6 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan?

Frekuensi pernapasan manusia adalah jumlah udara yang keluar masuk ke paru-paru setiap kali bernapas dalam satu menit. Pada umumnya, frekuensi pernapasan manusia sebanyak 15-18 kali per menit. Cepat lambatnya frekuensi pernapasan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: usia, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh, dan aktivitas.

1. Usia

6 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan?

Bertambahnya Usia Seseorang image via pixabay.com

Semakin bertambahnya usia seseorang maka semakin rendah pula frekuensi pernapasannya. Hal tersebut berhubungan erat dengan semakin berkurangnya kebutuhan energinya.

2. Jenis Kelamin

6 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan?

Laki-laki dan Perempuan image via pixabay.com

Pada umumnya laki-laki membutuhkan energi yang lebih besar daripada perempuan sehingga kebutuhan akan oksigen dan produksi karbon dioksida pada laki-laki juga semakin tinggi. Hal tersebut menyebabkan frekuensi pernapasan laki-laki lebih tinggi dibandingkan frekuensi pernapsan perempuan.

3. Suhu Tubuh

6 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan?

Suhu Tubuh Dingin image via pixabay.com

Semakin tinggi suhu tubuh seseorang maka semakin tinggi pula frekuensi pernapasannya. Hal ini berhubungan dengan peningkatan proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh dan menyebabkan peningkatan pemasukan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

4. Posisi Tubuh

6 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan?

Berdiri image via pixabay.com

Frekuensi pernapasan akan lebih tinggi ketika tubuh kita sedang berdiri dan frekuensi pernapasan akan lebih rendah ketika tumbuh kita sedang duduk ataupun berbaring. Hal tersebut disebabkan karena pada saat posisi tubuh berdiri, otot-otot kaki akan berkontraksi untuk menghasilkan tenaga yang dibutuhkan tubuh untuk tetap tegak berdiri. Sedangkan pada saat kita duduk atau berbaring, beban tubuh disangga oleh sebagian besar tubuh sehingga tubuh tidak membutuhkan banyak energi.

5. Aktivitas atau Kegiatan Tubuh

6 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan?

Aktivitas image via pixabay.com

Seseorang yang memiliki aktivitas fisik tinggi akan memiliki frekuensi pernapasan yang jauh lebih tinggi daripada orang yang tidak melakukan aktivitas fisik.

Surel :

Alamat Kantor :

Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta Pusat 10270

6 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan?

6 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan?
Lihat Foto

freepik.com/jcomp

Ilutsrasi bernapas

KOMPAS.com – Frekuensi pernapasan adalah ukuran berapa banyaknya napas yang diambil dalam satu menit. Frekuensi pernapasan juga kerap disebut sebagai kecepatan pernapasan. Faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan adalah:

  • Usia
  • Jenis kelamin
  • Suhu tubuh
  • Posisi tubuh
  • Penyakit
  • Keadaan emosi
  • Kadar karbon dioksida dalam darah

Pada umumnya, frekuensi pernapasan manusia adalah sekitar 12 hingga 15 napas per menit. Namun, jumlah tersebut dapat meningkat ataupun menurun bergantung faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan.

Baca juga: Sistem Pernapasan Manusia

Usia

Faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan adalah usia. Menurut Charilaos Chorpiliadis dan Abhishek Bhardwaj dalam jurnal Physiologi: Respiratory Rate (2021), anak-anak memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi daripada orang dewasa.

Makin muda usia seseorang, maka makin tinggi frekuensi pernapasannya. Misalnya, seorang anak berusia satu tahun memiliki frekuensi pernapasan sekitar 24 hingga 40 napas per menit (dua kali lipa frekuensi pernapasan dewasa yang normal).

Jenis kelamin

Faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan selanjutnya adalah jenis kelamin. Perbedaan frekuensi pernapasan laki-laki dan perempuan disebabkan laki-laki memiliki kapasitas paru-paru yang lebih besar dari perempuan.

Hal tersebut menyebabkan laki-laki menghirup lebih banyak volume udara daripada perempuan. Namun, perempuan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi daripada laki-laki.

Baca juga: Paru-paru: Kapasitas, Proses, dan Jenis Pernapasan

Suhu tubuh

Suhu tubuh yang meningkat dapat menyebabkan peningkatan pernapasan. Hal tersebut dikarenakan tubuh mencoba untuk mendinginkan diri.

Penyakit

Penyakit juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan. Beberapa pernyakit menurunkan frekuensi pernapasan, namun beberapa lainnya menaikkan frekuensi pernapasan.

Penyakit seperti cedera kepala, penyumbatan saluran pernapasan, apnea tidur, masalah metabolisme, stroke dapat menurunkan frekuensi pernapasan.

Adapun penyakit seperti demam, dehidrasi, serangan panik, efusi pleura, radang paru-paru, kelainan jantung, infeksi saluran pernapasan, dan keracunan karbon monoksida dapat meningkatkan frekuensi pernapasan.

