Tuliskan tiga negara yang mempengaruhi lagu dan musik tradisional di indonesia

Musik Melayu adalah aliran musik tradisional yang bermula dan berkembang di wilayah pantai timur Sumatra, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Musik ini biasanya dinyanyikan oleh orang-orang dari suku bangsa Melayu yang tidak jarang diiringi pula dengan tarian khas Melayu setempat misalnya tari Persembahan dalam perhelatan atau pesta adat, penyambutan tetamu kehormatan, dan dalam kegiatan keagamaan. Yang menarik dari aliran musik ini terletak pada susunannya yang terdiri dari lirik lagu yang mengandung syair yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari dan penuh dengan tunjuk ajar (pesan moral), diisi dengan suara atau vokal khas cengkok Melayu, dan aransemen musik yang tersusun rapi.

Seiring dengan perkembangan zaman musik Melayu mengalami keberingsutan gaya musik misalnya saja mengalami perpaduan dengan aliran musik pop, musik rok, dan dangdut. Aliran ini dapat dijumpai di negara-negara serumpun Melayu, seperti Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Pada awal perkembangannya alat musik yang digunakan lebih didominasi oleh tingkahan rebana yang disebut Kompang dari Ponorogo, petikan gambus, gesekan biola, picitan akordion, tingkahan gong, dan tiupan serunai. Ini dipengaruhi oleh kebudayaan dari tanah Arab dan Eropa tradisional. Seiring dengan perkembangan teknologi itu semua digantikan dengan alat musik elektronik berupa kibor. Walaupun demikian, dalam kegiatan-kegiatan tertentu alat musik tradisional masih tetap digunakan demi melestarikan warisan kebudayaan.

Dalam kiprahnya aliran ini sempat populer pada era '80-an bahkan memasuki era "puncak kegemilangan" pada era '90-an. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya penyanyi & grup band Melayu, dan pendatang baru yang bermunculan dengan lagu-lagu andalan masing-masing.

Dengan melihat ke belakang, awal Musik Melayu berakar dari Qasidah yang berasal sebagai kedatangan dan penyebaran Agama Islam di Nusantara pada tahun 635 - 1600 dari Arab, Gujarat dan Persia, sifatnya pembacaan syair dan kemudian dinyanyikan. Oleh sebab itu, awalnya syair yang dipakai adalah semula dari Gurindam yang dinyanyikan, dan secara berangsur kemudian dipakai juga untuk mengiringi tarian.[1] Pada waktu sejak dibuka Terusan Suez terjadi arus migrasi orang Arab dan Mesir masuk Hindia Belanda tahun 1870 hingga setelah 1888, mereka membawa alat musik Gambus dan bermain Musik Arab. Pengaruh ini juga bercampur dengan musik tradisional dengan syair Gurindam dan alat musik tradisional lokal seperti gong, serunai, dlsb. Kemudian sekitar tahun 1940 lahir Musik Melayu Deli, tentu saja gaya permainan musik ini sudah jauh berbeda dengan asalnya sebagai Qasidah, karena perkembangan masa ini tidak hanya menyanyikan syair Gurindam, tetapi sudah jauh berkembang sebagai musik hiburan nyanyian dan pengiring tarian khas Orang Melayu pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaysia. Dengan perkembangan teknologi elektronik sekitar setelah tahun 1950, maka mulai diperkenalkan pengeras suara, gitar elektri, bahkan perkembangan keyboard. Dan tak kalah penting adalah perkembangan industri rekaman sejak tahun 1950.

Menurut waktu lahirnya dan alat musik yang dipakai, maka ada 3 jenis Musik Melayu, yaitu:

  • Musik Melayu Asli, hanya dengan pukulan kendang atau rebana seperti Qasidah, diperkirakan tahun 635 - 1600
  • Musik Melayu Tradisional, sudah memakai alat musik gong, rebana, rebab, serunai, diperkirakan tahun 1800 - 1940
  • Musik Melayu Modern, memakai haalat musik modern, di samping tradisional, seperti biola, guitar, akordeon, dan terakhir dengan keyboard, diperkirakan setelah tahun 1950.

