Apa saja teknik membaca nyaring

Membaca merupakan kegiatan yang sering dilakukan untuk mendapatkan informasi maupun kesenangan. Dengan membaca, kita dapat mengetahui berbagai peristiwa, menambah wawasan dan pengetahuan, perkembangan teknologi, dan sebagainya.  Macam-macam cara membaca dilihat dari segi penggunaan suara atau tidaknya terdiri dari membaca nyaring dan membaca dalam hati.

Macam-Macam Cara Membaca

Berdasarkan segi terdengar atau tidaknya suara ketika membaca, proses membaca dibedakan menjadi dua yaitu membaca nyaring dan membaca dalam hati. Kemudian membaca dalam hati terbagi lagi menjadi dua macam yaitu membaca intensif dan ekstensif.

Membaca nyaring

Membaca nyaring dapat digunakan ketika membaca teks bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk orang lain. Dalam proses membaca nyaring, terlebih dahulu pembaca harus memahami makna dan perasaan yang terkandung dalam teks. Pada saat menyampaikan teks tersebut pembaca harus menyuarakan dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar mudah menerima atau memahami isi bacaan yang disampaikan.

Membaca dalam hati

Membaca dalam hati merupakan teknik membaca tanpa mengeluarkan suara. Membaca dalam hati mampu lebih cepat memahami isi bacaan dibandingkan dengan membaca nyaring. Oleh karena itu, pembaca harus memiliki keterampilan membaca dalam hati yang benar yaitu tidak berbisik atau bergumam, tanpa ada pergerakan bibir dan kepala, serta tidak menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk. Karena hal tersebut dapat menghambat kecepatan dalam membaca.

Membaca memindai

Membaca memindai disebut juga membaca scanning. Teknik membaca memindai termasuk salah satu jenis membaca ekstensif atau teknik membaca secara menyeluruh dalam waktu yang singkat. Membaca memindai dilakukan untuk memperoleh informasi yang diinginkan dengan cepat dan tepat. Sehingga dalam membacanya langsung pada topik yang dicari tanpa membaca yang lain. Membaca memindai dapat digunakan ketika mencari nomor telepon, mencari arti kata pada kamus, dan mencari informasi di ensiklopedia.

Membaca intensif

Membaca intensif merupakan teknik membaca yang dilakukan secara cermat terhadap teks yang dibaca. Membaca intensif digunakan untuk mencari informasi secara detail sebagai bahan diskusi atau menentukan pokok persoalan atau perihal yang menarik untuk dijadikan bahan diskusi.

Membaca teks bacaan dengan cara yang tepat akan mempermudah menemukan informasi yang dibutuhkan. Sehingga teknik membaca yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan membaca.

