3 jelaskan beda antara klausa dan kalimat dalam bahasa indonesia disertai dengan contoh

Keempat istilah yang menjadi judul tulisan ini sering membingungkan orang yang belum sempat mempelajari linguistik: termasuk saya. Definisi yang diperoleh pada KBBI seperti yang tercantum di bawah ini pun tidak menolong menyembuhkan kebingungan tersebut.

  • Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri.
  • Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif.
  • Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat.
  • Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.

Er, oke. Jadi apa bedanya?

Dari definisi yang diberikan, terlihat bahwa urutan satuan tersebut, dari yang terkecil sampai yang terbesar, adalah (1) kata, (2) frasa, (3) klausa, dan (4) kalimat. Agar lebih jelas, ada baiknya kita bedah suatu contoh seperti di bawah ini.

Pejabat itu pernah mengatakan bahwa Indonesia dapat berperan aktif dalam perdamaian dunia.

Kalimat dan kata paling mudah dikenali. Contoh tersebut adalah satu kalimat yang relatif berdiri sendiri dan memiliki intonasi final. Kalimat tersebut tersusun dari 12 kata yang dikenali sebagai satuan yang dipisahkan oleh spasi.

Klausa dikenali dari bagian yang memiliki subjek dan predikat serta memiliki potensi menjadi kalimat. Kalimat itu memiliki 2 klausa yang dihubungkan dengan kata bahwa, yaitu (1) pejabat itu pernah mengatakan dan (2) Indonesia dapat berperan dalam perdamaian dunia.

Menguraikan frasa sedikit lebih sulit. Frasa paling sedikit harus terdiri dari dua kata dan tidak memiliki subjek-predikat. Kalimat tersebut memiliki 4 frasa: (1) pejabat itu, (2) pernah mengatakan, (3) dapat berperan aktif, (4) perdamaian dunia. Kata bahwa, Indonesia, dan dalam tidak dimasukkan dalam frasa karena memiliki fungsi sendiri dalam bentuk tunggal.

Mudah-mudahan saya tidak salah dalam menjabarkannya. Maklum, tulisan ini dibuat dalam upaya untuk belajar juga.

Anak muda itu

Dia belajar matematika

Anak muda itu belajar matematika.

Dalam kehidupan sehari-hari, kata-kata meluncur begitu saja dari lidah kita tanpa harus kita perhatikan apa kelas katanya dan bagaimana tata bahasanya. Tetapi bagi para pembelajar ilmu bahasa, hal-hal tadi adalah sesuatu yang sangat penting dan tidak jarang bisa jadi membingungkan.

Salah satu yang cukup membingungkan adalah perbedaan antara frasa, klausa, dan kalimat. Kelihatannya mirip sih, ketika diucapkan semuanya terdengar seperti kalimat. Misalnya saja contoh kalimat di atas. Sebenarnya apa sih perbedaan antara frasa, klausa, dan kalimat? Ini dia pembahasannya.

## Frasa

Menurut KBBI, frasa adalah dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Sama halnya dengan klausa dan kalimat, frasa juga merupakan kumpulan kata. Perbedaannya adalah frasa tidak memiliki unsur subjek dan predikat. Selain itu, Misalnya adalah kata gunung tinggi, adik kecil, dan lain sebagainya.

Frasa ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu frasa eksosentris dan frasa endosentris. Perbedaannya terletak pada perilaku sintaksis terhadap salah satu konstituennya. Jika perilaku sintaksisnya sama, maka disebut frasa endosentris. Jika berbeda, maka disebut eksosentris.

di rumah

ayah ibu

### Jenis-Jenis Frasa

Berdasarkan kelas katanya, frasa terbagi menjadi beberapa kelompok. Antara lain:

Frasa Nomina

Unsur-unsurnya berasal dari kelas kata nomina atau kata benda. Misalnya, suami istri, ayah ibu, adik kakak, dan lain sebagainya.

Frasa Verba

Unsur-unsurnya berasal dari kelas kata verba atau kata kerja. Misalnya jual beli, belajar mengemudi, sedang memasak, dan lain sebagainya.

Frasa Adjektiva

Unsur-unsurnya berasal dari kelas kata adjektiva atau kata sifat. Misalnya cantik sekali, masih muda, dan lain sebagainya.

Frasa Adverbia

Unsur-unsurnya berasal dari kelas kata adverbia atau kata keterangan. Misalnya sore ini, tadi pagi, esok lusa, dan lain-lain.

### Frasa yang Ambigu

Terkadang ada juga frasa yang menimbulkan keambiguan karena memiliki makna ganda. Frasa yang seperti ini disebut frasa ambigu. Karena memiliki makna lebih dari satu, tidak jarang frasa jenis ini menimbulkan keraguan. Misalnya frasa-frasa berikut ini.

Anak perempuan nakal

Mobil tetangga baru

Bos lelaki itu

Frasa yang pertama menimbulkan keraguan akan siapa yang sebenarnya nakal. Apakah yang dimaksud adalah seorang anak perempuan yang nakal atau justru anak dari seorang perempuan yang nakal? Begitu juga dengan contoh kedua, kata baru sebenarnya muncul sebagai atribut dari kata tetangga atau mobil?