Berdasarkan Rentak

Ada beberapa pendapat mengenai rentak musik melayu.

Menurut Fadlin

Menurut Fadlin,[2] ada tiga jenis rentak Musik Melayu, yaitu:

  • Pertama, rentak senandung, yaitu dengan metrik 4/4, dalam satu siklus terdapat delapan ketukan, biasanya dengan irama lambat dan lagu bersifat sedih. Contoh lagu adalah Kuala Deli, Laila Manja.
  • Kedua, rentak mak inang, yaitu dengan metrik 2/4, tempo lagu sedang, biasanya lagu bertemakan kasih sayang atau persahabatan. Contoh lagu adalah Mak Inang Pulau Kampa, Mak Inang Stanggi, Pautan Hati.
  • Ketiga, rentak lagu dua, yaitu dengan metrik 6/8, sifatnya riang dan gembira, bersifat joget, tempo agak cepat, sangat digemari orang Melayu. Contoh lagu Tanjung Katung, Hitam Manis, Selayang Pandang.

Menurut Daryudi

Menurut wawancara khusus dengan Daryudi (Seorang ahli musik lokal di Medan) [3] menyebutkan rentak dibagi dalam:

  • Rentak Langgam, metrik 4/4 dengan kecepatan Andante, contoh lagu Makan Sirih, Kuala Deli, Patah Hati
  • Rentak Inang, metrik 4/4 dengan kecepatan Moderato, sejenis Rumba, contoh lagu Mak Inang Pulau Kampai, Mak Inang Lenggang, Mak Inang Selendang. Seperti diketahui bahwa Inang dalam kerajaan berarti Dayang-dayang
  • Rentak Joget, metrik 2/4, jadi cepat seperti Allegro. Contoh lagu Tanjung Katung, Selayang Pandang
  • Rentak Zapin, metrik 6/8, dengan kecepatan Moderto, dan istilah Zapin diambil dari bahasa Arab yang berarti derap kaki, disini petikan gambus sangat menonjol. Contoh lagu Zapin Sri Gading, Zapin Sayang Serawak
  • Orkes Melayu

  1. ^ Sunaryo Joyopuspito, MUSIK DANGDUT, Suatu kajian sejarah dan analisis teori musik, Bina Musik Remaja 2011
  2. ^ Fadlin: Studi Deskriftif Konstruksi dan Dasar-dasar Pola Ritem Gendang Melayu Sumatera Utara, skripsi Universitas Sumatera Utara, 1988
  3. ^ Martavita Rastuti: Yusuf Wibisono: Perannya Dalam Kebudayaan Musik Melayu di Sumatera Utara, skripsi Universitas Sumatera Utara 2008

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Musik_Melayu&oldid=20490959"

Tuliskan tiga negara yang mempengaruhi lagu dan musik tradisional di indonesia

negaranya yaitu negara korea, negara bagian barat seperti inggris adalah negara yang sering memengaruhi musik tradisional kita, dan negara China dan jepang juga sama. melalui film mereka memperkenalkan musik musik tradisional mereka ke berbagai negara sehingga dapat memengaruhi musik tradisional negara itu sendiri

Jakarta -

Setiap daerah yang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke tentunya mempunyai keunikan tersendiri. Karena itu tidak heran jika lagu daerah menjadi sebuah ciri khas dari daerah tersebut.

Lagu daerah ini bisanya dinyanyikan oleh masyarakat daerah. Ciri khasnya menggunakan bahasa daerah dan alat musik tradisional masing-masing.

Namun, lagu daerah pada umumnya tidak begitu diketahui dengan jelas siapa penciptanya.
Untuk menjaga eksistensi dan melestarikan lagu-lagu daerah dari berbagai wilayah Indonesia, kita harus mengetahui lagu-lagu tersebut.

