Show
Kata ‘injil’ umumnya diartikan sebagai rekaman tertulis akan perkataan dan perbuatan Yesus. Asal katanya dari bahasa Yunani, ‘euaggelion’, atau dalam bahasa Latin ‘Evangelium‘, yang artinya adalah “Kabar Gembira”. Maka kisah yang dituliskan di sana adalah kisah yang berhubungan dengan kehidupan Kristus. Menurut New Advent Catholic Encyclopedia, klik di sini, terdapat sekitar 50-an karya-karya tulis di abad- abad awal yang menulis tentang Pribadi dan karya Kristus, dan ada 20 karya yang disebut ‘injil’ walaupun hanya empat kitab Injil yang disebut Injil kanonik, artinya dinyatakan oleh Gereja sebagai Injil yang ditulis atas ilham Roh Kudus. Keduapuluh Injil tersebut adalah: 1-4. Injil Kanonik: Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes 5. Injil menurut jemaat Ibrani 6. Injil Petrus 7. Injil menurut jemaat Mesir 8. Injil Matias 9. Injil Filipus 10. Injil Tomas 11. Proto-evangelium Yakobus 12. Injil Nicodemus (Acta Pilati) 13. Injil Keduabelas Rasul 14. Injil Basilides 15. Injil Valentinus 16. Injil Marcion 17. Injil Hawa 18. Injil Yudas 19. Tulisan Genna Marias 20. Injil Teleioseos Namun dari keduapuluh Injil ini hanya empat yang diakui oleh Gereja sebagai Injil yang ‘diilhami oleh Roh Kudus’, yaitu Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Keempat Injil tersebut ditulis sendiri oleh rasul Kristus (Matius dan Yohanes) atau oleh murid rasul Kristus (Markus, murid Rasul Petrus dan Lukas, murid Rasul Paulus). Keempat Injil tersebut: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes ini ditetapkan sebagai Injil Kanonik/ termasuk dalam Kanon Kitab Suci Perjanjian Baru, pertama- tama oleh Paus Damasus I (382) dan kemudian diteguhkan oleh Konsili Hippo (393) dan Carthage (397) dan konsili- konsili berikutnya, sebagaimana pernah diulas di sini, silakan klik. Kesaksian tentang keempat kitab Injil ini diberikan oleh beberapa Bapa Gereja di abad-abad awal, terutama oleh Papias, St. Irenaeus, Origen, Eusebius dan St. Jerome (Hieronimus): 1. Kesaksian St. Irenaeus tentang keempat InjilSt. Irenaeus adalah murid St. Polycarpus, yang adalah murid Rasul Yohanes. Dalam bukunya yang terkenal Against the Heresies, St. Irenaeus (180) menggarisbawahi asal usul apostolik kitab Injil, sebagai berikut: “Kita telah mengetahui bukan dari siapapun tentang rencana keselamatan kita kecuali dari mereka yang melaluinya Injil telah diturunkan kepada kita, yang pada suatu saat mereka ajarkan di hadapan publik, dan yang kemudian, sesuai dengan kehendak Tuhan, diturunkan kepada kita di dalam Kitab Suci, untuk menjadi dasar dan tonggak dari iman kita…. Sebab setelah Tuhan kita bangkit dari mati [para rasul] diberikan kuasa dari atas, ketika Roh Kudus turun [atas mereka] dan dipenuhi oleh semua karunia-Nya, dan mempunyai pengetahuan yang sempurna: mereka berangkat menuju ujung-ujung bumi, mengajarkan kabar gembira yang diberikan oleh Tuhan kepada kita…. Matius… menuliskan Injil untuk diterbitkan di antara orang Yahudi di dalam bahasa mereka, sementara Petrus dan Paulus berkhotbah dan mendirikan Gereja di Roma…. Markus, murid dan penerjemah Petrus, juga meneruskan kepada kita secara tertulis, apa yang biasanya dikhotbahkan oleh Petrus. Dan Lukas, rekan sekerja Paulus, juga menyusun Injil yang biasanya dikhotbahkan Paulus. Selanjutnya, Yohanes, murid Tuhan Yesus ….juga menyusun Injil ketika tinggal di Efesus, Asia Kecil.” ((St. Irenaeus, Against the Heresies, book III, ch. 1,1)) 2. Kesaksian St. Klemens tentang keempat Injil, sebagaimana dikutip oleh EusebiusTentang keempat Injil, St. Klemens dari Aleksandria (150-215) sebagaimana dikutip Eusebius mengatakan, “Injil-Injil yang memuat silsilah