Articles 1,151 Documents PENGAMBILANÃÂ KEPUTUSANÃÂ BAGIÃÂ WANITAÃÂ UNTUKÃÂ MENJADIÃÂ PEMAINÃÂ WAYANGÃÂ (StudiÃÂ PerananÃÂ WanitaÃÂ PadaÃÂ KelompokÃÂ WayangÃÂ OrangÃÂ diÃÂ JawaÃÂ Tengah)ÃÂ DecisionÃÂ makingÃÂ ofÃÂ theÃÂ WomanÃÂ toÃÂ BecomeÃÂ PuppetÃÂ PlayerÃÂ (StudyÃÂ ofÃÂ WomanÃÂ RoleÃÂ of WayangÃÂ WongÃÂ GroupsÃÂ inÃÂ CentralÃÂ Java) Ratih, Endang; Lestari, Wahyu Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v4i1.697
Pengambilan keputusan terhadap segala sesuatu baik dalam kehidupan rumah ÃÂ tangga maupun dalam hal pekerjaan dewasa ini bukan lagi menjadi monopoli lakiÃÂlaki melainkan juga dapat dilakukan oleh kaum wanita. Masalah sentral dalamÃÂ penelitian adalah fakta yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan untuk ÃÂ mendapatkan faktor dalam atau motivasi para wanita dalam pengambilan keputusan ÃÂ untuk menjadi pemain wayang. Penelitian peranan wanita pemain wayang, ÃÂ menggunakan pendekatan kualitatif guna mengungkap permasalahan secara ÃÂ holistik, lokasi penelitian di perkumpulan wayang orang terkenal di wilayah Jawa ÃÂ Tengah. Subyek penelitian adalah perempuan pemain wayang yang telah bekerjaÃÂ selama minimal lima tahun dan masih aktif bekerja sebagai pemain wayang. Teknik ÃÂ pengumpulan data digunakan, wawancara dan observasi, dianalisis melalui reduksi, ÃÂ verifikasi dan penyajian data. Hasil penelitian mewujudkan bahwa secara umum semua subyek dalam mengambil keputusan untuk menjadi pemain wayang dipengaruhi oleh bakat, ÃÂ keturunan selanjutnya menjadi hobi yang sekaligus dapat dimanfaatkan menjadi ÃÂ pekerjaan, untuk menambah kebutuhan ekonomi keluarga. Keberhasilan lain juga ditunjukkan dalam peran gandanya yaitu perempuan sebagai pekerja dan pendidik ÃÂ anakÃÂanaknya meraih sukses kehidupan. Penelitian dapat merekomendasikan ÃÂ beberapa hal antara lain agar para wanita tidak raguÃÂ ragu tetap menekuni ÃÂ pekerjaannya secara profesional, tanpa harus melalaikan kewajiban sebagai ibu ÃÂ rumah tangga. Profesi pada bidang seni tidak hanya sebagai pemain wayang saja, ÃÂ melainkan pada bidang lain, seperti pesinden atau penyanyi, untuk membantu ÃÂ memperoleh penghasilan tambahan.Kata kunci: pengambilan keputusan, pemain wayang, wanita. NILAI BUDI PEKERTI DALAM TARI TRADISIONAL KLASIK GAYA YOGYAKARTA (Mores Values in The Clasical Tradisional Dances of Yogyakarta) Wahyu Lestari, Hartono &; Lestari, Wahyu Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v3i2.686
Tari Tradisional Klasik Gaya Yogyakarta disamping sebagai hiburan juga berfungsi sebagai wahana penanaman nilai-nilai budi pekerti bagi yang mempelajarinya, yang masih memiliki misteri kehidupan. Simbol yang terkandung dalam ragam gerak memunculkan makna. Tari Tradisional Klasik Gaya Yogyakarta dan segi koreografinya baik bentuk tari putri maupun tari putra dapat dianalisis maknanya dan perlu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif. Dalam pengumpulan datanya digunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Digunakan analisis data kualitatif yaitu dengan cara Triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Traaisional Klasik Gaya Yogyakarta dapat digunakan sebagai jembatan wanita dan pria Jawa. Ada 4 hal yang dapat dilakukan apabila seseorang ingin selamat yaitu: (1) Tawakal (berserah diri pada Tuhan), (2) Ikhlas, (3) Lahudri (yaqin), dan (4) Hunafa (Tuhan akan mengabulkan). Kata kunci: Budi pekerti, tari tradisional klasik, nilai. PENGARUH DIFUSI DALAM BIDANG MUSIK TEHADAP KARAWITAN (The Influence Diffusion of Music to Karawitan) Wiyoso, Joko Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v3i2.687
