Yang merupakan seni teater tradisional yang berasal dari

KOMPAS.com - Indonesia terkenal akan kekayaan budayanya yang tersebar di berbagai daerah. Kekayaan budaya ini salah satunya ditunjukkan melalui pentas teater tradisional.

Teater tradisional dengan teater modern tidak memiliki perbedaan jauh. Teater tradisional muncul dan berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat terhadap seni.

Sedangkan teater modern muncul dan berkembang sesuai dengan zaman yang sedang berlangsung. Sumber dari teater modern muncul dari seni teater tradisional.

Salah satu ciri dari teater tradisional adalah menggunakan bahasa daerah sesuai dengan wilayah pementasan teater.

Selain itu, ada beberapa ciri lain dari teater tradisional. Berikut adalah penjelasannya yang mengutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud):

  1. Seni teater tradisional tidak menggunakan naskah
  2. Pentas seni teater tradisional lebih mengutamakan isi serta tujuan dari seni
  3. Pemeran pentas teater tradisional sering menjalin interaksi dengan para penonton
  4. Dasar cerita dalam teater tradisional lebih banyak berasal dari cerita turun menurun, dongeng, sejarah, serta kehidupan sehari-hari
  5. Biasanya pentas teater tradisioal diadakan di luar ruangan, seperti pekarangan rumah, lapangan, ataupun tempat lainnya
  6. Musik dalam pentas teater tradisional lebih banyak menggunakan alat musik atau musik tradisional serta menggunakan peralatan yang seadanya.

Baca juga: Merancang Pementasan Teater Tradisional

Seni teater tradisional dibagi menjadi tiga jenis, yakni teater rakyat, teater klasik, serta teater transisi, yang memiliki perbedaannya masing-masing.

Sesuai dengan namanya, teater rakyat lahir dan berasal dari kehidupan bermasyarakat, seperti upacara adat serta upacara keagamaan. Unsur yang ada dalam teater rakyat adalah cerita, pelaku (pementas drama), serta penonton.

Jika teater rakyat berasal dari kehidupan rakyat, berbeda halnya dengan teater klasik. Jenis teater ini lahir dan berasal dari pusat kerajaan atau kraton.

Teater transisi bersumber dari teater tradisional seperti pada umumnya. Hanya saja cara penyuguhannya dipengaruhi oleh teater gaya barat.

Menurut Yadi Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Teater Tradisional (2010), teater tradisional berasal dari sastra yang disampaikan secara lisan, permainan, serta upacara ritual.

Baca juga: Perbedaan Drama dan Teater

Yang merupakan seni teater tradisional yang berasal dari
KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Warga berlatih kesenian wayang jantur dengan dalang Mbah Agus Bimo Prayitno di Kandhang Udan, Dukuh Bunder Jarakan, Desa Bandungan, Kecamatan Jatinom, Klaten, Jumat (27/11/2020). Wayang jantur mengangkat tema utama tentang air hujan untuk merespon keseharian warga yang tinggal di lereng timur Gunung Merapi yang kesulitan air tanah.

Dalam bukunya, Yadi Mulyadi memberikan beberapa contoh teater tradisional yang ada di Indonesia, yaitu:

Contoh teater tradisional yang berasal dari Jawa Barat adalah Ogel, Longser, Banjet, Reog, Topeng Cirebon, Wayang Golek, Angklung Badud, dan lain sebagainya.

Contoh teater tradisional yang berasal dari Jawa Tengah adalah Ketoprak, Wayang Orang, Srandul, Dalang Jemblung, dan lain sebagainya.

Contoh teater tradisional yang berasal dari Jawa Timur adalah Ludruk, Wayang Gedog, Kentrung, dan lain sebagainya.

Contoh teater tradisional yang berasal dari Bali adalah Gambuh, Topeng Prembon, Barong, Arja, Kecak, Cekepung, dan lain sebagainya.