Berikut kumpulan lagu-lagu daerah dari 34 Provinsi di Indonesia dirangkum dari berbagai sumber:

1. Bungong Jempa (Aceh)

Lagu Bungong Jeumpa berasal dari Aceh. Lagu daerah ini menceritakan tentang bunga cempaka yang sangat indah di Provinsi Aceh.

2. Butet (Sumatera Utara)

Lagu Butet yang populer ini berasal dari Sumatera Utara. Kata "butet" bermakna anak perempuan.

Lagu daerah ini berisi cerita tentang pesan rindu seorang ayah kepada anak perempuannya ketika dirinya sedang mengikuti perang.

3. Ayam Den Lapeh (Sumatera Barat)

Lagu daerah berikutnya yakni Ayam Den Lapeh. Lagu ini berasal dari Sumatera Barat.

Makna yang terdapat dari lagu ini adalah imbauan bagi kita agar tidak terlalu larut dalam kesedihan dan menerima segala sesuatunya dengan lapang dada.

4. Soleram (Riau)

Soleram adalah lagu daerah yang berasal dari Riau. Lagu ini berisi tentang nasihat terkait adat istiadat dan agama agar selalu terjaga dengan baik.

5. Dendang Nelayan (Kepulauan Riau)

Lagu daerah dari Kepulauan Riau yakni Dendang Nelayan. Lagu daerah dari Kepulauan Riau ini menceritakan kehidupan nelayan yang berlayar dengan luasnya lautan. Lagu berbahasa Melayu ini dinyanyikan dengan tempo lambat dan syahdu.

6. Selandang Mayang (Jambi)

Selandang Mayang merupakan lagu daerah yang berasal dari Jambi. Lagu ini mempunyai makna yang sangat mendalam tentang penggambaran kerja keras seseorang.

7. Sayang Selayak (Sumatera Selatan)

Lagu daerah asal Sumatera Selatan (Sumsel) ini berisi nasihat untuk saling mengayomi dan berbagi rasa cinta secara ikhlas terhadap sesama. Selain itu lagu ini sering dibawakan untuk berbagai pertunjukan di daerah Sumsel.

8. La Berage (Kepulauan Bangka Belitung)

Lagu La Barage berasal dari Kepulauan Bangka Belitung. Lagu daerah ini mengisahkan tentang budaya yang melekat pada masyarakat Belitung yang biasa disebut dengan makan bedulang atau makan bersama.

9. Yo Botoi Botoi (Bengkulu)

Yo Botoi Botoi adalah lagu daerah dari Bengkulu. Garis besar dari terciptanya lagu ini adalah menceritakan keseluruhan kehidupan masyarakat Bengkulu yang berada di Pantai Pasar Bengkulu.

10. Tepui Tepui (Lampung)

Lagu Tepui Tepui berasal dari Lampung. Lirik lagu Tepui Tepui berisi memotivasi masyarakat Lampung agar tetap produktif bangun di pagi hari dan pergi bekerja di sawah.

11. Kicir Kicir (DKI Jakarta)

Kicir Kicir berasal dari DKI Jakarta. Lagu daerah ini perpaduan pantun plus irama musik.

Kicir Kicir bermakna tentang nasihat untuk manusia agar selalu bersemangat dalam menjalani kehidupan.

12. Tong Sarakah (Banten)

Tong Sarakah adalah lagu daerah yang berasal dari Banten. Lagu ini menyampaikan pesan kepada manusia untuk tidak boleh serakah dalam menjalani hidup.

13. Es Lilin (Jawa Barat)

Es Lilin adalah lagu yang berasal dari Jawa Barat. Lagu daerah dengan lirik bahasa Sunda ini, mengisahkan tentang kegelisahan seorang perempuan untuk memilih sosok pendamping untuk hidupnya.

14. Gambang Suling (Jawa Tengah)

Lagu Gambang berasal dari Jawa Tengah. Lagu ini menggambarkan kekaguman Ki Narto atas hasil suara yang indah dari salah satu alat musik suling.

