Apa akibat jika nelayan menggunakan pukat harimau untuk menangkap ikan di laut

Ilustrasi Pengertian Pukat Harimau dan Bahayanya untuk Ekosistem Laut. Sumber: unsplash.com

Pukat harimau adalah nama alat penangkap ikan yang sering kita dengar. Pukat harimau seringkali menimbulkan banyak masalah di laut dan beberapa kali diprotes oleh nelayan. Penggunaan pukat harimau juga dinilai dapat membahayakan ekosistem laut. Apakah itu pukat harimau dan mengapa alat ini membahayakan untuk ekosistem laut?

Berdasarkan buku Gasing Science 6A oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D (2013: hlm 94), pukat harimau adalah perlengkapan untuk menangkap ikan. Ketika dibenamkan ke air, pukat harimau bisa sampai mencapai dasar laut. Pukat harimau dapat menangkap segala jenis ikan yang ada di laut baik ikan besar maupun ikan kecil. Selain ikan, pukat harimau juga dapat memerangkap biota laut lain seperti lumba-lumba dan penyu. Hal ini membahayakan kelangsungan hidup hewan-hewan laut yang tidak boleh ditangkap itu. Oleh karena itu penggunaan pukat harimau dilarang meski masih ada yang melanggar tetap menggunakan pukat harimau untuk menangkap ikan.

Mengutip buku Tematik 4I Kayanya Negeriku Kurikulum 2013 Revisi 2016 oleh Mulyanti, Supriyadi (2021: hlm 110), penggunaan pukat harimau sangat dilarang karena dapat membahayakan ekosistem dan merusak laut. Dampak kerusakan laut paling besar yang disebabkan oleh pukat harimau, selain menjaring ikan-ikan yang besar atau kecil serta hewan laut lainnya adalah merusak terumbu karang. Terumbu karang berbeda dengan batu karang. Terumbu karang lunak dan mudah patah. Penggunaan pukat harimau di dasar laut mengakibatkan dasar laut menjadi keruh akibat lumpur yang ikut teraduk-aduk. Padahal, terumbu karang dan lumpur yang teraduk-aduk itu adalah tempat ikan meletakkan telurnya. Oleh karena itu, penggunaan pukat harimau tidak hanya merusak terumbu karang, namun juga merusak telur ikan dan karena ini pula ekosistem laut terganggu.

Pengertian pukat harimau dan bahaya pukat harimau bagi hewan laut dan ekosistem laut dapat menambah wawasan mengenai alat penangkap ikan yang dapat membahayakan kelestarian laut. Mari bersama kita ikut menjaga laut dan seluruh biota laut di dalamnya supaya terus lestari.(IND)

Sariagri - Penggunaan pukat harimau sebagai alat tangkap ikan sudah lama dilarang. Puluhan tahun lalu alat ini telah banyak menimbulkan kerusakan ekosistem laut dan butuh waktu lama untuk memulihkannya.

Sejak tahun 1980 pukat harimau telah dilarang penggunaannya melalui Kepres No. 93/1980. Namun kenyataannya, alat ini masih sering digunakan kapal ikan besar untuk meraup keuntungan sesaat tanpa memikirkan dampak ke depannya.

Pukat harimau atau trawl merupakan alat tangkap ikan berupa kantong jaring besar berbentuk kerucut yang ditarik dari dalam laut oleh satu atau dua kapal pukat.

Ada dua cara menggunakan pukat harimau dalam pengoperasiannya yaitu pukat yang digunakan di dasar perairan (bottom trawl) dan di tengah kolom air (midwater trawl).

Penggunaan alat ini tampak sangat mudah dan cepat menghasilkan ikan dan udang dalam jumlah banyak. Namun dampaknya juga tidak main-main, karena jaring yang digunakan memiliki lubang berukuran kecil, sehingga bukan hanya ikan besar, tetapi ikan kecil dan hewan lain yang bukan targetnya (bycatch) ikut terjaring.

Dampak pukat harimau

Pukat harimau yang dioperasikan di dasar laut dapat menimbulkan kerusakan lebih parah. Selain merusak terumbu karang juga dapat menimbulkan kekeruhan di dasar perairan laut.

Selain itu, hewan yang tidak boleh ditangkap seperti lumba-lumba dan penyu akan ikut terjaring. Tidak jarang hewan air itu ditemukan dalam kondisi mati karena tertumpuk bersama ikan lainnya.

Pukat harimau dianggap lebih banyak menghancurkan ekosistem laut dibanding hasil tangkapan ikannya. Alat ini dapat mengancam kelangsungan hidup ikan di laut dengan membunuh ikan kecil, telur dan menghancurkan habitatnya.

Sedimen laut yang teraduk-aduk jaring dapat mengubah kandungan kimia dan menaikan kekeruhan air, sehingga cahaya menjadi terbatas dan tanaman air tidak bisa berfotosintesis. Akibatnya produsen utama ekosistem laut ini menjadi terganggu dan berdampak pada ketersediaan ikan di kemudian hari.

Salah satu tanda adanya degradasi alam akibat penggunaan pukat harimau adalah semakin kecilnya ukuran ikan yang ditangkap dan jumlahnya semakin berkurang.

Dampak lain penggunaan pukat harimau bukan hanya kerusakan lingkungan laut, namun berdampak pada kehidupan sosial nelayan setempat. Sumber daya ikan yang habis dikeruk menggunakan pukat harimau dapat memicu terjadinya konflik horizontal antar nelayan lokal.

