Ada tiga level analisis dalam perilaku organisasional sebutkan jelaskan dan berikan contohnya

Ada tiga level analisis dalam perilaku organisasional sebutkan jelaskan dan berikan contohnya

Organisasi menurut Stephen P. Robbins adalah unit sosial yang dengan sengaja diatur terdiri atas dua orang atau lebih, yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran atau serangakaian sasaran bersama.

Perilaku adalah sikap dan tindakan (behavior; way of thinking or behaving).

Pengertian Perilaku Organisasi menurut Stephen P. Robbins adalah bidang studi yang mempelajari dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan tujuan mengaplikasikan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki efektivitas organisasi.

Robbins menjelaskan bahwa perilaku organisasi adalah studi yang mengambil pandangan mikro – memberi tekanan pada individu-individu dan kelompok-kelompok kecil. Perilaku organisasi memfokuskan diri kepada perilaku di dalam organisasi dan seperangkat prestasi dan variabel mengenai sikap yang sempit dari para pegawai, dan kepuasan kerja adalah yang banyak diperhatikan.

Topik-topik mengenai perilaku individu, yang secara khas dipelajari dalam perilaku organisasi adalah persepsi, nilai-nilai, pengetahuan, motivasi, serta kepribadian. Termasuk di dalam topik mengenai kelompok adalah peran, status kepemimpinan, komunikasi, dan konflik. Perilaku organisasi memandang masalah organisasi adalah masalah manusia. Dengan demikian inti dan determinan studi perilaku organisasi adalah tentang manusia.

Ada tiga level analisis dalam perilaku organisasional sebutkan jelaskan dan berikan contohnya
Perilaku Organisasi

Studi perilaku organisasi kemudian menghampiri persoalan individu-individu dan kelompok seperti yang dijelaskan Robbins diatas dengan berbagai disiplin ilmu antara lain psikologi, sosiologi, antropologi dan ilmu politik. Multidisiplin ilmu yang dipakai dalam studi perilaku organisasi intinya dimanfaatkan agar menolong kita lebih paham tentang hakekat sistem dan nilai-nilai kemanusian atau masalah manusia. Dengan asumsi setelah memahaminya kemudian kinerja sebuah organisasi dapat ditingkatkan oleh aktor organisasi.

Perilaku organisasi mendorong kita untuk menganalisa secara sistematik dan meninggalkan intuisi. Studi sistematik melihat pada hubungan dan berupaya menentukan sebab dan akibat, serta menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah. Sementara intuisi adalah perasaan yang tidak selalu didukung penelitian.

Dari gambaran di atas, menurut Rino A. Nugroho dapat dijabarkan pengertian perilaku organisasi dalam poin-poin definisi sebagai berikut:

  1. Perilaku organisasi menjelaskan perilaku dari orang-orang yang beroperasi di level individu, kelompok, atau organisasi.
  2. Perilaku organisasi merupakan pendekatan multidisiplin yang menggunakan prinsip dari berbagai ilmu.
  3. Berorientasi pada manusia. Perilaku, persepsi, kemampuan, perasaan adalah penting bagi organisasi.
  4. Berorientasi kinerja. Tentang bagaimana kinerja ditingkatkan.
  5. Lingkungan luar organisasi berpengaruh ke dalam organisasi.
  6. Metode ilmiah penting untuk mengenali perilaku organisasi secara sistematis.
  7. Perilaku organisasi orientasi aplikasi yang berbeda. Perhatiannya adalah pada menyediakan jawaban tentang permasalahan organisasi.

Model Perilaku Organisasi

Stephen P. Robbins mengembangkan model 3 level dalam mempelajari perilaku manusia dalam organisasi melalui tiga tingkatan analisis yaitu:

  1. Tingkatan Individu: karakteristik bawaan individu dalam organisasi.
  2. Tingkatan Kelompok: dinamika perilaku kelompok dan faktor-faktor determinannya
  3. Tingkatan Organisasi: faktor-faktor organizational yang mempengaruhi perilaku.

Pendekatan dalam Studi Perilaku Organisasi

Secara garis besar ada tiga jenis pendekatan yang dilakukan oleh para ahli perilaku organisasi antara lain:

  1. Pendekatan cognitif: Edward Tolman, berdasarkan pemahaman seseorang terhadap informasi.
  1. Pendekatan behavioristic: I.P. Pavlov dan J.B. Watson, berdasarkan Response yang muncul apabila diberi stimulus tertentu.
  1. Pendekatan social learning: A. Bandura, berdasarkan penggabungan pendekatan Cognitif dan behavioristic

Variabel Dependen dan Independen Perilaku Organisasi

Variabel Dependen: faktor-faktor kunci yang ingin anda jelaskan atau perkirakan dan yang terpengaruh faktor lain. Variabel Independen: dugaan penyebab dari sejumlah perubahan variabel dependen.