15. Suwe Ora Jamu (Daerah Istimewa Yogyakarta)

Suwe Ora Jamu adalah lagu daerah yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Lagu ini bermakna tentang pertemuan yang terjadi setelah lama tidak bertemu.

16. Rek Ayo Rek (Jawa Timur)

Rek Ayo Rek berasal dari Jawa Timur. Lagu daerah ini mengisahkan tentang kegembiraan anak-anak ketika hari libur telah tiba.

17. Ratu Anom (Bali)

Ratu Anom merupakan lagu daerah yang berasal dari Bali. Lagu ini berkisah tentang seorang ibu yang meminta anaknya menunggunya pulang dari pasar.

18. Moree (Nusa Tenggara Barat)

Lagu Moree berasal dari Nusa Tenggara Barat. Lagu daerah ini Liriknya sangat menggambarkan tentang kebudayaan masyarakat NTB, yang khas dengan berbagai macam tarian-tarian tradisionalnya.

19. Oli Gailaru Marada (Nusa Tenggara Timur)

Lagu daerah dari Nusa Tenggara Timur ini mengisahkan tentang seseorang yang berada jauh di perantauan. Dia diajak untuk kembali pulang ke kampung halaman untuk membangun daerahnya.

20. Aek Kapus (Kalimantan Barat)

Lagu Aek Kapus berasal dari Kalimantan Barat. Lagu daerah ini menceritakan Sungai Kapuas, yang menjadi ikon Provinsi Kalimantan Barat.

21. Naluya (Kalimantan Tengah)

Naluya adalah lagu daerah dari Kalimantan Tengah. Lagi ini bermakna motivasi untuk mengajarkan anak-anak agar dapat belajar dengan baik dan mandiri.

22. Ampar Ampar Pisang (Kalimantan Selatan)

Lagu Ampar Ampar Pisang dari Kalimantan Selatan ini menceritakan tentang pisang yang yang sedang dikerubuti binatang kecil. Lagu ini juga digunakan untuk menakuti anak kecil yang suka mencuri pisang.

23. Indung Indung (Kalimantan Timur)

Indung Indung adalah lagu daerah dari Kalimantan Timur. Lagu ini berisi pesan-pesan keagamaan untuk para muslim dalam menjalankan perintah Allah SWT.

24. Bebilin (Kalimantan Utara)

Lagu Bebilin adalah lagu daerah dari Kalimantan Utara. Lagu ini bermakna tentang nasihat untuk saling menjaga persatuan dan menjauhi segala hal-hal yang dapat menimbukan perpecahan.

25. Manesel (Sulawesi Utara)

Menesel adalah lagu daerah dari Sulawesi Utara. Lagu ini menceritakan arti sebuah penyesalan bagi perempuan muda yang menjalin sebuah hubungan namun belum terikat dengan pernikahan.

26. Hulonthalo Lipu'u (Gorontalo)


Lagu Hulonthalo Lipu'u adalah lagu daerah yang berasal dari Gorontalo. Lagu ini menceritakan suatu keindahan alam yang berada di Gorontalo.

27. Posisani (Sulawesi Tengah)

Lagu Posisani berasal dari Sulawesi Tengah (Sulteng). Lagu daerah ini dipakai para anak muda Sulteng untuk saling berkenalan.

28. Tenggang Tenggang Lopi (Sulawesi Barat)

Lagu daerah Tenggang Tenggang Lopi berasal dari Sulawesi Barat. Lagu ini bercerita tentang kebiasaan masyarakat Sulawesi Barat yang bermata pencaharian sebagai nelayan.

29. Ana' Kakung (Sulawesi Selatan)

Ana' Kakung adalah lagu daerah yang berasal dari Sulawesi Selatan. Lagu ini berkisah tentang seorang anak yang ditelantarkan oleh keluarganya karena masalah ekonomi.

