4 Apa saja kerugian dalam melakukan proses produksi?

Keuntungan Dan Kerugian Produksi Massal | PKK - Baiklah disini saya akan menjelaskan serta sharing kepada teman - teman dan melanjutkan pembahasan sebelumnya yaitu Sejarah Produksi Massal Produk Perangkat Keras | PKK terkait Pembelajaran TKJ dengan mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan atau biasa disebut dengan PKK, alangkah baiknya anda melihat - lihat terlebih dahulu pada pembahasan sebelumnya agar lebih dapat dimengerti. Pada saat ini saya akan membahas tentang sejarah produksi massal produk perangkat keras. Langsung saja simak penjelasannya dibawah ini.

4 Apa saja kerugian dalam melakukan proses produksi?

Produksi massal merupakan metode yang paling umum diterapkan di dalam produk - produk perangkat keras. Dengan adanya produksi massal, produk - produk perangkat keras dapat diproduksi dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang relatif cepat. Namun, produksi massal harus direncanakan dengan matang karena produksi massal merupakan produksi yang berkesinambungan. Jika terdapat kesalahan dalam satu tahap produksi massal, maka tahap lain akan ikut terkena imbasnya.

Konsep produksi massal dapat dijumpai di berbagai jenis produk, mulai dari makanan, air mineral sampai perakitan (kendaraan bermotor dan peralatan rumah tangga).

Berikut adalah uraian mengenai keuntungan dan kerugian dalam penerapan teknologi massal.

Berikut adalah keuntungan dalam melakukan proses produksi massal.

  1. Produksi massal adalah proses otomatis, yakni hanya dijalankan oleh mesin.
  2. Menekan biaya pengeluaran untuk pegawai.
  3. Tingkat produksi menjadi meningkat.
  4. Banyak modal yang dapat ditingkatkan dengan mengurangi beban biaya pegawai.

Berikut adalah kegiatan produksi massal yang dapat merugikan.

  1. Mesin untuk produksi massal biasanya berharga mahal.
  2. Karena sifatnya yang berulang - ulang, maka pekerja akan kehilangan rasa semangat.
  3. Merupakan produksi yang dianggap kurang fleksibel.
  4. Jika ada salah satu bagian yang rusak, maka divisi lain harus berhenti sampai mesin tersebut diperbaiki lagi.

Nah, begitulah penjelasan tentang keuntungan dan kerugian produksi massal. Menarik bukan? Jika anda suka, share ke teman atau keluarga anda sehingga kita bisa saling mempelajari ilmu - ilmu terkait pembahasan di artikel ini. Jika ada yang kurang dimengerti silahkan komentar dibawah yah ๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„.

Jika anda ingin mencari atau melanjutkan pembahasan terkait dengan pembelajaran PKK silahkan cek di link berikut : Klik Disini

Demikianlah artikel pembahasan materi yang berjudul Keuntungan Dan Kerugian Produksi Massal | PKK. Semoga bermanfaat bagi anda.

4 Apa saja kerugian dalam melakukan proses produksi?

4 Apa saja kerugian dalam melakukan proses produksi?
Lihat Foto

KOMPAS.com/Gischa Prameswari

Ilustrasi kelemahan dan kelebihan proses produksi terputus-putusac

KOMPAS.com - Proses produksi dapat dilakukan secara terus menerus, terputus-putus atau campuran keduanya. Semuanya bergantung pada keputusan, strategi, serta modal yang dimiliki perusahaan.

Untuk proses produksi yang dilakukan secara terus menerus, perusahaan akan memproduksi komoditasnya dengan interval produksi yang relatif pendek serta jumlah komoditasnya yang relatif tetap. Biasanya digunakan oleh perusahaan atau pabrik besar.

Lalu, bagaimana dengan proses produksi terputus-putus?

Pengertian proses produksi terputus-putus

Menurut Ahmad dalam buku Manajemen Mutu Terpadu (2020), proses produksi terputus-putus (intermitten processes) adalah proses produksi yang mana pola atau urutan pelaksanaan produksinya dilakukan sejak bahan baku sampai hingga jadi produk akhir.

Artinya proses produksi hanya dilakukan ketika perusahaan mempunyai bahan baku saja. Sehingga proses produksinya tidak selalu terjadi atau hanya dilakukan di jangka waktu tertentu saja.

Mengutip dari buku Studi Kelayakan Bisnis (Pedoman Memulai Bisnis Era Revolusi Industri 4.0) (2020) karya Nasir Asman, jenis proses produksi ini dikatakan terputus-putus karena ada perubahan proses produksi ketika jenis komoditasnya juga berubah.