Keberadaan karawitan sebagai sebuah unsur kebudayaan tidak bisa mengisolasi diri dan proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan di muka bumi ini, terutama dari unsur kebudayaan yang sejenis dalam hal ini musik. Pengaruh penyebaran unsur-unsur kebudayaan di bidang musik terhadap keberadaan karawitan nampak dari peminjaman alat musik non karawitan ke dalam karawitan. Terdapatnya kesamaan antara instrumen karawitan dengan instrumen musik yang lain. Diterimanya budaya tulis dalam kehidupan karawitan. Juga adanya perpaduan sajian musik karawitan dengan musik non karawitan. Fakta-fakta tersebut tentunya menjadi fenomena baru dalam musik karawitan. Dengan demikian perjalanan sejarah kehidupan karawitan sampai mencapai ujudnya yang sekarang ini, tidak bisa lepas daripengaruh budaya-budaya musik non karawitan baik di dalam Jingkup regional maupun international. Fenomena ini sebaiknya dipandang sebagai suatu perjalanan sejarah di bidang musik secara umum, dan lebih khusus lagi di dalam bidang karawitan. Kata kunci: Kebudayaan, difusi, musik, karawitan. DANGDUT DAN EKSPLOITASI SEKS PEREMPUAN (Dangdut and Woman Sex Exploitation) Haryono, Slamet Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v3i2.688
Musik dangdut, perempuan, dan seks kiranya merupakan bayangan kesatuan yang sulit untuk dipisahkan saat ini, terutama bagi para penggemamya. Gambaran demikian muncul karena hamper pada setel pertunjukan musik dangdut, para penyanyi dangdut perempuan tampil ÃÂ dengan pakaian seksi dan goyang erotis yang demikian menghanyutkan perasaan penikmatnya. Namun demikian, nampaknya penampilan yang demikian tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan merupakan hal yang diusahakan oleh beberapa pihak. Tulisan ini mencoba mengupas beberapa hal yang menurut penulis merupakan penyebab terjadinya eksploitasi sek perempuan dalam pertunjukan musik dangdut dengan menggunakan pendekatan estetika feminisme.ÃÂ ÃÂ ÃÂ Kata kunci: Musik Dangdut, Seks Perempuan, Eksploitasi METODE DAN TEKNIK PENGAJARAN TARI (Method and Technique of Dance Learning) Jazuli, M. Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v3i2.689
Tiada metode yang paling baik dan paling unggul, melainkan hanya orang mampu menggunakan metode secara tepat. Suatu metode pengajaran sangat erat kaitamya dengan faktor-faktor lain dalam proses belajar- mengajar, terutama tujuan yang hendak ÃÂ dicapainya. Penggunaan metode juga sering melibatkan teknik-teknik tertentu. Oleh karena itu, pemanfaatan terhadap metode dan teknik pengajaran seni tari sangat bergantung kepada ketepatan memilih dan kemampuan untuk menggunakannya. Penggunaan metode maupun teknik pengajaran tari harus tetap mengacu kepada kepentingan pendidikan seni secara menyeluruh, yaitu sebagai wahana untuk menumbuhkan dan mengembangkan daya kreatif. ekspresif, imajinatif, keterampilan dan apresiatif agar siswa memiliki nilai dan sikap yang mampu untuk membangun dirinya sendiri serta menjunjung tinggi nilai-nilai budi pekerti luhur budaya bangsa. Kata Kunci: Metode dan teknik pengajaran LAKON PARTA KRAMA: MENYONGSONG KEHADIRAN SANS WIJI RATU TANAH JAWA (The Parta Wedding: to Welcome The Seed of Javanese Kings) Wahyudi, Arts Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v3i2.690
