Salah satu unsur dari pengelolaan kelas adalah penataan kelas. Penataan kelas memerlukan perhatian dan perencanaan yang sungguh-sungguh dalam proses pembelajaran. Dalam PKR penataan ruang kelas penting untuk dilakukan dengan terencana untuk mendukung proses pembelajaran. Aktivitas murid dan mobilitas belajar sangat tinggi. Dimana murid dalam PKR dituntut untuk belajar mandiri, mengerjakan tugas, mengambil dan mengembalikan bahan belajar, menyimpan alat, melakukan pengamatan baik secara individual maupun kelompok, semuanya dilakukan secara terarah dan tidak diawasi guru secara terus menerus. Karena murid harus melakukan kegiatan sendiri dalam kelas, maka murid-murid tersebut harus akrab dengan ruang kelasnya. Mereka harus merasa seperti ada dalam rumahnya sendiri, proses belajar berjalan lancar karena murid telah mengenal ruang kelas dengan baik, dimana mereka mengambil, mengembalikan, menyimpan sesuatu yang berkaitan dengan bahan pembelajaran sudah dihafalnya. Untuk mendukung kegiatan murid tersebut, maka ruangan kelas harus ditata dengan sangat baik, agar tercipta suatu lingkungan yang kondusif agar para murid dapat belajar dengan efektif. Untuk menciptakan ruang kelas yang dapat mendukung proses pembelajaran, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang penataan ruang, pengaturan denah, dan penataan pajangan. Dalam makalah ini penulis hanya membahas tentang:
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu agar:
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
Penulisan makalah ini menggunakan metode pustaka. Pada umumnya model atau bentuk ruang kelas di SD sama, yaitu persegi. Sebaiknya guru mengidentifikasikan dan mendaftar semua benda yang ada dan menempatkan di ruang kelas. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: Hasil karya murid sebaiknya dipajang di tempat yang telah ditentukan guru. Gunakan ruang kelas yang ada dengan sebaik-baiknya. Guru dapat menempelkan karya murid pada bahan yang mudah diperoleh dari lingkungan sekitar Kemudahan bergerak bagi guru dan murid juga perlu dipikirkan. Guru dan murid dapat leluasa bergerak dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain, dari murid ke murid, dari dan ke tempat sumber belajar tanpa menimbulkan gangguan yang berarti. Pengaturan tempat duduk murid harus diperhatikan, pandangan murid jangan menantang matahari. Sinar atau cahaya akan lebih baik datang dari samping murid-murid. Dan jika dikaitkan dengan saat belajar murid, yaitu saat menulis atau membaca kena bayangan maka sinar dari sebelah kiri sangat baik. Murid jangan duduk di tempat yang langsung kena sinar matahari. Ventilasi dalam ruang kelas cukup baik. Bila ada tempat yang kurang kena panas dan lembab, di sudut misalnya berilah perhatian khusus yaitu dengan menyuruh murid membersihkan atau jangan menaruh barang apapun di sudut itu.
Jangan menggunakan bangku dan kursi yang menjadi satu. Hal ini akan menyulitkan dalam mengatur bangku dan kursi saat kerja kelompok. Ukuran bangku dan kursi juga harus disesuaikan dengan ukuran besarnya murid. Meja guru diletakkan di tempat yang memungkinkan guru dapat memandang seluruh murid saat guru duduk. Tetapi guru yang efektif pasti tidak akan duduk sepanjang waktu dikursinya, karena ia harus bergerak untuk membantu kegiatan muridnya. Pikirkan tempat sudut aktivitas, sehingga murid dapat bekerja atau belajar di sudut itu tanpa mengganggu murid lainnya. Bila perlu buatlah penyekat dari bahan yang sederhana, misalnya disekat dengan kayu, bambu, daun nipah/sagu. Contoh sudut aktivitas. Sudut ini harus tenang dan menyenangkan, bila mungkin lengkapilah dengan tikar, kursi, dan bantal sebagai alas duduk. Murid-murid datang ke tempat ini untuk mencari tempat yang tenang dan kemudian membaca. Setiap kelas sebaiknya punya sudut IPA, karena murid SD mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan kita harus bisa menyalurkannya. Untuk mengisi sudut IPA ini guru dan murid secara bersama-sama pengumpulkan benda-benda yang menarik perhatian murid. Misalnya tanaman dalam pot-pot kecil, botol-botol berisi binatang reptil, ikan dalam bak kaca, biji-bijian dan sebagainya. c. Sudut hasil karya murid. Jika memungkinkan sudut hasil karya murid berupa hasil seni dan kerajinan tangan di tempatkan di sudut tertentu. Sudut ini penting untuk mengembangkan nilai estetika dan daya cipta murid. Sudut ini berupa warung-warungan yang isinya kaleng kosong, botol-botol,bekas-bekas bungkus sabun, odol, dan benda-benda lain. Sudut ini digunakan oleh murid untuk bermain peran sebagai penjual dan pembeli secara bergilir. Mereka juga menggunakan uang-uangan dari kertas. Sudut ini perlu untuk mengembangkan kemampuan sosial, kepribadian dan sikap yang positif. Murid-murid dapat bermain peran seolah-olah mereka berada di rumah atau di rumah sakit. Permainan seperti ini dapat dilakukan pada saat-saat tertentu saja, misalnya saat guru rapat. f. Gudang/tempat menyimpan peralatan Lemari atau rak-rak dapat dimanfaatkan untuk keperluan ini. Murid-murid dengan mudah dapat memanfaatkan sesuai dengan keperluan Bimbinglah murid-murid secara berkala untuk membersihkan dalamnya dan mengatur barang-barang yang tersimpan dengan rapi. Berdasarkan dari pengamatan selama ini, pengaturan denah kelas yang kita jumpai adalah seperti yang terlihat pada gambar 3.1.
