Anak 4 tahun susah tidur

Tidak hanya pada orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami insomnia, Iho, Bun. Jika berlarut-larut, insomnia pada anak bisa mengganggu aktivitas hingga tumbuh kembangnya. Oleh sebab itu, Bunda perlu mengetahui apa saja penyebab insomnia pada anak dan bagaimana cara terbaik untuk mengatasinya.

Insomnia adalah gangguan tidur yang membuat penderitanya sulit untuk tidur, sehingga membuat waktu tidur berkurang. Padahal, anak-anak membutuhkan waktu tidur yang panjang, yakni 11–13 jam untuk anak usia 2–6 tahun dan 10–11 jam untuk anak usia 6−10 tahun.

Anak 4 tahun susah tidur

Beragam Penyebab Insomnia pada Anak

Di bawah ini adalah beberapa hal yang bisa menyebabkan anak mengalami insomnia, yaitu:

  • Pola tidur yang tidak tepat
  • Stres akibat masalah sekolah, pertemanan, dan keluarga
  • Gangguan kecemasan atau depresi
  • Rasa takut terhadap sesuatu, misalnya ruangan gelap
  • Makanan atau minuman berkafein, misalnya teh dan cokelat
  • Obatan-obatan tertentu, seperti obat untuk mengatasi ADHD dan obat antidepresan

Cara Mengatasi Insomnia pada Anak tanpa Obat

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, jika dibiarkan berlarut-larut, insomnia bisa memberikan efek negatif bagi kesehatan anak. Insomnia pada anak dapat mengganggu kemampuan berpikir, membuat anak menjadi lemah dan mudah kelelahan, serta meningkatkan risiko anak mengalami obesitas.

Hal-hal di atas tentunya bisa memengaruhi kegiatan belajar mengajar serta tumbuh kembang anak. Untuk mengatasi insomnia pada anak, ada beberapa kebiasaan tidur yang baik atau sleep hygiene yang bisa Bunda terapkan, yaitu:

1. Ciptakan kamar tidur yang nyaman

Bunda bisa mulai dengan menciptakan kamar yang nyaman untuk Si Kecil, misalnya dengan menaruh barang-barang kesukaannya dan menjaga agar kamar Si kecil selalu rapi.

Namun, hindari meletakkan barang-barang elektronik di dalam kamar anak, ya, Bun, seperti televisi atau gadget. Pasalnya, perangkat elektronik ini bisa merangsang otak anak untuk selalu aktif, sehingga membuatnya sulit tidur.

2. Tetapkan jadwal tidur

Ritme tidur yang konsisten dapat mencegah anak mengalami insomnia. Oleh sebab itu, Bunda perlu menetapkan jadwal tidur Si Kecil yang disesuaikan dengan kebutuhan jam tidurnya berdasarkan usianya.

Setelah Bunda menetapkan jadwal tidur Si Kecil, usahakan agar ia tidur dan bangun di waktu yang sama setiap harinya, tidak terkecuali di hari libur.

3. Buat rutinitas sebelum tidur

Membuat rutinitas sebelum tidur juga bisa membantu anak untuk tidur lebih cepat. Contohnya adalah mencuci kaki, menyikat gigi, memakai baju tidur, dan berdoa. Hal ini bisa Bunda terapkan pada Si Kecil 30–60 menit sebelum waktu tidurnya. Bila perlu, Bunda bisa menemani Si Kecil sampai ia benar-benar tertidur.

4. Lakukan kegiatan sederhana

Apabila Si Kecil belum bisa tidur setelah 10–20 menit memejamkan mata, Bunda bisa mengajaknya melakukan kegiatan sederhana, seperti membaca buku atau mengobrol ringan, sampai Si Kecil mengantuk.

Selain itu, Bunda bisa menanyakan kepada Si Kecil alasan dia tidak bisa tidur. Dengan begitu, Bunda dapat mencari solusi untuk mengatasi insomnianya.

