Apa amanat yang disampaikan pada dongeng Burung Pipit

PESAN MORAL DALAM CERITAANAK; Studi Kasus Rubrik Canda Harian Pontianak Post,~-- - 1,.- t.-. t 111r, J DEPARTE:\IC\ PC\DIDIKAN J\".-\SOL'-.AL PtSAT BAHASA BA.LAI BAHASA PRO\T'\SI KA.LIMA:\TA:\ BARAT T..\Hl:\ 2005 '...... ' I 1, 1 '.

KATAPENGANTAR Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Penulis bersyukur karena rahmat dan perlindungan yang dilimpahkan-nya. Penulis dapat menyelesaikan penelitian y;;ing berjudul Pesan Moral Cerita Anak pada Rubrik Canda harian Pontianak Post. Pes~n moral merupakan bagian dari unsur sebuah karya sastra. Unsur ini menjadi sangat penting jika yang menjadi sasaran sebuah karya sastra adalah anak-anak. Melalui karyanya pengarang dapat menyampaikan pesan-pesan yang bermanfaat bagi anak. Pesan-pesan yang disampaikan melalui cerita dapat lebih mudah diterima oleh anak dari pada melalui penjelasan. Melalui cerita pesan-pesan yang ingin disampaikan dapat lebih mudah dipahami. Melalui cerita dapat disampaikan contoh-contoh yang lebih nyata. Kejadian-kejadian yang terdapat dalam cerita dapat memberikan pengaruh bagi anak. Harian Pontianak Post adalah satu-satunya surat kabar di Kalimantan Barat yang memberikan halaman khusus bagi anak-anak. Sal ah satu kolom yang terdapat dalam halaman tersebut adalah cerita anak. Dengan rninimnya jumlah bahan bacaan bagi anak rnaka sangat diharapkan sekali cerita yang terdapat dalam kolom ini dapat mengandung pesan-pesan yang bermanfaat bagi anak.

Penelitian ini secara khusus membicarakan pesan moral yang terkandung dalam cerita anak yang terdapat dalam kolom Canda pada Harian Pontianak Post. Penelitian ini sangat penting karena melalui penelitian ini dapat diketahui pesan moral yang terkandung dalam cerita anak yang terdapat dalam kolom Canda pada Harian Pontianak Post. Dengan mengetahui pesan moral yang terkandung di dalarnnya, maka dapat memberikan masukan kepada pengarang untuk membuat cerita-cerita dengan pesal moral yang lebih disesuaikan dengan keadaan yang ada di masyarakat. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan masukk.an kepada dewan redaksi dalam menentukan cerita anak yang akan diterbitkan. Penulis menyadari penelitian tidak akan dapat terlaksana tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan sehingga penelitian ini dapat terlaksana. \1udah-mudahan hasil penelitian ini dapat bermanfoat. Pontianak, Agustus 2005 Penulis

DAFTARISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISi BAB I PENDAHULUAN... 1.1 La tar Belakang......................... 1 1.2 Masai ah............. 3 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian...... 4 1.5 Kerangka Teori : 4 1.6 Metode, Teknik dan Pendekatan.................... 6 1.7 Sumber Data................:......... 7 1.8 Sistematika Penulisan........ 8 BAB II PESAN MORAL DALAM CERITAANAK... 9 2.1 Kisah Burung Pipit................................. I 0 2.1.1 Terna Cerita "Kisah Burung Pipit"..................... I 0 2.1.2 Penokohan Cerita ' Kisah Burung Pipit".............. 10 2.1.3 Pesan Moral Cerita " Kisah Burung Pipit"............ 11 2.1.3.1 Jangan Cepat Berburuk S:rngka................... 11 2.1.3.2 Tidak Menganggap Rem ~h Orang Lain.................! 3 2.1.3.3 Sesuatu yang Indah Belt..::11 Tentu Baik................... 14 2.2 Telaga Bidadari..................... 15 II Ill

2.2.1 Terna Cerita "Telaga Bidadari".............. 15 2.2.2 Penokohan Cerita "Telaga Bidadari".................... 16 2.2.3 Pesan Moral Cerita "Telaga Bidadari"............ 16 2.2.3. l Perbuatan Tercela Pasti Akan Terungkap........... 17 2.2.3.2 Jangan Be_rbahagia di Atas Penderitaan Orang Lain........ 18 2.2.3.3 Bertanggung Jawab Terhadap Pekerjaan...................... 20 2.3 Beruang Berkaki Lima.................... 20 2.3.1 Terna Cerita "Beruang Berkaki Lima"......... 20 2.3.2 Penokohan Cerita "Beruang Berkaki Lima"...................... 21 2.3.3 Pesan Moral Cerita "Beruang Berkaki Lima"............... 21 2.3.3.1 Dapat Menerima Kekurangan Orang Lain........... 22 2.3.3.2 Senang Menolong : :...................... 22 2.3.3.3 Tahu Benerimakasih.................... 23 2.3.3.4 Bersikap Bijaksana............................ 24 2.4 Anak yang Memegang Pot Bunga Kosong..................... 26 2.4.1 Terna Ceritc. Anak yang!\1emegang Pot Bunga Kosong"...... 26 2.4.2 Penokohan Cerita Anak yang Memegang Pot Bunga Kosong"...... 26 2.4.3 Pesan More.I Cerita Anc.k yang Memegang Pot Bunga Kosong"........ 27 2.4.3.1 Tekun Bekerja....................... 27 2.4. 3.2 Tidak ~1ud a h Putus Asa................................ 28 2.4.3.3 Kejujuran Akan Membawa Berkah........................ 28 2. 5 Buaya dan Burung Penyanyi................................ 30 IV

2.5.1 Terna Cerita "Buaya dan Burung Penyanyi"... 30 2.5.2 Penokohan Cerita "Buaya dan Burung Penyanyi"... 30 2.5.3 Pesan Moral Cerita "Buaya dan Burung Penyanyi"... 31 2.5.3.1 Menjaga Kerukunan Hidup.............. 31 2.5.3.2 Menjaga Tutur Kata...... 33 2.6 Aji Saka... 35 2.6.1 Terna Cerita "Aji Saka"...... 35 2.6.2 Penokohan Cerita "Aji Saka"... 36 2.6.3 Pesan Moral Cerita "Aji Saka"... 36 2.6.3.1 Mau Menolong Orang Lain... 36 2.6.3.2 Tidak Mudah Putus Asa... 38 2.6.3.3 Berani Karena Benar......:...... 38 2.6.3.4 Kekerasan Tidak Harus Dilawan dengan Kekerasan.......... 39 2. 7 Kera dan Ayam............. 40 2. 7.1 Terna Cerita "Kera dan Ayam"......... 40 '2.7.2 Penokohan Cerita "Kera danayam"....................... 41 2. 7.3 Pesan Moral Cerita "Kera dan Ayam"..................... 41 2.7.3.1 Tidak Berkhianat kepada Teman............... 41 2. 7.3.2 Setia Ka wan................................... 42 2.8 Kisah Gunung Batok............... 43 2.8.1 Terna Cerita "Kisah Gunung Batok"................... 43 2.8.2 Penokohan Cerita ' Kis.ah Gunung Batok........ 44 v

2.8.3 Pesan Moral Cerita "Kisah Gunung Batok"........ 44 2.8.3.1 Bijaksana dalam Menentukan Sikap........... 44 2.8.3.2 Tidak Sombong dengan Kemampuan yang Dimiliki... 45 2. 9 Meno long Bahaya..................................... 46 2.9. l Terna Cerita "Menolong Baha_ya"... :...... 46 2.9.2 Penokohan Cerita "Menolong Bahaya"...... 47 2.9.3 Pesan Moral Cerita "Menolong Bahaya"... 47 2.9.3.1 Jika Senang Berbohong Tidak akn Dipercayai Selamanya... 4 7 2.9.3.2 Tidak Tahu Membalas Budi...... 48 2.10 Celeng Mencari Kebahagiaan......... 49 2.10.1 Terna Cerita "Celeng Mencari Kebahagiaan"........... 49 2.10.2 Penokohan Cerita "Ce Ieng Mencari Kebahagiaan"........... 50 2.10.3 Pesan Moral Cerita "Celeng Mencari Kebahagiaan"... 50 2.10.3.1 Mau Membantu Teman yang Sedang Menghadapi Masai ah 50 2.10.3.2 Pemurung Adalah Sifat yang Tidak Baik........... 51 2.11 Menuju Negeri Selaras... 52 2.11.1 Terna Cerita :\.fenuju Negeri Selaras"........'... ' 1 2.11.2 Penokohan Cerita "Menu ju Negeri Selaras '........... ~:.; 2. 11.3 Pesan Moral Cerita "Menuju Negeri Selaras'..... :.......... ~.3 I JJ"lS ap.. H p,~ -..J. eoran' em1mpm arus mtar.............) 2.11.3.2 Saling!\1enghargai..................... 5.+ 2.12 Kuni Kelinci................................. 56 VI

