Show Dalam melakukan penelitian sejarah, sejarawan tidak bisa melakukannya secara sembarangan. Sebab sejarah harus ditulis sesuai fakta berdasarkan data yang valid. Apabila hendak melakukan penelitian, sejarawan harus melalui tahapan-tahapan sesuai dalam metode penelitian sejarah. Ada empat tahapan yang harus dilewati dalam metode penelitian sejarah. Keempat tahapan tersebut yaitu: heuristik, kritik atau verifikasi, interpretasi, dan historiografi (Lubis, 2011: 15-16). HeuristikTahapan penelitian sejarah yang pertama adalah heuristik. Heuristik berasal dari bahasa Yunani “heuriskein” yang artinya menemukan atau memperoleh (Renier, 1997:113 dalam Lubis, 2011:17). Menurut sejarawan Nina Herlina Lubis (2011:15) heuristik adalah tahapan / kegiatan menemukan dan menghimpun sumber, informasi, jejak masa lampau. Jadi, heuristik merupakan tahapan proses pengumpulan sumber – sumber sejarah. Selain sumber tertulis, ada juga sumber lisan. Menurut Sartono Kartodirjo, sejarah lisan merupakan cerita-cerita tentang pengalaman kolektif yang disampaikan secara lisan (Dienaputra, 2006:12). Sejarah lisan diperlukan untuk melengkapi sumber – sumber tertulis. Dalam sejarah lisan, terdapat informasi – informasi yang tidak tercantum dalam sumber – sumber tertulis. Untuk mendapatkan informasi – informasi itu, penulis harus melakukan wawancara dengan narasumber yang disebut sebagai pengkisah dengan menggunakan alat rekam dan kaset (Dienaputra,2006:35). KritikTahapan selanjutnya adalah kritik. Sumber – sumber yang telah didapat melalui tahapan heuristik, selanjutnya harus melalui tahapan verifikasi. Kritik dibagi menjadi dua macam yaitu kritik ekstern untuk meneliti otentisitas atau keaslian sumber, dan kritik intern untuk meneliti kredibilitas sumber (Kuntowijoyo, 2005: 100). Singkatnya, tahapan kritik ini merupakan tahapan untuk memilih sumber – sumber asli dari sumber – sumber palsu. Untuk mendapatkan fakta sejarah, perlu melakukan proses koroborasi. Koroborasi yaitu pendukungan suatu data dari suatu sumber sejarah dengan sumber lain (dua atau lebih), dimana tidak ada hubungan kepentingan di antara sumber-sumber tersebut, atau sumber bersifat merdeka (Herlina, 2011: 34). Baca Juga: Contoh Populasi dan Sampel dalam Kehidupan Sehari-hari InterpretasiTahapan selanjutnya adalah interpretasi. Interpretasi merupakan tahapan / kegiatan menafsirkan fakta-fakta serta menetapkan makna dan saling hubungan daripada fakta-fakta yang diperoleh (Herlina, 2011:15). Ada dua macam interpretasi, yakni analisis yang berarti menguraikan dan sintesis yang berarti menyatukan. Melalui tahapan interpretasi ini lah, kemampuan intelektual seorang sejarawan benar – benar diuji. Sejarawan dituntut untuk bisa berimajinasi membayangkan bagaimana peristiwa pada masa lalu itu terjadi. Namun, bukan berarti imajinasi yang bebas seperti seorang sastrawan. Imajinasi seorang sejarawan dibatasi oleh fakta – fakta sejarah yang ada. HistoriografiTahapan yang terakhir adalah historiografi. Historiografi (Gottschalk, 2006:39) adalah rekonstruksi yang imajinatif daripada masa lampau berdasarkan data yang diperolah dengan menempuh proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Dalam melakukan penulisan sejarah, terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan.