Selain pukat harimau ada beberapa jenis pukat yang sistem pengoperasiannya berbeda. Beberapa diantaranya juga dapat menimbulkan dampak kerusakan besar seperti pukat harimau. Namun ada juga yang dampaknya masih tergolong minim.

Pukat cincin

Pukat cincin atau purse seine dalam bahasa Inggris merupakan jenis pukat yang dilengkapi tali dibagian bawahnya. Tali itu bisa ditarik untuk merapatkan sisi bawah jaring sehigga ikan tidak dapat keluar. Target utama alat tangkap ini adalah jenis ikan yang hidupya bergerombol seperti ikan sarden dan tuna.

Namun penggunaan pukat cincin juga menimbulkan dampak negatif karena sering menangkap ikan bukan target dan memberi tekanan besar terhadap populasi ikan. Di beberapa negara, penggunaan alat tangkap ini diatur dengan cermat.

Pukat lampara

Pukat ini tergolong sederhana, dioperasikan di laut dengan menggunakan perahu atau kapal. Tali sisi bawah biasanya lebih pendek sehingga jaring akan membentuk lengkungan setengah mangkuk dan menyulitkan ikan untuk keluar.

Lampara dilengkapi dua sayap di sisi kiri dan kanan, sementara bagian belakang terdapat mesh kecil untuk menampung ikan tangkapan. Pukat jenis ini biasanya digunakan untuk menangkap ikan pelagis seperti ikan sarden dan ikan teri.

Pukat dogol

Pukat ini hampir mirip dengan pukat harimau yang dioperasikan di dasar perairan. Bedanya, pukat dogol tidak ditarik kecuali sepanjang tali utamanya. Target utamanya adalah ikan demersal dan ikan yang hidup di dasar air.

Pukat payang

Payang adalah jenis pukat yang dilengkapi dengan pelampung pada sisi atas jaring supaya tetap berada di permukaan. Payang paling banyak digunakan oleh nelayan-nelayan di Indonesia dengan menggunakan perahu payang. Target dari alat tangkap ini adalah ikan-ikan pelagis kecil.

Pukat pantai

Seperti namanya pukat pantai (beach seine) dioperasikan dengan menebar jaring di muka pantai menggunakan bantuan perahu. Setelah jaring dilingkarkan pada sasaran, kemudian kedua tali pukat di satukan dan ditarik menyusuri dasar perairan hingga  ke tepi pantai oleh tenaga manusia.

Video:

Pukat harimau menjadi masalah karena dampaknya pada lingkungan. Karena pukat harimau menggunakan alat tangkap berat yang diletakkan di dasar laut, hal itu menyebabkan kehancuran ekosistem laut yaitu kerusakan terumbu karang yang merupakan habitat ikan dan juga merusak rumput laut.

Apa akibatnya jika nelayan menggunakan pukat harimau menangkap ikan di laut?

Akibat buruk penggunaan pukat harimau Dilansir dari Oceana, pukat harimau menghancurkan lebih banyak habitat daripada praktik penangkapan ikannya. Ketika pukat harimau ditarik, semua yang ada dijalurnya akan terseret termasuk terumbu karang dan ikan – ikan kecil di dalamnya.

Mengapa nelayan dilarang menangkap ikan menggunakan pukat harimau?

. penggunaan pukat harimau dilarang. Pukat harimau dinilai bisa merusak populasi ikan dan ekosistem biota laut yang lain. Penggunaan jaring rapat ini jelas merusak ekosistem laut.

Bagaimana pendapatmu jika ada yang menangkap ikan menggunakan pukat harimau?

tidak baik karena menggunakan pukat harimau dan bom rakit dapat merusak keseimbangan ekosistem laut. menggunakan pukat harimau dapat mengambil mahluk hidup laut dalam jumlah yang sangat besar dan bom rakit dapat merusak mahluk hidup seperti terumbu karang.

Bagaimana seharusnya para nelayan menangkap ikan supaya kelestarian ekosistem tetap terjaga?

Gunakan alat tangkap yang tidak merusak habitat, tempat tinggal, serta lokasi perkembangbiakan ikan. Menggunakan alat tangkap yang aman bagi nelayan. Ikan ditangkap dalam kondisi segar atau hidup. Ikan harus aman dikonsumsi atau tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

Apa perbedaan dan persamaan nelayan modern dan nelayan tradisional?

Perbedaan nelayan tradisional dengan nelayan modern: – Nelayan tradisional menggunakan sampan dalam menangkap ikan sedangkan nelayan modern menggunakan kapal: – Nelayan tradisional menggunakan tenaga angin dalam menggerakkan sampan sedangkan nelayan modern menggunakan tenaga mesin.

Bagaimana melestarikan sumber daya laut khususnya hasil ikan?

Untuk itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh para nelayan untuk melestarikan sumber daya ikan di laut, yaitu:

  1. Menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan.
  2. Menghindari overfishing.
  3. Memperhatikan kondisi lautan.
  4. Memahami edukasi terkait penangkapan ikan.

Bagaimana cara para nelayan memelihara laut tempat mereka mencari ikan?

Para nelayan juga harus memelihara laut tempat mereka mencari ikan. Mereka tidak menggunakan zat berbahaya seperti racun dan bom ikan yang akan memusnahkan isi laut. Mereka menggunakan peralatan sederhana, seperti jala ikan biasa dan menggunakan perahu nelayan tradisional.