Tuliskan dua primer wanita yang mengalami masa pubertas

Tuliskan dua primer wanita yang mengalami masa pubertas

Perubahan primer pada laki-laki dan perempuan adalah tanda awal seseorang memasuki masa pubertas dengan ditandai matangnya organ reproduksi. Pada perempuan, perubahan primer ditandai dengan terjadinya menstruasi. Sementara pada laki-laki perubahan primer ditandai dengan :

  1. Mimpi basah (tanda awal masa pubertas).
  2. Organ kelamin mulai matang yang ditandai dengan dihasilkannya sperma dalam testis.
  3. Mengalami ereksi secara spontan. 

Ketidaksiapan tubuh untuk mengalami perubahan terlalu cepat dapat menyebabkan ketidakseimbangan pertumbuhan pada anak. Akibatnya pertumbuhan fisik dan mentalnya menjadi tidak optimal.

Pubertas dini juga akan menyebabkan anak sulit beradaptasi secara emosional dan sosial.

Masalah kepercayaan diri atau merasa kebingungan paling sering dialami oleh anak perempuan karena perubahan fisiknya.

Selain itu, perubahan perilaku dapat terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan akibat perubahan mood dan cenderung lebih cepat marah.

Anak laki-laki dapat cenderung menjadi agresif dan memiliki dorongan seks yang tidak sesuai dengan usianya.

2. Masa puber yang terlambat

Pada kasus tertentu, anak masih belum merasakan perubahan saat umurnya sudah menginjak usia pubertas. Kondisi ini biasa juga disebut sebagai late atau delayed puberty.

Puber yang terlambat bisa terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan. Pada anak laki-laki, tanda nya bisa dilihat ketika ukuran penis belum meningkat di usia 14 tahun.

Sementara pada anak perempuan, tandanya terlihat ketika payudara belum berkembang di umur 13 tahun.

Umumnya, kondisi ini bukan hal yang serius karena bisa dirawat dengan melakukan terapi hormon. Namun, Anda sebagai orangtua perlu untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Anak akan dievaluasi terlebih dahulu untuk mengetahui apa penyebab kondisi ini. Apabila dipengaruhi oleh kondisi medis tertentu yang memengaruhi hormon, ada kemungkinan hal ini bisa berdampak pada masalah kesuburan.

Ada beberapa penyebab yang memungkinkan remaja mengalami hal ini, di antaranya adalah:

Faktor keturunan

Faktor keturunan merupakan penyebab yang sering terjadi ketika remaja mengalami masa puber yang tertunda.

Jangan panik karena kondisi ini tidak perlu perawatan. Cukup menunggu sampai tanda-tandanya datang. Namun jika Anda khawatir, kunjungi dokter anak untuk berkonsultasi.

Masalah kesehatan

Anak yang mempunyai kondisi penyakit kronis seperti diabetes, ginjal, atau bahkan asma ada kemungkinan mengalami keterlambatan puber.

Oleh karenanya, meski anak memiliki penyakit kronis, pastikan bahwa gizi pada anak remaja Anda tercukupi.

Masalah pada kromosom

Sebagian remaja yang mengalami keterlambatan masa puber juga bisa disebabkan karena adanya masalah kromosom. Misalnya seperti turner syndrome, yaitu ketika salah satu dari kromosom X perempuan tidak normal atau hilang.

Pada laki-laki misalnya mengalami sindrom Klinefelter dengan kromosom ekstra X. Anda perlu mengonsultasikan dengan dokter untuk mengatasi masalah ini.

3. Remaja tidak bisa mengalami puber

Dalam medis, kondisi ini disebut sebagai sindrom Kallmann. Ini merupakan kelainan genetik langka pada manusia yang didefinisikan terjadinya penundaan atau tidak adanya tanda pubertas.

Kondisi yang bisa terjadi pada perempuan atau laki-laki ini disertai dengan indra penciuman yang terganggu. Kadar testosteron pada pria serta estrogen dan progesteron pada wanita mengalami penurunan jumlah dalam tubuh.

Kondisi ini mengakibatkan terjadinya kegagalan pertumbuhan seks sekunder pada masing-masing jenis kelamin. Adapun perawatan utama kondisi ini adalah terapi penggantian hormon (hormone replacing therapy).

Jumlah penggantian hormon disesuaikan dengan kadar hormon seks normal pada rentang usia tersebut, tergantung pada usia seseorang saat terdiagnosis.

Konsultasikan ke dokter jika memiliki pertanyaan lanjutan

Umumnya, orangtua merasa khawatir jika anak tidak menunjukkan ciri-ciri pubertas saat sudah memasuki usia puber.