Intinya, jangan biarkan insomnia pada anak terjadi berlarut-larut, ya, Bun. Jika insomnia pada anak telah berlangsung selama kurang lebih 3 minggu, sebaiknya segera hubungi dokter untuk memastikan penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Terakhir diperbarui: 30 Mei 2021

Halodoc, Jakarta - Bagi beberapa orangtua, menidurkan anak adalah perjuangan yang memakan waktu berjam-jam. Sementara beberapa lainnya harus bangun tengah malam untuk membantu anak mereka kembali tidur. Masalah anak tidak bisa tidur nyenyak adalah momok yang sering membuat orangtua stres dan cemas. Terlebih, anak memerlukan waktu tidur yang cukup, untuk menunjang tumbuh kembangnya. Lantas, apa yang jadi penyebab anak tidak bisa tidur nyenyak di malam hari?

Baca juga: Si Kecil Susah Tidur? Waspada Risiko Penyakit Ini

Penelitian yang dipublikasikan di jurnalSleep Medicine Reviews, mencoba menguak kemungkinan penyebab anak tidak bisa tidur. Mencakup penelitian selama lebih dari 30 tahun, para peneliti mengidentifikasi 10 alasan terbesar masalah tidur yang terjadi pada anak-anak usia satu hingga 10 tahun.

Dengan mengidentifikasi hampir 60 faktor yang dapat berperan, dari 98 penelitian. Sepuluh dari faktor-faktor tersebut didukung dalam beberapa penelitian yang ketat. Faktor-faktor ini termasuk dalam tiga "lensa" yang dapat digunakan untuk memahami dari mana masalah tidur anak-anak berasal, yakni biologis, psikologis, dan lingkungan. Berikut ini dijelaskan satu-persatu:

1. Faktor Biologis

Ada dua alasan mengapa anak-anak mengembangkan masalah tidur yang berasal dari faktor biologis mereka, yaitu temperamen dan usia. Temperamen, atau watak, adalah kepribadian yang dimiliki seseorang.

Bayi yang tampak lebih rewel atau mudah tersinggung akan kesulitan merespons perubahan dan mungkin tidak mudah beradaptasi. Bayi dengan tipe temperamen seperti ini kemungkinan besar akan mengalami masalah tidur di masa kanak-kanak.

Seiring bertambahnya usia anak, mereka cenderung tidak mengalami masalah tidur. Ini mungkin karena otak mereka dapat mengelola proses yang diperlukan untuk menenangkan diri di malam hari dengan lebih baik, atau karena mereka lebih mandiri dalam rutinitas sebelum tidur.

Baca juga: Kenali Sleep Hygiene, Tips Membuat Anak Tidur Nyenyak

2. Faktor Psikologis

Peneliti menemukan enam alasan psikologis anak-anak mengembangkan masalah tidur. Tiga di antaranya terkait dengan bagaimana anak-anak bertindak dan merasa, dan tiga lainnya terkait dengan interaksi keluarga. Anak-anak dengan rutinitas waktu tidur yang konsisten cenderung mengalami lebih sedikit masalah tidur dibandingkan mereka yang rutinitasnya tidak konsisten.

Anak-anak dengan masalah kesehatan mental cenderung memiliki lebih banyak masalah tidur, meskipun tidak ada diagnosisnya. Ada dua kelompok masalah yang terkait dengan masalah tidur, yaitu masalah internal (seperti kecemasan dan depresi) dan masalah eksternal (masalah dengan mengikuti aturan dan fokus).

Masalah internal dapat membuat anak lebih sulit untuk tenang dan tertidur, karena tingkat stres yang lebih tinggi. Sementara masalah eksternal dapat membuat aturan dan rutinitas lebih sulit untuk diikuti oleh anak-anak, yang kemudian membuat lebih sulit untuk tidur.

Cara anak-anak dan orang tua berinteraksi juga memiliki peranan penting. Pada malam hari, orangtua yang menemani anaknya hingga tertidur cenderung memiliki anak yang mengalami gangguan tidur. Sebab, orangtua menjadi isyarat agar anak tertidur. Jadi, ketika seorang anak terbangun di tengah malam dan ayah atau ibu tidak ada di sana, sulit baginya untuk kembali tertidur.

