Suite class singapore airlines berapa harganya

Liputan6.com, Singapura - Bagi para pebisnis dan traveler, naik turun pesawat tampak menjadi hal biasa. Karenanya, Singapore Airlines muncul dengan inovasi baru demi menghadirkan perjalanan udara yang luar biasa bagi para penumpang.

Dengan tiket termahal di dunia senilai 23.077 dolar Singapura atau Rp 217,6 juta, para penumpang diperlakukan bak raja di pesawat Airbus A380 milik Singapore Airlines tersebut. Tiket pesawat itu dibeli dengan tujuan singkat dari Singapura ke New York. (Kurs: Rp 9.431/dolar Singapura)

Ruang tunggu Changi Airport untuk penumpang First Class dan Suites juga bagaikan lobi hotel mewah. Bahkan sebelum naik pesawat, para penumpang juga disambut dengan sejumlah menu kelas internasional.

Bagaimana rasanya naik pesawat dengan kamar pribadi di dalamnya di mana Anda bisa beristirahat layaknya di kamar hotel?.

Berikut ulasan singkat mengenai pengalaman terbang termahal di dunia seperti dikutip dari oddee.com, singaporeair.com, news.com.au, dan sejumlah sumber lain, Kamis (19/3/2015):

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Milik Singapore Airlines

Milik Singapore Airlines

Pada 2008, Singapore Airlines meluncurkan penerbangan Suites Class, perjalanan udara di mana setiap penumpang mendapatkan kamar pribadi layaknya di hotel. Itu merupakan kelas penerbangan paling mewah yang tersedia secara komersial.

Penerbangan mewah itu secara ekslusif dibakukan di pesawat Airbus A380. Lebih dari kursi penumpang biasa, maskapai asal Singapura itu menawarkan kabin pribadi di mana Anda dapat merasakan kemewahan sebuah penerbangan.

Interior pesawat dirancang khusus oleh perancang kapal pesiar mewah asal Prancis, Jean-Jacques Coste dan dilengkapi dengan tempat tidur super mahal buatan Italia. Hingga saat ini, Singapore Airlines masih menjadi maskapai komersial pertama dengan double bed di langit.

Tapi tentu saja, tak semua orang dapat menikmatinya. Harganya melambung setinggi penerbangan pesawat tersebut dengan standar satu tiket senilai Rp 217,6 juta untuk sekali penerbangan.

Kemewahan di kamar pesawat


Kemewahan di kamar pesawat

Saat berada di Private Room sambil menunggu jadwal keberangkatan, para penumpang akan disuguhi sajian lezat ala internasional mulai dari Chicken and Mutton Satay plate, Baked Boston Lobster with Gruyere, Emmenthal and Cheddar, hingga Prime Beef Burger with Foie Gras dari Amerika Serikat.

Setelah menikmati makanan lezat di ruang tunggu, para penumpang kini siap untuk naik ke pesawat. Setiap penumpang lantas diantar ke kamar pribadinya dan ditawari segelas champagne, Dom Pérignon champagne.

Tak ada yang bisa dicela dari kamar tersebut, terdapat tempat tidur untuk dua orang yang bisa diubah menjadi tempat tidur berukuran double. Jika jenuh, para penumpang bisa menonton televisi yang menempel di dinding kamar.

Terdapat lemari dan kamar mandi khusus untuk setiap penumpang. Para penumpang dapat beristirahat dengan tenang selama perjalanan dengan kamar dan pelayanan mewah tersebut.

Pelayanan prima

Pelayanan prima

Tak hanya ditawari segelas champagne, selama penerbangan, para penumpang juga ditawari piyama super hangat, bantal, selimut, dan berbagai perlengkapan tidur mahal lain. Bahkan sebelum bisa berdecak kagum dengan kamar yang ditempati, para pramugari dengan cekatan menawarkan makanan lain seperti lobster.

Lebih dari itu, para pramugari akan mengecek kebutuhan para penumpang secara berkala. Demi mendapatkan kenyamanan seutuhnya, para penumpang juga dapat menggunakan headphone khusus yang nyaman di telinga selama perjalanan.

