Kelangkaan merupakan tahap awal dari kepunahan spesies, pernyataan tersebut dinyatakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Sedangkan menurut Landle dan Whittaker (2011), kelangkaan adalah kepadatan spesies yang rendah, hidup dalam kondisi lingkungan atau wilayah geografis sempit. Show Ancaman kepunahan spesies diperparah oleh kegiatan eksploitasi sumber daya yang berasal dari habitat spesies tersebut, sehingga ekosistem yang ada di dalamnya menjadi rusak. Kelangkaan spesies yang merupakan awal dari kepunahan akan mengurangi keanekaragaman hayati, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Masyud dan Ginoga, 2016 berikut ini adalah faktor-faktor penyebab kelangkaan dan kepunahan spesies:
baca juga: Infografis - Risiko Kepunahan Akibat Perubahan Iklim Masyud dan Ginoga, 2016 juga menyampaikan mengenai Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) tahun 2003-2020 yang merupakan produk dokumen resmi yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. Dokumen ini menjelaskan bahwa faktor penyebab krisis keanekaragaman hayati adalah karena faktor teknis dan faktor struktural. Commons WikimediaFaktor teknis adalah faktor-faktor yang secara teknis berkaitan atau berdampak langung terhadap terjadinya krisis keanekaragaman hayati. Sedangkan faktor struktural adalah faktor khusus mengenai aspek kebijakan, kelembagaan, dan penegakan hukum, serta riset. Faktor teknis yang menyebabkan krisis keanekaragaman hayati, antara lain:
Faktor struktural yang menyebabkan krisis keanekaragaman hayati, yakni:
Faktor Kelangkaan dan KepunahanDari keseluruhan faktor teknis serta struktural, berikut ini adalah 3 faktor utama yang sebenarnya dapat kita cegak agar kelangkaan dan kepunahan spesies tidak terjadi. baca juga: Daftar Tumbuhan & Hewan yang Dilindungi di Indonesia 1. Merusak Habitat SpesiesRusaknya habitat merupakan alasan utama yang membahayakan status spesies, baik hewan maupun tumbuhan. Kerusakan umumnya dilakukan karena faktor ekonomi, seperti deforestasi, penambangan, dan migrasi manusia sehingga menjadikan habitat tersebut menjadi tempat tinggal. Akibat yang ditimbulkan dari aktivitas manusia tersebut adalah kematian, jika pun tidak maka hewan akan menjauh dan mencari habitat lain namun kendala yang dihadapi adalah tidak adanya sumber makanan di habitat yang baru. 2. PolusiPolusi dapat menyebabkan kematian suatu spesies, contohnya adalah tumpahan minyak, hujan asam, penggunaan pestisida, polusi udara, polusi air, polusi tanah, polusi suara, dan polusi cahaya. Misalnya pada hujan yang memiliki kadar asam yang tinggi akan menjadikan tanah tidak layak untuk menjadi habitat tumbuh-tumbuhan. Selain itu, hujan asam juga akan mengubah unsur kimia air dan sungai sehingga menyebabkan kematian pada hewan-hewan air seperti ikan. 3. PerburuanKegiatan berburu dapat menyebabkan kelangkaan serta kepunahan spesies. Tujuan berburu adalah untuk memperoleh daging, bulu atau bagian tubuh hewan tertentu. Contohnya badak akan diambil culanya dan gajah akan diambil gadingnya. Selain karena tujuan memanfaatkan tersebut, perburuan juga dilakukan akibat manusia dan hewan yang tidak dapat hidup berdampingan. Hal ini berkaitan dengan pembukaan lahan hutan untuk pertanian misalnya, sehingga terjadi kontak fisik antara manusia dengan hewan seperti harimau sumatera. baca juga: Perbedaan Kayu Legal dan Ilegal - Prinsip dan Sertifikasi Upaya Pencegahan Kelangkaan dan Kepunahan SpesiesPencegahan kelangkaan dan kepunahan spesies dapat dicegah melalui keputusan pemerintah, misalnya pendirian cagar alam, taman nasional, hutan lindung dan suaka margasatwa. PixabaySelain itu, pemerintah juga menerbitkan undang-undang konservasi meskipun belum dapat mencakup seluruh spesies yang terancam punah. Kita juga dapat membantu mencegah kelangkaan dan kepunahan makhluk hidup dengan cara-cara sederhana, seperti mengurangi sampah plastik, mengurangi polusi, mengurangi penggunaan pestisida dan ikut dalam usaha melestarikan lingkungan lainnya. Merdeka.com - Keanekaragaman hayati di Indonesia tercinta ini memang luar biasa. Dari Sabang sampai Merauke, tanah dan lautan Indonesia menjadi habitat bagi berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Namun sayangnya, seiring waktu beberapa jenis hewan mulai punah. Sebagian karena faktor alam, tapi nggak jarang juga kepunahan diakibatkan oleh apa yang dilakukan manusia. Nah, kali ini yuk kita bahas tentang 3 faktor yang bisa mempengaruhi kepunahan berbagai jenis hewan. 1. Penggunaan pestisida Dalam pertanian, pestisida berfungsi untuk membasmi makhluk hidup pengganggu (hama) pada tanaman. Namun seperti kata pepatah, segala yang berlebihan itu nggak baik. Kalau pestisida digunakan secara berlebihan, akan menyebar ke lingkungan sekitarnya dan meracuni makhluk hidup yang lain, termasuk mikroba, jamur, hewan, dan tumbuhan lainnya. Contoh pestisida adalah herbisida, fungisida, dan insektisida. 2. Pencemaran Bahan pencemar berasal dari limbah pabrik, asap kendaraan bermotor, limbah rumah tangga, sampah yang nggak dapat didaur ulang lingkungan secara alami, dan bahan-bahan berbahaya lain. Bahan pencemar ini dapat membunuh makhluk hidup, termasuk mikroba, jamur, hewan, dan tumbuhan sehingga mengurangi keanekaragamannya. Itulah mengapa belakangan ini semakin banyak kampanye diet kantong plastik, untuk mengurangi sampah plastic yang sulit diuraikan. 3. Perubahan tipe tumbuhan Tumbuhan adalah produsen di dalam ekosistem. Perubahan tipe tumbuhan, misalnya, perubahan dari hutan pantai menjadi hutan produksi akan menyebabkan hilangnya tumbuhan liar yang penting. Hilangnya jenis-jenis tumbuhan tertentu dapat menyebabkan hilangnya hewan-hewan yang hidupnya bergantung pada tumbuhan tersebut. Itulah 3 faktor yang banyak mempengaruhi kepunahan hewan. Selain 3 faktor itu, masih banyak lagi faktor yang perlu kamu tahu. Tertarik kan untuk belajar lebih lanjut soal keanekaragaman hayati? |