2.12.1 Terna Cerita "Kuni Kelinci"... So 2.12.2 Penokohan Cerita "Kuni Kelinci"... 56 2.12.3 Pesan Moral Cerita "Kuni Kelinci"... 57 2.12.3.1 Jangan Manja... 57 2.12.3.2 Mau Me~akan Makanan yang Bervariasi... 59 2.13 Kisah Seorang Pemahat... 60 2.13. l Terna Cerita "Kisah Seorang Pemahat"... 60 2.13.2 Penokohan Cerita "Kisah Seorang Pemahat"... 60 2.13.3 Pesan Moral Cerita "Kisah Seorang Pemahat"... 61 2.13.3.l Rajin Bekerja... 61 2.13.3.2 Patuh kepada Orang Tua - 62 2.13.3.3 Bertanggungjawab... 62 2.13.3.4 Menjaga Mutu Barang yang Dihasilkan... 63 2.13.3.5 Tidak PutusAsa...... 64 2.14 Ko San, Si Pemarah... 65 2.14.1 Terna Cerita "Ko San, Si Pemarah"............. 65 2. J-L2 Penokohan Cerita '"Ko San, Si Pemarah"...:... 65 2.14.3 Pesan!\1oral Cerita '"Ko San, Si Pemarah"... 66 2.14.3.1.'.\1enghormati Orang Tua...:............... 66 2.14.3.2 Pemarah akan Diasing oleh Lingkungan........ 67 2.15 Ding Dong dan Kuda Tua................. 67 2.15.1 Terna Cerita "Ding Dong dan Kuda Tua"... 67 vii

2.15.2 Penokohan Cerita "Ding Dong dan Kuda Tua"...... 69 2.15.3 Pesan Moral Cerita "Ding Dong dan Kuda Tua"......... 69 2.15.3.1 Tidak Melupakan Jasa Mahluk Lain........ 69 2.15.3.2 Pemimpin Harus Menolong Rakyatnya.......... 71 2.16 Kecurangan Tupai............................... 72 2.16. l Terna Cerita "Kecurangan Tupai"........................ 72 2.16.2 Penokohan Cerita "Kecurangan Tupai"............... 72 2.16.3 Pesan Moral Cerita "Kecurangan Tupai".......... 73 2.16.3. l Mau Bertanggung Jawab..................... 73 2.16.3.2 Perbuatan yang Tidak Baik Walaupun Ditutupi akan Ketahuan Juga............................... 74 2.16.3.3 Jangan!v1encuri.....,...................................... 75 2.17 Tongkat Sak ti Peri Maya........................... 76 2.17.1 Terna Cerita ' Tongkat Sakti Peri Maya"................... 76 2.17.2 Penokohan Cerita "Tongkat Sakti Peri Maya"........... 76 2.17.3 Pesan \ 1oral Cerita ' Tongkat Sakti Peri i\faya '.................. 76 2. 17.3.1 \ iembantu Orang yang Sedan g Dalam Kesusahan........ 77 2. 17.3.2Tidak!\1ememingkan Diri Sendiri............................. 78 2.17.3.3 Memahami Kckurangan Orang Lain................ 79 2.18 Adel dan KJ1 a\2!3.:-i...................................... 80 ~ 18. 1 Terna Ceri ta _-\Jel dzm K11ayalan '............... 80 2. 18.2 Penokohan Ccrita "'.-\de! d::m K11ayabn..................... s 1 \" 111

2.18.3 Pesan Moral Cerita "Adel dan Khayalan"... 81 2.18.3.1 Patuh Kepada Perintah Orang Tua... 81 2.18.3.2 Mencintai Lingkungan... 82 2.19 Petualangan Topi Tuyul.................. 84 2.19 1 Terna Cerita,_"Petualangan Topi Tuyul" : 84 2.19.2 Penokohan Cerita "Petualangan Topi Tuyul"... 84 2.19.3 Pesan Moral Cerita "Petualangan Topi Tuyul"... 84 2.19.3.1 Untuk Mencapai Keberhasilan Harus Menempuh Jalan yang Benar.................... 85 2.19.3.2 Setiap Perbuatan Salah Pasti akan Mendapat Hukuman... 86 2.19.3.3 Keserakahan Akan Memba\\ a Petaka......... 86 2.20 Asal Mula Pohon Natal..... :.............. 87 2.20.1 Terna Cerita "Asal \fola Pohon Natal".................. 87 2.20.2 Penokohan Cerita "Asal Mula Pohoh Natal"......... 88 2.20.3 Pesan Moral Cerita "Asal Mula Pohon Natal"...... 88 2.20.3. 1 Rela Berkorban untuk Kepentingan Orang Lain......... 89 2.~0.3.2.\1embantu Orang yang Kesusahan.......................... 90 2.20.3.3 Tahu Balas Budi........................... 91 BAB III SI\1PULAN.................. :......................... 92 KEPUSTAKAAN................................ 95 LA:. f PIR.A.N............................................................. 97 IX

BAB I PENDAHULUAN 1. I La tar Belakang Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta; akar kata cas-, dalam kata turunan berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi. Akhiran -tra biasanya menunjukkan alat, sarana. Dengan demikian sastra dapat berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi a tau pengaj a ran (Teeu w, 1984:23 ). Dal am rangka mengarahkan dan mengajarkan itulah di dalam karya sastra terkandung konsep dan aspek moral dalam masyarakat. Karya sastra yang bail\ bukan hanya bcrisikan cara-cara menghadapi kehidupan tetapijuga merupakan model-model kreatiftentang kemanusiaan. Karya sastra yang baik akan memberikan saran bagi pembacanya mengenai berbagai kemungkinan yang berhubungan dengan moralitas, psikologi dan masalah-masc.lc.h sosial budaya. ~felalui peristi\'.3 da lam karya sastra membawa pembca untuk merenungi hakikat kchidupan dan membcntuk si kap pembaca terhadap kehidupan. Sastra dapat juga dijadikan media pendi di kan. l'v1elalui sastra bermacam ajaran yang berkaitan dengan moral, budi pekerti dan nilai-nilai budaya yang acia di masyarakat dapat diajarkan. Bahbn pengajaran lewat media sastra dapat lebih mengena dari pada mcnggunakan teori-teori.