Yesus [yaitu Matius dan Lukas], ditulis lebih dahulu. Injil Markus ditulis sedemikian, “Ketika Petrus telah berkhotbah di hadapan umum di Roma, dan mewartakan Injil oleh Roh Kudus, banyak orang yang hadir meminta agar Markus, yang telah mengikuti dia [Petrus] untuk waktu yang lama dan mengingat perkataannya, agar menuliskan perkataan-perkataan tersebut. Dan setelah menyusun Injil itu, ia memberikannya kepada mereka yang memintanya. Ketika Petrus mengetahui hal ini, ia tidak secara langsung melarang ataupun mendukungnya. Tetapi, pada akhirnya, Yohanes, merasa bahwa fakta- fakta yang nampak dari luar telah dinyatakan dengan jelas di Injil, [karena] didorong oleh teman-temannya, dan diilhami oleh Roh Kudus, menyusun Injil rohani.” ((St. Klemens sebagaimana dikutip oleh Eusebius, Ecclesiastical History 6.14.5-7)) 3. Kesaksian Origen tentang keempat InjilOrigen (185-254) juga menulis tentang asal usul Injil, demikian: “[Injil] yang pertama dituliskan oleh Matius, yang adalah seorang publikan tetapi kemudian menjadi rasul Yesus Kristus, yang menerbitkannya untuk umat Yahudi, dituliskan dalam bahasa Ibrani. [Injil] kedua oleh Markus, yang disusun di bawah bimbingan St. Petrus, yang telah mengangkatnya sebagai anak… (1 Pet 5:17). Dan ketiga, menurut Lukas, yang menyusunnya untuk umat non-Yahudi, Injil yang dibawakan oleh Rasul Paulus; dan setelah semuanya itu, [Injil] menurut Yohanes.” ((Origen, In Matthew. I, sebagaimana dikutip Eusebius, Ecclesiastical History 6.25.3-6)) Dari kesaksian para Bapa Gereja, yaitu Papias, St. Irenaeus, Origen, Eusebius dan St. Jerome (Hieronimus), kita mengetahui asal usul apostolik keempat Injil, yang bersumber dari pengajaran para Rasul. Para Bapa Gereja ini menjadi saksi yang meneguhkan bahwa Injil Matius ditulis oleh Rasul Matius, Injil Markus ditulis oleh Markus, Injil Lukas oleh Lukas, dan Injil Yohanes, oleh Rasul Yohanes. Keempat Injil tersebut saling melengkapi, karena dalam menyampaikan suatu fakta yang sama, pengarang Injil menulis dari sisi yang berbeda sesuai dengan latar belakangnya, dan juga sesuai dengan ilham Roh Kudus yang dinyatakan kepada mereka. Maka, otentisitas ke-empat Injil ini diketahui dari tulisan para Bapa Gereja yang menjadi penerus para Rasul. Para Bapa Gereja itulah yang mengkonfirmasi bahwa keempat Injil tersebut memang sungguh ditulis oleh orang yang namanya disebutkan sebagai pengarang Injil tersebut. Sedangkan injil-injil lainnya tidak dapat dikonfirmasi ditulis oleh rasul ataupun orang yang namanya diasosiasikan dengan injil itu. Artinya, walaupun tulisan itu diatributkan kepada rasul tertentu atau orang-orang yang hidup di zaman para Rasul, namun umumnya dituliskan di abad-abad sesudahnya- yaitu abad ke-dua atau abad-abad sesudahnya; dan dengan demikian tidak dapat disebut sebagai Injil yang otentik ditulis oleh pengarangnya, dan karena itu, tidak dapat dikatakan bahwa tulisan itu diinspirasikan oleh Roh Kudus. Sedangkan Gereja selalu menekankan bahwa Injil yang otentik itu adalah Injil yang asli berasal dari pengajaran para Rasul yang dituliskan, dan tentang ini hanya ada empat Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Konsili Vatikan II mengajarkan: “Selalu dan di mana-mana Gereja mempertahankan dan tetap berpandangan, bahwa keempat Injil berasal dari para rasul. Sebab apa yang atas perintah Kristus diwartakan oleh para rasul, kemudian dengan ilham Roh ilahi diteruskan secara tertulis kepada kita oleh mereka dan orang-orang kerasulan [apostolic men], sebagai dasar iman, yakni Injil dalam keempat bentuknya menurut Mateus, Markus, Lukas dan Yohanes.” (Konsili Vatikan II, tentang Wahyu Ilahi, Dei Verbum, 18).
