UNAIR NEWS – Globalisasi telah menuntut manusia untuk selalu siap dalam menghadapi perubahan serta persaingan di tingkat internasional. Jika tidak mampu beradaptasi, maka manusia akan kalah. Hal serupa juga akan menimpa sebuah organisasi, apabila mereka tidak dapat mengelola sumber daya manusia (SDM) yang memiliki budaya dan jiwa global. Show Agar mampu bertahan di era globalisasi, organisasi perlu meningkatkan kapasitas SDM yang dimilikinya. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum., saat mengisi workshop webinar yang bertajuk Change the World with a Positive Perspective: Resilience and Character Strengths at Organization pada hari Sabtu (4/7) lalu. “Peningkatan kapasitas tersebut hanya dapat dilakukan jika semua unsur SDM menjadi manusia pembelajar yang terus-menerus belajar, baik melalui buku-buku, pada para ahli, rekan kerja, maupun kehidupan sehari-hari,” jelas direktur SDM Universitas Airlangga itu. Tidak hanya Dr. Purnawan, workshop webinar yang diinisiasi komunitas HR 24/7 dari Prodi Magister Pengembangan Sumber Daya Manusia (S2 PSDM) UNAIR ini juga mengundang narasumber lain, yakni Athina Saraya, Rizki Kurnia Aqdami, dan Nadiyah Afifah Nigata Ramadhani. Ketiganya turut memberikan pandangan terkait upaya yang perlu dilakukan SDM dalam meningkatkan kapasitas diri, sehingga dapat bersaing di tingkat internasional. Menurut Athina, salah satu kunci yang diperlukan agar SDM mampu bersaing di tingkat internasional adalah kegigihan. Sebab, kegigihan akan membantu manusia untuk fokus pada tujuan, mendorong kreativitas dalam mencari solusi, dan meningkatkan potensi diri. “Dalam meraih tujuan jangka panjang di era persaingan global, individu dituntut untuk mempunyai keinginan, hasrat, semangat, antuasiasme, ketekutanan, ketahanan, serta konsistensi. Sebaliknya, organisasi dengan SDM yang tidak bersemangat atau apatis justru akan sulit mencapai tujuan jangka panjangnya,” imbuh pendiri platform @child.pedia itu. Selain kegigihan, SDM juga perlu memiliki kemampuan berupa interpersonal skill yang baik agar mampu berinteraksi dengan semua orang, sehingga dapat mengembangkan diri. “Kita dapat menggali interpersonal skill dengan cara belajar sungguh-sungguh, terutama saat duduk di bangku perkuliahan. Selanjutnya, ikuti pelatihan, ikuti organisasi, perbanyak analisis sosial, serta perbanyak interaksi sosial secara nyata maupun digital,” terang Rizki yang kini menjadi staf sub-direktorat pengembangan SDM dan organisasi direktorat SDM. Upaya lain yang tidak kalah penting ialah memahami banyak perbedaan dalam organisasi dan menyelaraskannya demi memperoleh kesuksesan bersama. Hal itu dipaparkan oleh Nadiyah, konsultan human resource di perusahaan TATA Consultacy Service di Pune, India. “Dengan memahami perbedaan, setiap SDM akan memperoleh nilai baru, kebijaksanaan, wawasan, meningkatkan sikap tolerensi, rasa kemanusiaan, keadilan, dan kelebihan lain dalam dirinya,” ungkap sarjana psikologi Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar, itu. Sementara itu, Rizki Priyoko selaku ketua program workshop webinar, menyampaikan apresiasinya terhadap para pembicara serta antusiasme 200 partisipan yang hadir kali ini. “Pada webinar ini, kami berkolaborasi bersama direktorat bidang SDM UNAIR. Ke depan, kami juga akan menggandeng dekan, dosen, maupun alumni dari beberapa perguruan tinggi lain, seperti Universitas Diponegoro (UNDIP), UNHAS, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Brawijaya (UNIBRAW), serta Universitas Indonesia (UI),” tutupnya. (*) Penulis: Nabila Amelia Editor: Khefti Al Mawalia
Pada pembahasan sebelumnya kita sudah mengulik soal pengertian msdm menurut para ahli dan konsep dasar msdm. So pada kesempatan kali ini, kita akan membahas apa saja tantangan manajemen sumber daya manusia di era digital atau kemajuan teknologi seperti sekarang. Nah, seperti yang kita semua ketahui bahwa sdm yang dibutuhkan dalam era teknologi tidak lagi sebatas ijazah melainkan keterampilan. Tidak jarang kita melihat bahwa seorang sukses hanya lulusan SMP atua bahkan gak sekolah, nah loe. Sebelum lanjutkan pembahasan baca juga: ringkasan konsep dasar manajemen sumber daya manusia. Oke untuk memperkaya pembahasan ini, mari kita lihat berbagai perspektif tentang tantangan sdm terkini, monggo dilanjutkan teman-teman. Tantangan Eksternal atau LingkunganKekuatan eksternal yang memengaruhi aktivitas bisnis / perusahaan yang juga memengaruhi aktivitas Manajemen SDM, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk memenuhi tantangan ini, manajemen personalia dapat mengambil langkah-langkah berikut: Pantau terus-menerus atau secara efektif dan efisien perkembangan dan perubahan lingkungan bisnis dengan membaca majalah dan hak, mendengarkan siaran radio, televisi, dll. Dapatkan informasi terbaru sesuai kebutuhan. Menanggapi atau bereaksi dengan cepat dalam bentuk fleksibel setiap informasi setelah analisis untuk menghasilkan respons yang paling tepat dengan mengembangkan, mempertahankan, atau menghentikan kegiatan bisnis dan kebijakan SDM yang sedang berlangsung. Tantangan Internal OrganisasiGuna menghadapi tantangan internal, langkah-langkah yang dilakukan:
Tantangan Individual OrganisasiDibagian lain, msdm juga menghadapi tantangan yang bersifat individu dari sebuah organisasi, yaitu:
Tantangan Lainnya
Tantangan Faktor Eksternal OrganisasiFaktor lingkungan atau keadaan yang berasal dari luar organisasi yang dapat menghambat upaya peningkatan fungsi SDM yang mendukung pencapaian tujuan organisasi. Faktor-faktor ini adalah tenaga kerja, hukum / peraturan, persaingan, konsumen, serta perubahan teknologi, ekonomi, dan masyarakat. Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi, manajemen personalia dan SDM dapat mengambil langkah-langkah berikut:
Sumber daya yang paling penting dalam suatu organisasi adalah sumber daya manusia, orang yang memberikan energi, bakat, kreativitas, dan upaya karyawan kepada organisasi sehingga organisasi dapat terus eksis. Setiap manusia memiliki karakteristik individu yang berbeda satu sama lain. Demikianlah pembahasan kita tentang apa saja tantangan manajemen sumber daya manusia di era digital atau IOT. Mari kita bersaing secara sehat untuk menumbuhkan keterampilan diri sehingga mampu berkontribusi pada organisasi tempat kita bekerja. |