Membaca nyaring adalah kemampuan mengubah lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi atau suara yang bermakna dengan lafal dan intonasi yang tepat. Tujuan membaca di SD adalah supaya siswa dapat membaca lancar sesuai dengan lafal dan intonasi yang tepat. Dengan membaca siswa mengerti tentang ilmu pengetahuan. Pada dasarnya yang harus dikuasai oleh siswa kelas II SD dalam pembelajaran membaca nyaring adalah penggunaan lafal, intonasi, dan jeda pendek dan panjang. Hal ini metode yang digunakan guru kurang tepat. Pada saat guru mengajarkan membaca nyaring, guru hanya mendengarkan siswa membaca tanpa memperhatikan kesalahan dalam bacaan. Hal ini sesuai kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa sesuai dengan kurikulum KTSP. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran membaca nyaring belum berhasil dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan pada saat siswa diberi tugas membaca bacaan dengan nyaring. Banyak siswa yang mengalami kesalahan dalam hal lafal dan intonasi, sehingga suara yang diucapkan menjadi tidak jelas, kesalahan lain terdapat pada penempatan jeda pendek dan panjang dalam membaca, kesalahannya pada suara yang diucapkan tidak jelas, sehingga tidak terdengar oleh semua siswa. Selain itu siswa juga belum bisa menguasai tanda baca yang terdapat pada kalimat. Hal ini disebabkan karena teknik yang digunakan guru kurang tepat. Pada saat guru mengajarkan membaca nyaring, guru hanya mendengarkan siswa membaca tanpa memperhatikan kesalahan dalam bacaan. Berdasarkan permasalahan tersebut, pembelajaran membaca pada siswa kelas II SDN Wonosari 01 Kecamatan Puger Kabupaten Jember perlu diperbaiki dengan memilih teknik yang sesuai dan dapat menarik minat siswa. Salah satu alternatif yang dapat dilaksanakan untuk mendisiplinkan siswa pada membaca nyaring, yaitu dengan teknik pemodelan. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah proses pelaksanaan membaca nyaring dengan teknik pemodelan yang dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa kelas II di SD Negeri Wonosari 01 Puger – Jember ?, (2) Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam kemampuan membaca nyaring melalui teknik pemodelan siswa kelas II di SD Negeri Wonosari 01 Puger-Jember?. Berdasarkan rumusan yang telah ditetapkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca nyaring melalui teknik pemodelan pada siswa kelas II di SD Negeri 01 Wonosari Puger-Jember, (2) ix untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam membaca nyaring melalui teknik pemodelan siswa kelas II di SD Negeri Wonosari 01 Puger-Jember. Penelitian ini dilakukan untuk peningkatan kemampuan membaca nyaring siswa. Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas II SDN Wonosari 01 Kecamatan Puger Kabupaten Jember, subjek penelitian adalah siswa kelas II tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah 20 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Rancangan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik tes, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Data yang dikumpulkan berupa hasil nilai kemampuan membaca siswa dan tingkat aktivitas siswa melalui lembar observasi yang telah ada. Berdasarkan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia Kelas II SDN Wonosari 01 Kecamatan Puger Kabupaten Jember, sebelum dilaksanakan teknik pemodelan banyak siswa yang mengalami kesalahan dalam hal lafal dan intonasi, sehingga suara yang diucapkan menjadi tidak jelas, kesalahan lain terdapat pada penempatan jeda pendek dan panjang dalam membaca, kesalahannya pada suara yang diucapkan tidak jelas, sehingga tidak terdengar oleh semua siswa. Selain itu siswa juga belum bisa menguasai tanda baca yang terdapat pada kalimat sehingga persentase tes kemampuan membaca nyaring mencapai ketuntasan 45% dengan ratarata hasil belajar sebesar 59. Terkait hal tersebut, maka diterapkannya teknik pemodelan untuk meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa kelas II sehingga pada siklus I persentase ketuntasan mencapai 60% dengan rata-rata hasil belajar sebesar 63,25. Akan tetapi hasil tersebut belum tuntas sehingga diadakan siklus II. Pada siklus II meningkat dengan persentase ketuntasan 90% dengan ratarata hasil belajar sebesar 75,50. Peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 30% sedangkan rata-rata hasil belajar sebesar 12,25. Beberapa saran berkaitan dengan penggunaan teknik pemodelan dalam proses belajar mengajar, sebaiknya guru terus berupaya mencari alternatif terbaik bagi siswanya dalam menyampaikan pelajaran, siswa hendaknya lebih bersemangat dan aktif dalam mencari informasi, serta menjadi masukan bagi penelitian sejenis dengan pokok bahasan yang lebih luas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan teknik pemodelan untuk meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa dimaksudkan dapat membantu siswa lebih memahami penggunaan lafal, intonasi, dan jeda pendek dan panjang.

Apa saja teknik membaca nyaring
Apa saja teknik membaca nyaring
Gati Mulyani,S.Pd.SD

RADARSEMARANG.ID, KETERAMPILAN bahasa yang mendasar dalam kehidupan modern ini diantaranya adalah membaca. Kemampuan membaca merupakan salah satu kunci keberhasilan siswa untuk meraih kemajuan. Dengan kemampuan membaca memadai, mereka akan lebih mudah menggali informasi dari berbagai sumber.Untuk itu perlu ditanamkan pada setiap siswa supaya tertanam kebiasaan membaca dan meningkatkan daya minat baca siswa.

