Untuk menjaga kesehatan alat reproduksi celana yang digunakan harus

Merdeka.com - Kesehatan area kewanitaan merupakan sebuah hal yang harus menjadi perhatian ekstra bagi wanita. Kesehatan vagina bisa berpengaruh tidak hanya pada kesehatan tubuh secara keseluruhan namun juga pada hubungan ranjang yang dimiliki.

Salah satu cara paling mudah namun sering disepelekan terkait menjaga kesehatan area kewanitaan adalah pada jenis celana dalam. Bentuk dan bahan celana dalam bisa sangat berpengaruh terhadap kondisi area kewanitaan ini.

"Terkait kesehatan vagina, jenis kain celana dalam yang tepat adalah yang alami dan membuatnya bisa bernapas. Kami biasanya menyarankan menggunakan katun karena merupakan kain alami yang paling mudah ditemui," terang Heather Irobunda, MD, dokter spesialis kandungan, dilansir dari Popsugar.

"Ini (katun) merupakan kain alami, bahan ini bisa mengatasi masalah kelembapan sedangkan jenis kain lain bisa membuat area yang sebelumnya lembap menjadi semakin lembap sehingga menjadi temppat tinggal untuk berkembangnya bakteri serta infeksi jamur," terang Kameelah Phillips, MD, dokter kandungan.

2 dari 3 halaman

Untuk menjaga kesehatan alat reproduksi celana yang digunakan harus

Dr. Irobunda mengatakan bahwa dalam memilih celana dalam, hal pertama yang perlu kamu ketahui adalah tingkat sensitivitas kulit dan tubuhmu.

"Vagina merupakan salah satu bagian paling sensitif di tubuhmu. Jika kamu rentan dengan reaksi alergi dari kain, pewarna, atau kandungan kimia, sebaiknya sangat hati-hati saat membeli celana dalam," sarannya.

Secara umum, dr. Irobunda menyarankan untuk menghindari celana dalam yang terbuat dari materi sintetis seperti polyester atau spandex. Jenis kain ini biasanya menggunakan pewarna yang banyak dan bisa menyebabkan reaksi seperti ruam, iritasi, atau bahkan infeksi vagina pada bagian lembut vulva dan jaringan vagina.

Dr. Phillips menyarankan untuk menghindari celana dalam yang terbuat dari nylon dan polyester.

"Jenis ini cenderung untuk memerangkap kelembapan paling besar," jelas dr. Phillips.

Jenis celana dalam yang hanya memasang katun di bagian liner juga dianggapnya kutang cukup. Hal ini disebutnya tidak bisa tetap di bagian vulva ketika kamu bergerak dan melakukan aktivitas fisik.

3 dari 3 halaman

Untuk menjaga kesehatan alat reproduksi celana yang digunakan harus

Ketika berolahraga, dr. Irobunda menyarankan menggunakan celana dalam dengan bahan yang bisa membuat bernafas untuk mencegah rasa tak nyaman serta terperangapnya kelembapan.

"Ketika aktif secara fisik, arena vagina cenderung lebih lembap dan celana dalam katun mungkin kurang bisa membantu bernafas," terang dr. Irobunda.

Dr. Phillips menyarankan untuk menggunakan celana dalam yang menutup sepenuhnya dan memungkinkan untuk bernafas dalam bentuk brief, boyshort, atau model hipster. Jenis yang paling tak disarankan adalah thong karena kerap bergerak terutama di bagian pantat dan bisa memindahkan bakteri dari rektum ke vagina sehingga dapat berujung iritasi dan infeksi.

Walau begitu, kamu tak perlu khawatir jika jenis celana dalam yang kamu miliki berbeda. Menggunakannya untuk sekali dua kali tidak akan berbahaya kecuali jika kamu melakukannya setiap hari. Jenis celana dalam tertentu yang bisa membuatmu merasa seksi bakal membantu dalam hubungan rumah tangga namun pastikan untuk tidak terus-terusan menggunakannya setiap hari.

(mdk/RWP)

Baca juga:
7 Risiko Kesehatan yang Bisa Muncul dari Penggunaan Celana Dalam Terlalu Sempit
Benarkah Persalinan Normal Bisa Pengaruhi Kepuasan Seksual di Kemudian Hari?
6 Cara Mengatasi Munculnya Jerawat di Area Kewanitaan
Bisakah Terlalu Sering Bercinta Membuat Organ Kewanitaan Jadi Longgar?
4 Ramuan Mudah dan Murah untuk Memutihkan Selangkangan Gelap
Ketahui Perubahan Kondisi Organ Kewanitaan Seiring Pertambahan Usia

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.

Kesehatan Reproduksi Remaja merupakan kondisi kesehatan yang menyangkut masalah kesehatan organ reproduksi, yang kesiapannya dimulai sejak usia remaja ditandai oleh haid pertama kali pada remaja perempuan atau mimpi basah bagi remaja laki-laki. Sistem reproduksi sendiri diperlukan bagi makhluk hidup untuk menghasilkan, melindungi, serta mengangkut sel telur dan sperma.

Perempuan dan laki-laki memiliki sistem reproduksi yang berbeda, baik dari segi bentuk, fungsi, maupun struktur yang mendukungnya.

Organ dari sistem reproduksi wanita meliputi vagina, rahim (uterus), ovarium, tuba falopi, dan vulva. Sementara sistem reproduksi pria terdiri dari penis, testis, dan skrotum (buah zakar).