Keberadaan wayang dianggap sebagai mitologi keagamaan yang bersifat universal bagi orang Jawa (Laksono 1985: 22). Setiap lakon wayang selalu mengandung sekumpulan simbol untuk membentuk sebuah kesatuan makna. Demikian halnya dengan Lakon Parta Krama. Menurut pandangan Levi-Straus tentang mitos, lakon wayang dapat dianggap sebagai sebuah teks yang terdiri dari kesatuan simbol yang menampilkan (mengartikulasikan) berbagai tokoh dan gerak untuk mengekspresikan, mengejawantahkan pemikiran masyarakat Jawa (Bandingkan dengan Ahimsa 2001: 31-32). Makna masing-masing simbol dalam lakon wayang dapat dilacak melalui sudut pandang mitologi ritual (Hiltebeitel 1990:360) dengan menggunakan konsep asma kinaryajapa (Aris Wahyudi 2001: 205). Simbol-simbol pembentuk kesatuan makna Lakon Parta Krama merupakan transformasi aspek-aspek rajawi dari tataran mitologi dalam pandangan tradisi Mah Sbh Srata dan Hindu. Penyatuan aspek rajawi merupakan usaha masyarakat Jawa untuk mengukuhkan kedudukan Abimanyu (anak yang lahir dari perkawinan Arjuna dan Dewi Wara Sembadra dalam Lakon Parta Krama) sebagai wiji ratu tanah Jawa. Kata Kunci: Perkawinan partai, penyatuan aspek rajawi, menyongsong wiji ratu PERANAN PEMBELAJARAN SENI TARI DALAM PEMBENTUKAN KREATIVITAS ANAK TK ( KAJIAN MULTIDIMENSIONAL) The Role Of Dance Teaching To Form Kindergarten Students Creativity (The Study Of Dimensional) E.W., Endang Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v3i2.691
Tujuan Pendidikan kesenian terutama pendidikan seni tari di Taman Kanak-kanak, adalah agar anak TK memiliki pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilan yang memadai sesuai dengan tingkat perkembangannya. Melalui penbelajaran seni tari anak TK diharapkan mampu mengungkapkan ide-idenya, imajinasinya, dan fantasinya secara kreatif. Untuk mencapai tujuan pendidikan kesenian dibutuhkan pendidikan seni yang merupakan inti kemampuan di bidang seni dalam mewujudkan kreativitas anak pada usia dini. Peran pendidikan seni yang bersifat multidimensional pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk pembentukan kreativitas anak TK. Pendekatan yang digunakan adalah belajar dengan seni, belajar melalui seni, serta belajar tentang seni. Kata Kunci : Kreativitas, imajinasi, fantasi, multidimensional,ÃÂ pembelajaran, TK. Seni Pertunjukan Arak-arakan dalam Upacara Tradisional Dugdheran di Kota Semarang (Arak-arakan Performing Art of Dugdheran Tradisional Ceremony in Semarang City) Cahyono, Agus Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v7i3.741