Variabel Dependen Perilaku Organisasi

Termasuk dalam variabel dependen perilaku organisasi adalah:

  1. Produktivitas: organisasi dikatakan produktif jika ia mencapai sasarannya dan melakukannya dengan mentransfer input ke output dengan biaya terendah. Ukuran kinerja yang mencakup efektivitas dan efisiensi. Efektivitas adalah pencapaian sasaran, sementara efisiensi adalah rasio output efekif terhadap input yg diperlukan untuk mencapainya.
  2. Keabsenan: tidak melapor untuk bekerja.
  3. Pengunduran diri: pengunduran diri sukarela maupun tidak dari organisasi.
  4. Perilaku warga organisasi: perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif.
  5. Kepuasan Kerja: sikap umum individu terhadap pekerjaannya.

Variabel Independen Perilaku Organisasi

1. Variabel-variabel level individu:

  1. Ciri biografis.
  2. Kepribadian dan emosi.
  3. Nilai.
  4. Sikap.
  5. Kemampuan.
  6. Persepsi.
  7. Motivasi.
  8. Pembelajaran Individu.
  9. Pengambilan keputusan.

2. Variabel-variabel level kelompok:

  1. Komunikasi.
  2. Konflik.
  3. Kekuasaan dan politik.
  4. Tim-tim kerja.
  5. Struktur kelompok.
  6. Pengambilan keputusan kelompok.
  7. Kepemimpinan dan kepercayaan.

3. Variabel-Variabel level sistem organisasi:

  1. Struktur dan desain organisasi.
  2. Desain kerja dan teknologi.
  3. Budaya Organisasi.
  4. Kebijakan dan praktek SDM.

Sumber: Teori Organisasi, Stephen P. Robbins & Pengantar Perilaku Organisasi, Rino A. Nugroho.

Share it...

B.TINGKATAN ANALISA DALAM PERILAKU ORGANISASIKejadian atau permasalahan yang terjadi dalam organisasi dapat dianalisisdari tiga tingkatan yaitu sebagai berikut :a.Tingkat individuKejadian yang terjadi dalam organisasi dianalisis dalam hubungannya denganperilaku seseorang dan interaksi kepribadian dalam suatu situasi. Masing-masing individu dalam suatu organisasi memiliki sikap, kepribadian, nilai, danpengalaman yang berbeda-beda yang mempengaruhinya dalam berperilaku.b.Tingkat kelompok2

Perilaku Keorganisasian merupakan bidang studi yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi, meliputi studi secara sistimatis tentang prilaku, struktur dan proses dalam Organisasi. Organisasi diciptakan oleh manusia untuk mencapai suatu tujuan, dan pada saat yang sama manusia juga membutukan Organisasi untuk mengembangkan dirinya. Oleh sebab itu antara organisasi dengan manusia memiliki hubungankan yang saling membutuhkan dan menguntungkan. Mempelajari perilaku keorganisasian sivatyah agak abstrak, tidak menghasilkan perinsip-perinsip yang sederhana, tetapi seringkali menemui perinsip-perinsip yang komplek dimana penjelasan atau analisanya bersifat situasional. Dalam perilaku keorganisasian tidak ada prinsip-prinsip yang berlaku umum yang dapat diterapkan pada semua situasi.


TINGKATAN ANALISIS DALAM PERILAKU ORGANISASI

Kejadian-kejadian atau permasalahan yang terjadi dalam organisasi dapat dianalisis dari tiga tingkatan analisis, yaitu : tingkat individu, kelompok dan organisasi.

a.           pada tingkat individu, kejadian yang terjadi dalam organisasi dianalisis dalam hubungannya dengan perilaku seseorang dan interaksi kepribadian dalam suatu situasi. Masing-masing orang dalam organisasi memiliki sikap, kepribadian, nilai dan pengalaman yang berbeda beda yang mempengaruhinya dalam berperilaku.

·         Sebagai contoh, pada pertemuan pertama sebuah mata kuliah, seorang dosen menanyakan asal budaya dan agama setiap mahasiswa di kelas barunya tersebut. menurut penilaian saya, dosen tersebut ingin mengetahui bagaimana sifat dasar dari setiap mahasiswa yang ia ajarkan. Karena dari tiap tiap budaya asal memiliki sifat dan perilaku yang khas yang berbeda beda. Apabila mengetahui latar belakang tersebut, maka dosen tersebut mampu memberikan cara yang pas untuk berinteraksi dengan tiap tiap mahasiswa yang ia ajarkan di kelas.

b.           Pada tingkat kelompok, perilaku anggota kelompok dipengaruhi oleh dinamika anggota kelompok, aturan kelompok, aturan kelompok dan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok.