Sastra sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan orang dalam kehidupan, apa yang telah dialami orang tentang kehidupan, apa yang telah diperenungkan, dan dirasakan orang mengenai segi'-segi kehidupan yang paling menarik, dapat menjadi contoh bagi pembacanya. Melalui sebuah peristiwa yang terdapat dalam sebuah karya sastra, seseorang dapat mengetahui hal apa yang sebaiknya ia lakukan terhadap orang lain. Dunia sastra bukanlah hanya untuk orang dewasa, melainkanjuga merupakan dunia bagi anak-anak. Banyak jenis karya sastra yang diperuntukkan bagi anak-anak, di antaranya adalah dongeng,-legenda dan fabel. Pengajaran mengenai moral, budi pekerti dan nilai-nilai budaya kepada anak-anak akan lebih mengena jika menggunakan media sastra. Melalui karya sastra ini dapat diselipkan pesan moral, budi pekerti dan nifai-nilai budaya yang ada di masyakatat yang diperlukan anak dalam kehidupannya.?\amun pada kenyataarmya, saat ini anak-anak sudah s_angat sulit untuk menemukan bahan bacaan yang sesuai untuk mereka. Memang penerbit ban;ak menerbitkan buku tentang cerita anak, namun harga buku yang sangat tinggi membuat bacaan itu hanya dapat dikonsumsi oleh masyarakat rnenengah ke atas. Har ia.i1 Pontianak Post merupakan salah satu harian yang memahami keadaan ini. Hal ini dibuktikan dengan menyediakan rubrik khusus bagi anak-anak. Ru':>rik tersebut adalah Rubrik Canda, yang hadir setiap hari :\1inggu. Sc.lc.h s2tu isi dari rubrik ini menampilkan cerita anak. Kehadiran 2

cerita anak pada rubrik ini dirasakan sedikit dapat menghilangkan kehausan anak-anak terhadap bahan bacaan. Pontianak Post merupakan harian yang terbesar di Kalimantan Barat. Hal ini dapat dilihat dari tiras dan jangkauannya. Harian ini telah _menjangkau ke seluruh kabupaten yang ada di Kalimantan Barat. Melalui cerita dapat disampaikan pesan moral yang harus diketahui oleh anak. Bahkan melalui cerita penyampaian pesan ini menjadi lebih mudah dipahami oleh anak. Oleh karena itu cerita yang dihadirkan dalam rubrik ini bukan hanya cerita biasa tetapi hendaknya mengandung pesan moral yang bermanfaat bagi anak. Di dalam cerita tersebut hendaknya mengandung hikn1ah hid up dan dapat memberikan kebijaksanaan dan ajaran ~ hidup. Penelitian mengenai pesan moral dengan obj ek sastra tertulis khususnya pada cerita anak yang terdapat dalam Harian Pontianak Post belum pernah dilakukan. Oleh karena itu penelitian ini menjadi sangat menarik 1.2 :\lasala h B:::rdasarkan latar belakang yang te lab d iura ika n, maka pem1zis3.:2.i-,an yang akan dibahas dalam peneli tian ini ;:ij::!ah ' Pesan mor::t! ;::pa : z~.:; Posl ~ :;:r~:2.r1du n g dalam cerita anak pada Rubrik Canda Harian Pon1i2112.. k 3

1.3 Tujuan Penclitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pesan moral yang terdapat dalam cerita anak yang ditampilkan dalam Rubrik Canda pada Harian Pontianak Post pada tahun 2004. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca cerita tentang pesan moral yang terdapat dalam cerita. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukkan kepada redaktur harian Pontianak Post dalam memilih cerita yang akan ditampilkan dalam rubrik canda. 1.5 Kerangka Teori Teori yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pragmatik. Penelitian pragmatik adalah kajian sastra yang berorientasi pada kegunaan karya sas:ra bagi pembaca (End aswara, 2003 : 115). Lebi h Lanjut Abrams dalam \12chsum, 2003: 132) menyatakan bahwa dalam metode ini, karya sastra han;a dipandang sebagai sarana atau alat untuk menyampaikan tujuan tertentu kep2da pembaca. Penggalian pesan moral yang terkandung dalam sebual1 karya sastra dari sudut pandang pragmatik berarti menganggap karya sastra se['::.g2i media atau alat untuk mencapai tuj uan tertentu, minimal bagi pembac2t:ya (Pradopo, 1985: 185 ). 4

Dalam menganalisis data dipergunakan pendekatan moral. Pendekatan moral mempunyai konsepsi dan kriteria sebagai berikut: 1. Sebuah karya sastra yang bernilai tinggi adalah karya sastra yang mengandung moral yang tinggi, yang dapat mengangkat harkat dan martabat umat manusia. 2. Dalam memberikan ukuran baik dan buruk lebih menitik beratkan pada masalah isi. Masalah bentuk dalam pendekatan ini agak diabaikan, karena adanya pandangan bahwa mutu karya sastra bukan ditentukan oleh bagaimana gagasan disajikan tetapi bagaimana kemampuan karya tersebut memotivasi masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik. 3. ~1asalah didaktis, yakni pendidikan dan pengajaran, yang dapat mengarahkan pembacanya ke suatu arah tertentu. Oleh karena itu karya sastra yang baik adalah karya sastra yang menampilkan tokoh-tokoh yang memiliki kebijaksanaan dan kearifan, sehingga pembaca dapat mengambilnya sebagai teladan. - Per.~eb tan moral menghendaki sastra menj adi med ium perekaman!~er-- ::r L :~rn z::im::m. y ~mg memil ik i semangat rn enggerakan rnasyarakat ;:::: 2r2h budi pekerti yang te rpuji. Dalam ha! ini b:u~ci scistra dinil ai sc.-.22:;z:i gu ru: ang dapat dij adikan panutan (Semi, 1990: 7 I).. -\jaran moral adalah ajaran yang berkait an dengan perbuatan dan }::' < 2.~::J : ang pad a esensinya meru pakan ahiak dan bucii pekcrti (Suprapto c::::: ~1 \fachsum. '.2 003 : I 32). Ajaran moral j uga di anggap menjadi ukuran 5

baik atau buruk dan menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dengan manusia lainnya, dengan aturan yang berlaku umum (Poejowiyatno, 1996:43). Ajaran moral merupakan bagian dari kebudayaan. Menurut Tylor dalam Soekanto, kebudayaan meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat manusia kemampuan serta kebiasaan yang dihadapi manusia sebagai anggota masyarakat (1990) Dengan demikian yang menjadi batasan-batasan dalam moral adafah nilai-nilai budaya yang terdapat dalam masyarakat. Dalam masyarakat nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi pola tingkah laku, aturan-atutan dan norma-norma dalam kehidupan. Dengan adanya nilai-nilai budaya ini akan mengikat masyarakat dengan suatu sistem nilai yang mereka anggap baik. Dal am penelitian ini penekanan pada pesan moral di1!1aksud untuk menerangkan apa yang seharusnya dan sebaiknya dilakukan manusia terhadap manusia lain atau sebagaimana manusia menjalankan kehidupannya. 1.6.\lctode, Tektik dan Pendekatan Dalam menganalisis data metode yang dipergunakan dalam peneliti2n ini adalah metode pragmatik dengan kerangka berpik.ir dari halhal yang um um ke hal-hal yang khusus. Artinya penelitian ini bertolak dari ----. -... 6.... - i! :,: -~ ';.',: : - ~. --, -. i

konsep dasar pragmatik untuk mengungkapkan pesan yang terkandung dalam sebuah karya sastra; sedangkan dalam pembuktiannya bertolak dari penelusuran dan pendiskripsian berbagai fenomena yang ada dalam karya sastra untuk memperoleh simpulan khusus yang berarti. Dalam menjaring data, teknik yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dokumenter. Peneliti mengumpulkan cerita anak yang pemah diterbitkan oleh Harian Pontianak Post untuk selajutnya dijadikan objek dalam penelitian ini. Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan moral. Pendekatan moral bertolak dari asumsi dasar bahwa salah satu tujuan kehadiran sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca adalah berupaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai mahluk b.:rbudaya, berpikir dan berketuhanan (Semi, 1990: 71 ). Melalui pendekatan ini akan dilihat pesan moral yang terdapat dalan1 cerita anak yang pemah ditampilkan dalan Rubrik Canda Harian Pontianak Post dalam upaya n-::::;:: : :~ ~~ atkan harkat dan martabat pembacjnya sebagai manusia berbudaya_ be ;-p!--: i r dan berketuhanan. 1. 7 Sumber Data Data dalam penelitian ini be rsumb;:r dari cerita anak yang terdapat c2!2-.,; Rubrik Canda yang diterbitbn oleh K:ri an Ponti a.:1ak Post pada setiap h2 ri,,~ : ng gu seb ma tahun 2004. Ccrit a anak yang m cn_i adi data terdiri dari 7

