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ

Bacaan latinnya: "Wa lā ana 'ābidum mā 'abattum"

Artinya: "Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah," (QS. Al-Kafirun [109]: 4).

5. QS Al-Zalzalah ayat 6

يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ ٱلنَّاسُ أَشْتَاتًا لِّيُرَوْا۟ أَعْمَٰلَهُمْ

Bacaan latinnya: "Yauma`iżiy yaṣdurun-nāsu asytātal liyurau a'mālahum"

Artinya: "Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka," (QS. Az-Zalzalah [94]: 6).

6. QS An-Naba Ayat 30

فَذُوقُوا۟ فَلَن نَّزِيدَكُمْ إِلَّا عَذَابًا

Bacaan latinnya: "Fa żụqụ fa lan nazīdakum illā 'ażābā"

Artinya: "Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain daripada azab," (QS. An-Naba [78]: 30).

7. QS. Al-Humazah Ayat 2

ٱلَّذِى جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُۥ

Bacaan latinnya: "Allażī jama'a mālaw wa 'addadah"

Artinya: "Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung," (QS. Al-Humazah [104]: 2).

8. QS. An-Naziat Ayat 8

قُلُوبٌ يَوْمَئِذٍ وَاجِفَةٌ

Bacaan latinnya: "Qulụbuy yauma`iżiw wājifah"

Artinya: "Hati manusia pada waktu itu sangat takut," (QS. An-Naziat [79]: 8).

9. QS. ‘Abasa Ayat 29

وَزَيْتُونًا وَنَخْلًا

Bacaan latinnya: "Wa zaitụnaw wa nakhlā"

Artinya: "Zaitun dan kurma," (QS. Abasa [80]: 29).

10. QS. Al-Buruj Ayat 2

وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ

Bacaan latinnya: "Wa syāhidiw wa masy-hụd"

Artinya: "Dan yang menyaksikan dan yang disaksikan," (QS. Al-Buruj [85]: 2).

Baca juga:

  • Hukum Bacaan Tafkhim & Tarqiq Beserta Contohnya dalam Ilmu Tajwid
  • Macam-macam Idgham: Pengertian dan Contohnya dalam Al-Quran
  • Pengertian Ilmu Tajwid Menurut Para Ulama: Az-Zarkasy hingga Maziri

Baca juga artikel terkait HUKUM BACAAN IDGHAM atau tulisan menarik lainnya Abdul Hadi
(tirto.id - hdi/hdi)


Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Sebutkan hukum hukum bacaan nun dan mim sukun yang terdapat dalam surah al bayyinah ayat 7

Tahsin Online. akan membagikan uraian hukum tajwid surat Al Bayyinah ayat 5-8.

وَمَاۤ أُمِرُوْا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ (٥)

Disini ada 2 hukum yaitu Mad Jaiz Munfashil, karena ada Mad Ashli menghadapi huruf Alif pada kata yang lain. Panjangnya bisa 2, 4 atau 5 harakat. Dan Mad Ashli karena ada huruf Alif difatah, panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat.

Ini adalah Tafkhim (tebal) karena ada lafadz Allah didahului oleh dlommah.

Ini adalah Mad Ashli, karena ada huruf Ya dikasroh. Panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat.

Disini ada 2 hukum, yaitu Alif Lam Syamsiyah dan Mad Ashli. Alif Lam Syamsiyah karena ada Alif Lam dan tanda tasydid. Ketika dibaca huruf Lam nya tidak nampak dalam pengucapan bukan dalam penulisan. Mad Ashli karena ada huruf Ya dikasroh. Panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat.

Ini adalah Mad Wajib Muttashil, karena ada Mad Ashli menghadapi Hamzah pada 1 kata. Panjangnya adalah 5 Harakat.

Disini ada 2 hukum, yaitu Mad Ashli dan Alif Lam Syamsiyah. Mad Ashli karena ada huruf Ya dikasroh dan huruf Alif difatah, panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat. Alif Lam Syamsiyah karena ada Alif Lam dan tanda tasydid. Ketika dibaca huruf Lam nya tidak nampak dalam pengucapan bukan dalam penulisan.

Disini ada 2 hukum, yaitu Alif Lam Syamsiyah dan Mad Ashli. Alif Lam Syamsiyah karena ada Alif Lam dan tanda tasydid. Ketika dibaca huruf Lam nya tidak nampak dalam pengucapan bukan dalam penulisan. Mad Ashli karena ada huruf Ali di fatah. Panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat.