Setelah menikmati perjalanan super mewah dan mahal tersebut, salah seorang penumpang mengatakan, dirinya tak yakin ada penerbangan yang lebih baik dari Suite Class milik Singapore Airlines tersebut.

Tak ada perjalanan setinggi 36.000 kaki yang membuatnya merasa seperti sedang berada di hotel mewah seperti yang dilakukan Singapore Airlines.(Sis/Nrm)

Singapore Airlines mengawali perjalanannya sebagai hasil penggabungan Malayan Airways Limited (MAL), Ocean Steamship Company of Liverpool, The Strait Steamship Company of Singapore, dan Imperial Airways pada 1 Mei 1947. Penerbangan pertama Singapore Airlines merupakan penerbangan sewaan, berangkat dari British Straits Settlement of Singapore menuju Kuala Lumpur menggunakan pesawat Airspeed Consul bermesin ganda. Singapore Airlines terus tumbuh pada 1940-an dan 1950-an. Pada 1955, Malayan Airways menambah armadanya dengan Douglas DC-3 yang terus beroperasi selama beberapa tahun kemudian. Selain itu, Singapore Airlines juga mengoperasikan jenis pesawat lain pada dua dekade pertamanya, yaitu Douglas DC-4 Skymaster, Vickers Viscount, Lockheed 1049 Super Constellation, Bristol Britannia, de Havilland Comet 4, dan F27 Fokker. Pada 1963, ketika Malaya, Singapura, Sabah dan Sarawak membentuk Federasi Malaysia, Malayan Airways berganti nama menjadi Malaysian Airways (MAL) yang kemudian mengambil alih Borneo Airways. Setelah pemisahan Singapura pada 1966, MAL kembali berganti nama menjadi Malaysia–Singapore Airlines (MSA). Melihat adanya ekspansi yang sangat cepat, pada 1967 MSA membeli pesawat Boeing 707 pertamanya, diikuti dengan peresmian kantor pusatnya yang baru di Singapura dan pembelian pesawat Boeing 737 pertama. Namun, pada 1972, MSA memutuskan untuk menghentikan operasinya. Perbedaan visi antara Singapura yang ingin mengembangkan rute perjalanan internasional dan Malaysia yang ingin berfokus mengembangkan rute domestik terlebih dahulu mengakibatkan terjadinya pembentukan Singapore Airlines dan Malaysia Airlines System. Pada akhirnya, Singapore Airlines membeli semua pesawat Boeing 707 dan 737 milik MSA dan mempertahankan rute internasionalnya. After separating from MSA, Singapore Airlines’ business expansion included new destination routes in Asia, as well as addition of Boeing 727, Boeing 747, and Douglas DC-10 into their fleet. Setelah berpisah dari MSA, Singapore Airlines terus berkembang dengan menambah rute penerbangannya di Asia, serta memperbesar armadanya dengan pesawat jenis Boeing 727, Boeing 747, dan Douglas DC-10. Dua pesawat Boeing 747 pertama yang tiba pada 1973 digunakan untuk rute perjalanan Singapura – Hong Kong – Taipei – Tokyo, sementara pesawat Boeing 747-200 tambahan digunakan untuk rute ke London, Paris, Roma, Australia, dan Amerika. Pada 1977, Singapore Airlines mengoperasikan layanan pengiriman pertamanya dengan pesawat Boeing 727-200, yang terbang perdana dari Singapura ke Manila. Pada tahun yang sama, Singapore Airlines bekerja sama dengan British Airways untuk melayani rute penerbangan dari London ke Bandara Singapura di Paya Lebar melalui Bahrain. Namun, rute ini akhirnya dihilangkan pada 1980. Pada 1980, Singapore Airlines meresmikan rute penerbangan baru ke Amerika Serikat, Kanada, dan kota-kota tambahan di Eropa. Madrid pun menjadi destinasi tambahan pertama di Eropa yang dilayani oleh Singapore Airlines. Singapore Airlines pun terus memperbesar armadanya dengan membeli pesawat Boeing 737-400 yang diberi nama Big Tops. Armada ini melayani semua rute Trans-Pasifik serta beberapa tujuan utama di Eropa. Pencapaian Singapore Airlines