Baca juga: Biaya Produksi: Pengertian, Kategori dan Contohnya

Sifat proses produksi terputus-putus

Dalam buku Manajemen Perikanan (2017) karya Mochammad Fattah dan Pudji Purwanti, disebutkan delapan sifat proses produksi terputus-putus, yaitu:

  1. Peralatannya disusun dengan kesamaan fungsi dan diletakkan di tempat yang sama
  2. Karyawan mempunyai keahlian khusus
  3. Penggunaan mesinnya bersifat umum serta dapat digunakan untuk mengolah berbagai produk
  4. Produk yang dihasilkan biasanya dalam jumlah kecil atau bergantung pesanan
  5. Kerusakan mesin tidak berpengaruh pada proses produksi
  6. Butuh persediaan bahan dalam jumlah banyak
  7. Biasanya membutuhkan ruang penyimpanan serta pergerakan yang leluasa atau luas
  8. Variasi pekerjaan dapat menyulitkan pengawasan

Kelemahan dan keuntungan

Kelemahan dan keuntungan dari produksi terputus-putus, sebagai berikut:

Proses produksi terputus-putus (intermittent processes) mempunyai sejumlah kelemahan atau kerugian yang ditimbulkannya. Berikut penjelasannya yang dikutip dari buku Pengantar Sistem Manufaktur (2017) karya Rusdi Nur dan Muhammad Arsyad Suyuti:

  1. Penjadwalan atau scheduling untuk produksi komoditas sulit dilakukan. Karena kombinasi urutan produksi yang banyak sekali untuk menghasilkan suatu komoditas.
  2. Pengawasan produksi sukar dilakukan, karena sistem scheduling tidak mudah diterapkan.
  3. Butuh investasi atau modal yang cukup besar dalam hal persediaan bahan mentah. Karena prosesnya bersifat terputus-putus dan produksi komoditasnya bergantung pada pesanan.
  4. Butuh biaya besar untuk tenaga kerja serta pemindahan bahan, karena dibutuhkan tenaga ahli untuk melakukannya.

Baca juga: Apa itu Produksi Massal?

Walau memiliki kelemahan, proses produksi terputus-putus (intermittent processes) juga mempunyai sisi positif atau kelebihannya, yaitu:

  1. Punya fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk dengan variasi yang cukup besar.
  2. Penghematan uang untuk pembelian mesin atau peralatan, karena mesin yang digunakan sifatnya umum atau dapat digunakan untuk produksi komoditas lainnya.
  3. Proses produksi tidak mudah terhenti apabila terjadi kerusakan atau kemacetan prosesnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Kemungkinan besar, selama ini kita hanya tahu bahwa proses produksi memberikan banyak manfaat untuk kehidupan manusia. Pernahkah kita menyadari bahwa kegiatan produksi membawa akibat yang negative pula pada kehidupan manusia ? ada banyak contoh kerugian akibat produksi. Pada  kesempatan ini akan dibahas mengenai kerugian tersebut, serta apa dampak kerugian akibat produksi dan bagaimana cara penanggulangannya.

Sebagai contoh, coba bayangkan produksi kertas. Berapa banyak hutan yang harus ditebang untuk menghasilkan kertas itu ? berapa lama dampak kerusakan itu sampai bisa mencemari kehidupan manusia di sekitarnya. Apakah perusahaan itu telah berlaku adil dengan mempekerjakan warga setempat yang hutannya diambil. Bagaimana nasib hewan yang ada di hutan tersebut. Itulah sedikit gambaran singkat mengenai cntoh kerugian akibat produksi.

4 Apa saja kerugian dalam melakukan proses produksi?

Produksi memang memiliki peranan yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa. Akan tetapi, bila produksi tidak dijalankan dengan baik dan tidak menggunakan pertimbangan yang bijaksana maka produksi dapat merugikan manusia. Contoh kerugian yang diakibatkan oleh produksi: 

