Adanya laki-laki dan perempuan siang dan malam adalah contoh dari

Jakarta -

Allah SWT telah menetapkan takdir setiap orang, baik muallaq dan mubram. Namun, masih banyak yang tidak mengetahui apa itu takdir muallaq dan mubram.

Dalam Quran surat Al An'am ayat 96, Allah SWT berfirman mengenai segala hal yang ada di bumi merupakan kekuasaannya dan ketetapan (takdir) dari-Nya.

Arab: فَالِقُ الْاِصْبَاحِۚ وَجَعَلَ الَّيْلَ سَكَنًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ

Latin: fāliqul-iṣbāḥ, wa ja'alal-laila sakanaw wasy-syamsa wal-qamara ḥusbānā, żālika taqdīrul-'azīzil-'alīm

Artinya: Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketetapan Allah Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.

Perbedaan Takdir Mubram dan Takdir Muallaq Beserta Contohnya:

Dikutip dari laman Kemendikbud, takdir mubram adalah ketentuan mutlak dari Allah SWT yang pasti berlaku dan manusia tidak diberi peran untuk mewujudkannya.

Contoh takdir mubram adalah kelahiran, kematian manusia, jodoh, hingga hari kiamat. Sebab, tidak ada manusia yang mengetahui kapan seseorang akan lahir maupun mati. Sehingga itu hanya menjadi rahasia milik Allah SWT.

Hadits tentang takdir mubram tertulis dalam Quran surat An Nisa ayat 78

Arab: اَيْنَمَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُرُوْجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ وَاِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَّقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۚ وَاِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَّقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِنْدِكَ ۗ قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ فَمَالِ هٰٓؤُلَاۤءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُوْنَ يَفْقَهُوْنَ حَدِيْثًا

Latin: aina mā takụnụ yudrikkumul-mautu walau kuntum fī burụjim musyayyadah, wa in tuṣib-hum ḥasanatuy yaqụlụ hāżihī min 'indillāh, wa in tuṣib-hum sayyi`atuy yaqụlụ hāżihī min 'indik, qul kullum min 'indillāh, fa māli hā`ulā`il-qaumi lā yakādụna yafqahụna ḥadīṡā

Artinya: Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, "Ini dari sisi Allah," dan jika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka mengatakan, "Ini dari engkau (Muham-mad)." Katakanlah, "Semuanya (datang) dari sisi Allah." Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)?"

Selain itu, hadits takdir muallaq juga tertulis dalm quran surat Al A'raf ayat 187 mengenai datangnya hari kiamat

Arab: يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْۚ لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلَّا هُوَۘ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةً ۗيَسْـَٔلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ

Latin: yas`alụnaka 'anis-sā'ati ayyāna mursāhā, qul innamā 'ilmuhā 'inda rabbī, lā yujallīhā liwaqtihā illā huw, ṡaqulat fis-samāwāti wal-arḍ, lā ta`tīkum illā bagtah, yas`alụnaka ka`annaka ḥafiyyun 'an-hā, qul innamā 'ilmuhā 'indallāhi wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya'lamụn

Artinya: Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, "Kapan terjadi?" Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."

Takdir Muallaq adalah ketentuan Allah SWT yang mengikuti sertakan peran manusia melalui usaha atau ikhitiar. Contoh takdir muallaq adalah keberhasilan anak sekolah meraih prestasi dengan giat belajar.

Dalil takdir muallaq tertulis dalam Quran surat Ar Rad ayat 11, Allah SWT berfirman mengenai sesuatu yang tidak dapat diubah sampai suatu kaum tersebut mau mengubahnya.

Arab: لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ

Latin: lahụ mu'aqqibātum mim baini yadaihi wa min khalfihī yaḥfaẓụnahụ min amrillāh, innallāha lā yugayyiru mā biqaumin ḥattā yugayyirụ mā bi`anfusihim, wa iżā arādallāhu biqaumin sū`an fa lā maradda lah, wa mā lahum min dụnihī miw wāl

Artinya: Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Sahabat Hikmah, jangan lupa apa itu takdir muallaq dan mubram ya!

