Apa maksud dari deregulasi dan contohnya

Deregulasi adalah proses pencabutan atau pengurangan regulasi negara, biasanya regulasi yang berhubungan dengan ruang lingkup ekonomi. Deregulasi menjadi kebijakan yang umum dalam ekonomi industri di negara maju pada tahun 1970-an dan 1980-an, sebagai dampak dari kecenderungan baru dalam pemikiran ekonomi tentang ketidakefisiensian dari regulasi yang dilakukan oleh pemerintah, dan ancaman yang berasal dari badan regulasi yang mungkin dikendalikan oleh industri demi meningkatkan keuntungannya sendiri, sehingga merugikan konsumen dan ekonomi secara keseluruhan.

Regulasi ekonomi merupakan kebijakan yang didukung pada Zaman Sepuhan, karena tindakan tersebut dirasa perlu untuk membatasi wewenang yang dimiliki eksternalitas seperti tindakan penyalahgunaan oleh perusahaan, mempekerjakan buruh yang masih anak-anak, memonopoli, dan pencemaran udara. Sekitar akhir dasawarsa 1970-an, regulasi semacam ini dianggap membebani ekonomi, dan banyak politikus pendukung neoliberalisme yang mulai menggencarkan deregulasi.

Deregulasi yang dikelola secara tepat dapat meningkatkan laba yang diperoleh oleh perusahaan. Pengelolaan ini berkaitan dengan distribusi pendapatan yang berkaitan dengan distribusi upah dan keuntungan perusahaan dan negara serta kebijakan redisistribusi. Peningkatan laba diperoleh melalui deregulasi berupa penurunan pada pembagian upah. Dalam deregulasi, terjadi peningkatan kekuatan sektor ekonomi. Selain itu, ada kesediaan oleh perusahaan maupun negara untuk mengambil risiko demi memperoleh laba yang lebih besar. Penambahan laba diperoleh melalui investasi dari para pemegang saham dan investor.[1]

Persaingan usaha

Deregulasi merupakan salah satu jenis kebijakan ekonomi yang umumnya disertakan dalam pengaturan persaingan usaha oleh pemerintah. Asumsi yang diberikan ialah peningkatan persaingan usaha dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pemakaian persaingan usaha dengan bantuan deregulasi umumnya dilakukan oleh negara berkembang. Bukti empiris mengenai hal ini belum ada karena penggunaannya di negara berkembang baru mulai dilakukan pada tahun 1990an. Sebaliknya, persiangan usaha belum dapat sepenuhnya dipisahkan dari kebijakan ekonomi yang salah satunya ialah deregulasi. Prinsip persaingan usaha juga tidak terlalu diutamakan dalam suatu negara bila dibandingkan dengan kebijakan ekonomi seperti privatisasi, deregulasi atau liberalisasi ekonomi. Hal ini dikarenakan adanya perlindungan terhadap sektor ekonomi tertentu misalnya pertanian, utilitas publik dan usaha kecil dan menengah.[2]

Sanksi pasar monopoli dan oligopoli

Suatu negara yang melarang pembentukan pasar monopoli dan oligopoli dapat menggunakan deregulasi untuk memberikan sanksi bagi para pelakunya. Kondisi ini dapat dilakukan jika negara memilih untuk memisahkan sanksi oligopoli dan monopoli dari konstitusi atau undang-undang negara. Dalam hal ini, deregulasi berlaku bagi oligopoli dan monopoli yang dianggap sebagai struktur pasar. Deregulasi yang dilakukan ialah dekonsentrasi dengan memasukkan sebanyak mungkin pelaku usaha ke dalam industri.[3]

Kapitalisme global

Proses globalisasi yang disertai dengan kapitalisme dapat membentuk suatu deregulasi yang membuat pengaruh pemerintah di dalam ekonomi negara berkurang. Bukti empiris dari deregulasi akibat paham kapitalisme ialah ketika Krisis finansial Asia 1997. Pemerintah negara-negara di Asia memilih melakukan deregulasi yang melibatkan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia. Selain itu, dilakukan pula pembukaan pasar modal bagi investor asing, privatisasi badan usaha milik negara, atau liberalisasi ekonomi melalui perdagangan bebas.[4]