20 judul, yaitu: Kisah burungpipit, Telaga Bidadari, Beruang Berkaki /ima, Anak yang Memegang Pot Bunga Kosong, Buaya dan Burung Penyanyi, Aji Saka, Kera dan Ayam, Kisah Gunung Balok, Menolong Bahaya, Celeng,\fencari Kebahagiaan, Afenuju Negeri Selaras. Kuni Kelinci, Kisah Seorang Pemahat, Ko San si Pemarah, Ding Dong dan Kuda Tua, Kecurangan Tupai, Tongkat Sakti Peri Maya, Adel dan Khayalan, Petualangan Topi Tuyul, Asal mula Pohon Natal. Penetapan ke-20 judul dilakukan secara acak berdasarkan perbedaan tema cerita. 1.8 Sistematika Penulisan Laporan penelitian Pesan Moral Cerita Anak pada Rubrik Canda Harian Pontianak Post tersusun dalam tiga bab, yaitu: a. Bab I Pendahuluan b. Bab II Pesan Moral Carita Anak c. Bab III Simpulan. 8

BAB II PESAN MORAL DALAM CERITA ANAK Pesan moral merupakan unsur penting dalam sebuah cerita denqan sasaran anak-anak. Melalui cerita dapat diselipkan ajaran-ajaran yang _ bem1anfaat bagi anak sebagai bekal hidup di kemudian hari. Pendidikan yang diberikan melalui cerita c.kan Jebih mengena dibandingkan melalui penjelasan-penjelasan yang berupa teori. ~ 1elalui cerita, anak mendapatkan contoh yang Jebih nyata. Kejadian-kejadian yang ada dalam cerita lebih dapat memberikan pengaruh bagi anak. Oleh karena itu sudah selayaknya j ika sebuah cerita dengan sasaran anak-anak mengandung pesan moral. Lalu bagaimana dengan cerita anak yang terdapat dalam Rub1ik Cmda Harian Pontianak Post? Sebagai satusatunya harian cii Kalimantan Barat yang memberikan ruang k.husus bagi anak, sangat diharapkan sekali cerita-cerita yang ditampilkan mengandung pesal moral yang berrnanfaat be:ii ;:;.:,c.1'. He.I ini mengi:1&at bahan bacaan t2gi anak sudah sangat sulit un:~k c\.:ier, Jc:~. Pesan moral : ang icr.::'.:::pa; ~;:;. ]c.; -; 1 :..:.::~'uah l t:rila dapa.t dij-: e Lahui 1~ 1 el2.jui tema dan p::rwatakan LOL1.. ii: a.::?; be:!-1::-; an di d:dami:: a. Dalam ce1iia c.~a!\. yang terda;:;at daiam Rur: :h '--c..:1da 1~ c..:-id n?01li2nak?ost terdapcl u

2.1 Kisah Burung Pipit 2.1.1 Terna Cerita "Kisah Burung Pipit" Terna cerita ini adalah tentang kesombongan. Burung Pipit menuduh tempat tinggalnya tidak mau lagi bersahabat deng:::.nnya bre:ia tempat tinggalnya memberikan udara yang panas ketika musim kemarau tiba. Ia terbang ke utara mencari tern pat yang dingin. Di utara, sayap Bunm.g_ Pipit terbungkus salju. Ia jatuh dan tak dapat terbang. Kedatangan Kerbau di dekatnya, membuat Burung Pipit kece\va. Ia menganggap Kerbau hewan yang bodoh yang tak dapat membantunya. Padahal, air kencing dan kotoran Kerbau telah membuat Burung Pipit menjadi hangat. Bun.mg Pipit lebih 111enyenangi kehadiran.a:nak Kucing. Anak Kucing menjilati rubuh Bun.:;,g Pipit, bukan untuk menyayangi tapi untuk meri13kannya. 2.1.2 Penokohan Cerita 'Xisah Burung Pipit" Dalam cerita "Kisah Burung Pipit" terdapat tiga tokl..,h. Tokoh ire: 2dalah Burung Pipit. Kerbau dan A.n2k Kucing. Tok0'.1 Buru1~;; Pipit :::ic:::::: _ tci!-.;oh sentrnl dalc.m cerita ini. karena ia yang menjacii pokok ;'embic.:r;:.:::~ dalam cerila. Sedangkan tokoh Kerbau dan Anak Kucing.:.Jal ah ll' ~: : :: ba\\ ahan. Tokoh Burung Pipit ditampilkan sebagai tokoh ::rng muc c::-. bei buruk sangka ted~ad2p sesuatu yang pada a\\alny::. Ierlik: :..:urang ':-.:.:~ Ia menuduh temp2t tinggalnya tak 1112u bersahabac je;1ganr.:-:: lag i l:.:.:::-.:. r~--~--- ;~r-.--.~- -~ p... "~" Ir ~! :,... Jt/... p.j-j"'lnf <:.!, T :..1~~d-'.J\SA :. l 0

karena pada musim kemarau udara di tempat tinggalnya terasa panas. Ia juga cepat berburuk sangka ketika melihat kerbau datang menghampirinya. Ia menganggap Kerbau sebagai hewan yang bodoh, yang tak dapat membantuny3 2.1.3 Pesan \fora! Cerita 'Kisah Burung Pipit"' Pada cerita ini ditemukan tiga pesan moral. Pesan moral iiu adalah: jangan cepat berburuk sangka, jangan menganggap remeh orang lain dan sesuati..; y<:!ng indah belum tentu baik bagi kita. 2.1.3.1 Jan_gan Cepat Berburuk Sangka Berburuk sangka adalah sebuah perbuatan yang tidak terpuji. Apalagi bila rasa itu muncui terlalu cepat. Tanpa memikirkan lebih lanjut. kita sudah me:-. j uga ke arah yang negati~-- Sesuatu yang terjadi ada kalanya bukan hanya disebabkan 0leh kesalahan orang lain. namun dapat juga d i s e b a b i--. Jn l I i e h k es a L1 h :.;. n j i r i k i ta s :: n d i r i clrn k i ~a l i ci a k p e rn ah menyada:-1nya. Dabrn cerita ini BW1.li1g Pipit terlalu cepat berburuk sangka terhadap tempat tin ggain;a. Tempat 1;!1ggal :ang selama ini td<:.n mernberikan tempat baginya umuk hid up_ diangg2rnya tak mau lagi b~rs2jrnbat d~ngann: ' J. hanya brena pa.ja mcsi:11 i.~ernar 2 '1 ~1da rn yang ada di tempat tinggalny:1 menjadi panas L-1 1idak i:1enyagari p::ca saat irn nrnsim kerr:a: au. tentu sangat \vajar 11

bila udara terasa panas. Hal ini dapat diketahui dari kutipan berikut. Ketika musin kemarau baru saja mulai, seekor burung pipit mulai merasakan tubuhnya kepanasan, lalu mengupat pada lingkungan yang dituduhnya tidak bersahabat.(lamp. Hal. 87) Bururig Pipit pun cepat berburuk sangka ketika Kerbau mengeluarkan air kencing dan kotoran ke arah tubuhnya. Burung Pipit marah dan memaki kerbau. Ia menduga kerbau akan membllimhnya. Padahal kerbau melakukan itu agar tubuh Burung Pipit menjadi hangat. Si Kerbau tak ban yak bicara, dia hanya berdiri, kemudian kencing tepat di atas burung tersebut. Si Burung Pipit semakin marah dan memaki-maki Si Kerbau. Lagi-lagi Si Kerbau tidak berbicara, dia maju satu langkah lagi dan mengeluarkan kotoran di atas tubuh Si Burung. Seketika itu Si Burung tidak dapat berbicara karena tertimbun kotoran Kerbau. Si Burung mengira lagi bahwa mati tak bisa bemapas. Namun perlahan-lahan. dia merasakan kehangatan, salju yang membeku pada tubuhnya pelan-pelan meleleh oleh hangatnya tahi \ kerbau, dia dapat bernapas lega dan melihat kembali langit yang cerah. Si Burung Pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuaspuasnya.(lamp. Hal. 87) 12