(pay/erd)

Allah menciptakan siang dan malam secara teratur dan sistematis.

http://www.trekearth.com

Hikmah Mengapa Allah Tetapkan Pergantian Siang dan Malam.

Rep: Kiki Sakinah Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bumi diciptakan Allah SWTsebagai tempat yang layak untuk dijadikan tempat tinggal bagi manusia dan makhluk lainnya. Dengan kebesaran-Nya, Allah menciptakan bumi yang berotasi dan berputar setiap waktu yang menyebabkan silih gantinya siang dan malam. Bumi juga memutari matahari dengan rentangan dan jarak tertentu sehingga terciptalah musim-musim dalam kehidupan manusia. Dalam banyak ayat-Nya, Allah telah memaparkan adanya pergantian dan pengaturan malam dan siang. Dengan regulasi itulah, kondisi kehidupan manusia pun berjalan silih berganti. Sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat dalam Alquran."Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kami mencari karunia Allah). Sesunnguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mendengar." (Yunus:67)."Dan kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas." (al-Isran':12).Lantas, apa hikmah dari pergantian waktu antara malam dan siang tersebut?

Mengutip dari buku berjudul Kehidupan dalam Pandangan Al-Qur'an oleh Ahzami Samiun Jazuli, Ibnu Katsir dalam tafsirannya akan ayat yang berbunyi 'silih bergantinya malam dan siang' dalam surah Al-Imran ayat 97, mengemukakan yang dimaksud adalah ada regulasi antara keduanya, saling melengkapi satu sama lainnya dalam jangka panjang dan pendek regulasinya. Terkadang waktu siang lebih panjang daripada malam dan sebaliknya.

Selanjutnya, Sayyid Quhb dalam tafsirannya mengatakan, Allah menciptakan siang dan malam secara teratur dan sistematis. Jika tidak, maka kehidupan manusia akan kacau-balau.

Sementara dalam kitab al-Ilm Yad'au Lil limaan, dipaparkan bumi ini berputar pada porosnya sekali dalam 24 jam dengan kecepatan 1.000 mil per jamnya. Seandainya bumi hanya mampu berputar pada porosnya dengan kecepatan 100 mil per jam, maka siang dan malam akan lebih dari 24 jam atau lebih lama 10 kali lipat. Pada saat itulah, sinar matahari akan mampu membakar permukaan bumi karena siang yang terlalu panjang. Sedangkan di malam hari, keadaan akan membekukan kehidupan di muka bumi.

Dengan adanya regulasi siang dan malam itulah, akan diketahui bilangan tahun dan perhitungannya. Seperti yang dikemukakan oleh penulis kitab al-Asaas dalam tafsirannya, bahwa dengan pengaturan siang dan malam, maka akan bisa diketahui waktu dan musim, bilangan hari, bulan dan tahun.

Baca Juga

Sebab di waktu malam, Allah menetapkan untuk waktu beristirahat dari aktivitas sehari-hari. Sedangkan di waktu siang, Allah tetapkan untuk manusia menjalani berbagai aktivitas dan memenuhi kebutuhannya. Jika tidak ada regulasi demikian, manusia bisa bekerja tanpa batas. Demikianlah Allah menunjukkan hikmah dengan adanya pengaturan siang dan malam.

  • pengaturan siang dan malam
  • allah swt
  • pergantian waktu

Adanya laki-laki dan perempuan siang dan malam adalah contoh dari

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Pekerjaan yang dilakukan laki-laki dan perempuan bernilai ibadah bagi Allah.

AP/Nariman El-Mofty

Allah Menciptakan Laki-Laki dan Perempuan untuk Beribadah. Ilustrasi

Rep: Ali Yusuf Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT menciptakan laki-laki dan perempuan untuk meramaikan bumi melalui aktivitas ibadah. Pekerjaan yang keduanya lakukan merupakan bagian dari ibadah.

Baca Juga

"Kehidupan yang mereka jalani sama bahwa dalam hidup ini keduanya dituntut untuk bekerja. Tidak membedakan apakah dia laki-laki atau perempuan," kata Ustadz Muhammad Saiyid Mahadir dalam artikelnya, "Tafsir Fiqih Bolehkah Perempuan Berkarier?".