Baca Juga: Memahami Struktur Dan Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah Tahapan – tahapan metode penelitian sejarah mempermudah sejarawan dalam melakukan penelitian. Mulai dari proses pengumpulan sumber – sumber, memilih sumber – sumber asli, menginterpretasikan sumber – sumber, hingga penulisan sejarah. link sumber
Sebelum adanya sejarah, kita perlu memastikan bahwa sejarah itu benar benar terjadi. Untuk memastikan bahwa sejarah itu benar benar terjadi kita perlu melakukan sebuah penelitian sejarah. Hasil dari penelitian tersebut yang menentukan benar atau tidak adanya sejarah tersebut. Kebenaran yang dicari akan dianggap benar apabila masuk akal. Dalam melakukan penelitian sejarah kita harus mengikuti langkah langkah penelitian sejarah yang ada. Dalam materi sejarah Ada 5 langkah penelitian sejarah, berikut ini adalah langkah langkah penelitian sejarah : 1. Mencari TopikSebelum memulai sebuah penelitian, tentu pertama kali yang harus kita lakukan adalah memilih dan menetapkan topik. Topik ini harus layak untuk dijadikan penelitian dan usahakan bukan duplikasi dari penelitian lain. Tujuannya apa? Tujuan pemilihan topik ini supaya nantinya penelitian kita itu lebih terarah dan fokus pada masalah-masalahnya. Nah untuk menemukan masalah-masalah tersebut bisa menggunakan : 1. What? Apa yang akan kamu teliti? 2. Who? Siapa saja yang akan kamu teliti? Contoh kamu meneliti sejarah rumah tua yang angker. Kamu harus mencari orang yang terlibat dalam rumah itu, entah juru kunci, masyarakat setempat, ketua RT dan lain sebagainya. 3. Where? Yang mau kamu teliti? Meskipun pertanyaan ini digunakan untuk melakukan penelitian sejarah, namun kalau dilihat dari ciri disiplin ilmu sejarah ini bisa menjadi aspek spasial atau kekurangannya. Spasial yang dimaksud dini sini ialah berupa tempat. Jadi tempat atau geografis yang akan kita teliti harus jelas secara real. 4. When? When di sini berarti: kapan yang menyangkut waktu. Dalam ciri dari langkah-langkah penelitian sejarah yang bagus, ialah adanya konteks waktu. Contoh saja kalau ada data perubahan sosial di kota pada tahun 2006-2017. Penetapan waktu ini harus dipertimbangkan dengan data akademis. Dari pertanyaan diatas, nanti akan mengarahkan kita mencari sumber yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian. 2. HeuristikHeuristik berasal dari kata Yunani, heuriskein, artinya menemukan. Jadi yang dimaksud dengan langkah heuristik adalah
Untuk menemukan sumber tersebut seorang sejarawan harus bisa mencarinya di berbagai dokumen dengan :
Sejarah yang terjadi pada masa lalu memiliki begitu banyak periode dan bagian (seperti politik, ekonomi, social, dan budaya) sehingga memiliki sumber data yang beraneka ragam sehingga perlu adanya klasifikasi data dari banyaknya sumber tersebut. Dokumen dokumen yang berhasil dikumpulkan merupakan data yang sangat berharga. Dokumen tersebut yang digunakan sebagai dasar untuk menelusuri peristiwa peristiwa sejarah yang telah terjadi pada masa lalu. Menurut sifatnya sumber sejarah terbagi menjadi 2, yaitu: a. Sumber sejarah primer Sumber primer adalah sumber asli atau sumber yang dibuat pada saat peristiwa terjadi, atau yang dibuat oleh tangan pertama, misalnya seperti dokumen laporan kolonial. b. Sumber sekunder Sumber sekunder adalah sumber yang menggunakan sumber primer sebagai sumber utamanya, atau yang dibuat oleh tangan atau pihak kedua seperti buku, skripsi, dan tesis. Jika sumber tertulis yang didapat dibuat sezaman dan setempat dengan kejadian sejarah tersebut biasanya memiliki kadar kebenaran yang relatif tinggi, sedangkan sumber tertulis yang dibuat tidak sezaman dan tidak setempat lebih memerlukan kejelian para penelitinya. Dan untuk sumber lisan, pemilihan sumber didasarkan pada pelaku atau saksi mata dari suatu kejadian. Narasumber lisan yang hanya mendengar atau tidak hidup sezaman dengan peristiwa sejarah tersebut tidak dapat dijadikan narasumber lisan. 3. Verifikasi atau kritikVerifikasi adalah penilaian terhadap sumber-sumber sejarah. Verifikasi dalam sejarah memiliki arti pemeriksaan atau pengujian terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah. Penilaian terhadap sumber-sumber sejarah menyangkut pada 2 aspek, yaitu :
Aspek ekstern membahas mengenai apakah sumber itu asli atau palsu sehingga sejarawan harus mampu menguji tentang keakuratan dokumen sejarah tersebut, seperti waktu pembuatan dokumen, bahan, atau materi dokumen. Aspek intern mempersoalkan apakah isi yang terdapat dalam sumber itu dapat memberikan informasi yang diperlukan, misalnya berupa proses analisis terhadap suatu dokumen. Aspek ekstern harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
Setelah mendapat kepastian bahwa sumber itu adalah sumber yang benar diperlukan dalam bentuk asli dan masih utuh, kemudian dilakukan kritik intern. Kritik intern dilakukan untuk membuktikan bahwa informasi yang terkandung dalam sumber dapat dipercaya. Kritik ini dilakukan dengan penilaian intrinsik terhadap sumber dan dengan membandingkan kesaksian-kesaksian dari berbagai sumber. Langkah-langkah penelitian sejarah intrinsik pertama adalah
Dalam penelitian sejarah, sumber yang tidak resmi/informal dinilai lebih berharga daripada sumber resmi karena sumber tidak resmi bukan dimaksudkan untuk dibaca orang banyak (untuk kalangan bebas). Dengan demikian isinya pada umumnya lebih bersifat apa adanya, terus terang, tidak banyak yang disembunyikan, dan objektif. Langkah-langkah penelitian sejarah intrinsik kedua adalah
Pembuatan sumber harus dipastikan bahwa kesaksiannya dapat dipercaya. Untuk itu, harus mampu memberikan kesaksian yang benar dan harus dapat menjelaskan mengapa ia menutupi (merahasiakan) suatu peristiwa, atau sebaliknya melebih-lebihkan karena ia berkepentingan di dalamnya. Langkah ketiga dalam penelitian sejarah intrinsik ketiga adalah
Hal ini dilakukan dengan menyejajarkan kesaksian para saksi yang tidak berhubungan satu dan yang lain (independent witness) sehingga informasi yang diperoleh menjadi lebih objektif. Sumber-sumber yang diakui kebenarannya lewat verifikasi atau kritik, baik intern maupun ekstern, dianggap sebagai fakta. Fakta adalah keterangan tentang sumber yang dianggap benar oleh sejarawan atau peneliti sejarah. Fakta bisa saja diartikan sebagai sumber-sumber yang terpilih. 4. InterpretasiSetelah di verifikasi, data lalu di interpretasi.