  1. ^ Dullien, S., dkk. (2016). Kapitalisme yang Layak: Suatu Cetak Biru Reformasi Ekonomi Kita (PDF) (edisi ke-2). Jakarta: Friedrich-Ebert-Stiftung Kantor Perwakilan Indonesia. hlm. 110.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  2. ^ Damuri, Y. R., dkk. (2016). Peta Jalan Pengarusutamaan Persaingan usaha: Menuju Kebijakan Ekonomi yang Mengintegrasikan Prinsip Persaingan (PDF). Jakarta: Centre for Strategic and International Studies. hlm. 17. ISBN 978-979-1295-27-7.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  3. ^ Irawan, Towaf Totok (2020). Agustina, Nina, ed. Perekonomian Indonesia: Fakta, Tantangan dan Kebijakan (PDF). Bogor: Unpak Press. hlm. 47. ISBN 978-623-94477-0-0.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  4. ^ Riwanto, Agus (2018). Politik Hukum Negara Kesejahteraan: Indonesia Pasca Reformasi (PDF). Sukoharjo: Oase Pustaka. hlm. 4. ISBN 978-602-457-047-7.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • Black, William K. (2005). The Best Way to Rob a Bank Is to Own One. University of Texas Press. ISBN 978-0-292-72139-5. 
  • Kleinknecht, William (2009). The Man Who Sold the World: Ronald Reagan and the Betrayal of Main Street America. New York: Nation Press. ISBN 9780786744336. 
  • Lotz, Amanda (2007). The Television Will Be Revolutionized. New York, New York: New York University Press. ISBN 978-0-8147-5219-7. 
  • Rose, Mark H.; Seely, Bruce E.; Barrett, Paul F. (2006). The Best Transportation System in the World. from the selected National Archive White House Files. University of Ohio State Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-01-15. Diakses tanggal 2008-01-12. 

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Deregulasi&oldid=18996495"

Apa maksud dari deregulasi dan contohnya
Deregulasi

A. Pengertian Deregulasi (Deregulation)Deregulasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kegiatan atau proses menghapuskan pembatasan dan peraturan. Demikian, istilah deregulasi (deregulation) merujuk pada hal pengurangan atau menghilangkan suatu aturan yang mampu menghambat aktivitas ekonomi tertentu, khususnya dalam hal persaingan dan juga pasar bebas.Deregulasi lahir sebagai suatu hasil dari pemikiran ekonomi yang saat itu sedang tidak efisien dalam peraturan pemerintah. Sebagian ahli menilai bahwa regulasi mampu merugikan ekonomi dan secara lebih luas bahkan mampu mengganggu perekonomian negara. Tidak efisiennya suatu alokasi sumber daya ekonomi akan melahirkan rendahnya suatu persaingan.Sebagai gantinya, para ahli menilai bahwa deregulasi adalah salah satu cara untuk melahirkan bentuk persaingan dan juga memperbaiki efisiensi dalam suatu perekonomian.

B. Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Deregulasi (Deregulation)

1. Mempromosikan PersainganDengan deregulasi, pemerintah berupaya guna menghilangkan berbagai hambatan persaingan dan melahirkan persaingan yang adil untuk  beberapa sektor swasta. Pasar yang kompetitif akan turut aktif dalam memberikan inovasi dan produktivitas perekonomian, sehingga akan mampu mendorong alokasi suatu sumber daya yang ekonomi yang lebih efisien.2. Mengurangi Biaya Menjalankan BisnisPihak pemerintah akan menghapus peraturan yang dianggap menghalau kemampuan tiap pengusaha untuk membangun bisnisnya. Peraturan yang lebih sederhana dan lebih sedikit nantinya mampu mengurangi biaya dalam menjalankan bisnis.3. Memaksimalkan Kesejahteraan EkonomiAdanya regulasi seperti kontrol harga yang melahirkan kerugian bobot mati, yaitu kesejahteraan ekonomi yang hilang karena pasar tidak mampu bergerak secara kompetitif. Untuk itu, dalam mengoptimalkan kesejahteraan, maka pihak pemerintah sudah seharusnya menghapus intervensi yang mengganggu.4. Alasan Awal Regulasi Tidak Lagi RelevanPihak pemerintah akan memberikan izin di beberapa bidang industri agar mampu menciptakan harga yang relatif lebih rendah. Beberapa bidang industri seperti listrik, mempunyai biaya tetap yang sangat signifikan. Untuk itu, dalam menurunkan biaya rata-ratanya, maka industri tersebut perlu melibatkan pemain yang lebih sedikit atau bahkan hanya satu pemain saja.Sehingga, pihak pemonopoli akan mendapatkan skala ekonomi yang lebih tinggi untuk bisa menurunkan biaya dan juga harga jual. Lantas, pemerintah akan meregulasi beberapa sektor industri untuk bisa memberikan batasan potensi penyalahgunaan pasar oleh pihak pemonopoli.