Ini adalah Mad Ashli, karena ada fatah berdiri. Panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat.

Disini ada 2 hukum, yaitu Mad Ashli dan Alif Lam Qomariyah. Mad Ashli karena ada huruf Ya di kasroh, panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat. Alif Lam Qomariyah karena ada Alif Lam dan Sukun. Huruf Ta Marbutoh (Ta Bulat) ketika dibaca waqof berubah menjadi “Ha”.

إِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِيْنَ فِيْهَا أُولٰۤئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ (٦)

Disini ada 2 hukum, yaitu Ghunnah (dengung) dan Mad Ashli. Ghunnah karena ada huruf Nun ditasydid. Membacanya didengungkan 3 harakat dan harus konsisten membaca dengungnya. Mad Ashli karena ada huruf Ya di kasroh, panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat.

Ini adalah mad Ashli, karena ada huruf Wawu di dlommah, panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat.

Ini adalah Izh-har Halqi, karena ada Nun Mati bertemu Alif. Cara membacanya tidak boleh dengung.

Disini ada 2 hukum, yaitu Alif Lam Qomariyah dan Mad Ashli. Alif Lam Qomariyah karena ada Alif Lam dan sukun. Mad Ashli karena ada huruf Alif di fatah, panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat.

Disini ada 2 hukum, yaitu Alif Lam Qomariyah dan Mad Ashli. Alif Lam Qomariyah karena ada Alif Lam dan sukun. Mad Ashli karena ada huruf Ya di kasroh. Panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat.

Ini adalah Mad Ashli, karena ada huruf Ya di kasroh dan huruf Alif di fatah. Panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat.

Ini adalah Ghunnah, karena ada huruf Nun ditasydid. Cara membacanya adalah didengungkan selama 3 harakat.

Ini adalah Mad Ashli, karena ada Alif di fatah dan Ya di kasroh. Panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat.

Ini adalah Mad Wajib Muttashil, karena  ada Mad Ashli menghadapi Hamzah pada 1 kata. Panjangnya adalah 5 harakat.

Disini ada 2 hukum, yaitu Izh-har Syafawi dan Alif Lam Qomariyah. Izh-har Syafawi karena ada Mim mati bertemu dengan huruf Syin. Cara membacanya tidak boleh dengung. Alif Lam Qomariyah , karena ada Alif Lam dan Sukun. Ta Marbutoh di akhir ayat bila waqof membacanya berubah menjadi Ha.

إِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُوْلٰۤئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ (٧)

Disini ada dua hukum, yaitu Ghunnah dan Mad Ashli. Ghunnah (dengung), karena ada huruf Nun ditasydid. Membacanya harus didengungkan selama 3 harakat dan harus konsisten. Mad Ashli terjadi karena ada huruf Ya dikasroh. Membacanya dipanjangkan 1 alif atau 2 harakat.

Disini ada 2 hukum mad. Yaitu Mad Badal dan Mad Ashli, Mad Badal karena ada Alif berharakat Fatah berdiri, Mad Ashli karena ada huruf Wawu di dlommah. Kedua nya dibaca dengan panjang 1 alif atau 2 harakat.

Disini terdapat 2 hukum, yaitu Alif Lam Syamsiyah dan Mad Ashli. Alif Lam Syamsiyah ditandai dengan adanya Alif Lam dan tanda Tasydid. Huruf Wawu yang ada sebelum Alif Lam tidak dibaca panjang, tetapi dimasukkan ke dalam hukum Alif Lam Syamsiyah. Mad Ashli terjadi karena ada huruf Alif di fatah, panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat.

Ini dinamakan Mad Wajib Muttashil, karena ada Mad Ashli bertemu Hamzah pada 1 kata, panjangnya adalah 5 harakat.

Ini adalah Izh-har Syafawi, karena ada Mim mati bertemu huruf Kho. Cara membacanya tidak boleh dengung, tetapi jelas bunyi huruf Mim nya.

Ini adalah Huruf Lin atau Haraf Lin, karena ada huruf Ya yang disukun oleh huruf sebelumnya yang berharakat Fatah.

Disini ada 1 hukum, yaitu Alif Lam Qomariyah, karena ada Alif Lam dan Sukun, Ta Marbutoh yang ada pada akhir ayat bila waqof membacanya berubah menjadi huruf Ha.

جَزَاۤؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِيْنَ فِيْهَاۤ أَبَدًاۗ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ (٨)

Ini dinamakan Mad Wajib Muttashil, karena ada Mad Ashli bertemu Hamzah pada 1 kata, panjangnya adalah 5 harakat.