30. Peia Tawa Tawa (Sulawesi Tenggara)

Lagu daerah ini berasal dari Sulawesi Tenggara. Lagi ini berisi ajakan untuk bergembira dengan bernyanyi dan menari bersama-sama.

31. Nona Manis Siapa yang Punya (Maluku)

Lagu terkenal ini berasal dari Maluku. Lagu daerah ini bercerita tentang nona atau anak perempuan manis yang disayang oleh semua orang.

32. Borero (Maluku Utara)

Borore adalah lagu daerah yang berasal dari Maluku Utara. Lagu ini berkisah tentang kenangan seseorang dengan kekasihnya, yang tidak diketahui keberadaanya.

33. Yamko Rambe Yamko (Papua)

Yamko Rambe Yamko adalah lagu daerah yang berasal dari Papua. Lagu ini berkisah tentang peperangan antar suku.

34. Sajojo (Papua Barat)

Papua Barat sebelumnya bernama Irian Jaya Barat. Lagu-lagu dari Papua Barat sama dengan Papua, salah satunya Sajojo. Lagu Sajojo menceritakan tentang seorang gadis kesayangan orang tua, yang diperebutkan oleh para lelaki di desanya.

Nah, itu dia lagu-lagu daerah lengkap dari 34 Provisi di Indonesia beserta maknanya. Semoga bisa menambahkan rasa cinta kita kepada Tanah Air. Kalau detikers, paling suka lagu daerah yang mana nih?

Simak Video "Bikin Kolaborasi Bareng Butet, Ridwan Kamil: Mendinginkan Suhu Politik"

(nwy/nwy)

Page 2

Jakarta -

Setiap daerah yang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke tentunya mempunyai keunikan tersendiri. Karena itu tidak heran jika lagu daerah menjadi sebuah ciri khas dari daerah tersebut.

Lagu daerah ini bisanya dinyanyikan oleh masyarakat daerah. Ciri khasnya menggunakan bahasa daerah dan alat musik tradisional masing-masing.

Namun, lagu daerah pada umumnya tidak begitu diketahui dengan jelas siapa penciptanya.
Untuk menjaga eksistensi dan melestarikan lagu-lagu daerah dari berbagai wilayah Indonesia, kita harus mengetahui lagu-lagu tersebut.

Berikut kumpulan lagu-lagu daerah dari 34 Provinsi di Indonesia dirangkum dari berbagai sumber:

1. Bungong Jempa (Aceh)

Lagu Bungong Jeumpa berasal dari Aceh. Lagu daerah ini menceritakan tentang bunga cempaka yang sangat indah di Provinsi Aceh.

2. Butet (Sumatera Utara)

Lagu Butet yang populer ini berasal dari Sumatera Utara. Kata "butet" bermakna anak perempuan.

Lagu daerah ini berisi cerita tentang pesan rindu seorang ayah kepada anak perempuannya ketika dirinya sedang mengikuti perang.

3. Ayam Den Lapeh (Sumatera Barat)

Lagu daerah berikutnya yakni Ayam Den Lapeh. Lagu ini berasal dari Sumatera Barat.

Makna yang terdapat dari lagu ini adalah imbauan bagi kita agar tidak terlalu larut dalam kesedihan dan menerima segala sesuatunya dengan lapang dada.

4. Soleram (Riau)

Soleram adalah lagu daerah yang berasal dari Riau. Lagu ini berisi tentang nasihat terkait adat istiadat dan agama agar selalu terjaga dengan baik.

5. Dendang Nelayan (Kepulauan Riau)

Lagu daerah dari Kepulauan Riau yakni Dendang Nelayan. Lagu daerah dari Kepulauan Riau ini menceritakan kehidupan nelayan yang berlayar dengan luasnya lautan. Lagu berbahasa Melayu ini dinyanyikan dengan tempo lambat dan syahdu.