Guru PKR nampaknya juga masih mengatur denah seperti tersebut. Sebenarnya dalam PKR pengaturan semacam ini kurang sesuai. Ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
Bandingkan dengan denah ruang kelas berikut ini. Gambar tersebut disajikan bukan berarti Anda harus memilih salah satu, tetapi agar Anda dapat membandingkannya. Dengan demikian Anda akan mempunyai wawasan yang luas dan dapat memutuskan denah mana yang paling sesuai dengan keperluan kelas dan murid. Berikut ini kami berikan beberapa contoh yang lebih sederhana dari denah gambar 3.2 untuk mendorong Anda menciptakan denah kelas yang cocok dalam kelas Anda.
Beberapa keuntungan dari denah pada gambar 3.2 dan gambar 3.3 untuk PKR antara lain adalah:
Berikut ini kami diberikan beberapa contoh yang lebih sederhana dari denah gambar 3.2 dan gambar 3.3, untuk mendorong Anda menciptakan denah kelas yang cocok dalam kelas Anda.
Perhatikan juga gambar 3.6, ini adalah contoh lain yang menunjukkan bahwa satu ruang kelas dapat digunakan oleh beberapa kelompok belajar.
Ruang kelas dibagi tiga denah. Kelas I mempunyai tempat tersendiri, papan tulis dekat mereka, meja gurupun dekat dengan murid kelas I. Hal ini dimaksudkan karena murid kelas I dianggap lebih banyak memerlukan bantuan dan pengawasan dari guru. Perhatikan pula pembatas tersebut, pembatas bias berupa rak buku, lemari atau tirai dari bambu, pembatas juga dapat dipakai memajang karya murid. Perhatikan lagi satu contoh denah kelas seperti tampak pada gambar 3.7 berikut ini.
Guru yang menggunakan denah ini percaya bahwa murid yang lebih tua dapat membantu dapat membantu murid yang lebih muda. Murid yang membantu disebut “tutor”. Dalam contoh di atas murid kelas II selain duduk dekat dengan kelas II lainnya, mereka juga duduk dekat dengan murid kelas V. Seorang murid kelas II dapat berpaling kearah murid murid kelas V bila memerlukan bantuan, begitu juga yang duduk dekat dengan kelas VI. Beberapa contoh yang telah digambarkan diatas adalah dalam satu ruang kelas. Apabila Anda melaksanakan PKR dua kelas atau lebih, maka pilihlah bentuk ruang yang sesuai dengan kepentingan tersebut. Untuk model PKR dua kelas sedapat mungkin denah ruangan diatur agar pandangan murid mengarah ke depan dan ke arah pintu penghubung. Sebagai contoh gunakan denah sebagai berikut. Sedangkan yang berikut ini adalah contoh denah PKR dengan tiga ruangan kelas. Proses pembelajaran berlangsung dalam tiga ruangan berjejer yang satu sama lain terhubungkan dengan pintu penghubung. Ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhitungkan sebelum Anda memutuskan denah kelas mana yang akan Anda ciptakan, yaitu:
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda di dalam menata kelas yang efektif untuk meningkatkan waktu keterlibatan belajar murid. Bentuk kegiatan belajar dapat diciptakan secara lebih bervariasi, berikut ini adalah contoh bentuk variasi tersebut.
Dalam PKR, beberapa BKB dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan. Yang perlu Anda perhatikan adalah mengatur ruang kelas agar BKB yang diinginkan dapat terjadi dengan pengarahan, supervisi, dan campur tangan yang minimum. Dan yang perlu diingat, jangan sampai ada dua BKB yang berlawanan/kontras, misalnya kerja perorangan perlu ketenangan didekatkan dengan diskusi kelompok. Anda juga dapat menggunakan pemisah pandang sebagai pembatas tempat kegiatan belajar. Pembatas itu dapat berupa lemari, rak buku, papan tulis dan sebagainya, sehingga dapat mengurangi gangguan. Untuk menjadikan ruang kelas yang menarik dan membuat murid betah dikelas salah satunya adalah memasang pajangan. Pajangan dapat berbentuk gambar, grafik, hasil karya murid yang mengandung pesan kependidikan. Kelas yang tanpa pajangan tampak kosong dan menimbulkan suasana yang seram dan menyedihkan. Tetapi kelas yang penuh dengan pajangan dekorasi belum tentu mengandung kualitas pesan pendidikan. Anda dapat menggunakan papan sebagai tempat untuk menempelkan pajangan baik yang dibuat oleh murid atau oleh guru. Papan pajangan tersebut hendaknya berfungsi sebagai alat pengajaran yaitu untuk :
Susilowati.2009.Pembelajaran Kelas Rangkap.Jakarta : Depdikbud Winataputra S, H. Udin.1998.Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR).Pamulang : Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi |