Urine primer yang dihasilkan dari proses filtrasi merupakan…

Full PDF PackageDownload Full PDF Package

This Paper

A short summary of this paper

29 Full PDFs related to this paper

Download

PDF Pack

Ilustrasi urine. Foto: iStock

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh yang sudah tidak terpakai lagi. Salah satu hasil ekskresi pada tubuh manusia adalah urine. Urine merupakan hasil ekskresi oleh ginjal yang kemudian dikeluarkan dalam tubuh melalui proses urinasi.

Seperti proses ekskresi lainnya, pembentukan urine terjadi melalui serangkaian proses, yakni filtrasi (penyaringan zat-zat sisa yang beracun), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengeluaran zat sisa yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh).

Ketiga tahap tersebut terjadi di tempat yang berbeda dan hasilnya pun berbeda-beda. Lalu, bagaimana proses pembentukan urine yang melalui tahap-tahap tersebut? Berikut penjelasan lengkapnya.

Ilustrasi proses pembentukan urine. Foto: Pinterest

Pembentukan urine diawali dengan proses filtrasi darah di glomerulus. Mengutip buku Biologi 2 SMA dan MA untuk Kelas XI oleh Diah Aryulina dkk (2004: 217), filtrasi merupakan perpindahan cairan dari glomerulus menuju ke ruang kapsula Bowman dengan menembus membran filtrasi.

Di dalam glomerulus, sel-sel darah, trombosit, serta sebagian besar protein plasma disaring dan diikat agar tidak ikut dikeluarkan. Nah, hasil penyaringan ini yang disebut dengan urine primer atau filtrat glomerulus.

Seperti yang dikutip dari Seri IPA Biologi SMP Kelas 9 oleh Deswaty Furqonita (2007: 9), urine primer mengandung bahan-bahan yang terlarut dalam darah dengan konsentrasi yang sama seperti di dalam darah, tetapi tanpa protein.

Selain urea dan air, hasil dari proses filtrasi ini berup asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam mineral lainnya. Kemudian, urine primer tersebut dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu reabsorbsi.

Reabsorpsi (penyerapan kembali)

Pada tahap ini, urine primer yang telah dihasilkan akan mengalami proses reabsorpsi, yaitu penyerapan kembali zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal dan lengkung henle. Bahan-bahan yang masih diperlukan dalam tubuh, seperti asam amino, glukosa, dan air diserap kembali ke dalam darah.

Setelah reabsorbsi, kadar urea menjadi lebih tinggi dan zat-zat yang dibutuhkan tubuh pun tidak ditemukan lagi. Urin yang dihasilkan dari proses reabsorbsi ini disebut urine sekunder atau filtrat tubulus.

Setelah melalui tahap penyaringan dan penyerapan kembali, tahap terakhir dalam proses pembentukan urine adalah proses pemekatan. Proses yang disebut dengan augmentasi ini akan menambah zat-zat yang yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal. Urine yang terbentuk akan disimpan sementara di kantung kemih untuk selanjutnya dibuang melalui uretra.

Jakarta -

Proses pembuangan zat-zat sisa metabolisme disebut sebagai ekskresi. Salah satu zat yang harus dikeluarkan melalui proses ekskresi adalah urine. Tahukah kamu bagaimana proses pembentukan urine?

Proses metabolisme dalam tubuh menghasilkan zat-zat sisa yang menjadi sampah. Menurut buku Sistem Ekskresi karya Nur Risnawati Kusuma, zat-zat sisa ini harus dikeluarkan dari dalam tubuh karena sudah tidak digunakan lagi. Apabila dibiarkan mengendap di dalam tubuh, zat sisa menjadi berbahaya karena meracuni tubuh.

Proses pembentukan urine terjadi di ginjal. Fungsi utama ginjal adalah menyaring darah. Setelah proses penyaringan tersebut, zat sisa berbentuk urine dikeluarkan, seperti dikutip dari Modul Biologi Kelas XI terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Proses pembentukan urine terjadi dalam tiga tahap, yaitu penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorbsi), dan pengumpulan (augmentasi), seperti dijelaskan dalam Seri IPA Biologi oleh Deswaty Furqonita.

Agar lebih memahami proses pembentukan urine, simak penjelasan berikut ini.

Proses Pembentukan Urine

1. Penyaringan darah (filtrasi)

Proses pembentukan urine dimulai dengan tahap filtrasi darah yang masuk ke ginjal melalui pembuluh darah. Tahapan penyaringan terjadi di badan malphigi, bagian nefron ginjal yang terdiri atas glomerulus dan kapsula bowman. Glomerulus berfungsi menyaring zat sisa yang terlarut dalam darah dan membuang cairan serta elektrolit berlebih dari tubuh.

Zat-zat yang dapat melewati saringan glomerulus adalah zat-zat bermolekul kecil seperti air, garam, amonia, urea, ion anorganik, dan glukosa. Zat yang dapat melewat saringan glomerulus disebut sebagai filtrat glomerulus atau urine primer. Kandungan urine primer seperti glukosa dan ion anorganik masih diperlukan tubuh.

2.Penyerapan kembali (reabsorbsi)

Urine primer lalu masuk tubulus proksimal untuk lanjut ke tahap reabsorbsi kandungan yang masih diperlukan tubuh. Proses penyerapan kembali dilakukan hingga mencapai lengkung Henle.

Hasil tahap reabsorbsi disebut sebagai filtras tubulus atau urine sekunder. Kandungan urine sekunder adalah air, gara, urea, dan pigmen empedu yang akan memberi warna dan bau pada urine.

Urine sekunder lalu masuk ke dalam tubulus kontortus distal untuk menjalani penyerapan lagi zat-zat yang tidak digunakan dan kelebihan air. Di tahap ini, terbentuk urine.

3.Pengumpulan (Augmentasi)

Urine sekunder dari tubulus kontortus dital akan turun ke saluran pengumpul atau tubulus kolektivas. Dari saluran ini, urin memasuki pelvis renalis, lalu mengalir ke ureter dan kantung kemih.

Nah, ketika kandung kemih penuh, orang akan merasakan keinginan untuk buang air kecil. Jika kantung kemih sudah penuh, maka urine harus dikeluarkan dari tubuh lewat saluran uretra.


Perlu detikers ingat, jumlah urine yang dikeluarkan dalam sehari rata-rata 1-2 liter. Namun, jumlah urine juga tergantung dari jumlah cairan yang masuk, jumlah garam yang harus dikeluarkan dari darah agar tekanan osmosis tetap, dan hormon antidiuretik.

Demikian proses pembentukan urine pada tubuh manusia. Selamat belajar!

Simak Video "Zelenskiy Bantah Tuduhan Rusia tentang Program Senjata Biologi"



(twu/twu)