Perjanjian Baru adalah bagian utama kedua dari kanon Alkitab Kristen setelah bagian pertama yaitu Perjanjian Lama. Kanon Alkitab Kristen adalah sekumpulan kitab yang dianggap sebagai terinspirasi secara ilahi dan membentuk sebuah alkitab agama Kristen. Perjanjian Baru berbahasa Yunani yang membahas mengenai ajaran – ajaran dan pribadi Yesus juga berbagai peristiwa yang terjadi dalam keKristenan di abad ke – 1. Umat Kristen menganggap Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama sebagai kitab suci, yang seringkali menyertai penyebaran agama Kristen di seluruh dunia. Perjanjian Baru juga dianggap mencerminkan moralitas dan teologi Kristen, sehingga berbagai frase dan bacaan yang langsung diambil dari Perjanjian Baru juga dimuat ke dalam berbagai liturgi Kristen. Perjanjian Baru telah memberi pengaruh kepada berbagai gerakan keagamaan, filosofis dan politik dalam dunia agama Kristen. Latar Belakang Perjanjian Baru Dalam sejarah perjanjian baru menyebutkan bahwa perjanjian baru adalah sebuah antologi yaitu kumpulan berbagai koleksi karya – karya Kristiani yang ditulis menggunakan bahasa Yunani. Pada abad pertama bahasa Yunani sangat umum digunakan di waktu yang berbeda – beda oleh berbagai penulis yang merupakan murid – murid Yahudi pertama dari Yesus. Perjanjian baru meliputi 27 kitab, dimana teks aslinya dituliskan pada abad pertama dan kemungkinan abad kedua era Kristen. Secara umum juga dipercaya tertulis dalam bahasa Yunani Koine yaitu bahasa umum di Mediterania Timur pada masa penaklukan Alexander Agung (335 – 323 SM) hingga evolusi bangsa Yunani Bizantium (sekitar 600 M). Semua karya – karya yang tergabung dalam perjanjian baru tampaknya dituliskan pada masa paling akhir yaitu sekitar 150 M, tidak lebih dari 70 M atau 80 M. Koleksi – koleksi teks terkait adalah surat – surat dari Rasul Paulus yang telah ada pada awal abad ke 2, dan injil kanonik dari Matius, Markus, Lukas dan Yohanes yang ditegaskan lagi oleh Ireneus pada akhir abad ke – 2 sebagai keempat injil. Secara bertahap koleksi tersebut bergabung dengan karya – karya tunggal dan koleksi lain dalam berbagai kombinasi yang berbeda hingga membentuk berbagai kanon Kitab Suci Kristen. Seiring waktu, ada beberapa kitab yang menjadi perdebatan yang pada awalnya tidak dianggap sebagai kitab suci seperti Kitab Wahyu dan beberapa surat – surat umum juga dimasukkan ke dalam kanon tersebut. Sedangkan beberapa karya lama yang pada awalnya dianggap sebagai kitab suci justru tidak dimasukkan dalam kanon sejarah perjanjian baru. Isi Kitab Perjanjian Baru Sebagaimana kitab – kitab pada sejarah perjanjian lama, kitab – kitab pada perjanjian baru juga bukan merupakan hasil karya dari satu orang. Kitab dalam perjanjian baru adalah hasil karya dari setidaknya sejumlah delapan orang. Perjanjian baru dibagi menjadi lima bagian yaitu: 1. Injil Injil berarti ‘Kabar Baik’ berisi empat narasi mengenai kehidupan, ajaran, kematian, dan juga tentang kebangkitan Yesus.
