Alat pacu jantung atau defribrilator adalah alat untuk mengatasi gangguan irama jantung atau aritmia yang dapat mengancam jiwa. Alat ini akan ditempelkan pada dada atau area perut pasien untuk membantu pasien mengontrol ritme jantung yang tak normal. Show Alat ini akan mengirimkan kejutan berupa listrik ke jantung untuk membantu merangsang agar detak jantung dan otot jantung kembali berfungsi dengan normal. Alat ini digunakan untuk mengatasi aritmia karena pada saat pasien mengalami kondisi ini, irama jantung bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat atau dengan ritme yang tidak biasa. Jika jantung berdetak terlalu cepat, kondisi ini disebut takikardia. Sementara itu, jantung yang berdetak terlalu lambat disebut bradikardia. Selama mengalami aritmia, jantung mungkin tidak bisa berfungsi dengan normal, sehingga mungkin jantung tidak akan memompa darah ke seluruh tubuh secara normal. Hal ini bisa menyebabkan volume darah yang dipompa keluar jantung tidak sesuai dengan kebutuhan organ tubuh lainnya. Hal ini tentu bisa menimbulkan berbagai gejala, termasuk kelelahan, sesak napas, hingga pingsan. Bahkan, aritmia yang sudah tergolong parah dapat menyebabkan kerusakan organ vital yang bisa menyebabkan kematian. Oleh sebab itu, penderita aritmia membutuhkan bantuan alat pacu ini untuk mengatasi kondisinya. Pasalnya, alat ini bisa digunakan untuk mengurangi gejala aritmia seperti kelelahan atau pingsan. Alat ini juga dapat membantu penderita gangguan ritme jantung untuk tetap berkegiatan secara aktif. Awalnya, defibrilator hanya digunakan untuk mencegah kematian mendadak akibat ventricular tachycardia (VT). Salah satu jenis aritmia yang ditandai dengan detakan bilik jantung yang sangat cepat, bahkan lebih dari 100 kali per menit. Akhirnya menimbulkan detak jantung abnormal yang terjadi berturut-turut, setidaknya 3 kali. Nah, para ahli sepakat bahwa penggunaan alat pacu jantung yang disertai dengan tindakan resusitasi, dapat meningkatkan peluang pasien untuk selamat. Meski begitu, karena tindakan ini baru dilakukan ketika pasien sudah mengalami VT, maka para ahli menyatakan bahwa hal tersebut adalah tindakan pencegahan sekunder.
Jantung yang sehat sangat penting untuk kesehatan yang baik. Itulah sebabnya Abbott berusaha semaksimal mungkin memajukan perawatan penyakit kardiovaskular. Teknologi medis terobosan kami bersifat invasif minimal, membantu memulihkan kesehatan masyarakat, sehingga mereka dapat kembali beraktivitas dengan lebih cepat. Kami memfokuskan diri pada teknologi inovatif yang berpotensi mengembangkan cara para dokter merawat para penderita penyakit vaskular, termasuk penyakit arteri di dalam dan di luar jantung, aritmia jantung (denyut jantung tidak teratur) dan penyakit katup jantung.
Aritmia adalah gangguan yang terjadi pada irama jantung. Penderita aritmia bisa merasakan irama jantungnya terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Sebenarnya, aritmia normal terjadi pada kondisi jantung yang sehat. Namun, bila terjadi terus menerus atau berulang, aritmia bisa menandakan adanya masalah pada organ jantung. Jenis AritmiaAda beberapa jenis aritmia yang paling sering dijumpai, yaitu:
Penyebab AritmiaAritmia terjadi ketika impuls listrik yang berfungsi mengatur detak jantung tidak bekerja dengan baik. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi di bawah ini: Selain kondisi medis, aritmia juga dapat dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti:
Gejala AritmiaAritmia bisa terjadi tanpa menimbulkan gejala, sehingga kadang tidak disadari oleh penderitanya. Gejala aritmia yang dapat muncul antara lain: Perlu diketahui, seseorang yang mengalami gejala di atas belum tentu mengalami aritmia. Oleh karena itu, pemeriksaan oleh dokter diperlukan agar dapat diketahui apa yang memicu gejala tersebut. Kapan harus ke dokterLakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter ahli kardiologi, terutama bila Anda menderita hipertensi, gangguan tiroid, diabetes, penyakit jantung, atau pernah menjalani operasi jantung. Segera ke dokter bila sering mengalami nyeri dada, sesak napas, dan jantung berdebar, terutama jika keluhan tersebut muncul secara tiba-tiba. Bila ada orang di sekitar Anda jatuh pingsan setelah sebelumnya mengeluhkan gejala-gejala di atas, segera bawa ia ke IGD di rumah sakit terdekat. Diagnosis AritmiaUntuk menentukan apakah pasien menderita aritmia, dokter akan menanyakan gejala yang muncul dan mendengarkan detak jantung pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:
Dokter juga dapat menjalankan pemeriksaan lain guna melihat kemungkinan adanya penyakit yang mendasari aritmia, yaitu:
Pengobatan AritmiaPengobatan aritmia bertujuan untuk mengatasi irama jantung yang tidak teratur. Metode yang digunakan tergantung pada jenis gangguan irama jantung yang dialami, apakah terlalu cepat atau terlalu lambat. Metode pengobatannya meliputi: Obat-obatanObat-obatan yang diresepkan dokter untuk mengatasi aritmia adalah obat antiaritmia. Dokter juga akan meresepkan warfarin untuk menurunkan risiko terjadinya penggumpalan darah. AblasiDokter akan melakukan tindakan ablasi jantung dengan prosedur kateterisasi jantung. Prosedur ini dilakukan dengan cara memasang satu atau lebih kateter di pembuluh darah yang menuju ke jantung. Elektroda yang terdapat di ujung kateter akan menghancurkan sebagian kecil jaringan di jantung yang menyebabkan gangguan irama jantung, sehingga irama jantung menjadi normal kembali. Alat pacu jantungDokter akan memasang alat pacu jantung di bawah kulit, tepat di bawah tulang selangka. Alat pacu tersebut berfungsi mengembalikan irama jantung yang terlalu lambat menjadi normal. ICDImplantable cardioverter-defribilator (ICD) adalah alat kecil yang dipasang di dada. Alat ini digunakan pada pasien yang berisiko mengalami henti jantung mendadak. Implan alat ini akan mendeteksi tanda henti jantung dan otomatis mengalirkan listrik untuk mengatasinya. Komplikasi AritmiaPada beberapa kasus, aritmia dapat memburuk dan menyebabkan komplikasi serius, seperti: Pencegahan AritmiaSeperti telah dijelaskan di atas, banyak faktor yang bisa menyebabkan aritmia. Oleh karena itu, pencegahannya tergantung pada penyebab aritmia tersebut. Secara umum, artimia dapat dicegah dengan menjaga kesehatan jantung, yaitu dengan:
Penderita penyakit jantung perlu melakukan kontrol rutin ke dokter agar kondisi penyakitnya tidak makin memburuk dan menimbulkan aritmia. Penderita juga perlu mengonsumsi obat secara teratur sesuai anjuran dokter dan segera ke dokter begitu gejala memburuk. Terakhir diperbarui: 4 April 2022
Dokter Munawar, Sp.JP, tengah mendemonstrasikan teknik ablasi 3 dimensi pada pasien aritmia jantung di RS.Jantung Binawaluya, Pasar Rebo, Jakarta. Kompas.com - Pemberian obat merupakan tindakan pertama yang diberikan dokter untuk pasien yang mengalami gangguan irama jantung atau aritmia jantung. Obat ini bekerja untuk mencegah terjadinya serangan sehingga harus diberikan seumur hidup. Bila obat sudah tidak mampu lagi mengatasi serangan, baru diberikan tindakan non bedah yang disebut ablasi dengan frekuensi radio. Menurut penjelasan dr.Muhamad Munawar, Sp.JP (K), teknik ablasi dilakukan menggunakan kateterisasi yang tipis dan panjang yang memasuki vena di tungkai atau lengan menuju jantung. Kateter kemudian ditempatkan di bagian jantung penyebab timbulnya aritmia. Elektrode yang ada di ujung kateter mengeluarkan denyut energi frekuensi radio yang mirip dengan panas microwave. "Denyut ini akan menghancurkan sel otot abnormal yang menyebabkan aritmia," kata dr.Munawar, ketua Divisi Aritmia Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI/RSCM Jakarta. Teknik ablasi yang ada saat ini, tambah Munawar, sudah bisa mengatasi sel otot abnormal yang jumlahnya cukup banyak. "Kalau saraf yang abnormalnya cuma satu, dengan teknologi konvensional sudah bisa. Namun kini sudah ada teknologi baru yang bisa menghilangkan sel-sel otot yang jumlahnya cukup banyak," paparnya dalam acara media workshop penanganan gangguan irama jantung di RS.Jantung Binawaluya, Jakarta, beberapa waktu lalu. Teknologi ablasi yang terbaru menggunakan pemetaan tiga dimensi dari struktur jantung yang bisa memetakan secara sistmeatis konduksi listrik jantung sehingga bisa diketahui sumber aliran listrik abnormal secara tepat. "Teknik ini bukan pembedahan, hanya memasukkan kateter kecil ke jantung melalui pembuluh darah," katanya. Angka keberhasilan teknologi ini tergantung dari tingkat kompleksitas aritmia. Pada aritmia yang sederhana, tingkat keberhasilannya mencapai 95 persen, dan mencapai 85 persen untuk aritmia yang sangat kompleks. Efek samping dari prosedur ini juga sangat kecil. "Sesudah tindakan pasien bisa langsung beraktivitas dan tidak perlu lagi makan obat," katanya. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Baca berikutnya |