Tidak selamanya sesuatu yang buruk tidak bermanfaat bagi kita. Jika kita mau berpikir lebih arif mungkin saja suatu yang buruk sebenamya sa.ngat bermanfaat bagi kita. Oleh karena itu jika kita mendapatkan suatu yang buruk jangan lekas berburuk sangka. karena mungkin saj a di balik keburukan itu terdapat sesuatu yang sangat bermanfaat bagi kita. 2.1.3.2 Tidak Mengangap Remeh Orang Lain Ketika sedang berada dalam kesulitan Burung Pipit berharap ada yang datang menolongnya. Namun ketika yang datang padanya seekor Kerbau, ia merasa kecewa. Ia menganggap Kerbau tidak dapat berbuat banyak unt_uk menolongnya. Ia menganggap Kerbau hanya seekor binatang yang bodoh yang tak dapat membantunya, sehingga ia mengusir Kerbau. Dia merintih menyesali nasibnya. Mendengar suara rintihan.{ seekor kerbau yang kebetulan lewat datang menghampirinya. Namun :; 1 Burung kecewa mengapa yang d atang hanya seekor Kerbau. d: :: mcngh<ird ik si Kerbau aga r menjauh dan m.engatj.kan ball\\ :i mah!uk y a n g t o lo l tak mun g kin rn a mpu b e r b u a t s n uatu unt u L: menolongnya.(lamp. Hal. 87) Dabm kchidupan sehari-hari. kirn sering mcrasa khih hail-: Ja; 1 o rang iain. B:::hk an ad::: kalanya ki ta menganggap orangjauh di b~rna h kica 13

Orang yang beradajauh di bawah kita tak dapat berbuat sesuatu yang berarti bagi kita. Demikian pula halnya dengan burung Pipit yang ada dalam cerita ini. Ia menganggap kerbau sebagai hewan yang bodoh. Sebagai mahluk yang bodoh kerhau pasti tak dapat menolongnya. Namun tak demikian sebenamya yang terjadi. Temyata dengan air kencing dan kotoran varn:z dikeluarkan Kerbau telah membuat tubuh Buruno ~. ~ :;, Pipit rnenjadi hangat. 2.1.3.3 Sesuatu yang Indah Belum Tentu Baik Sesuatu yang bagus, sesuatu yang indah belum tentu mengandung kebaikan di dalamnya. Ada kalanya sesuatu yang indah di dalamnya terkadung maksud buruk. Demikian halnya yang dialami oleh Bunmg Pipit. Ia rnendapatkan perlakuan baik dari Anak Kucing. \t1endengar suara Burung Pipit. _-\nak Kuncing segera mengulurkan tangan, menimang-nimangnya, menjilati, mengelus dan rnembersih.kan siso. salju dari tubuh Burung Pipit. Burung Pipit terbuai. Ia menyangka.-\nak Kucing akan menolongnya. Namun yang terjadi kemudian adalah.-\nak Kucing itu memakan Burung Pipit. Hal ini tergambar dalam kmipan berikut. \lendeng:-1r ada sl;ar::i seekor burung bernyanyi_ seekor anak \.;ucing mengha111p1n sumber suara. mengulurkan tangannya_ mengais tu6uh S; F3urung dan kemud1a11 menimang-nimang. menjilati mengelus 1-:

dan membersihkan sisa-sisa salju yang masih menempel pada bulu Si Burung. 13egitu bulunya bersih. Si Burung bernyanyi dan menari kcgirangan dia mengira telah mendapat teman yang ramah dan baik hati. \;amun ::ipa yang ter_iadi ke rnudi an. '>eketib ;tu juga dunia terasa ~e lar gulita bagi Si Burung dan tamatlah riwayat Si burung Pipit ditelan oleh Si Kucing.(Lamp. Hal. 87) Perlakuan baik..'\nak Kucing membuat Burung Pipit menyangka bahw,aanak Kucing akan menyelamatkannya. Sesungguhnya maksud A.nak Kucing ll)embers ihkan dan menjilati Burung Pipit adalah agar mempemrndah ia unruk menyantap Burung Pipit. 2.2 Telaga Bid::dari 2.2. l Terna Ceriia.. T.:laga Bidadari.. tcrungkap...\v.c..:- ; Si..:K.i11a adabh seorj.ng pe:1guasa hutan. Tiap bulan ij. scbuah telc.ga ia n;;.:iihat tujuh b1dadari sedang rnandi Awang Sukm;:i 1.5

beras di lumbung, Putri Bungsu menemukan selendang miliknya. Ia kembali ke khayangan dan meninggalkan suami serta anaknya. 2.2.2 Penokohan Cerita "Telaga Bidadari" Cerita "Telaga Bidadari" menampilkan dua tokoh sentral yaitu Awang Sukma dan Putri Bungsu. Tokoh enam bidadari dan Kumalasari merupakan tokoh lataran. Awang Sukma adalah seorang pemimpin yang bertanggung jawab terhadap tugasnya. Sebagai seorang Datu, setiap bulan ia selalu mengawasi daerah kekuasaannya. Hal ini ia lakukan scbagai wujud tanggungjawab terhadap tugas yang dibebankan kepadanya. Awang Sukma juga digambarkan sebagai tokoh yang egois, yang hanya mementingkan perasaannya sendiri tanpa memikirkan perasaan Putri Bungsu. Putri Bungsu adalah tokoh yang pasrah pada keadaan. Sebenarnya ia ingin bersama saudara-saudaranya, namun karena selendangnya h::.lang ia tak dapat kembali ke khayangan. Ketika Awang Sukma mengawininya. ia pasrah pada keadaan karena ia tak mempunyai pilihan lain. 2.2.3 Pesan Moral Cerita "Telaga Bidadari" Pesan moral yang terkandung dalam cerita "Telaga Bidadari" ada tiga buah. Pes<u1 \-!oral itu adalah: perbua1an tercela pasti akan terungkap, jangan bahagia dia atas penderitaan orang lain dan bertanggung jawab terhadap pekerj aan. 16

2.2.3.1 Perbuatan Tercela Pasti Akan Terungkap Agar dapat memperistri seorang bidadari.. -\wang Sukrn:: mau mclakukan perbuatan yang terce l a. la tcga me:icuri :;ei er:.:ang mi ii:,?utri Bungs~. Akibatnya putri bungsu tak dapat terbang l;.embaii ke kha: ~gan bersama kakak-kakaknya. Tuj uh gadis ca ntik itu tiaak sadj r j ika mereka ~ :2ang diperhatikan dan tidak menghiraukan seledang il1:o'rei-;a yang dig _::;ikan.. untuk terbang, benebaran di sekitar telaga. Sabh ~a l u selendang ;;:~seb ut terletak di dekat Awang Sukrna. 'Wah. ini kesempat2 n yang bai~: ~ntuk {. ~m~ndapatkan selendang di po hon 1tu. u ma:n Datu _:.,i.;. ang Sukma.(Lamp. Hal. 88) Dengan cara ini Awang SukJna berhasil r.1enik3.l-.i Putri B...:-q_su \ : ::!~ij! ;;c~huatan yang tidak baii<. pasti akan ke t.:.h u~n F.;:: \\ c.i::.:.. _ -_-_;_:, mc:n ~ etah uiny a diperlukan waktu yang lama. Ket ikc. P ut~i B.. mgsu me~.; 1Js1c cl\ C. :1 ~ )Hmm yang memakan padi mereka yang ada di lu!nbll:-.g. Putri ~.:.:: ~ ~ s1j berhasil rnenemukan kembali selendangnya. Ia pun meny::..:'.2.ri bah\:,,_:: : 3.n~ tclj.h mengarnbil selendangnya ad::ilah Awang Sukma. '-.:c; 1 rn n pad a suaw hari seekor a: am h1 i::;11 1L. :.c at::,,:_- -.::i:ce d:i ;; m.:ngais pacii di a ta s permukaan lum bung Putr: 2 0 n2su be-- ;,:h2!"7