6. Selandang Mayang (Jambi)

Selandang Mayang merupakan lagu daerah yang berasal dari Jambi. Lagu ini mempunyai makna yang sangat mendalam tentang penggambaran kerja keras seseorang.

7. Sayang Selayak (Sumatera Selatan)

Lagu daerah asal Sumatera Selatan (Sumsel) ini berisi nasihat untuk saling mengayomi dan berbagi rasa cinta secara ikhlas terhadap sesama. Selain itu lagu ini sering dibawakan untuk berbagai pertunjukan di daerah Sumsel.

8. La Berage (Kepulauan Bangka Belitung)

Lagu La Barage berasal dari Kepulauan Bangka Belitung. Lagu daerah ini mengisahkan tentang budaya yang melekat pada masyarakat Belitung yang biasa disebut dengan makan bedulang atau makan bersama.

9. Yo Botoi Botoi (Bengkulu)

Yo Botoi Botoi adalah lagu daerah dari Bengkulu. Garis besar dari terciptanya lagu ini adalah menceritakan keseluruhan kehidupan masyarakat Bengkulu yang berada di Pantai Pasar Bengkulu.

10. Tepui Tepui (Lampung)

Lagu Tepui Tepui berasal dari Lampung. Lirik lagu Tepui Tepui berisi memotivasi masyarakat Lampung agar tetap produktif bangun di pagi hari dan pergi bekerja di sawah.

11. Kicir Kicir (DKI Jakarta)

Kicir Kicir berasal dari DKI Jakarta. Lagu daerah ini perpaduan pantun plus irama musik.

Kicir Kicir bermakna tentang nasihat untuk manusia agar selalu bersemangat dalam menjalani kehidupan.

12. Tong Sarakah (Banten)

Tong Sarakah adalah lagu daerah yang berasal dari Banten. Lagu ini menyampaikan pesan kepada manusia untuk tidak boleh serakah dalam menjalani hidup.

13. Es Lilin (Jawa Barat)

Es Lilin adalah lagu yang berasal dari Jawa Barat. Lagu daerah dengan lirik bahasa Sunda ini, mengisahkan tentang kegelisahan seorang perempuan untuk memilih sosok pendamping untuk hidupnya.

14. Gambang Suling (Jawa Tengah)

Lagu Gambang berasal dari Jawa Tengah. Lagu ini menggambarkan kekaguman Ki Narto atas hasil suara yang indah dari salah satu alat musik suling.

15. Suwe Ora Jamu (Daerah Istimewa Yogyakarta)

Suwe Ora Jamu adalah lagu daerah yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Lagu ini bermakna tentang pertemuan yang terjadi setelah lama tidak bertemu.

16. Rek Ayo Rek (Jawa Timur)

Rek Ayo Rek berasal dari Jawa Timur. Lagu daerah ini mengisahkan tentang kegembiraan anak-anak ketika hari libur telah tiba.

17. Ratu Anom (Bali)

Ratu Anom merupakan lagu daerah yang berasal dari Bali. Lagu ini berkisah tentang seorang ibu yang meminta anaknya menunggunya pulang dari pasar.

18. Moree (Nusa Tenggara Barat)

Lagu Moree berasal dari Nusa Tenggara Barat. Lagu daerah ini Liriknya sangat menggambarkan tentang kebudayaan masyarakat NTB, yang khas dengan berbagai macam tarian-tarian tradisionalnya.

19. Oli Gailaru Marada (Nusa Tenggara Timur)

Lagu daerah dari Nusa Tenggara Timur ini mengisahkan tentang seseorang yang berada jauh di perantauan. Dia diajak untuk kembali pulang ke kampung halaman untuk membangun daerahnya.

20. Aek Kapus (Kalimantan Barat)

Lagu Aek Kapus berasal dari Kalimantan Barat. Lagu daerah ini menceritakan Sungai Kapuas, yang menjadi ikon Provinsi Kalimantan Barat.