Kata-kata kiasan atau konotatif juga dapat termasuk dalam jenis frasa ini. Seperti misalnya kata kambing hitam atau meja bundar. Kejelasan maknanya baru terlihat ketika frasa tersebut berada dalam sebuah kalimat. Misalnya,

Ayah menyembelih seekor kambing hitam.

Wanita itu selalu saja mencari-cari kambing hitam.

## Klausa

Lain halnya dengan frasa, klausa adalah kumpulan kata yang besifat predikatif. Seringkali istilah ini tertukar dengan istilah kalimat karena perbedaannya yang sangat tipis. Karena sebenarnya, klausa adalah satuan gramatikal yang memiliki predikat dan berpotensi untuk menjadi kalimat.

Saya makan

Ia pergi

Lelaki itu datang ke rumah

Sekilas klausa-klausa di atas terlihat seperti kalimat. Perbedaannya adalah ketika diucapkan, klausa tidak memiliki intonasi akhir, dan ketika dituliskan, klausa tidak diberi tanda baca titik. Klausa-klausa itu dapat menjadi menjadi sebuah kalimat ketika diberi tanda baca titik (.).

Saya makan.

Ia pergi.

Lelaki itu datang ke rumah.

Contoh-contoh di atas adalah terhitung sebagai kalimat. Dalam satu kalimat, bisa saja terdiri dari beberapa klausa. Misalnya,

Saya makan, ketika ia pergi.

Klausa ini kemudian dibedakan menjadi dua jenis, yaitu klausa utama dan klausa bawahan atau klausa subordinatif. Klausa utama adalah klausa yang bebas dan dapat dipahami sebagai sebuah kalimat jika ia berdiri sendiri. Misalnya saja klausa saya makan. Ketika klausa tersebut diberi tanda baca titik, maka klausa tersebut sudah bisa disebut sebagai kalimat. Lain halnya dengan klausa ketika ia pergi. Klausa ini tidak bisa menjadi sebuah kalimat ketika berdiri sendiri, sebab isinya menjadi belum lengkap. Dalam kalimat majemuk bertingkat, klausa subordinatif seperti ini berfungsi untuk menerangkan klausa utama.

### Jenis-Jenis Klausa

Klausa transitif

Klausa transitif adalah klausa yang verbanya selalu disertai objek. Misalnya saya memilih warna biru.

Klausa intransitif

Klausa intransitif adalah klausa yang verbanya tidak memerlukan objek. Misalnya ia sudah tiba.

Klausa aktif

Dalam klausa aktif, verbanya selalu berupa kata kerja aktif. Misalnya nenek menulis surat.

Klausa pasif

Dalam klausa pasif, verbanya berupa kata kerja pasif. Misalnya ia dipaksa mundur.

Klausa relatif

Klausa relatif adalah informasi tambahan mengenai nomina atau pronomina dari sebuah kalimat, biasanya disertai kata yang. Untuk lebih jelasnya, kita lihat contoh berikut ini.

Perempuan itu memikirkan suaminya.

Perempuan itu memikirkan suaminya yang lama tak pulang.

## Kalimat

Menurut KBBI, kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri atas klausa. Suatu kalimat terdiri dari unsur S dan P. Jika predikatnya berupa kata kerja intransitif, maka harus ada objek dalam kalimat tersebut.

Kalimat terbagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk, yang terbagi lagi menjadi kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Berikut adalah contohnya.

Sudah lama ia tidak pergi ke pasar.

Adik tidak berangkat ke sekolah karena terjatuh dari sepeda Selasa lalu.

Kamu sedang belajar atau menonton televisi?

Kalimat yang pertama merupakan kalimat tunggal, yang hanya terdiri dari dua unsur inti pembentuk kalimat, yaitu ia (subjek) dan pergi (predikat), ditambah dengan sudah lama dan ke pasar  yang berfungsi sebagai keterangan.

Sedangkan kalimat kedua merupakan kalimat majemuk karena terdapat dua klausa dengan predikat yang berbeda di dalamnya, yaitu berangkat dan terjatuh.

Adik tidak berangkat ke sekolah (klausa 1)

Karena terjatuh dari sepeda Selasa lalu (klausa 2)

Kalimat tersebut termasuk ke dalam kalimat majemuk bertingkat, karena klausa kedua berfungsi sebagai keterangan dari klausa pertama, yakni sebagai alasan adik tidak berangkat ke sekolah. Kedudukan kedua klausa tersebut tidak setara. Lain halnya dengan kalimat ketiga, kedudukan predikat belajar dan menonton dalam kalimat tersebut setara, sehingga kalimat tersebut termasuk ke dalam kalimat majemuk setara.

Wah, ternyata banyak sekali bukan perbedaan antara frasa, klausa, dan kalimat? Pembahasan mengenai frasa, klausa, dan kalimat ini termasuk dalam kajian ilmu sintaksis. Tertarik untuk belajar lebih lanjut mengenai cabang-cabang ilmu linguistik? Ayo cek artikel berikut ini.

Jangan lupa bagikan ke media sosial kamu ya.