2. Kisah Para Rasul Bagian ini berisi catatan sejarah dari kenaikan Yesus, kisah pengabaran Injil di Yerusalem, Yudea dan Samaria, sampai kepada kisah mengenai perjalanan misi Paulus ke Roma. Pada dasarnya, bagian ini memuat riwayat sejarah awal gereja. Berisi mengenai pelayanan para Rasul dalam gereja perdana dan ada kemungkinan ditulis oleh penulis yang sama seperti pada Injil Lukas. Sejarah perang batak di Indonesia juga berhubungan dengan perkembangan agama Kristen, selain itu juga ada sejarah berdirinya gereja Katolik di Indonesia yang perlu diketahui. 3. Surat – surat Paulus
4. Surat – surat Umum / Surat – surat Am
5. Kitab Wahyu Bagian ini merupakan kitab eskatologi , yaitu bagian dari teologi dan filsafat yang berhubungan dengan peristiwa pada masa depan dalam sejarah dunia atau nasib akhir seluruh umat manusia (kiamat) yang dikirimkan kepada jemaat – jemaat yang dianiaya oleh Pemerintah Roma dan berisi anjuran agar mereka dapat tetap setia dalam iman mereka. Ketahui juga beberapa sejarah yang berhubungan dengan perkembangan agama Kristen antara lain sejarah konstantinopel, sejarah hari Valentine, sejarah perang Ambon dan penyebab perang Ambon di Indonesia. Kanon Perjanjian Baru Jika kanon perjanjian lama tidak sepenuhnya diakui secara serempak diantara semua kelompok Kristen utama seperti Katolik Roma, Protestan, Ortodoks Yunani, Ortodoks Slavia dan Ortodoks Armenia, kanon dalam sejarah perjanjian baru sejak abad Kuno akhir setidaknya telah diakui hampir secara universal dalam dunia Kekristenan. Kanon dalam sejarah perjanjian baru adalah sekumpulan kitab yang dianggap oleh umat Kristen telah terinspirasi secara ilahi. Sebagian besar kalangan sepakat bahwa kanon dalam perjanjian baru memuat 27 kitab termasuk injil kanonik, kisah, surat para Rasul dan wahyu, yang sebagian besarnya ditulis sejak abad pertama dan selesai sekitar tahun 150 M. Pengakuan otoritatif mengenai tulisan – tulisan dalam sejarah perjanjian baru ini oleh kaum Ortodoks disahkan dalam Konsili Quinisextum di tahun 692 walaupun penerimaannya secara universal baru terjadi pada sekitar pertengahan tahun 300-an Masehi. Kalangan Katolik membuat suatu ketetapan atas kanon alkitab yang digunakan oleh mereka pada Konsili Trente di tahun 1546 melalui penegasan kembali kanon – kanon yang berasal dari Konsili Florence 1442 dan Hippo serta Kartago (Afrika Utara) pada tahun 393 – 419 M. Gereja Inggris menetapkan dogmanya yang termuat dalam 39 Artikel pada tahun 1563, dan kalangan Calvinis baru memasukkannya dalam Pengakuan Iman Westminster pada tahun 1647.
=Kompas.com, Tempo.co, dan Kpu.go.id Menangkan 02 ?
|