Baca juga: Bentuk Teater Nusantara

Contoh teater tradisional yang berasal dari Sumatera adalah Bakaba, Mak Yong, Bangsawan, Randai, Mendu, Dulmuluk, dan lain sebagainya.

Contoh teater tradisional yang berasal dari Jakarta adalah Lenong, Sahibul Hikayat, Gambang Rancak, dan lain sebagainya.

Contoh teater tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan adalah Wayang Gong, Mamanda, Tentayungan, dan lain sebagainya.

Contoh teater tradisional yang berasal dari Bugis-Makasar adalah Teater Kondobuleng, Teater Bacok Purage, dan lain sebagainya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Yang merupakan seni teater tradisional yang berasal dari

Lenong merupakan salah satu bentuk teater tradisional yang berasal dari suku Betawi.

Apa saja contoh teater tradisional?

Jenis dan Contoh Teater Tradisional Indonesia Contoh Teater Rakyat misalnya Makyong dari Riau, Mandu di daerah Riau dan Kalimantan Barat, Cepung dari Lombok Barat, Randai dan Bakaba di Sumatera Barat, Jemblung dari Jawa Tengah dan lainnya.

Berasal dari daerah manakah seni teater lenong?

Suku : Betawi Genre : Pertunjukan Provinsi : Provinsi DKI Jakarta Kabupaten/Kota : Kota.Jakarta Selatan Penyebaran : Jakarta Lenong merupakan salah satu bentuk teater tradisional yang berasal dari suku Betawi. Terdapat sumber yang menyatakan bahwa Lenong berasal dari nama salah seorang saudagar Cina yang bernama Lien Ong.

Beliau lah yang sering memanggil dan menggelar pertunjukkan teater yang kini disebut Lenong. Lenong Denes pun dimaknai sebagai pertunjukkan teater yang berisi cerita mengenai dinamika pemerintahan yang saat itu dipegang oleh penjajah. Cerita yang sering diusung mengenai sisi perlawanan masyarakat terjajah, namun dengan penggunaan gaya bahasa yang halus.

Lenong Denes diasumsikan berdasarkan sudut pandang golongan menengah atas dan panggung pertunjukkannya cenderung ekslusif karena diselenggarakan untuk kalangan pemerintah. Berbeda halnya dengan lenong pada umumnya, Lenong Denes memerlukan properti yang berbeda dan agak rumit.

  1. Hal tersebut dikarenakan dekorasi dan kostum yang digunakan bertemakan kerajaan.
  2. Di Setu Babakan terdapat sebuah tempat untuk mempertunjukkan berbagai kesenian Betawi termasuk Lenong Denes.
  3. Hanya ada satu grup yang memainkan dua kali pertunjukkan, yaitu Jali Putra yang dipimpin oleh Burhanuddin.
  4. Hal tersebut menunjukkan bahwa teater Lenong Denes merupakan salah satu bentuk teater tradisional Betawi yang hampir punah Salah satu tokoh yang sampai saat ini masih mengingat cerita-cerita Lenong Denes adalah H.

See also:  Tempat makan yang ada private room di jakarta?

Rojali atau lebih dikenal sebagai Babe Jali Jalut. Beberapa cerita Lenong Denes yang beliau ingat berjudul Jula-Juli Bintang Tujuh, Pangeran Jaka Sundang, Sultan Bandatasin, dan Putri Siluman. Tim Peneliti : Erlis Nur Mujiningsih

Apa perbedaan ludruk dan ketoprak?

Perbedaan ludruk dan ketoprak – Ketoprak dan ludruk merupakan seni pertunjukan drama teater yang berbeda. Dilihat dari asalnya, pertunjukan ketoprak berasal dari daerah Jawa Tengah, sedangkan ludruk berasal dari Jawa Timur. Selain itu, dalam hal cerita, ludruk memainkan cerita tentang kehidupan sehari-hari, cerita perjuangan, dan cerita lainnya yang bersifat nyata dengan diiringi musik dari gamelan.