21. Naluya (Kalimantan Tengah)

Naluya adalah lagu daerah dari Kalimantan Tengah. Lagi ini bermakna motivasi untuk mengajarkan anak-anak agar dapat belajar dengan baik dan mandiri.

22. Ampar Ampar Pisang (Kalimantan Selatan)

Lagu Ampar Ampar Pisang dari Kalimantan Selatan ini menceritakan tentang pisang yang yang sedang dikerubuti binatang kecil. Lagu ini juga digunakan untuk menakuti anak kecil yang suka mencuri pisang.

23. Indung Indung (Kalimantan Timur)

Indung Indung adalah lagu daerah dari Kalimantan Timur. Lagu ini berisi pesan-pesan keagamaan untuk para muslim dalam menjalankan perintah Allah SWT.

24. Bebilin (Kalimantan Utara)

Lagu Bebilin adalah lagu daerah dari Kalimantan Utara. Lagu ini bermakna tentang nasihat untuk saling menjaga persatuan dan menjauhi segala hal-hal yang dapat menimbukan perpecahan.

25. Manesel (Sulawesi Utara)

Menesel adalah lagu daerah dari Sulawesi Utara. Lagu ini menceritakan arti sebuah penyesalan bagi perempuan muda yang menjalin sebuah hubungan namun belum terikat dengan pernikahan.

26. Hulonthalo Lipu'u (Gorontalo)


Lagu Hulonthalo Lipu'u adalah lagu daerah yang berasal dari Gorontalo. Lagu ini menceritakan suatu keindahan alam yang berada di Gorontalo.

27. Posisani (Sulawesi Tengah)

Lagu Posisani berasal dari Sulawesi Tengah (Sulteng). Lagu daerah ini dipakai para anak muda Sulteng untuk saling berkenalan.

28. Tenggang Tenggang Lopi (Sulawesi Barat)

Lagu daerah Tenggang Tenggang Lopi berasal dari Sulawesi Barat. Lagu ini bercerita tentang kebiasaan masyarakat Sulawesi Barat yang bermata pencaharian sebagai nelayan.

29. Ana' Kakung (Sulawesi Selatan)

Ana' Kakung adalah lagu daerah yang berasal dari Sulawesi Selatan. Lagu ini berkisah tentang seorang anak yang ditelantarkan oleh keluarganya karena masalah ekonomi.

30. Peia Tawa Tawa (Sulawesi Tenggara)

Lagu daerah ini berasal dari Sulawesi Tenggara. Lagi ini berisi ajakan untuk bergembira dengan bernyanyi dan menari bersama-sama.

31. Nona Manis Siapa yang Punya (Maluku)

Lagu terkenal ini berasal dari Maluku. Lagu daerah ini bercerita tentang nona atau anak perempuan manis yang disayang oleh semua orang.

32. Borero (Maluku Utara)

Borore adalah lagu daerah yang berasal dari Maluku Utara. Lagu ini berkisah tentang kenangan seseorang dengan kekasihnya, yang tidak diketahui keberadaanya.

33. Yamko Rambe Yamko (Papua)

Yamko Rambe Yamko adalah lagu daerah yang berasal dari Papua. Lagu ini berkisah tentang peperangan antar suku.

34. Sajojo (Papua Barat)

Papua Barat sebelumnya bernama Irian Jaya Barat. Lagu-lagu dari Papua Barat sama dengan Papua, salah satunya Sajojo. Lagu Sajojo menceritakan tentang seorang gadis kesayangan orang tua, yang diperebutkan oleh para lelaki di desanya.

Nah, itu dia lagu-lagu daerah lengkap dari 34 Provisi di Indonesia beserta maknanya. Semoga bisa menambahkan rasa cinta kita kepada Tanah Air. Kalau detikers, paling suka lagu daerah yang mana nih?

Simak Video "Bikin Kolaborasi Bareng Butet, Ridwan Kamil: Mendinginkan Suhu Politik"

[Gambas:Video 20detik]

(nwy/nwy)

Video yang berhubungan