Tujuan membaca menurut Tierny, Redence dan Dishner(via Sukartiningsih, 2003 : 21) dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam mendapatkan pemahaman mengenai segala sesuatu di dunia ,untuk meningkatkan apresiasi dan perhatian, untuk memecahkan masalah individu maupun kelompok dan untuk mengembangkan strategi-strategi agar siswa dapat memahami segala sesuatu dengan bebas.

Secara logika pemahaman dapat di pandang sebagai pusat pembelajaran membaca, adapun tujuannya adalah memberikan bekal aktivitas belajar kepada siswa agar dapat berfikir. Hal tersebut dapat menunjukkan begitu pentingnya manfaat membaca bagi kehidupan manusia pada masa ini, sehingga setiap siswa diharapkan dapat dan senang membaca.

Baca juga:  Tugas Mandiri Lebih Asyik dengan Aplikasi Quizizz

Begitu pentingnya membaca bagi siswa, dalam membaca siswa harus faham maksud isi bacaannya, untuk memahami isi bacaan ada teknik – teknik membaca, yaitu membaca teknik modern dan teknik membaca tradisional /konvensional. Dalam pembelajaran membaca di kelas 3 sekolah dasar seharusnya sudah lancar dan benar dalam menggunakan ejaan dan intonasi yang tepat, namun ternyata untuk kelas 3 SDN Podosoko 1 Kecamatan Sawangan masih banyak yang belum lancar dan belum tepat ejaan dan intonasinya.

Bagaimana dapat mengerjakan soal – soal dan tugas – tugas kalau membaca saja belum lancar,tentu tidak akan faham apa maksud dari soal itu. Untuk mengetahui peningkatan dan kemajuan membaca siswa Kelas 3 SDN Podosoko 1, saya memngharuskan siswa dalam membaca menggunakan teknik membaca nyaring /membaca bersuara.

Seperti di kemukakan Tarigan (1985) mengatakan bahwa aktivitas yang paling sesuai untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis adalah membaca nyaring/membaca bersuara. Teknisnya adalah membaca bersuara secara klasikal dulu, siswa kelihatan yang sudah lancar dan ejaan dan intonasinya benar dan yang salah.Namun dengan cara klasikal tidak maksimal untuk mengetahui yang sudah lancar dan yang belum lancar, kemudian saya tugaskan untuk membaca satu – persatu siswa maju ke depan kelas untuk membaca nyaring /bersuara.

Baca juga:  Implemetasi Silogisme pada Materi Algoritma Pemrograman Dasar

Dengan cara itu sudah separo lebih yang lancar membacanya dan benar penggunaan ejaan dan intonasinya. Untuk memaksimalkan keberhasilan siswa dalam membaca lancar dan benar ejaan dan intonasinya, siswa setiap pagi sebelum pembelajaran di mulai saya tugaskan untuk membaca buku pelajaran atau buku bacaan yang lain dengan bersuara /nyaring kurang lebih 15 menit.

Hasilnya dalam waktu satu minggu anak – anak sudah hampir semua sudah lancar membaca dan benar dalam penggunaan ejaan dan intonasinya, hanya 1,2 yang belum lancar, karena memang anaknya sering tidak masuk sekolah. Dan untuk selanjutnya setiap pagi sebelum di mulai pembelajaran di haruskan membaca nyaring /bersuara dalam waktu 15menit,yang mau dibaca buku pelajaran atau buku bacaan yang lain,membawa buku bacaan dari rumah juga boleh ,yang penting ada unsur pendidikannya.

Alhamdulillah dalam waktu dua bulan semua siswa sudah dapat membaca lancar ,ejaan dan intonasinya juga sudah benar, ternyata dengan membaca nyaring /bersuara sangat cocok dan dapat meningkatkan ketrampilan membaca siswa kelas 3 SDN Podosoko 1. Kalau siswa membacanya sudah lancar maka mereka tidak akan kesulitan dalam memahami soal yang diberikan guru dan membaca lancar dapat untuk bekal dalam memahami materi di jenjang kelas selanjutnya . Membaca nyaring sangatlah penting untuk siswa kelas rendah dalam memahami intonasi dan jeda dalam suatu bacaan ataupun percakapan. (ump1/zal)

Guru SDN Podosoko 1, Kab Magelang