Ini adalah Izh-har Syafawi, karena ada Mim mati bertemu huruf ‘Ain. Cara membacanya tidak boleh dengung, tetapi jelas bunyi huruf Mim nya.

Ini adalah Ikhfa’ (samar) karena ada Nun mati bertemu huruf Dal

Huruf Ro dibaca Tafkhim (tebal) karena dia berharakat Fatah.

Ini adalah Izh-har Syafawi, karena ada Mim mati bertemu huruf Jim. Cara membacanya tidak boleh dengung, tetapi jelas bunyi huruf Mim nya.

Disini terdapat 2 hukum, yaitu Ghunnah dan Mad Ashli. Ghunnah terjadi Karen ada huruf Nun di tasydid. Cara membacanya didengungkan selam 3 harakat. Mad Ashli terjadi karena ada huruf Alif di fatah, membacanya dipanjangkan 1 alif atau 2 harakat.

Disini terdapat 3 hukum, yaitu Qolqolah Sughro, Ikhfa’ dan Mad Ashli. Qolqolah Sughro terjadi karena ada huruf Qolqolah yang disukun asli yaitu huruf Dal dan Jim, cara membacanya dengan dipantulkan. Ikhfa’ terjadi karena ada Tanwin bertemu huruf Ta, membacanya disamarkan (seperti bunyi “NG”). Mad Ashli terjadi karena ada huruf Ya di kasroh, membacanya dipanjangkan 1 alif atau 2 harakat.

Ini adalah Ikhfa’ (samar) karena ada Nun mati bertemu huruf Ta.

Disini terdapat 3 hukum, yaitu Alif Lam Qomariyah, Izh-har Halqi dan Mad Ashli. Alif Lam Qmariyah karena ada Alif Lam dan sukun. Izh-har Halqi karena ada Nun mati bertemu huruf Ha, membacanya tidak boleh dengung, tetapi jelas bunyi huruf Nun-nya. Dan Mad Ashli karena ada huruf Alif di fatah, panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat.

Ini adalah Mad Ashli, karena ada huruf Alif di fatah dan huruf Ya di kasroh, panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat.

Disini terdapat 3 hukum Mad. Yaitu Mad Ashli, Mad Jaiz Minfasil, dan Mad ‘Iwadl. Mad Ashli karena ada huruf Ya di kasroh, panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat. Mad Jaiz Munfashil terjadi karena ada Mad Ashli menghadapi Alif/Hamzah pada kata yang lain, panjangnya bisa 2, 4, atau 5 harakat. Mad ‘Iwadl terjadi karena ada huruf Alif di Tanwin Fatah kemudian diwaqofkan, cara membacanya seperti Mad Asli, menjadi “Abadaa”. Panjangnya juga sama seperti Mad Ashli yaitu 1 Alif atau 2 harakat.

Ini adalah Tafkhim (tebal), karena Lafazh Allah didahului oleh Fatah.

Ini adalah Izh-har Halqi, karena ada Nun mati bertemu huruf Ha. Cara membacanya tidak boleh dengung, tetapi jelas bunyi huruf Nun nya.

Ini adalah Izh-har Syafawi, karena ada Mim mati bertemu huruf Wawu. Cara membacanya tidak boleh dengung, tetapi jelas bunyi huruf Mim nya.

Disini ada 2 hukum, yaitu huruf Ro yang dibaca Tafkhim (tebal) karena dia berharakat Fatah. Dan Mad Ashli, karena ada huruf Wawu di dlommah, panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat.

Ini adalah Izh-har Halqi, karena ada Nun mati bertemu huruf Ha. Cara membacanya tidak boleh dengung, tetapi jelas bunyi huruf Nun nya.

Ini adalah Mad Ashli, karena ada fatah berdiri. Panjangnya adalah 1 alif atau 2 harakat.

Disini ada 2 hukum, yaitu Izh-har Halqi, karena ada Nun mati bertemu huruf Kho, cara membacanya tidak boleh dengung, tetapi jelas bunyi huruf Nun nya. Yang kedua adalah huruf Ro yang dibaca Tafkhim (tebal) karena dia berharakat fatah.

Sebutkan hukum hukum bacaan nun dan mim sukun yang terdapat dalam surah al bayyinah ayat 7

Demikianlah Tajwid surat Al Bayyinah ayat 5-8, semoga bermanfaat.

Wassalam.