Sutjipto, Wijaya.F.A. (1977). Kelahiran dan Perkembangan Ketoprak, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Apakah Randai termasuk teater tradisional?

Randai adalah salah satu permainan tradisional di Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian.

Apakah yang disebut dengan ludruk?

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lengkapi formulir untuk didaftarkan ke daftar peserta kami. Anda akan dihubungi secara berkala dengan kesempatan untuk berpartisipasi dalam studi penelitian bagi Wikipedia. Anda dapat mengundurkan diri dari daftar kapan saja. Ludruk adalah suatu kesenian drama tradisional dari Jawa Timur, Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang dipergelarkan di sebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan, dan sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.

Advertisement

Yang merupakan seni teater tradisional yang berasal dari


pojokseni.com - Beberapa pertunjukan teater tradisional ternyata merupakan salah satu kekayaan Indonesia. Sayangnya, penampilan teater tradisional ini mulai memudar seiring tidak mendapat tempat di masyarakat. Berikut PojokSeni menyajikan 10 pertunjukan teater tradisional yang masih ada hingga saat ini di seluruh Indonesia. (dari berbagai sumber)



10. Ubrug


Yang merupakan seni teater tradisional yang berasal dari


Ubrug di Pandeglang dikenal sebagai kesenian tradisional rakyat yang semakin hari semakin dilupakan oleh penggemarnya. Istilah ‘ubrug’ berasal dari bahasa Sunda ‘sagebrugan’ yang berarti campur aduk dalam satu lokasi.

Kesenian ubrug termasuk teater rakyat yang memadukan unsur lakon, musik, tari, dan pencak silat. Semua unsur itu dipentaskan secara komedi. Bahasa yang digunakan dalam pementasan, terkadang penggabungan dari bahasa Sunda, Jawa, dan Melayu (Betawi). Alat musik yang biasa dimainkan dalam pemenetasan adalah gendang, kulanter, kempul, gong angkeb, rebab, kenong, kecrek, dan ketuk.


Selain berkembang di provinsi Banten, kesenian Ubrug pun berkembang sampai ke Lampung dan Sumatera Selatan yang tentunya dipentaskan menggunakan bahasa daerah masing-masing.


Teater Ubrug pada awalnya dipentaskan di halaman yang cukup luas dengan tenda daun kelapa atau rubia.


Untuk penerangan digunakan lampu blancong, yaitu lampu minyak tanah yang bersumbu dua buah dan cukup besar yang diletakkan di tengah arena. Lampu blancong ini sama dengan oncor dalam ketuk tilu, sama dengan lampu gembrong atau lampu petromak. Sekitar tahun 1955, ubrug mulai memakai panggung atau ruangan, baik yang tertutup ataupun terbuka di mana para penonton dapat menyaksikannya dari segala arah.



9. Lenong

Yang merupakan seni teater tradisional yang berasal dari


Lenong adalah seni pertunjukan teater tradisional masyarakat Betawi, Jakarta. Lenong berasal dari nama salah seorang Saudagar China yang bernama Lien Ong. Konon, dahulu Lien Ong lah yang sering memanggil dan menggelar pertunjukan teater yang kini disebut Lenong untuk menghibur masyarakat dan khususnya dirinya beserta keluarganya. Pada zaman dahulu (zaman penjajahan), lenong biasa dimainkan oleh masyarakat sebagai bentuk apresiasi penentangan terhadap tirani penjajah.


Kesenian teatrikal tersebut mungkin merupakan adaptasi oleh masyarakat Betawi atas kesenian serupa seperti "komedi bangsawan" dan "teater stambul" yang sudah ada saat itu. Selain itu, Firman Muntaco, seniman Betawi, menyebutkan bahwa lenong berkembang dari proses teaterisasi musik gambang kromong dan sebagai tontonan sudah dikenal sejak tahun 1920-an.