Interpretasi dalam sejarah dapat juga diartikan sebagai penafsiran suatu peristiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa. Interpretasi yang dimaksud dalam sejarah adalah penafsiran terhadap suatu peristiwa, fakta sejarah, dan merangkai suatu fakta dalam kesatuan yang masuk akal. Penafsiran fakta harus bersifat logis terhadap keseluruhan konteks peristiwa sehingga berbagai fakta yang lepas satu sama lainnya dapat disusun dan dihubungkan menjadi satu kesatuan yang masuk akal. Bagi kalangan akademis, agar dapat menginterpretasi fakta dengan kejelasan yang objektif, harus dihindari penafsiran yang semena-mena karena biasanya cenderung bersifat subjektif. Selain itu, interpretasi harus bersifat deskriptif sehingga para akademisi juga dituntut untuk mencari landasan interpretasi yang mereka gunakan. Proses interpretasi juga harus bersifat selektif sebab tidak mungkin semua fakta dimasukkan ke dalam cerita sejarah, sehingga harus dipilih yang relevan dengan topik yang ada dan mendukung kebenaran sejarah. 5. HistoriografiHitoriografi berasal dari kata historia artinya sejarah dan graphia artinya penulisan. Historiografi merupakan tahap paling akhir dalam kegiatan penelitian untuk penulisan sejarah. Menulis kisah sejarah tidak hanya menyusun dan merangkai fakta-fakta hasil penelitian, melainkan juga menyampaikan suatu pikiran melalui interpretasi sejarah berdasarkan fakta hasil penelitian. Untuk itu, menulis sejarah memerlukan kecakapan dan kemahiran. Historiografi yang baik biasanya menyajikan latar belakang, kronilogi peristiwa, analisis sebab akibat, dan uraian mendalam mengenai hasil penelitian, dampak, serta kesimpulan. Dengan demikian, hasilnya dapt memberikan pemahaman baru yang bermakna kepada pembaca tentang topik tersebut. Langkah-langkah penelitian sejarah Histiriografi dapat di bedakan menjadi dua, yaitu : 1. Historiografi naratif
2. Historiografi strukturalis
Bentuk bentuk historiografi antara lain dapat berupa:
Sehingga tidak sekedar bercerita tetapi banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mendalam dengan tinjauan berbagai aspek. Penulisan yang baik adalah gabungan antar unsur naratif, deskriptif dan analitis. Bentuk gabungan ini akan menampilkan unsur cerita, detail sumber dan analisa terhadap peristiwa sejarah. Bentuk penulisan sejarahDan berikut ini adalah bentuk penulisan sejarah berdasarkan ruang dan waktu terdapat tiga bentuk, yaitu: 1. Penulisan sejarah tradisional Kebanyakan karya sejarah tradisional kuat dalam hal genealogi, tetapi tidak kuat dalam hal kronologi dan detail biografis. Tekanan penggunaan sejarah ini sebagai bahan pengajaran agama. Adanya kingship (konsep mengenai raja), pertimbangan kosmologis, dan antropologis lebih diutamakan daripada keterangan dari sebab akibat. 2. Penulisan sejarah colonial Penulisan ini memiliki ciri Nederland o sentris (eropa sentris), tekanannya pada aspek politik dan ekonomi serta bersifat institusional. 3. Penulisan sejarah nasional Penulisannya menggunakan metode ilmiah secara terampil dan bertujuan untuk kepentingan nasionalisme. Sebelum kita melalukan penelitian, kita harus mengertahui langkah langkahnya terlebih dahulu, Karena kita harus mengikuti urutan penelitian sejarah yang ada agar hasilnya lebih memuaskan. Langkah-langkah penelitian sejarah dengan mengumpulkan sumber-sumber, lalu di uji kebenarannya, dan melakukan interpretasi, hingga tahap teakhir yaitu penulisan sejarah dapat membuat kita lebih mudah dalam melakukan penelitian sejarah dan menguak fakta yang ada. Beri konten ini 5 bintang dong |