  1. Adanya perlakuan sewenang-wenang produsen/pengusaha terhadap pekerja, seperti memberikan upah sangat rendah, tidak menyediakan fasilitas keselamatan kerja, mempekerjakan anak-anak di bawah umur karena murah, dan lain-lain. 
  2. Adanya pembuangan limbah sisa produksi ke sungai-sungai atau ke tempat-tempat yang sangat membahayakan ekosistem dan manusia. 
  3. Adanya penebangan hutan yang tidak terkontrol (liar) yang bisa menyebabkan kerusakan hutan, tanah longsor, banjir, serta berkurangnya areal โ€œparu-paru duniaโ€. Karena salah satu fungsi hutan adalah sebagai paru-paru dunia yang mengubah CO2 (karbon dioksida) menjadi O2 (Oksigen) yang sangat diperlukan manusia.
  4. Adanya barang-barang hasil produksi yang tidak ramah lingkungan karena mengandung zat-zat berbahaya yang di antaranya bisa merusak lapisan ozon pelindung bumi. 
  5. Adanya produk-produk jasa yang bisa merusak moral masyarakat, seperti jasa siaran televisi yang banyak mengandung kekerasan dan pornografi, dan lain-lain. 
  6. Adanya pembangunan pabrik-pabrik (tempat produksi) di sembarang tempat yang tidak sesuai dengan tata kota. Hal ini bisa mengganggu ketenangan masyarakat dan menyebabkan kesulitan dalam mengontrol berbagai polusi yang ditimbulkan, di antaranya polusi air, polusi tanah, polusi udara, dan polusi suara.

Berikut ini cara-cara yang harus dilakukan produsen agar produksi bisa membawa banyak manfaat bagi masyarakat dan bisa mencegah terjadinya kerugian. 

  1. Dalam berproduksi, produsen wajib memerhatikan kesejahteraan dan keselamatan kerja karyawan. Caranya dengan memberikan upah di atas UMR atau sama dengan UMR (upah minimum regional), serta menyediakan fasilitas keselamatan kerja, asuransi jiwa, dan mengusahakan dana hari tua/pensiun. 
  2. Dalam berproduksi produsen wajib memperhatikan tata cara pembuangan limbah yang benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku, di antaranya Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Pengolahan Limbah. Dengan demikian, bisa dihindarkan munculnya polusi udara, polusi air, polusi tanah yang membahayakan ekosistem dan manusia. 
  3. Hindarilah mengeksploitasi alam secara berlebihan yang menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti penebangan hutan secara liar, penggunaan bulu atau bagian bintang yang dilindungi, pengiriman/penyelundupan tumbuhan dan hewan khas Indonesia ke luar negeri, dan lain-lain. 
  4. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar untuk mengatasi jumlah pengangguran, usahakan menggunakan cara produksi yang bersifat padat karya (labour intensive) bukan padat modal (capital intensive). 
  5. Agar manfaat produksi bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indone- sia, pendirian tempat-tempat produksi hendaknya tidak terpusat di Pulau Jawa atau di kawasan Indonesia bagian barat. 
  6. Hendaknya produksi barang-barang yang tidak ramah lingkungan dikurangi atau dihilangkan, seperti barang-barang yang menggunakan freon, karena zat ini bisa merusak lapisan ozon. Barang-barang yang menggunakan freon, contohnya AC, lemari es, dan lain-lain. 
  7. Usahakan melakukan produksi yang bersifat daur ulang sehingga bisa mengurangi penumpukan sisa-sisa/sampah-sampah industri sebelumnya. Contoh: produksi daur ulang sampah plastik, besi, aluminium, kertas, dan lain-lain. 
  8. Tidak melakukan kegiatan promosi yang berlebihan sehingga dapat merugikan dan menyesatkan konsumen. 
  9. Membuat produk yang sesuai dengan standar dan prosedur yang berlaku umum atau yang disahkan oleh lembaga yang berkompeten. Misalnya, dalam memproduksi air minum kemasan, produsen harus memperhatikan aspek mutu dan keamanan air minum. 
  10. Mencantumkan waktu kadaluwarsa bagi produk makanan minuman dan obat-obatan.

Peran pemerintah dan lembaga yang terkait juga diperlukan agar kegiatan produksi bermanfaat bagi masyarakat, antara lain: 

  • Agar hasil produksi dapat dibeli oleh seluruh lapisan masyarakat dan mampu bersaing dengan luar negeri. Dan, dalam rangka menyambut era perdagangan bebas, sebaiknya pemerintah menekan/menghilangkan munculnya ekonomi biaya tinggi, seperti pungli, birokrasi yang bertele- tele, dan lain-lain. 
  • Agar produksi mampu mengangkat derajat kehidupan lapisan masyarakat menengah ke bawah, pemerintah perlu mendorong usaha produksi mereka dengan cara memberikan kredit (pinjaman) lunak. 
  • Pemerintah dan masyarakat harus mengontrol dan mengendalikan produk-produk jasa yang bisa merusak moral masyarakat seperti jasa hiburan porno, dan lain-lain. 
  • YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) dan BPOM (Balai Pengawasan Obat dan Makanan) harus aktif berperan sesuai fungsinya masing-masing, agar kegiatan produksi tidak merugikan konsumen/ masyarakat.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai contoh kerugian akibat produksi. Semoga bermanfaat.