C. Contoh Deregulasi (Deregulation)

Deregulasi dapat mengambil banyak spektrum dan aspek di dalam perekonomian. Contoh deregulasi termasuk di antaranya,1. Menghilangkan kontrol harga. Kebijakan kontrol harga menghasilkan kerugian bobot mati di dalam perekonomian.2. Mengeliminasi hambatan perdagangan seperti tarif dan kuota. Itu membuka lebih banyak persaingan asing.3. Mengurangi hambatan aliran modal. Investasi langsung asing penting untuk mendorong persaingan, inovasi, transfer teknologi dan pengetahuan di dalam perekonomian. 4. Beralih dari sistem nilai tukar tetap ke nilai tukar mengambang. Di bawah nilai tukar tetap, pemerintah mendevaluasi nilai tukar mata uang domestik untuk membuat produk ekspor lebih murah. Keunggulan semacam itu mendisinsentif produsen domestik untuk lebih efisien dan menurunkan biaya produksi.5. Pemotongan subsidi untuk perusahaan. Subsidi terkadang memberi keuntungan bagi beberapa perusahaan dan menempatkan perusahaan lain pada posisi yang tidak menguntungkan. Itu menghasilkan persaingan yang tidak adil.6. Mengurangi peraturan, persyaratan perizinan, dan hambatan lain untuk menjalankan bisnis. Kompleksitas peraturan dan birokrasi membuat pengusaha enggan untuk mendirikan perusahaan baru.

D. Keuntungan Deregulasi (Deregulation)

1. Alokasi Sumber Daya Lebih EfisienDalam hal ini, pemerintah akan melakukan eliminasi intervensi guna mempromosikan persaingan yang lebih sehat dan adil untuk perusahaan. Umumnya, persaingan memang akan mendorong suatu efisiensi, inovasi produk, dan juga harga yang lebih rendah.Selain itu, hambatan masuk juga nantinya akan menurun, sehingga akan memungkinkan perusahaan baru untuk memasuki pasar dan juga mengurangi kekuatan monopoli yang dilakukan perusahaan besar. Persaingan baru tersebut juga akan menurunkan harga kepada konsumen dengan memaksa perusahaan yang tidak efisien untuk keluar dari zona pasar yang ada.2. Mengurangi Biaya Menjalankan BisnisDeregulasi akan memudahkan setiap pengusaha untuk menjalankan bisnisnya. Sehingga, setiap pengusaha akan mampu menentukan proses produksi dan kepentingan strategis mereka secara lebih independen dan mandiri. Selain itu, para pengusaha juga akan mampu melahirkan produk baru, menetapkan harga, memperluas pasar, mengakuisisi aset modal tanpa adanya keterlibatan perizinan yang dinilai rumit.Seperti yang kita tahu, peraturan pemerintah kebanyakan akan melahirkan biaya birokrasi yang sangat berlebihan. Sering kali, perusahaan harus mengeluarkan biaya yang tidak banyak untuk mengikuti suatu peraturan yang tidak penting. Contohnya seperti di Amerika Serikat, biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa mematuhi peraturan di sana bahkan bisa lebih dari $1,9 triliun pada tahun 2018 lalu. Biaya tersebut setara dengan 10% dari PDB negara Amerika.Untuk itu, salah satu jalan untuk mengurangi biaya tersebut adalah dengan melakukan deregulasi. Perusahaan bisa memanfaatkan uangnya untuk kepentingan investasi lain daripada digunakan untuk mematuhi peraturan yang dinilai tidak penting.Saat pertumbuhan investasi bisa meningkat, maka perusahaan akan mampu meningkatkan skala produksi yang lebih besar dan juga mampu melahirkan banyak pekerjaan baru. Sehingga akan menghasilkan suatu efek riak dalam seluruh bidang perekonomian.Hal ini terus berlanjut, karena ketika tingkat pengangguran menurun, maka rumah tangga juga akan mempunyai lebih banyak uang. Selanjutnya, mereka bisa membelanjakannya untuk membeli produk barang atau jasa. Adanya peningkatan permintaan akan mendorong bisnis untuk bisa meningkatkan produksinya ke arah yang lebih besar.3. Mengurangi Perilaku Koruptif PejabatSering kali regulasi bisa melahirkan kegiatan koruptif di kalangan para pejabat tinggi. Distorsi kebijakan yang ada sangat erat kaitannya dengan korupsi. Bisnis yang mempunyai kekuatan monopoli yang hebat akan berupaya  untuk mengamankan posisinya. Salah satu cara mudahnya adalah dengan menyuap para pejabat agar bisa menerbitkan kebijakan yang mampu mendukung posisi mereka.Selain itu, beberapa pejabat juga ada yang sering kali memanfaatkan regulasi guna kepentingan dirinya sendiri. Seperti kepala negara yang menggunakan regulasi untuk meningkatkan popularitasnya jelang pemilihan umum. Mereka bisa mengambil kebijakan yang sifatnya populis, seperti menurunkan harga jual listrik atau meningkatkan upah minimum kerja.4. Menawarkan Lebih Banyak PilihanSeperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa deregulasi akan mempromosikan persaingan yang lebih banyak di pasar. Setiap pebisnis akan berusaha untuk mengembangkan kelebihannya untuk mampu memuaskan pelanggan. Untuk itu, beberapa dari mereka akan ada yang menawarkan harga yang lebih rendah daripada kualitas pada umumnya.Sebagai pilihan, para pebisnis bisa membuat produk yang unik agar memungkinkan mereka untuk meningkatkan harga yang lebih tinggi dan mampu memuaskan konsumennya. Persaingan seperti ini pada akhirnya akan mengarah pada pasokan produk yang lebih bervariasi, berkualitas, dan bahkan lebih murah. Sehingga, konsumen memiliki banyak pilihan belanja.5. Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Jangka PanjangKelebihan terakhir dari deregulasi adalah mampu mengembalikan kesejahteraan ekonomi yang sempat hilang karena peraturan pemerintah, seperti adanya kontrol harga. Peraturan seperti ini mampu mengurangi surplus konsumen serta produsen. Tapi, adanya surplus yang hilang ini tidak bisa ditangkap oleh banyak pelaku ekonomi di dalamnya. Sehingga, bisa menyebabkan hilangnya kesejahteraan ekonomi.