Baca juga: Gangguan Sistem Pernapasan Manusia

Tahukah anda bahwa manusia dapat bernapas karena melalui proses yang kompleks? Secara sederhana, proses pertama yang terjadi ketika anda bernapas adalah masuknya oksigen melalui rongga hidung, kemudian terjadi pertukaran oksigen dengan karbon dioksida di dalam paru-paru, kemudian karbon monoksida tersebut akan dikeluarkan kembali melalui rongga hidung. Manusia dapat bernafas dengan normal karena mendapat signal dari otak. Bagian otak yang mengatur proses ini adalah medulla oblongata. Ketika kadar karbon dioksida di dalam darah tinggi, medulla oblongata akan memberikan signal untuk meningkatkan frekuensi pernapasan anda dengan cara meningkatkan kerja otot diafragma. Frekuensi pernapasan normal adalah antara 12 – 20 kali per menit (1), namun ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan yang perlu anda kenali, apa saja faktor-faktor tersebut?

1. Jenis kelamin

Jenis kelamin memiliki pengaruh terhadap frekuensi pernapasan anda. Berdasarkan penelitian, lelaki cenderung memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi daripada perempuan, karena volume paru-paru yang lebih besar. (2)

2. Usia

Usia juga berpengaruh pada frekuensi pernapasan. Faktanya, bayi memiliki frekuensi yang lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak maupun orang dewasa. Jadi jangan heran apabila bayi anda bernapas lebih cepat. Hal ini disebabkan karena kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh bayi untuk berkembang lebih banyak daripada orang dewasa. (3)

3. Suhu tubuh

Pernahkah anda menyadari, ketika anda di daerah yang cenderung lebih dingin, napas anda jadi terasa lebih cepat? Hal ini dapat terjadi karena otak memberikan signal agar paru-paru meningkatkan frekuensi pernapasan anda dengan tujuan mempercepat pembakaran energi, agar tubuh anda tetap terasa hangat. (4)

4. Berat badan

Semakin berat badan anda, maka frekuensi pernapasan anda juga akan semakin meningkat. Hal ini dapat dikarenakan peningkatan berat badan dapat memberikan beban tambahan pada otot-otot pernapasan untuk bekerja, mengakibatkan membutuhkan energi ekstra untuk bernapas. (5)

5. Berat aktivitas

Apabila anda memiliki aktivitas yang berat, maka frekuensi pernapasan anda akan cenderung lebih cepat. Hal ini disebabkan karena tubuh anda membutuhkan oksigen yang lebih besar dibandingkan orang-orang yang memiliki aktivitas ringan. Semakin berat aktivitas anda, maka energi yang anda butuhkan akan semakin besar pula. (6)

6. Posisi tubuh

Ketika anda berdiri, frekuensi pernapasan anda cenderung akan lebih cepat dibandingkan ketika anda tidur atau beristirahat. Anda memerlukan lebih banyak energi untuk menjaga tubuh agar tidak jatuh, dan salah satu mekanisme tubuh untuk memperoleh energi tersebut adalah dengan meningkatkan frekuensi pernapasan anda. (7)

Faktor-faktor diatas dapat secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi frekuensi pernapasan anda. Frekuensi pernapasan yang normal dibutuhkan untuk mempertahankan tubuh agar tetap terjaga kesehatannya. Apabila terlalu cepat, anda dapat merasa sesak karena pertukaran udara di paru-paru tidak seimbang.

6 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan?

Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan aplikasi Personal Health Record dari Carevo di https://www.carevo.id/personal-health-record

Referensi

  1. Chourpiliadis C, Bhardwaj A. Physiology, respiratory rate. NCBI. 2021. Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537306/
  2. LoMauro A, Aliverti A. Sex differences in respiratory function. Breathe (Sheff). 2018; 14(2): 131-40. Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5980468/
  3. Wallies LA, Healy M, Undy MB, Maconochie I. Age related reference ranges for respiration rate and heart rate from 4-16 years. BMJ Journals. 2004; vol. 90 issue 11. Diakses dari: https://adc.bmj.com/content/90/11/1117
  4. Davies P, Maconochie I. The relationship between body temperature, heart rate, and respiratory rate in children. Emerg med J. 2009; 26(9): 641-3. Diakses dari: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19700579/
  5. Bhatti U, Laghari ZA, Syed BM. Effect of body mass index on respiratory parameters: a cross-sectional analytical study. Pak J Med Sci. 2019; 35(6): 1724-9. Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6861468/
  6. PubMed. Your lungs and exercise. Breathe (Sheff). 2016; 12(1): 97-100. Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4818249/
  7. Katz S, Arish N, Rokach A. A effect of body position on pulmonary function: a systematic review. BMC Pulmonary Medicine. 18(159). Diakses dari: https://bmcpulmmed.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12890-018-0723-4