Pada mulanya kesenian ini dipertunjukkan dengan mengamen dari kampung ke kampung. Pertunjukan diadakan di udara terbuka tanpa panggung. Ketika pertunjukan berlangsung, salah seorang aktor atau aktris mengitari penonton sambil meminta sumbangan secara sukarela


Terdapat dua jenis lenong yaitu lenong denes dan lenong preman. Dalam lenong denes (dari kata denes dalam dialek Betawi yang berarti “dinas” atau “resmi”), aktor dan aktrisnya umumnya mengenakan busana formal dan kisahnya ber-seting kerajaan atau lingkungan kaum bangsawan, sedangkan dalam lenong preman busana yang dikenakan tidak ditentukan oleh sutradara dan umumnya berkisah tentang kehidupan sehari-hari. 


Selain itu, kedua jenis lenong ini juga dibedakan dari bahasa yang digunakan; lenong denes umumnya menggunakan bahasa yang halus (bahasa Melayu tinggi), sedangkan lenong preman menggunakan bahasa percakapan sehari-hari.



8. Ludruk

Yang merupakan seni teater tradisional yang berasal dari
Ludruk

Ludruk merupakan salah satu kesenian Jawa Timuran yang cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari (cerita wong cilik), cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.


Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya, meski kadang-kadang ada bintang tamu dari daerah lain seperti Jombang, Malang, Madura, Madiun dengan logat yang berbeda. Bahasa lugas yang digunakan pada ludruk, membuat dia mudah diserap oleh kalangan non intelek (tukang becak, peronda, sopir angkutan umum, dll).


Artikel terkait: Klasifikasi Teater Tradisional Menurut Kasim Ahmad



7. Ketoprak

Yang merupakan seni teater tradisional yang berasal dari
Ketoprak

Ketoprak merupakan teater rakyat yang paling populer, terutama di daerah Yogyakarta dan daerah Jawa Tengah. Namun di Jawa Timur pun dapat ditemukan ketoprak. Di daerah-daerah tersebut ketoprak merupakan kesenian rakyat yang menyatu dalam kehidupan mereka dan mengalahkan kesenian rakyat lainnya seperti srandul dan emprak.



Kata ‘kethoprak’ berasal dari nama alat yaitu Tiprak. Kata Tiprak ini bermula dari prak. 

Karena bunyi tiprak adalah prak, prak, prak. Serat Pustaka Raja Purwa jilid II tulisan pujangga R. Ng. Rangga Warsita dalam bukunya Kolfbunning tahun 1923 menyatakan “… Tetabuhan ingkang nama kethoprak tegesipun kothekan” ini berarti kethoprak berasal dari bunyi prak, walaupun awalnya bermula dari alat bernama tiprak.


Kethoprak juga berasal dari kothekan atau gejogan. Alat bunyi-bunyian yang berupa lesung oleh pencipta kethoprak ditambah kendang dan seruling.


Artikel terkait: Mengenal Teater Tradisional khas Nusantara


Ketoprak merupakan salah satu bentuk teater rakyat yang sangat memperhatikan bahasa yang digunakan. Bahasa sangat memperoleh perhatian, meskipun yang digunakan bahasa Jawa, namun harus diperhitungkan masalah unggahungguh bahasa. Dalam bahasa Jawa terdapat tingkat-tingkat bahasa yang digunakan, yaitu:



  • Bahasa Jawa biasa (sehari-hari)
  • Bahasa Jawa kromo (untuk yang lebih tinggi)
  • Bahasa Jawa kromo inggil (yaitu untuk tingkat yang tertinggi)


Menggunakan bahasa dalam ketoprak, yang diperhatikan bukan saja penggunaan tingkat-tingkat bahasa, tetapi juga kehalusan bahasa. Karena itu muncul yang disebut bahasa ketoprak, bahasa Jawa dengan bahasa yang halus dan spesifik.