E. Kelemahan Deregulasi (Deregulation)

1. Penguasaan Sumber Daya EkonomiDeregulasi ekonomi akan membuat pemilik modal menguasai perekonomian. Nantinya, persaingan yang terjadi akan seperti di alam liar, siapa yang kuat dia yang akan menang. Pemilik modal besar akan mampu mengontrol perekonomian, menguasai pasar, dan mempunyai kekuatan pasar. Ketika perekonomian sudah mampu mereka kuasai, maka mereka akan bertindak sesuai dengan kepentingannya sendiri saja.2. Penurunan Kualitas ProdukDeregulasi akan memaksa pemerintah untuk menerbitkan berbagai kebijakan untuk melindungi pihak konsumen. Namun disisi lain, deregulasi juga akan melahirkan standar pelayanan yang lebih rendah. Para pebisnis akan berusaha keras untuk memangkas biaya dan menghilangkan fitur penting agar bisa mengoptimalkan keuntungannya sendiri. Hal tersebut tentu saja akan merugikan pihak konsumen.3. Meningkatkan Risiko Sistemik Sistem KeuanganKemungkinan, beberapa perusahaan akan cenderung lebih tidak peduli dengan risiko yang bisa mereka hasilkan selama mereka masih bisa mendapatkan untung yang banyak. Mereka akan cenderung mengambil risiko yang sangat banyak dengan melahirkan berbagai instrumen dan kegiatan ekonomi yang dinilai inovatif. Selain itu, mereka juga akan meningkatkan eksposur atas instrumen ekonomi lainnya yang tidak diatur pemerintah.4. Meningkatkan Biaya Eksternalitas NegatifRegulasi dianggap penting guna membatasi adanya eksternalitas yang negatif. Sehingga, para pebisnis bisa saling berlomba untuk mendapatkan keuntungan. Namun, regulasi yang lemah akan membuat mereka menjadi tidak peduli atas rendahnya eksternalitas yang mereka hasilkan. Selain itu, kegiatan eksploitasi yang berlebihan atas sumber daya alam juga bisa muncul karena tidak adanya regulasi.5. Layanan Esensial Menjadi EksklusifKelemahan terakhir karena adanya deregulasi adalah mahalnya beberapa layanan esensial, seperti layanan kesehatan dan utilitas. Walaupun pihak pemerintah memang membuka persaingan pada bidang sektor tersebut, tapi hanya memungkinkan beberapa perusahaan saja yang bersedia masuk. Hal semacam itu membutuhkan investasi modal yang besar dan risiko yang sangat tinggi.Alhasil, hal tersebut hanya sebagian kecil perusahaan saja yang mau beroperasi. Karena hanya ada sedikit perusahaan, maka pasar akan lebih mengarah pada oligopoli daripada persaingan monopolistik atau persaingan yang sempurna. Para pemain akan mampu menguasai pasar.