mengusir ayam tersebut. Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah bumbung bambu yang terletak di bekas kaisan ayam. 'Apa kira-kira isinya ya?" pikir Putri Bung~u. Ketika bumbung di buka Putri Bungsu terkejut dan be11eriak ~emhira... ini sekndangku'. seru Putri Bun~su. Selendang itu pun didekapnya erat-erat. Perasaan kesal dan jengkel tertuju pada suammva. Tetapi ia pun sangat sayang kepada suaminya.(lamp. Hal. l:>s) P ada dasarn ya setiap manusia akan merasa tidak senang j ika dibohongi. >.:arnun jika telah mengetahui bahwa ia dibohongi maka reaksi yang timbul abn berlainan. Ada yang dapat memahami dan memaafkan. Tapi adj. pui3. yang tidai\. dapat menerimanya dan merasa sangat kece\va sehingga tid".k da.pai memaafkan. Hal in.ilah yang terjadi pada Putri Bungsu. Ia benar-benar merasa kece\\j. c:::tgj.n re~,:::.:.-:uai; _-\'.\ang Suk.ma. la tidak menyangb. temyata orang yang ia Cilit2.i 3.da!:::.h : a:-ig menjadi penyebab ia hams berpisah dengan kakak-kakak.nya,jan tak dapat kembali ke khayangan. Kekecewaan yang teramat sangat itu hingga meluluhkan rasa sayangny2 kepada anak semata \va; angn~- ::.. Kun~:-:.l2s2ri. ::'. :::.3.:2 Jan'22'~ 8-:':~::::-i:::.~;::: di.'.l..tj.s Penderirn:-m Orar12 LJ.in - - JS

Awang Sukma merasa senang dapat menikahi Putri Bungsu. Namun sebenarnya dalam hati Putri Bungsu sangat sedih. Bagi Putri Bungsu perkawinan dengan Awang Sukrna hanyalah keterpasaan. Ia tak memiliki pilihan lain~ Kalau ia boleh memilih rnaka ia lebih senang kernbali ke!ffiayangan bersarna kakak-kakaknya. Ketika ketujuh putri tersebut ingin terbang, ternyata ada salah seorang putri yang tidak menemukan pakaiannya. Ia telah ditinggalkan oleh keenam kakaknya. Saat itu, Datu Awang Sukma segera keluar dari persembunyiannya. "Jangan takut Tuan Putri, hamba akan menolong asal Tuan Putri sudi tinggal bersama hamba," bujuk Datu Awang Sukma. Namun karena tidak ada orang lain maka tidak adajalan lain untuk Putri Bungsu 1'ecuali menerima pertolor1gan Awang Sukma.(Lamp. Hal. 88) Awang Suk.ma adalah orang yang hanya memikirkan kebahagiaan sendiri. Demi kebc.hag iaannya ia rela mengorbankan kebahagiaan Putri Bungsu. Pu1; 1 i3;..: :::;s~1 sck1rusnya dapat berkumpul dcngan saud ar;jn\ a. namun kini h::.; ~5 :e:-~:s::. h seorang diri di bumi. Le\\2.t C;.':~: ~ a i;ii sebenamya penulis ingin mengampaikan pesan bahwa dalam ke~! idup2 :1 kita tidak boleh mementingkan diri sendiri. Kita boleh saja be n.;sc.'.:2, ta]'i hendaknya jangan sampai mengorbankan orang lain untuk kebc.'.-,2gi c.an kita sendiri. 19

2.2.3.3 Bertanggung Jawab Terhadap Pekerjaan Setelah lama tinggal di hutan, Awang Sukma diangkat menjadi penguasa hutan. Ia mendapat gelar Datu. Tugasnya adalah menjaga kerukunan kehidupan di dalam hutan. Sebagai wujud tanggung jawab atas tugas yang diberikan kepadanya, setiap bulan Awang Sukma selalu berkeliling hutan untuk mengawasi hutan yang dipimpinnya. Hal ini tergambar pada kutipan berikut.... Kehidupan di hutan rukun dan damai. Setelah lama tinggal di hutan, Awang Sulema diangkat menjadi penguasa daerah itu dan bergelar Datu. Sebulan sekali, Awang Sukma berkeliling darah kekuasaannya...(lamp. Hal. 88) 2.3 Beruang Berkaki Lima 2.3.1 Terna Cerita "Beruang Berkaki Lima" Tern a cerita ini c.dc.bh bersikap bij aksana dalam menyelesaikan suatu masalah. Beruang Berk aki Lima membav, a Kelinci yang kelaparan 1 ke rumahnya. Ketika Kelinci sedang membersihkan rumah Beruang, datanglah Kane ii dan Monyet yang menyan1ar sebagai perampok. Sebenarnya mereka ingin menggoda Kelinci. Untuk memberi pelajaran kepada Kancil dan J\fonyeL keesokan hainya Beruang membav-;a Harimau ke rumahnya. ::20

Kadatangan Harimau membuat Kancil dan Monyet ketakutan. Akhirnya mereka menyadari kesalahan yang mereka lakukan. 2.3.2 Penokohan Cerita "Beruang Berkaki Lima" Tokoh sentral dalam cerita "Beruang Berkaki Lima" adalah. ' Beruang Berkaki Lima. Sedangkan tokoh Kelinci, Kancil dan Monyet adalah.;:_. tokoh bawahan. Tokoh Harimau dalam cerita ini merupakan tokoh lataran.. Tokoh Beruang Berkaki Lima adalah sosok yang senang menolong. Beruang; : nau menolong siapa saja yang memerlukan bantuannya. Ia juga merupakan sosok yang sangat bijaksana. Untuk menyadarkan Kancil dan Monyet akan kesalahannya, Beruang dapat memilih cara yang tepat, tanpa harus melukai perasaan mereka. Tokoh Kelin_ci adalah fokoh yang tahu berterii:nakasih. Ia membalas jasa beruang dengan membersihkan rumah beruang.kancil dan Mon yet adalah tokoh yang usil dan suka mengganggu. J\ 1ereka tega membuat Kelinci ketakutan, padahal Kelinci teman merekajuga. 2.3.3 Pesan i\foral Cerita Beruang Berkaki Lima.. Cerita "Beruang Berkaki Lim::i ' mcngandung emp:1 t buah pesan moral. yaitu: dapat menerima kekurangan orang lain, senang menolong. tahu berterima kasih dan bersikap bijaksana.

2.3.3.1 Dapat Menerima Kekurangan Orang Lain Dalam cerita ini dikisahkan, seeker beruang memiliki keanehan. Ia memiliki kaki yangjumlahnya lebih banyak dari beruang lainnya. Jumlah kakinya ada lima buah. Ini merupakan hal yang tidak wajar. Biasanya seeker beruang memiliki kaki empat buah. Namun penghuni hutan dapat menerima kekurangan Beruang. Mereka tidak menganggap aneh keadaan Beruang. Mereka tidak penah mencemoohkan keadaan Beruang. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut. Dahulu kala di sebuah hutan, hiduplah seekor beruang aneh. Dia berkaki lima. Seharusnya beruang berkaki empat, tetapi yang ini kaki kelimanya terletak di bagian belakang dekat ekomya. Sungguh aneh, namun seluruh penghuni hutan tidak merasa aneh. Mereka senang bersahabat dengannya.(lamp. Hal. 90) Tidak ada mahluk hidup yang sempurna. Setiap mahluk hidup pasti memiliki kekurangan. Waiau dapat ditutupi, tapi pasti setiap mahluk hidup memiliki kekur:::;:g:::n_ Jika demikian adanya, kita tidak perlu mencaricari kekurangan orang le.in dan mencemoohkarrnya, karena kita pun memiliki kekurangan_ Bahkan mungkin kekurangan kita lebih besar dari orang lain. 2.3 3.2 Senang Menolong J\ 1enolong ad2lc.h perbuatan baik_ Dengan menolong kita dapat 22