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kethoprak adalah seni pertunjukan teater atau drama yang sederhana yang meliputi unsur tradisi jawa, baik struktur lakon, dialog, busana rias, maupun bunyi-bunyian musik tradisional yang dipertunjukan oleh rakyat.



 6. Longser

Yang merupakan seni teater tradisional yang berasal dari


Longser merupakan salah satu bentuk teater tradisional masyarakat sunda, Jawa barat. Longser berasal dari akronim kata melong (melihat dengan kekaguman) dan saredet (tergugah) yang artinya barang siapa yang melihat pertunjukan longser, maka hatinya akan tergugah. 


Longser yang penekanannya pada tarian disebut ogel atau doger. Sebelum longser lahir dan berkembang, terdapat bentuk teater tradisional yang disebut lengger.


Busana yang dipakai untuk kesenian ini sederhana tapi mencolok dari segi warnanya terutama busana yang dipakai oleh ronggeng. Biasanya seorang ronggeng memakai kebaya dan kain samping batik. Sementara, untuk lelaki memakai baju kampret dengan celana sontog dan ikat kepala.



 5. Mamanda

Yang merupakan seni teater tradisional yang berasal dari


Mamanda adalah seni teater atau pementasan tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan. Dibanding dengan seni pementasan yang lain, Mamanda lebih mirip dengan Lenong dari segi hubungan yang terjalin antara pemain dengan penonton. Interaksi ini membuat penonton menjadi aktif menyampaikan komentar-komentar lucu yang disinyalir dapat membuat suasana jadi lebih hidup.


Bedanya, Kesenian lenong kini lebih mengikuti zaman ketimbang Mamanda yang monoton pada alur cerita kerajaan. Sebab pada kesenian Mamanda tokoh-tokoh yang dimainkan adalah tokoh baku seperti Raja, Perdana Menteri, Mangkubumi, Wazir, Panglima Perang, Harapan Pertama, Harapan kedua, Khadam (Badut/ajudan), Permaisuri dan Sandut (Putri).


Disinyalir istilah Mamanda digunakan karena di dalam lakonnya, para pemain seperti Wazir, Menteri, dan Mangkubumi dipanggil dengan sebutan pamanda atau mamanda oleh Sang Raja. Mamanda secara etimologis terdiri dari kata "mama" (mamarina) yang berarti paman dalam bahasa Banjar dan “nda” yang berarti terhormat. Jadi mamanda berarti paman yang terhormat. Yaitu “sapaan” kepada paman yang dihormati dalam sistem kekerabatan atau kekeluargaan.


Asal muasal Mamanda adalah kesenian Badamuluk yang dibawa rombongan Abdoel Moeloek dari Malaka tahun 1897. Dulunya di Kalimantan Selatan bernama Komedi Indra Bangsawan. Persinggungan kesenian lokal di Banjar dengan Komedi Indra Bangsawan melahirkan bentuk kesenian baru yang disebut sebagai Ba Abdoel Moeloek atau lebih tenar dengan Badamuluk. 
Kesenian ini hingga saat ini lebih dikenal dengan sebutan mamanda.


Bermula dari kedatangan rombongan bangsawan Malaka (1897 M) yang dipimpin oleh Encik Ibrahim dan isterinya Cik Hawa di Tanah Banjar, kesenian ini dipopulerkan dan disambut hangat oleh masyarakat Banjar. Setelah beradaptasi, teater ini melahirkan sebuah teater baru bernama "Mamanda".


Seni drama tradisional Mamanda ini sangat populer di kalangan masyarakat Kalimantan pada umumnya. Mamanda berbeda dengan Tantayungan, yang juga sama-sama teater tradisional Banjar (Kalimantan Selatan).



4. Randai

Yang merupakan seni teater tradisional yang berasal dari
Randai

Randai adalah kesenian (teater) khas masyarakat Minangkabau, Sumatra Barat yang dimainkan oleh beberapa orang (berkelompok atau beregu). Randai dapat diartikan sebagai “bersenang-senang sambil membentuk lingkaran” karena memang pemainnya berdiri dalam sebuah lingkaran besar bergaris tengah yang panjangnya lima sampai delapan meter. Cerita dalam randai, selalu mengangkat cerita rakyat Minangkabau, seperti cerita Cindua Mato, Malin Deman, Anggun Nan Tongga, dan cerita rakyat lainnya. 