Mereka akan menggunakan kekuatan monopolinya untuk bisa meningkatkan harga dalam pelayanan mereka karena motif utama mereka adalah demi mendapatkan keuntungan yang besar. Sehingga, yang bisa menggunakan layanan mereka hanyalah mereka yang mampu membayar dalam jumlah yang besar.

 

Dari berbagai sumber

Download

Ket. klik warna biru untuk link

Lihat Juga  

Materi Sosiologi SMA
1. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1.1 Perubahan Sosial dan Dampaknya (Kurikulum 2013)
2. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1.2 Perubahan Sosial dan Dampaknya (Kurikulum 2013)
3. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1.3 Perubahan Sosial dan Dampaknya (Kurikulum 2013)
4. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 1. Perubahan Sosial dan Dampaknya (Kurikulum 2013)
5. Materi Sosiologi Kelas XII. Bab 1. Perubahan Sosial (KTSP)
6. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1.1 Perubahan Sosial dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
7. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1.2 Perubahan Sosial dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
8. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1.3 Perubahan Sosial dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
9. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1.4 Perubahan Sosial dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
10. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1.5 Perubahan Sosial dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
11. Materi Sosiologi Kelas XII Bab 1.6 Perubahan Sosial dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat (Kurikulum Revisi 2016)
12. Materi Ujian Nasional Kompetensi Perubahan Sosial             
13. Materi Ringkas Perubahan Sosial


Page 2

At Sosial79, accessible from https://sosial79.blogspot.com, one of our main priorities is the privacy of our visitors. This Privacy Policy document contains types of information that is collected and recorded by Sosial79 and how we use it.
If you have additional questions or require more information about our Privacy Policy, do not hesitate to contact us.
Sosial79 follows a standard procedure of using log files. These files log visitors when they visit websites. All hosting companies do this and a part of hosting services' analytics. The information collected by log files include internet protocol (IP) addresses, browser type, Internet Service Provider (ISP), date and time stamp, referring/exit pages, and possibly the number of clicks. These are not linked to any information that is personally identifiable. The purpose of the information is for analyzing trends, administering the site, tracking users' movement on the website, and gathering demographic information.
Like any other website, Sosial79 uses 'cookies'. These cookies are used to store information including visitors' preferences, and the pages on the website that the visitor accessed or visited. The information is used to optimize the users' experience by customizing our web page content based on visitors' browser type and/or other information.
For more general information on cookies, please read the "What Are Cookies" article on Cookie Consent website.
Google is one of a third-party vendor on our site. It also uses cookies, known as DART cookies, to serve ads to our site visitors based upon their visit to www.website.com and other sites on the internet. However, visitors may choose to decline the use of DART cookies by visiting the Google ad and content network Privacy Policy at the following URL – https://policies.google.com/technologies/ads
Some of advertisers on our site may use cookies and web beacons. Our advertising partners are listed below. Each of our advertising partners has their own Privacy Policy for their policies on user data. For easier access, we hyperlinked to their Privacy Policies below.

  • Google https://policies.google.com/technologies/ads
You may consult this list to find the Privacy Policy for each of the advertising partners of Sosial79. Our Privacy Policy was created with the help of the Free Privacy Policy Generator and the Privacy Policy Generator Online.
Third-party ad servers or ad networks uses technologies like cookies, JavaScript, or Web Beacons that are used in their respective advertisements and links that appear on Sosial79, which are sent directly to users' browser. They automatically receive your IP address when this occurs. These technologies are used to measure the effectiveness of their advertising campaigns and/or to personalize the advertising content that you see on websites that you visit.
Note that Sosial79 has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.
Sosial79's Privacy Policy does not apply to other advertisers or websites. Thus, we are advising you to consult the respective Privacy Policies of these third-party ad servers for more detailed information. It may include their practices and instructions about how to opt-out of certain options.
You can choose to disable cookies through your individual browser options. To know more detailed information about cookie management with specific web browsers, it can be found at the browsers' respective websites. What Are Cookies?
Another part of our priority is adding protection for children while using the internet. We encourage parents and guardians to observe, participate in, and/or monitor and guide their online activity.
Sosial79 does not knowingly collect any Personal Identifiable Information from children under the age of 13. If you think that your child provided this kind of information on our website, we strongly encourage you to contact us immediately and we will do our best efforts to promptly remove such information from our records.
This Privacy Policy applies only to our online activities and is valid for visitors to our website with regards to the information that they shared and/or collect in Sosial79. This policy is not applicable to any information collected offline or via channels other than this website.
By using our website, you hereby consent to our Privacy Policy and agree to its Terms and Conditions.