Namun, ingat saja bahwa setiap anak memiliki masanya sendiri untuk mengalami berbagai tanda pubertas yang telah disebutkan di atas.

Tidak ada salahnya untuk berkonsultasi pada dokter jika anak Anda mengalami masalah di fase pubertas.

Dokter akan membantu Anda menemukan cara yang tepat untuk menangani masalah anak Anda sesuai kondisi.

Jakarta -

Tanda serta ciri-ciri perubahan seks primer dan sekunder laki-laki umum terjadi di usia remaja. Perubahan yang bersifat normal ini sangat khas menandai pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

Munculnya tanda serta ciri-ciri perubahan seks primer dan sekunder laki-laki biasa terjadi di masa pubertas. Kondisi ini dialami laki-laki di usia 12-16 tahun, bergantung pada kondisi tiap anak.

"Pada masa pubertas, anak laki-laki akan mengalami perubahan fisik primer dan sekunder. Perubahan primer adalah perubahan yang pasti akan dialami laki-laki pada masa pubertas," tulis repository Universitas Sumatera Utara (USU)

Tanda serta ciri-ciri perubahan primer dan sekunder laki-laki saat pubertas

A. Tanda dan ciri-ciri perubahan primer

1. Kesiapan testis memproduksi sperma

2. Mengalami mimpi basah

Peristiwa mimpi basah adalah peristiwa ejakulasi atau keluarnya air mani saat tidur. Tanda dan ciri-ciri perubahan primer ini terjadi saat testis serta salurannya (uretra) terisi penuh sperma.

Mimpi basah biasa dialami semua anak laki-laki menjelang dewasa. Kondisi ini menunjukkan seorang laki-laki siap melakukan proses reproduksi. Dia sudah mampu membuahi sel telur yang sudah matang hingga terjadi kehamilan.

B. Tanda dan ciri-ciri perubahan sekunder

1. Ukuran kemaluan bertambah

2. Suara menjadi lebih berat

3. Kumis tumbuh dan jakun mulai tampak

4. Perubahan hormon mengakibatkan munculnya gangguan bau badan dan jerawat

5. Rambut halus tumbuh di ketiak dan kemaluan

6. Dada pria menjadi lebih lebar dan bidang.

Perubahan sekunder mengindikasikan kondisi anak laki-laki yang menjadi lebih matang dibanding sebelumnya.

Dikutip dari Pedoman Pelaksanaan Kegiatan KIE Kesehatan Reproduksi untuk Petugas Kesehatan di Tingkat Pelayanan Dasar, Kementerian Kesehatan, tanda serta ciri-ciri perubahan primer dan sekunder laki-laki terjadi sangat cepat. Perubahan fisik kerap tidak seimbang dengan kondisi mental dan kejiwaan remaja.

"Perubahan dapat membingungkan para remaja sehingga perlu bimbingan dan dukungan lingkungan di sekitarnya, agar tidak salah melangkah. Apalagi remaja adalah masa perilaku remaja ingin mencoba hal baru," tulis Kemenkes.

Berbagai hal bisa mendorong remaja mencoba hal baru termasuk rangsangan seksual. Perilaku ini berisiko memberikan dampak buruk pada remaja. Misal kehamilan tidak diinginkan, tertular penyakit menular seksual, dan gangguan lainnya.

Karena itu, remaja harus punya cukup informasi soal tanda serta ciri-ciri perubahan primer dan sekunder laki-laki saat puber. Pengetahuan diharapkan bisa mencegah remaja melakukan perbuatan yang berisiko merugikan dirinya.

Info yang benar terkait tanda serta ciri-ciri perubahan primer dan sekunder laki-laki, juga diharapkan membantu remaja menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Dengan kesehatan dan kesiapan fisik serta mental, remaja bisa membangun keluarga dan masa depan yang lebih baik.

Simak Video "Jika Anak Alami Eating Disorder"



(row/erd)

Ilustrasi anak perempuan yang beranjak remaja. Foto: Pixabay

Pubertas merupakan bagian dari tahapan perkembangan manusia. Pubertas adalah tahapan perubahan fisik, sikap/perilaku, dan pematangan organ reproduksi yang dialami manusia. Seorang anak yang memasuki masa pubertas, berarti sudah mulai memasuki fase remaja.

Baik laki-laki maupun perempuan, akan mengalami masa pubertas. Namun, dibandingkan dengan laki-laki, masa pubertas perempuan terjadi lebih cepat. Laki-laki mengalami pubertas pada usia 12-16 tahun, sedangkan perempuan terjadi pada usia 10-16 tahun.

