Apa gejala batu empedu yang sudah parah?

Ilustrasi penderita penyakit batu empedu. Foto: Pixabay

Batu empedu merupakan gangguan kesehatan yang tak lagi asing oleh sebagian masyarakat. Dalam istilah medis, penyakit ini disebut dengan kolelitiasis atau cholelithiasis. Sebagai informasi, empedu tersusun atas kolesterol, air, lemak, garam empedu, dan bilirubin.

Jika mengandung tingkat kolesterol, bilirubin, atau garam empedu yang tinggi, empedu akan mengeras menjadi kolelitiasis karena kurangnya kadar air. Dengan kata lain, kolelitiasis adalah pengerasan dari timbunan cairan empedu.

Penyakit satu ini berwujud menyerupai batu yang ditemukan dalam kantong empedu. Ukurannya pun bermacam-macam, dapat berupa satu batu empedu besar, seukuran bola golf, batu kecil, atau kombinasi dari berbagai ukuran.

Pada umumnya, cholelithiasis merupakan penyakit yang termasuk dalam kategori ringan dan tidak membutuhkan penanganan medis yang sangat serius. Mereka yang tidak mengalami gejala batu empedu biasanya tidak memerlukan perawatan.

Namun, pasien tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter, khususnya ketika mengalami gejala batu empedu berkepanjangan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pencegahan terjadinya komplikasi serius, akibat penyumbatan saluran empedu.

Apa gejala penyakit batu empedu yang perlu diwaspadai? Bagaimana upaya pencegahan dan pengobatannya? Agar lebih memahaminya, simak uraian berikut ini.

Ilustrasi memeriksakan kondisi kesehatan karena mengalami gejala batu empedu. Foto: Pixabay

Apa Ciri-Ciri Penyakit Empedu yang Dirasakan Penderitanya?

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, umumnya batu empedu tidak menimbulkan gejala berarti pada penderitanya, tepatnya ketika batu tidak masuk ke dalam saluran empedu. Namun, jika batu telah masuk ke dalam ujung saluran empedu, penderita bisa saja merasakan keluhan tertentu.

Menghimpun dalam buku The Art of Medicine karangan dr. Dito Nugroho, inilah ciri-ciri penyakit batu empedu yang begitu beragam:

  • Nyeri mendadak dan terus-menerus pada perut kanan atas.

  • Sakit perut seperti maag di bagian tengah bawah tulang dada.

  • Nyeri punggung di antara tulang bahu.

  • BAB dempul, berwarna putih atau pucat.

Gejala nyeri akibat batu empedu dapat berlangsung selama beberapa menit hingga berjam-jam. Timbulnya rasa nyeri sering kali berlangsung perlahan-lahan. Namun, pada beberapa kasus rasa nyeri timbul secara tiba-tiba.

Biasanya gejala muncul setelah penderitanya mengonsumsi makanan dengan kadar lemak yang tinggi. Perlu diingat pula bahwa kemungkinan terdapat ciri-ciri atau gejala yang tidak disebutkan di atas.

Ilustrasi tindakan operasi batu empedu. Foto: Pixabay

Apakah Batu Empedu Harus Dioperasi?

Tindakan medis berupa operasi diperlukan, apabila gejala yang dirasakan begitu parah. Kemungkinan terburuk tindakan ini ialah kantong empedu penderita harus diangkat.

Tindakan operasi yang bisa dilakukan untuk menangani masalah batu empedu dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Kolesistektomi Laparoskopik

Tindakan operasi ini paling sering direkomendasikan karena menghasilkan sayatan yang sangat minimal. Tindakan ini juga dikenal dengan istilah operasi lubang kunci, sebab ukuran sayatan yang dihasilkan sangat kecil (mirip lubang kunci). Masa pemulihan yang diperlukan setelah tindakan ini berlangsung selama 1-2 minggu.

2. Kolesistektomi Terbuka

Tindakan ini diperlukan, jika ukuran batu empedu cukup besar hingga tidak dapat dikeluarkan lewat operasi lubang kunci. Selain itu, operasi jenis ini dilakukan, jika kondisi pasien tidak memungkinkan untuk menjalani kolesistektomi laparoskopik.

Penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti letak kantong empedu yang sulit dijangkau atau pada kasus yang diderita pasien obesitas. Masa pemulihannya cukup lama, yakni berkisar 1-1,5 bulan.

Satu hal yang perlu diketahui, tak perlu khawatir ketika ingin melakukan operasi pengangkatan kantong empedu. Pengambilan organ ini tidak akan memengaruhi kondisi kesehatan. Kantong empedu bukan termasuk ke dalam organ penting yang harus dimiliki manusia agar bisa bertahan hidup.

Ilustrasi menghindari makan makanan penyebab batu empedu. Foto: Pixabay

Cara Mencegah dan Menyembuhkan Batu Empedu

David Rubenstein dkk., dalam bukunya berjudul Kedokteran Klinis Edisi 6 menjelaskan, beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena penyakit batu empedu, di antaranya:

  • Menerapkan pola makan sehat dan seimbang. Konsumsilah makanan tinggi serat dan perbanyak konsumsi cairan, setidaknya 6-8 gelas per hari.

  • Makan dengan porsi kecil tetapi rutin, akan membantu tubuh lebih mudah mencerna makanan.

  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol.

  • Berolahraga secara teratur untuk mencegah obesitas.

  • Tidak melakukan diet yang terlalu ketat, karena penurunan berat badan secara drastis dapat meningkatkan risiko batu empedu.