Warga masyarakat Semarang, sebagai satuan masyarakat yang hidup di daerah pesisirutara pulau Jawa, juga memiliki peristiwa yang dipandang khusus dan memiliki artipenting. Salah satu peristiwa penting bagi kehidupan warga masyarakat Semarang yaituketika menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, warga masyarakat Semarang selalumenantikan upacara tradisional dugdheran. Tradisi dugdheran dilaksanakan setahun sekalimenjelang bulan Ramadhan dan berlangsung hingga sekarang. Fenomena ini menarikuntuk dikaji dari perspektif sosial budaya. Artikel ini merupakan hasil penelitian yangbertujuan mengungkap makna simbolik arak-arakan dalam upacara ritual dugdheran dikota Semarang. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh hasil, maknasimbolik bentuk pertunjukan Arak-arakan sebagai upaya dakwah bagi pemuka agamaIslam, edukatif bagi orang tua, rekreatif bagi anak, dan promosi wisata bagi kepentinganbirokrat dan masyarakat.Kata Kunci: Arak-arakan, dhugdheran, bentuk pertunjukan, makna simbolik RITUALÃÂ DANÃÂ HIBURANÃÂ DALAMÃÂ TARIÃÂ TOPENG (RitualÃÂ andÃÂ EntertainmentÃÂ onÃÂ MaskÃÂ Dance) Setiawati, Rahmida Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v4i2.707
Tari maupun topeng bukan hanya mempunyai fungsi ritual, melainkan jugaÃÂ fungsi hiburan. Keduanya saling kaitÃÂmengkait dalam satu kontinum untukÃÂ memenuhi sebagian dari kehidupan manusia, terutama kebutuhanÃÂ berekspresi. Eksistensi tari topeng dilatarbelakangi oleh peristiwa yangÃÂ bersifat ritual, tetapi karena sering digunakan dalam acaraÃÂacara yangÃÂ bersifat hiburan maka ia menjadi tari hiburan.ÃÂ Ketika itu tari merupakan suatu bagian dari kegiatan maanusia yang eratÃÂ kaitannya dengan magi, musi, agama, kesusastraan, maka tari ebrfungsiÃÂ ritual. Demikian pula halnya dengan topeng, yang pada masa lalu menjadiÃÂ alat yang sangat penting dalam hubungannya dengan komunikasi denganÃÂ rohÃÂroh maupun Tuhan, maka dia berfungsi ritual. Namun ketika keduanyaÃÂ dikemas menjadi seni tontonan, maka keduanya berfungsi hiburan.ÃÂ Perbedaan dari kedua fungsi tersebut sesungguhnya terletak padaÃÂ konteks peristiwanya.Kata kunci : Ritual, hiburan, dan tari topeng CALONÃÂ ARANGÃÂ KISAHÃÂ DRAMATISÃÂ DARIÃÂ GIRAH KajianÃÂ TekstualÃÂ DanÃÂ KontekstualÃÂ (CalonÃÂ ArangÃÂ theÃÂ dramaticÃÂ folkloreÃÂ fromÃÂ Girah:ÃÂ AÃÂ TextualÃÂ andÃÂ ContextualÃÂ Study) Mariani, E.R.E.N. Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v4i1.699
Inti pokok naskah drama Calon Arang merupakan lakon yang bersumber dari sifat ÃÂ seorang janda dari desa Girah. Oleh karena sifat perbuatannya yang tercela dan ÃÂ merugikan penduduk di wilayah negeri Oaha. terpaksa mengantarkannya wituk ÃÂ berhadapan langsung dengan penguasa itu. Calon Arang adalah janda dari desa ÃÂ Girah yang sakti, keji, menguasai beragam ilmu magis dan teluh. la dengan ÃÂ pongahnya memperdaya prajurit Daha. Raja Eriangga merasa berduka dan masygul. ÃÂ Empu Baradhah menggunakan siasat untuk mengalahkan Colon Arang. Empu ÃÂ Baradhah mengirim murid terkasihnya, Bahula. untuk melamar putri tunggal Colon ÃÂ Arang, Ratna Manggali. Setelah menjadi suami istri, Bahula melaksanakan perintah ÃÂ gurunya. mencuri kitab bertuah ilmu teluh Calon Arang. Setelah mengetahui ÃÂ kelemahan Calon Arang. kemudian Empu Baradhah mencari janda dari desa Girah ÃÂ itu. Terjadilah perang landing. Akhirnya Calon Arang lambang dari kedurjanaan, ÃÂ binasa di bawah tangan Empu Baradhah. lambang kebajikanKata kunci: Calon Arang, durjana, cinta, kebajikan. |