Ciri-ciri pubertas yang dialami laki-laki maupun perempuan juga berbeda-beda. Adapun ciri-ciri pubertas yang dibagi menjadi dua macam, yaitu ciri-ciri perubahan primer dan ciri-ciri perubahan sekunder.

Pada pembahasan kali ini, akan diulas lebih jauh mengenai ciri-ciri pubertas pada perempuan, yang ditandai dengan perubahan primer maupun sekunder. Agar lebih memahaminya, berikut pembahasan lengkapnya.

Pubertas perempuan ditandai dengan terjadinya menstruasi setiap satu bulan sekali. Foto: Pixabay

Perubahan primer adalah perubahan yang pasti akan dialami oleh perempuan ketika mulai memasuki masa pubertas. Sementara itu, perubahan sekunder merupakan perubahan yang belum pasti akan dialami oleh setiap perempuan saat memasuki masa pubertas.

Perubahan sekunder setiap perempuan akan berbeda-beda. Lantas apa saja ciri-ciri keduanya? Simak uraian lengkapnya berikut ini yang dikutip dalam buku Seri Buku Soal Super Ilmu Pengetahuan untuk Sekolah Dasar Kelas VI karya Bambang Sutejo (2007: 11).

Perubahan primer pada perempuan ditandai dengan terjadinya menstruasi yang menandakan ovarium telah mampu menghasilkan sel telur. Proses menstruasi terjadi saat sel telur yang dihasilkan ovarium sudah matang dan memasuki rahim.

Jika sel telur tidak dibuahi oleh sperma, dalam beberapa hari sel telur akan mati. Sel telur yang mati tersebut akan luruh bersama penebalan yang terjadi pada dinding rahim dan dikeluarkan melalui vagina. Jika dibuahi oleh sel sperma, sel telur akan berkembang dan tumbuh menjadi janin.

Menstruasi pertama terjadi pada usia 10 sampai 14 tahun. Menstruasi biasanya berlangsung selama 3 sampai 7 hari, dan terjadi satu sekali dalam siklus 28-31 hari. Namun, periode ini tidak sama pada setiap perempuan.

Pada awalnya, beberapa perempuan mungkin akan mengalami siklus menstruasi yang belum teratur, akan tetapi seiring berjalannya waktu, siklusnya akan menjadi semakin lebih teratur.

2. Ciri Perubahan Sekunder

Perubahan sekunder merupakan perubahan pada fisik yang tampak dari luar. Adapun ciri-ciri perubahan sekunder yang dialami perempuan, di antaranya, yaitu:

  • Payudara mulai terbentuk pada usia 10 tahun dan bertambah ukuran seiring bertambahnya usia;

  • Menstruasi akan terjadi setiap satu bulan sekali;

  • Pinggul membesar, tubuh mulai berbentuk, dan sebagian besar tubuh perempuan akan menjadi gemuk;

  • Timbulnya bau badan dan jerawat yang diakibatkan hormon;

  • Biasanya kulit akan lebih berminyak;

  • Tumbuhnya rambut halus di ketiak dan organ kemaluan.

Timbulnya jerawat menjadi salah satu ciri sekunder pada masa pubertas perempuan. Foto: Pixabay

Menjaga Kebersihan Diri dan Organ Reproduksi

Beberapa perubahan fisik pada pubertas perempuan terkadang cukup mengganggu aktivitas, seperti bau badan dan timbulnya jerawat. Bau badan disebabkan tumbuhnya bakteri pada bagian tubuh yang lembab.

Keadaan tersebut dapat dihindari dengan cara menjaga kebersihan tubuh dan organ reproduksi. Mengutip buku Dunia Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar Kelas 6 oleh Drs. H. Panut dkk (2007: 27), langkah-langkah menjaga kebersihan diri bagi remaja perempuan, yaitu:

  1. Membiasakan mandi secara teratur, minimal sebanyak dua kali sehari.

  2. Hindari menggunakan pakaian yang tidak menyerap keringat, terutama jika beraktivitas di bawah terik matahari. Sebab, hal itu akan menyebabkan tubuh menjadi lembab.

  3. Ganti pakaian dalam secara teratur, pastikan selalu dalam keadaan kering dan jangan sampai lembab.

  4. Setelah buang air kecil, bersihkan dengan air bersih dan keringkan dengan handuk atau tisu.

  5. Saat menstruasi, gantilah pembalut setelah mandi atau buang air kecil. Pembalut yang sudah kotor mudah terjangkit bakteri.

  6. Cara menyeka alat kelamin saat membersihkannya, yaitu dari arah depan ke belakang. Dengan cara ini, kotoran dan bakteri di dubur tidak terbawa ke organ kemaluan.