meringankan beban orang lain. Dalam menolong pun hendaknya tidak memilih-milih kepada siapa pertolongan itu diberikan. Dalam cerita ini dikisahkan Beruang adalah seekor binatang yang bef\vatak senang menolong. Ia selalu ingin menolong siapa saja. Bahkan rumahnya selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin menginap. Hal ini tampak dalam kutipan berikut. Beruang berkaki lima suka menolong dan rumahnya sel~lu terbuka bagi siapa saja yang ingin menginap. Suatu sore, ketika Beruan,g Kaki I.:ima hendak pulang, ia " bertemu dengan seekor kelirlci di bawah pohon mahoni. Tampak!ya kelinci itu kelaparan. Beruang kaki lima mengajak kelinci?ke rumahnya.(lamp. Hal. 90) Ketika bertemu dengan Kelinci dalam keadaan kelaparan, hati Beruc_-:~ '.::.ngs ~~!g tergerak untuk menolong. Dengan senang hati ia mengajak Keiinci ~;;: rjilljhnya. 2 3.3.3 Tc.nu Berterima Kasih D::.l2m cerita ini digambarbn. Kelinci ad::t lah binatang yang tahu be rte ri :-:!J kas i h. Ke ti ka sedang da! a m kel a pa ra n, Beruang tel ah menolo::gn; a. Bahbn Beruang meng3jak keiinci ke rumahnya. Sebagai

tanda terima kasih, keesokan harinya, ketika Beruang sedang pergi mencari makan, Kelinci membantu membersihkan rumah Beruang. Keesokan harinya, ketika Beruang Kaki Lima pergi mencari makan, Kelinci membantu membersihkan rumah sebagai tanda terima kasihnya.(lamp. Hal. 90) Sudah selayaknyajika mendapat pertolongan, kita berterima kasih. Rasa terima kasih tidak hanya dapat diungkapkan lewat perkataan. Namun dapat pula diungkapkan melalui perbuatan. Bahkan melalui perbuatan rasa terima kasih itu akan lebih bermakna. 2.3.3.4 Bersikap Bijaksana Selain senang menolong, Beruang juga memiliki sifat bijaksana. Ketika mengetahui P.fonyet dan Kancil mengganggu Kelinci, dengan cara menakut-nakuti, ia tidak memarahinya. Bahkan ia mengajak Monyet dan Kancil urnuk tinggal bersamanya. Beruang mempunyai cara sendiri untuk membuat ~vfonyet dan Kancil sadar dengan perbuatannya terhadap Kelinci. Ia mengajak Harimau datang ke rumahnya. Kedatangan Harimau membuat Monyet dan Kancil ketakutan. Dengan demikian Monyet dan Kancil dapat merasakan bagaimana rasa takut dan akhirn ;- a menyesali perbuatan11ya kepada Kelinci. 24

Ketika senja tiba, beruang datang membawa makanan dan teman baru. Begitu melihat Monyet dan Kancil sangat ketahutan. Keringat dingin mereka bcrcucuran. Tapi anehnya, Kelinci berjalan mendekati teman barunya itu sambil tertawa. Siapa teman barunya itu dan mengapa Kelinci tidak takut? Seekor harimau besar dan tampak ganas yang ternyata sahabat kelinci. Dan Beruang Kaki Lima tahu kalau mereka bersahaba.t, sedangkan Monyet d~.n Kancil tidak mengetahuinya. Sungguh malu Monyet dan Kancil, mereka menyesali sikap mereka yang tidak baik waktu itu.(lamp. Hal. 90) Seben2.mya, bisa saja beruang Jangsung memarah,i!\jonyet dan Kand :-2.ng tel2h menakut-nakuti kelinci. Beruang hev;an yang besar, jil?a ia marah tentu lah akan membuat Monyet dan Kancil ketakutan. Apalagi kejadian itu b.:rlangsung di rumalrnya. Sebagai tuan rumah ia berhak untuk ma:-c.h. ~ ::1~1~: :~ :'e:uang tidak melak ukan itu. Ia punya cara sendiri. Ia ingin \l o:: :.;.>( -:'.::-::- <:-:r.-.:i i menyad ari perbu21a nnya de ngan membcrikan k c : c : ~ : ; ~ :::~::-: :-: :: :-:::,fa mereka u:nuk 1 ~1c~~1sa 1'an ra:sa ta1'ut se perti yang dir c.s...:~a:; o:.:: :: ~eli:ki. Ini merupakan cara yang paling bijaksana. 25

2.4 Anak Yang Mcmcgang Pot Bunga Kosong 2.4. l Terna Cerita "Anak yang Mernegang Pot Bunga Kosong" Terna cerita "Anak yang Mernegang Pot Bunga Kosong" adalah tentang kejuruan yang membawa keberuntungan. Seorang raj a mengadakan sayernbara utnuk rnernilih penggantinya. Kepada para peserta sayernbara Raja rnernbeakari sebutir benih bunga untuk ditanarn. Jika benih bunga itu t. dapat turnbuh subur rnaka dialah yang akan dipilih sebagai pengganti raja. Song Jin ikut dalam sayernbara itu. Waiau telah rnerawatnya, namun benih bunga milik. Song Jin tak juga tumbuh. Ia Ialu rnengadap Raja dengan rnernbawa pot bunga kosong. Tidak seperti peserta lainnya, Song Jin rnengakui dengan jujur bahwa benih yang ia tanam tidak turnbuh. Raja mernilih Song Jin sebagai penggantinya karena Song Jin anak yang jujur. Benih yang diberi oleh Raja tak mungkin akan tumbuh karena tel ah digoreng terlebih dahulu. 2.4.2 Penokohan Cerita "A.nak yang Memegang Pot Bunga Kosong" Tokoh sentrc.l dalam cerita ini adalah Song Jin dan Raja. Song Jin adalah seorang anak yang tekun bekerja dan tidak mudah putus asa. Walaupun benih yang ditanamnya tak kunjung tumbuh, ia tidak putus asa. Ia mengganti lagi tc.nah tempat ia menanam benih dengan tanah yang baru. Ia juga seorang anak yang jujur. Kepada Raja dengan jujur ia mengakui bahwa benih yang ia tanam tidak dapat tumbuh. Sedangkan raj a adalah tokoh :?.6

yang pintar dan bijaksana. Untuk menentukan siapa yang akan menjadi penggantinya, ia menggunakan cara yang pintar. 2.4.3 Pesan Moral Cerita "Anak yang Mernegang Pot Bunga Kosong" Pesan moral yang terkandung dalam cerita "Anak yang Memegang Pot Bunga Kosong" ada tiga. Pesan moral itu adalah: tekun bekerja, tidak mudah berputus asa dan kejujuran akan membawa berkah. 2.4.3.1 Tekun Bekerja "1.. Agar dapat terpilih menjadi anak raj a, Song Jinjuga ikut menanam benih bunga yang diberikan oleh raja. Benih bunga itu ditanamnya dala111. ~ sebuah pot. Setiap hari ia menyiram benih bunga itu. Ada seorang anak yang bernama Song Jin. Ia juga me.mbawa rulang sebutir benih bunga. fa menanamnya di dalam pot bunga. S~tiap hari ia m~nyirami benih bunga itu. Song Jin sangat berharap benih bunga itu segera bertunas dan mengeluarkan bunga indah.(lamp. Hal. 91) L-n tuk mencapai sebuah keberhasilan cialam pekerjaan diperlubn kctekur,j.l:. Dengan ketekunan, hasil dari peker_jaan yang kita lakukan dap2t 111enj2di lcbi h baik. Song Jin adalah seorang anak yang memiliki sifat tekun dalam L'ekerja. Agar benih yang ditamamnya dapat tumbuh, dengan tekun se1 i2p h:::i-i Song Jin menyiram bibit itu.