3. Faktor Lingkungan

Pertama, lebih banyak penggunaan gawai dikaitkan dengan lebih banyak masalah tidur. Ini terutama terjadi ketika anak-anak menggunakan gawai di kamar tidur mereka atau mendekati waktu tidur. Layar gawai dapat mencegah melatonin (hormon tidur) melakukan tugasnya, yaitu menyebabkan kantuk.

Bermain gawai juga dapat membuat pikiran anak-anak tetap waspada, terutama jika mereka sedang bermain game atau menonton acara yang menarik.

Kedua, keluarga dengan pendapatan rendah dan pendidikan rendah cenderung memiliki anak dengan masalah tidur. Ini mungkin bukan akibat langsung dari pendapatan atau pendidikan, tetapi dampak dari keadaan ini, seperti tinggal di lingkungan yang bising atau memiliki orangtua dengan jadwal yang tidak teratur.

Faktor-faktor tersebut memberikan penjelasan utama mengapa masalah tidur terjadi, tetapi tidak terbatas pada itu. Tentunya ada banyak faktor lain yang mungkin bisa jadi penyebab, seperti kondisi tubuh anak yang terlalu lelah, atau mungkin ada gejala gangguan kesehatan yang dirasakan anak.

Baca juga: Ini Alasan Penting Mengapa Anak Harus Tidur Siang

Bagaimana Orangtua Bisa Membantu?

Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan orangtua untuk membantu mengatasi anak yang tidak bisa tidur nyenyak, yaitu:

  • Bantu anak-anak untuk tidur sendiri.
  • Kembangkan rutinitas waktu tidur yang jelas dan konsisten.
  • Batasi peralatan elektronik di kamar tidur.
  • Ajak anak melakukan aktivitas fisik di siang hari, tapi jangan sampai terlalu kelelahan.

Perubahan ini mudah dilakukan dan berdampak besar pada tidur anak. Jika setelah mencoba tips-tips tersebut, tak kunjung ada hasil, ibu bisa gunakan aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter di rumah sakit, agar bisa dilakukan pemeriksaan.

Referensi:Sleep Medicine Reviews. Diakses pada 2021. Risk And Protective Factors And Processes For Behavioral Sleep Problems Among Preschool And Early School-Aged Children: A Systematic Review.The Conversation. Diakses pada 2021. 10 Reasons Kids Develop Sleep Problems, And How Parents Can Help.Very Well Family. Diakses pada 2021. Childhood Insomnia Causes and Treatment.Help Guide. Diakses pada 2021. Childhood Insomnia and Sleep Problems.

Kenapa anak 4 tahun susah tidur?

Beragam Penyebab Insomnia pada Anak Pola tidur yang tidak tepat. Stres akibat masalah sekolah, pertemanan, dan keluarga. Gangguan kecemasan atau depresi. Rasa takut terhadap sesuatu, misalnya ruangan gelap.

Bagaimana cara mengatasi anak yang sulit tidur?

Bagaimana Orangtua Bisa Membantu?.
Bantu anak-anak untuk tidur sendiri..
Kembangkan rutinitas waktu tidur yang jelas dan konsisten..
Batasi peralatan elektronik di kamar tidur..
Ajak anak melakukan aktivitas fisik di siang hari, tapi jangan sampai terlalu kelelahan..

Kenapa anak tidur gelisah di malam hari?

Anak tidur gelisah dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai dari anak takut akan tempat yang gelap, anak takut tidur sendiri, hingga ketakutan lain seperti akan ada orang jahat yang datang atau monster yang mengganggu saat mereka tidur.

Bagaimana cara agar anak tidur nyenyak di malam hari?

Tips Mudah Agar Bayi Tidur Nyenyak di Malam Hari.
Segera Tenangkan Bayi Saat Menangis. ... .
Ciptakan Kebiasaan Tidur yang Nyaman dan Tenang. ... .
Iringi Tidur Bayi dengan Suara yang Stabil. ... .
Bayi Tidur dengan Perut Kenyang. ... .
Ajak Bayi Aktif di Siang Hari. ... .
Mandi Sebelum Tidur..