Konon kabarnya, randai pertama kali dimainkan oleh masyarakat Pariangan, Padang Panjang, ketika mereka berhasil menangkaprusa yang keluar dari laut.

Kesenian randai sudah dipentaskan di beberapa tempat di Indonesia dan bahkan dunia. 

Bahkan randai dalam versi bahasa Inggris sudah pernah dipentaskan oleh sekelompok mahasiswa di University of Hawaii, Amerika Serikat.


Kesenian randai yang kaya dengan nilai etika dan estetika adat Minangkabau ini, merupakan hasil penggabungan dari beberapa macam seni, seperti: drama (teater), seni musik, tari dan pencak silat.



 3. Drama Gong

Yang merupakan seni teater tradisional yang berasal dari
Drama Gong

Drama Gong adalah sebuah bentuk seni pertunjukan Bali yang masih relatif muda usianya yang diciptakan dengan jalan memadukan unsur-unsur drama modern (non tradisional Bali) dengan unsur-unsur kesenian tradisional Bali. Dalam banyak hal Drama Gong merupakan pencampuran dari unsur-unsur teater modern (Barat) dengan teater tradisional (Bali).


Karena dominasi dan pengaruh kesenian klasik atau tradisional Bali masih begitu kuat, maka semula Drama Gong disebut "drama klasik". Nama Drama Gong diberikan kepada kesenian ini oleh karena dalam pementasannya setiap gerak pemain serta peralihan suasana dramatik diiringi oleh gamelan Gong (Gong Kebyar). Drama Gong diciptakan sekitar tahun 1966 oleh Anak Agung Gede Raka Payadnya dari desa Abianbase (Gianyar).


Drama Gong mulai berkembang di Bali sekitar tahun 1967 dan puncak kejayaannya adalah tahun1970. Namun semenjak pertengahan tahun 1980 kesenian ini mulai menurun popularitasnya, sekarang ini ada sekitar 6 buah sekaa Drama Gong yang masih aktif.



2. Makyong

Yang merupakan seni teater tradisional yang berasal dari
Makyong

Makyong adalah seni teater tradisional masyarakat Melayu yang sampai sekarang masih digemari dan sering dipertunjukkan sebagai dramatari dalam forum internasional. Makyong dipengaruhi oleh budaya Hindu-Buddha Thai dan Hindu-Jawa. Nama makyong berasal dari mak hyang, nama lain untuk dewi sri, dewi padi.


Makyong adalah teater tradisional yang berasal dari Pulau Bintan, Riau. Makyong berasal dari kesenian istana sekitar abad ke-19 sampai tahun 1930-an. Makyong dilakukan pada siang hari atau malam hari. Lama pementasan ± tiga jam



 1. Wayang

Yang merupakan seni teater tradisional yang berasal dari


Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.


Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).


G.A.J. Hazeu mengatakan bahwa wayang dalam bahasa/kata Jawa berarti: bayangan , dalam bahasa melayu artinya: bayang-bayang, yang artinya bayangan, samar-samar, menerawang. Bahasa Bikol menurut keterangan Profesor Kern, bayang, barang atau menerawang. (
Artikel Terkait: Wayang Kulit Kristus, Tradisi Unik Jelang Natal di Yogyakarta). 

Semua itu berasal dari akar kata "yang" yang berganti-ganti suara yung, yong, seperti dalam kata: laying (nglayang)=yang, dhoyong=yong, reyong=yong, reyong-reyong, atau reyang-reyong yang berarti selalu berpindah tempat sambil membawa sesuatu, poyang-payingen, ruwet dari kata asal: poyang, akar kata yang.