2.4.3.2 Tidak Mudah Berputus Asa Setelah sekian lama menyirami, benih bunga yang diberikan oleh raja tak kujung bertunas. Song Jin tak berputus asa. Ia tetap berusaha agar benih bunga itu dapat tumbuh. Song Jin memindahkan benih bunga yang ia tanam ke dalam pot bunga dengan tanah yang baru. Ia berharap di tanah yang baru benih bunga itu dapat tumbuh dengan baik. Tapi, hari demi hati pun berlalu. Tidak ada satu pun yang tumbuh di pot bunga itu. Song Jin sangat cemas. Ia segera mengali keluar benih bunga itu dari pot bunga. Kemudian menanamnya kembali di pot bunga dan tan ah yang baru.(lamp. Hal. 91) Untuk mendapatkan sebuah kesuksesan diperlukan perjuangan. Adakalanya dalam mencapai kesuksesan kita mendapatkan kegagalan. Namun jangan jadikan kegagalan itu sebagai penghalang kita dalam mencapai k.:suksesan. :'.\amunjadikanlah kegagalan itu sebagai cambuk yang memacu kita untuk lebih giat pencapai kesuksesan. 2.4.3.3 Kejujuran Akan ~ -1emba\\ a Berkah Ketika menghadap Raja, Song Jin mengakui dengan jujur bahwa benih bunga yang diberikan oleh Raja kepadanya tidak dapat tumbuh, 28

sehingga ia datang hanya dengan membawa pot bunga yang kosong. Seketika Song Jin menangis dan berkata, "Saya... saya telah menanam benih bunga ini di dalam pot. Setiap hari saya sirami air. Tapi ' benih bunga itu tetap saja tidak bertunas. Karena itu, saya... saya hanya dapat memegang pot bunga kosong."(lamp. Hal. 91).. : Tidak seperti anak-anak yang lain, mereka datang dengan membawa pot bunga berisi bunga beraneka wama. Padap_a~ benih bunga yang dibagikm oleh Raja telah digoreng terlebih dahulu se hingga tidak mungkin akan tumbuh.akan tetapi kejujuran Song Jin membuat Raja memilihnya untuk... menjadi raja. Mendengar itu Raja tertawa terbahak-bahak'. " Ha.ha.ha, inilah anak yang jujur dan cocok untuk menjadi raja. Kaulah van g terpilih menj adi calon raja." Rupanya semua benih bunga yan g Raja bagikan itu, telah digorc;;g lt'rkbih dahu lu. lcntu saja be nih buil ga scpcrti 1tu tidak lw<!, ' ' 1 1 1emm1b uhkan benih bun ga itu. Bagaimana dengan an ak-anak lainn; a ) O", mcreka :=oak jujur. \ 1ereka tel ah menukar ben ih bu nga pc mbe rian Raj a de11g2 n ben ih bunga lain.(lamp. Ha l. 9 1) 29

Sifat jujur yang dimiliki oleh Song Jin membuat Raja memilih Song Jin untuk menggantikannya sebagai raja. Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik diperlukan sifat jujur. Jika tidak memiliki sifat jujur maka ia akan menjadi pemimpin yang lalim, karena ia akan mendustai rakyatnya. 2.5 Buaya dan Burung Penyanyi 2.5.1 Terna Cerita "Buaya dan Burung Penyanyi" ~. ~ -. Te~a dari cerita "Buaya dan Burung Penyanyi" adalah menjaga kerukunan hid up. Buaya dan Burung Penyanyi bersahabat. Burung Penyanyi selalu bertengger di moncong Buaya. Suatu hari ketika Buaya sedang menguap, tanpa ia sadari, Burung Penyayi terpeleset dan masuk ke dalam mulutnya. Burung penyanyi sangat marah dan mengeluarkan kata-kata yang membuat sedih hati Buaya. 0:amun Burung Penyanyi segera menyadari kesalahannya. Akl1irnya mereka rukun kembali. 2.5.2 Penokohan Cerita "Buaya dan Burung Penyanyi" Tokoh dalam cerita --Buaya dan Burung Penyanyi ' ada dua, yaitu Buaya dan Burung Penyanyi. Kedua tokoh ini rnereupakan tokoh sentral. Buaya adalah tokoh yang senang bersahabat dan penyabar. Walaupun telah.30

mendapat penghinaan dan Burung Pipit, ia tetap bersabar. Buaya takut kehilangan sahabatnya. Sedangkan Burung Penyanyi adalah tokoh yang mudah marah. Hanya karena kelalaian kecil yang dilakukan oleh Buaya, dapat membuatnya menjadi sangat marah. 2.5.3 Pesan Moral Cerita "Buaya dan Burung Penyanyi" Pesan moral yang terkandung dalam cerita "Buaya dan Burung Penyanyi" ada dua buah. Pesan moral itu adalah: menjaga kerukunan hid up dan menjaga tutur kata. 2.5.3.l Menjaga Kerukunan Hidup Dalam hid up ben11asyarakat, kita harus selalu menj aga kerukunaiy Suasana hidup yang rukun akan membuat hidup kita menjadi lebih indal1: N amun dalam kehidupan ada kalanya ki ta tak d a pat menghindari kesalahpahaman. Hanya k.arena masalah kecil, indahnya hidup menjadi berkurang. Dengan si k.ap besar hati. mau me maafkan dan saling menghargai. maka k.e ru k.unan bicep l'.::;xn tc1jag:i. bersa habat. :"amun!-.:arena kesal;:paha man hampir saja pe r sah~1bata11 rn ereka berub 2h menjad i pe rmu:;ulw n. Tanpa d isadari Buaya. Burung Penyanyi y::.n ~ ~e!a lu benenggcr di moncongnya terpe leset dan mas uk ke da lam m u i d l Buil; a ketika Bua; a me ngu::ip. Burung Penyanyi 11 a rah 3 1

dibuatnya.(lamp. Hal. 92)... Namun beberapa saat kemudian, Buaya merasa mengantuk. Ia menguap dan membuka mulutnya lebar-lebar. Oh, Burung Penyanyi yang bertengger di hidung Buaya terpeleset masuk ke dalam mulut Buaya. Sayangnya Buaya tidak tahu.(lamp. Hal. 92) Burung Penyanyi merasa perbuatan Buaya, menguap tanpa memberitahu Burung Penyanyi yang sedang bertengger di moncongnya, adalah kesalahan besar. Sebenamya Buaya tidak menyadari kesalahan yang telah ia lakukan. Semua yang terjadi dilakukannya tanpa sengaja: Buaya tidak mengetahui ada Burung Penyanyi 'yang sedang bertengger di moncongnya. Seharusnya Burung Penyanyi menyadari keadaan ini sehingga persahabatan mereka dapat terus terjalin. Kesalahan yang dilakukan oleh Buaya hanyalah kesalahan kecil. Namun kesalahan itu berakibat fatal bagi Burung Penyanyi. Burung Penyanyi menjadi terkurung di dalam mulut Buaya. Bahkan bisa saja tenelan oleh Buaya. Keadaan inilah yang membuat Burung Penyanyi menjadi kesal. Ia marah kepada Buaya. Karena kesalnya, Burung Penyanyi mengeluarkan kata-kata yang menyinggung perasaan Bua.ya. Buaya menjadi sedih karena perkataan Burung Penyanyi. Namun kebersamaan yang telah terjalin selama ini membuat Burung Penyanyi

merasa iba ketika melihat Buaya bersedih. Ia berusaha mencari cara agar Buaya tidak bersedih. Usaha Burung Pcnyanyi tergambar dalam kutipan berikut. Burung penyanyi merasa iba. Ia segera mencari cara untuk menghibur sahabatnya itu. "Teman, bagaimana kalau kau membuat gelembung-gelembung air dan aku bersenandung? Kita lakukan bersarna. Suara yang terdengar pasti sangat enak didengar."(lamp. Hal. 92) Usaha Burung Penyanyi untuk menghibur Buaya yang sedang bersedih berhasil. Burung Penyanyi dan Buaya kembali hidup rukun seperti sediakala. 2.5.3.2.'vfenjaga Tutur Kata Dalam bem1asyarakat kita harus selalu dapat menjaga tutur kata. Hendaknya se ti<d perl.:ataan yang!-.:i ta ucapkan tid ak membuat orang lain mcrj. S'.l tersingst.:n;. '-( amun, k ~n.> n~: scclang da!jm kead:i.an ernos1 ;:cb blan: a kila tid:.ik dc.;:x:t mcnj~:ga iu lur kata. Tan pa di s2dari J.,;ata-kata y21 ng dapat rnenyi nggung ;:-e rasaan or2ng lain keluar dengan sendiri nya. Hal de1riki::nlah yang te1j :i.di pada Burung Penyanyi. la sangat marah dengan ulah Buaya. Karc nj ul ah Buaya yang ceroboh, membuka mu lut t<:npa mcmte: i c<:h u pacja Bu rung Pcnyan: i yang sedang be11engger