Pernyataan Ustadz Muhammad berdasarkan firman Allah dalam Alquran surat Ali Imran ayat 195 yang artinya: "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain."

Bahkan, kedunya sama-sama akan diberikan balasan atas apa yang sudah mereka kerjakan nanti di akhirat seperti disampaikan Allah dalam surat an-Nahl ayat 97 yang artinya: "Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."

Ustadz Muhammad menuturkan, inti berkarier adalah bekerja. Karena itulah, sedari awal kita bisa memahami tidak ada yang melarang wanita bekerja. Semua hamba Allah, baik laki-laki maupun perempuan, diminta bekerja.

"Pada gilirannya nanti hasil bekerja itulah yang nanti akan dinilai oleh Allah dan diberikan balasan senilai apa yang dia kerjakan di bumi," katanya.

Menurut dia, tidak bisa dibayangkan jika seandainya setengah dari penduduk bumi ini penganggur tidak bekerja sama sekali. Mereka hanya di rumah tanpa terlibat satu aktivitas pun di luar sana. Memang ada sebagian kalangan perempuan dilarang bekerja karena dengan bekerja, mereka harus keluar rumah.

Mereka yang berpendapat itu menyandarkan kewajiban perempuan untuk berdiam diri di rumah dengan ayat Alquran surat al-Ahdzab ayat 33 yang artinya: "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu." 

Ustadz Muhammad mengatakan, dalam teori sebab turun, ayat ini pada dasarnya turun khusus untuk istri-istri Nabi Muhammad SAW. Dalam hal ini memang benar banyak ulama lebih menggunakan kaidah al-ibrotu biumumi al-lafzhi la bikhusus as-sabab; bahwa keumuman lafaz yang harus diambil bukan sebab yang khusus.

Dalam terapannya, ayat ini harus dipandang dari keumuman lafaznya saja, yaitu perintah berdiam diri di dalam rumah. Hal ini juga berlaku untuk perempuan lainnya, bukan hanya dipandang bahwa ayat ini turun untuk istri Nabi, lalu tidak berlaku untuk perempuan lainnya. Namun, kaidah tersebut belum menjadi kesepakatan utuh semua ulama.

"Karena justru sebagian ulama lainnya dalam hal ini lebih berpegang kaidah sebaliknya; al-ibrotu bikhusus as-sabab la biumum al-lafzh; bahwa sebab yang khusus harus lebih diambil ketimbang keumuman lafaz," katanya.

Namun, di luar itu semua para ulama menyepakati perintah berdiam diri di rumah itu bukan harga mati tanpa adanya pengecualian. Sebab, potongan ayat berikutnya memberikan kepada kita isyarat bahwa istri-istri Nabi dan perempuan lainnya pun boleh keluar rumah dan tetap menjaga kehormatan.

"Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu," katanya mengutip ayat Alquran.

Kata tabarruj dalam potongan ayat tersebut yang dimaksud adalah berhias yang berlebihan di luar rumah. Jika para perempuan itu berhias di dalam rumah untuk suaminya, bahkan berlebihan sekalipun, masih dibolehkan.

Karena itulah, dari potongan ayat ini bisa dipahami bahwa berdiam diri di rumah itu bukan tanpa pengecualian. Namun, ternyata para perempuan boleh keluar dari rumahnya jika ada kebutuhan yang penting dan keluar rumahnya dengan memperhatikan adab-adab keluar rumah. Hal inilah yang diungkap oleh ulama-ulama tafsir kita dalam banyak kitab mereka.

Apalagi, menurut dia, sekarang ini kaum perempuan harus siap keluar rumah untuk kebutuhan pendidikan mereka. Hal ini dinilai menjadi kebutuhan paling penting yang harus diusahakan tercapai bahwa kaum perempuan harus cerdas dan berilmu pengetahuan.

  • laki laki
  • perempuan
  • ibadah
  • bekerja

Adanya laki-laki dan perempuan siang dan malam adalah contoh dari