Kemudian, apa pantangan penyakit batu empedu? Penderitanya dianjurkan untuk menghindari atau membatasi konsumsi beberapa jenis makanan, seperti:

1. Makanan Berlemak

Daging berlemak tergolong sebagai jenis makanan penyebab batu empedu. Sebab, jenis makanan ini dapat mengiritasi kantong empedu. Daging sapi, daging asap, dan sosis mengandung lemak jenuh dalam jumlah tinggi yang membuat kantong empedu bekerja lebih keras.

2. Makanan yang Digoreng

Hampir setiap orang menyukai makanan yang digoreng. Namun, tahukah bahwa gorengan juga termasuk sebagai makanan penyebab batu empedu? Kenyataannya, makanan yang digoreng mengandung lemak dan kolesterol yang cenderung tinggi, sehingga dapat mengiritasi kantong empedu.

3. Makanan Asam

Tak hanya menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, makanan yang bersifat asam seperti buah jeruk, kopi, dan saus tomat juga dapat memicu gangguan pada kantong empedu.

4. Makanan yang Terbuat dari Susu

Susu dan segala sesuatu yang terbuat dari bahan dasar susu seperti keju dan es krim mengandung sejumlah lemak dalam jumlah sedang hingga tinggi.

Apabila dikonsumsi terlalu berlebihan, jenis makanan tersebut dapat menjadi penyebab penyakit batu empedu, apalagi jika sebelumnya kantong empedu penderita sudah bermasalah.

5. Makanan Siap Saji dalam Kemasan

Sudah dikenal luas, konsumsi makanan siap saji dan makanan kemasan dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit kronis. Sebab, makanan jenis ini mengandung banyak kolesterol dan lemak jenuh yang dapat memperberat kerja organ pencernaan termasuk empedu.

Setelah mengetahui upaya pencegahannya, ketahui pula upaya penyembuhan penyakit batu empedu, selain melakukan tindakan operasi.

Tindakan penyembuhan berikut ini tetap harus disesuaikan dengan perkembangan batu dan pengaruhnya pada kondisi kesehatan penderitanya. Oleh sebab itu, konsultasikan penyakit batu empedu ke dokter agar memperoleh penanganan yang sesuai.

Ilustrasi tindakan penyembuhan batu empedu dengan minum obat. Foto: Pixabay

1. Obat Asam Empedu

Jika gejala tidak terlalu parah dan batu yang terbentuk belum begitu besar, penggunaan obat asam empedu bisa membantu. Obat asam empedu mengandung ursodiol atau chenodiol yang terbukti mampu melarutkan batu empedu. Obat ini tersedia dalam pil oral.

Obat asam empedu bekerja mengikis batu, sehingga lama-kelamaan batu akan pecah dan larut. Sebelum dokter memutuskan pengobatan lanjutannya, ia akan menganjurkan penderitanya untuk menunggu dan memantau perubahan gejala batu empedu.

2. Suntikan MTBE

Pilihan perawatan satu ini melibatkan penyuntikan pelarut yang dikenal sebagai metil tersier-butil eter (MTBE). Pelarut tersebut akan disuntikkan ke kantong empedu untuk melarutkan batu empedu.

Sama seperti prosedur medis lainnya, suntik MTBE juga memiliki beberapa efek samping. Efek samping yang paling serius ialah timbul sensasi terbakar yang amat parah.

3. Terapi Extracorporeal Shock Wave Lithotrips (ESWL)

Extracorporeal Shock Wave Lithotrips (ESWL) adalah pilihan pengobatan untuk batu empedu yang paling efektif, jika ukuran batu masih berdiameter kurang dari 2 sentimeter.

Tujuan pengobatan ini adalah untuk memecah atau menghancurkan batu empedu dengan mengirimkan gelombang kejut (shockwave) melalui jaringan lunak tubuh.

4. Endoscopic Retrograde Cholangio-Pancreatography (ERCP)

Penyumbatan akibat batu pada saluran empedu bisa ditangani dengan prosedur Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography (ERCP). Prosedur ini bertujuan untuk menghilangkan batu empedu tanpa mengangkat kantong empedu. Tindakan ini ditujukan bagi mereka yang kondisinya tidak cukup kuat untuk menjalani operasi.

Batu empedu tidak boleh makan apa saja?

Apa gejala batu empedu yang sudah parah?

Apa kandungan obat untuk mengatasi batu empedu?

Bagaimana batu empedu bisa terbentuk?

Apa yang dirasakan jika batu empedu kambuh?

Kambuhnya batu empedu juga bisa menimbulkan gejala berikut ini. Demam dan kedinginan. Percepatan detak jantung. Penyakit kuning (kulit dan mata berwarna kuning).

Apakah batu empedu parah?

Gejala batu empedu yang sudah parah juga bisa ditandai dengan diare kronis, yaitu buang air besar dengan tekstur encer atau cair setidaknya 4 kali sehari dalam 3 bulan. Biasanya, gejala ini juga terjadi karena batu empedu telah mengganggu sistem pencernaan yang lain, seperti pankreas.

Apa yang terjadi jika batu empedu tidak dioperasi?

Beberapa permasalahan yang dapat timbul bila batu empedu bergejala tidak segera dibuang melalui operasi. Infeksi kandung empedu, yang dalam jangka panjang dapat berkembang menjadi kanker kandung empedu. Batu menyumbat saluran empedu yang dapat menimbulkan hambatan aliran dan pasien menjadi kuning.

Bagaimana jika batu empedu dibiarkan?

Penyumbatan Saluran Pankreas Batu empedu menyebabkan penyumbatan di saluran pankreas, sehingga menimbulkan radang pankreas (pankreatitis). Gejalanya berupa nyeri perut yang hebat dan konstan.