·         Dalam kelompok, sikap seseorang dapat dipengaruhi akibat kebiasaan atau tradisi yang sudah terbiasa dijalani atau dilakukan oleh kelompok tersebut. baik itu kebiasaan yang benar maupun yang tidak benar. Karena dalam sebuah kelompok, terutama kelompok yang sudah terbentuk lama akan mengalami solidaritas yang lebih erat sehingga tindakan yang dilakukan oleh anggota kelompok lainnya kemungkinan akan disupport dan di back up oleh anggota kelompok lainnya. Contohnya: seseorang dalam kelompok kerja di sebuah proyek kontraktor diberikan tugas untuk mendata alat alat berat yang masuk ke proyek tersebut, karena seseorang tersebut ingin mendapatkan uang lebih, maka ia dan kelompoknya memanipulasi data barang yang masuk. Yang ia tuliskan hanya 5 yang masuk, pada kenyataannya barang yang masuk adalah 7 barang. 2 barang yang ia manipulasi tersebut ia kordinirkan dengan teman sekelompoknya untuk memback up informasi dan data yang ia manipulasi tersebut agar prosesnya berjalan dengan halus dan bersih.

·         Mengenai aturan kelompok, biasanya aturan ini dibuat tidak secara tertulis. Aturan aturan tersebut dibuat berdasarkan kesepakatan bersama saja. Aturan dalam kelompok tersebut bisa kuat berdiri akibat rasa kebersamaan dalam kelompok dan rasa saling menghargai dan menghormati tiap tiap anggota dalam kelompoknya. Rasa solid lah yang menjadi kunci utama berdiri kuatnya aturan kelompok tersebut.

c.       Pada tingkat organisasi, kejadian-kejadian yang terjadi dalam kontek struktur organisasi, struktur dan posisi seseorang dalam organisasi membawa pengaruh pada setiap interaksi sosial dalam organisasi.

Struktur organisasi mempengaruhi bagaimana informasi dikomunikasikan dan keputusan tersebut. Faktor lingkungan eksternal memiliki pengaruh yang kuat pada masing-masing tingkatan analisis. Misalnya rendahnya produktivitas, karyawan yang malas/tidak masuk kerja. Kelambanan dalam penyelesaian unjuk rasa dan dipihak lain banyaknya desakan factor lingkungan yang mempengaruhi efektifitas organisasi, seperti: Tuntutan konsumen akan produk yang berkualitas tinggi, persaingan yangbersifat global, fluktuasi ekonomi, tuntutan gaya hidup dll.

 KARAKTERISTIK DALAM PERILAKU ORGANISASI

a.           Perilaku, fokus dari perilaku keeorganisasian adalah perilaku individu dalam organisasi, oleh karenanya harus mampu memahami perilaku berbagai individu dan organisasi.

·         Seorang manajer harus mampu memahami bagaimana kondisi organisasinya yang ia pimpin. Salah satunya yaitu terhadap perilaku karyawannya yang mana ia harus mampu menjaga keharmonisan dirinya dengan para karyawan, mampu meminimalisir stres pada karyawan, mampu membangkitkan atau memotivasi karyawannya agar bekerja lebih baik lagi, dll.

b.           Struktur, Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi, bagaimana pekerjaan dalam organisasi dirancang, dan bagaimana pekerjaan diatur. Struktur Organisasi berpengaruh besar terhadap perilaku individu atau orang dalam organisasi serta efektifitas organisasi.


Ada tiga level analisis dalam perilaku organisasional sebutkan jelaskan dan berikan contohnya


·         Struktur ini bisa dibilang sebagai planning seorang manajer dalam mencapai tujuan organisasi. Ia harus mampu memprediksikan langkah apa yang harus ia ambil dalam mencapai tujuan. Ia harus mampu mengatasi masalah yang dihadapi, terlebih bagus lagi ia mampu menebak masalah apa yang akan ia hadapi, sehingga ia telah menyediakan langkah lainnya untuk melewati masalah tersebut. sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

c.       Proses, proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi. Proses organisasi meliputi : komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan dan kekuasaan. Salah satu pertimbangan utama dalam merancang struktur organisasi adalah agar berbagai proses tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien.



·         Proses yang dimaksud ini adalah proses planning manajer di atas dalam melaksanakan planningnya dalam mencapai tujuan organisasi. Apabila manajer sudah memiliki rencana ke depan, maka proses dimulai. Proses tersebut diawali dengan mengkomunikasikannya dengan para anggota organisasi yang disampaikan dengan jelas agar para anggotanya memahami maksud dan tujuan yang dimaksud manajer tersebut. apabila sudah dimengerti semua, kemudia manajer tersebut harus mampu memimpin para anggotanya sesuai dengan apa yang ia maksud dalam rencana tersebut. apabila mengalami hambatan atau masalah di tengah perjalanan, maka sang manajer harus mampu mengambil keputusan yang tepat dengan resiko sekecil mungkin, akan lebih baik jika manajer itu telah menyiapkan cara lain untuk mengatasi masalah tersebut.

*NOTE:  kalimat yang bergaris miring merupakan pendapat pribadi saya*