Cara menjaga organ reproduksi, diantaranya:

  1. Pakai handuk yang lembut, kering, bersih, dan tidak berbau atau lembab.
  1. Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat.
  2. Pakaian dalam (CD) diganti minimal 2 kali sehari.
  3. Pastikan area organ intim selalu dalam keadaan kering dan tidak lembap.
  4. Bagi wanita, hindari menggunakan sabun wangi, sabun sirih, deodoran, bedak, dan vaginal douche karena dapat menyebabkan kulit kelamin rentan iritasi.
  5. Bagi wanita, sesudah buang air kecil, membersihkan alat kelamin sebaiknya dilakukan dari arah depan menuju belakang agar kuman yang terdapat pada anus tidak masuk ke dalam organ reproduksi.
  6. Bagi wanita yang mulai memasuki masa menstruasi sebaiknya memperhatikan kebersihan alat reproduksi saat menstruasi.

Cara menjaga kebersihan saat menstruasi dapat dilakukan dengan:

  • Pilihlah pembalut yang bebas dari berbagai jenis bahan berbahaya dan nyaman saat dipakai.
  • Ganti pembalut secara berkala, antara 3 hingga 5 kali dalam sehari
  • Bersihkan vagina terlebih dahulu sebelum mengganti pembalut. (Membersihkan vagina sebainya dilakukan dengan air mengalir dan sebaiknya hindari penggunaan sabun).
  • Cuci tangan sampai bersih setelah membuang pembalut serta sebelum mengganti pembalut.
  • Rutin mengganti celana dalam (CD) untuk menghindari resiko tidak nyaman di sekitar vagina.

Bagi wanita yang sering mengalami nyeri saat menstruasi, mengompres perut bagian bawah dengan air hangat, melakukan olahraga yang teratur, dan istirahat yang cukup mampu membantu mengurangi rasa nyeri. Akan tetapi, bila nyeri terjadi hingga berhari-hari dan menggangu aktivitas, sebaiknya hubungi dokter untuk mengonsultasikannya.

  1. Bagi laki-laki, dianjurkan untuk dikhitan atau disunat agar mencegah terjadinya infeksi bakteri di penis.

Perubahan fisik, psikis, dan emosi remaja pada masa pubertas dapat membuat remaja lebih ekspresif dalam mengeksplorasi organ kelamin dan perilaku seksualnya. Sementara itu, pengetahuan dan persepsi yang salah tentang seksualitas dankesehatan reproduksi dapat menyebabkan remaja berperilaku berisiko terhadap kesehatan reproduksinya. Oleh karena itu, peran orang tua, guru dan tenaga kesehatan menjadi penting dalam mendampingi remaja mencari dan menemukan informasi kesehatan reproduksi yang tepat.

Sumber :

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016).

Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja, Pusat Data dan Informasi (2015).

World Health Organization (2017).

Sabtu, 7 September 2013 | 07:18 WIB
Oleh : Dina Manafe / MUT

Untuk menjaga kesehatan alat reproduksi celana yang digunakan harus

Pakaian dalam berbahan katun

Jakarta - Saat membeli pakaian dalam, yang mendasari pilihan bisa jadi motif, model, merek, harga, dan kebiasaan. Hanya sedikit yang mempertimbangkan dari sisi bahan kainnya.

Padahal, tidak semua celana dalam yang ditawarkan dengan berbagai model itu aman untuk kesehatan. Tanpa disadari pilihan bahan kain yang salah ternyata membawa dampak pada kesehatan alat reproduksi.

Menurut dr. Dewi Inong, spesialis kulit dan kelamin dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), urusan celana dalam memang terlihat sepele, tetapi jika tidak selektif bisa membawa bencana. Sayangnya masih banyak orang lebih mempertimbangkan model daripada kesehatan.

Dokter Dewi menganjurkan untuk kesehatan alat reproduksi sebaiknya pilih celana dalam berbahan kain katun. Kain katun memiliki rongga yang memudahkan masuk keluarnya udara. Sehingga area intim tetap kering dan sejuk.

“Selalu saya anjurkan pakai katun, karena harga tidak sebanding dengan dampak kesehatan yang kita dapat. Seketat apapun celana dalam lebih aman dari bahan katun,” kata Dewi kepada Suara Pembaruan, di Jakarta.

Sedangkan bahan sintetis, menurutnya tak memiliki cukup banyak rongga. Sehingga udara terperangkap, kemudian menyebabkan kelembapan berlebihan dan panas.

Dengan pertukaran udara yang baik suhu normal pada daerah daerah kelamin tetap terjaga. Sebaliknya mengunakan celana dalam yang terbuat dari bahan sintetis membuat udara sulit bergerak dan mudah meningkatkan kelembapan serta kondisi kulit gatal serta infeksi jamur.

“Jamur paling senang tumbuh di daerah lembap yang berlebihan, dan jumlahnya akan terus bertambah banyak. Ini bisa menyebabkan lecet merah, gatal-gatal, seperti penggunaan diapers pada bayi kalau terlalu panas menyebabkan ruam,” kata dokter yang juga berpraktek di RS Permata Cibubur ini menambahkan.

Menggunakan bahan yang tidak menyerap keringat bukan hanya memberikan ruang untuk perkembangan jamur, tetapi panas yang berlebihan juga meningkatkan suhu pada testis. Ini bisa akan berdampak buruk pada kualitas sperma.

Testis yang terletak di bagian luar tubuh harus bersuhu 1-2 derajat celcius lebih rendah dari suhu tubuh untuk bisa memproduksi sperma yang baik. Menggunakan bahan yang tidak menyerap keringat dan panas dapat meningkatkan suhu testis. Ini bisa mengurangi kualitas sperma yang diproduksi.

Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini

Sumber: Suara Pembaruan