selanjutnya adalah diluncurkannya ponsel satelit pribadi yang memungkinkan tersedianya sambungan telepon di atas pesawat. Selanjutnya pada 1993, penghargaan istimewa diberikan kepada Singapore Airlines dalam bentuk patung lilin Singapore Girl — yang merupakan refleksi dari pramugari Singapore Airlines — yang dipamerkan di museum lilin ternama Madame Tussauds di London. Pada 2004, Singapore Girl memenangkan penghargaan Outstanding Contribution to Tourism pada Singapore Tourism Board’s Tourism Award ke-18. Pada 2000, Singapore Airlines berkolaborasi dengan delapan juru masak kenamaan dari seluruh dunia yang tergabung dalam Panel Kuliner Internasional untuk menyajikan hidangan kelas dunia kepada penumpana selama penerbangan. Selanjutnya pada 2010 Singapore Airlines mempersembahkan buku masak perdana mereka, Above and Beyond: A Collection of Recipes from the Singapore Airlines International Culinary Panel. Buku yang berisi 50 resep kreasi semua koki maskapai ini bisa dipesan eksklusif di Kelas Bisnis, Kelas Satu, dan Suites. Pada 2003, Singapore Airlines memperoleh lima pesawat Airbus jarak jauh jenis A340-500. Awalnya pesawat ini memuat 64 kursi Kelas Bisnis dan 117 kursi Kelas Ekonomi Premium, tapi khusus untuk melayani rute menuju Newark dan Los Angeles, jumlah kursi Kelas Bisnis ditambah menjadi 100. Rute Singapura – Newark dan Singapura – Los Angeles ini pun menjadi dua rute penerbangan nonstop terpanjang dalam sejarah penerbangan. Selain itu, penerbangan nonstop Trans-Pasifik dari Singapura ke Los Angeles dan Newark juga menjadi layanan penerbangan nonstop pertama antara Singapura dan Amerika Serikat. Penerbangan rute Singapura ke Newark menjadi rute penerbangan komersial terpanjang dengan waktu terbang sekitar 18 jam. Pada 2005, Singapore Airlines resmi menjadi maskapai pertama yang menerbangkan pesawat Airbus A380 seiring dengan diluncurkannya slogan "First to Fly the A380 – Experience the Difference in 2006" (“Pertama yang Menerbangkan A380 – Rasakan Bedanya pada 2006”). Pada 2007, pesawat Airbus A380 melakukan penerbangan perdananya dari Singapura ke Sydney dengan membawa 455 penumpang. Saat ini, Airbus A380 telah melayani rute jarak jauh seperti London, Mumbai, Beijing, Paris, dan lainnya. Singapore Airlines juga pernah mengabarkan akan mengurangi sejumlah armadanya pada 2009 sebagai upaya untuk mengantisipasi penurunan jumlah penumpang dan meningkatnya permintaan kargo. Namun, hal tersebut tidak membuat Singapore Airlines berhenti menuai berbagai prestasi. Salah satu pencapaian terbesarnya terjadi pada 2012 ketika Singapore Airlines berhasil mengantarkan sepasang panda dengan selamat dari Chengdu, China menggunakan pesawat kargo Boeing 747-400 dengan durasi terbang 4,5 jam. Setelah terbang selama 40 tahun, Singapore Airlines memberhentikan secara bertahap pesawat Boeing 747 miliknya mulai April 2012. Penerbangan terakhir pesawat ini melayani rute Singapura – Hongkong dengan pelayanan khusus di dalam pesawat, seperti menu makanan khusus, pertunjukan dan perayaan di dalam pesawat, serta pemberian cendera mata kepada penumpang. Singapore Airlines juga mengumumkan penutupan rute Singapura – Newark dan Singapura – Los Angeles pada Oktober dan November 2013. Pelayanan rute menuju Los Angeles akan tetap tersedia dari Singapura, namun dengan melewati Bandara Narita di Tokyo. Dengan rute perjalanan ke lebih dari 62 destinasi di 32 negara dan lima benua, Singapore Airlines tentu memiliki pengaruh yang sangat kuat, terutama di kawasan Asia Tenggara. Bersama dengan anak perusahaannya, SilkAir, Singapura akan terhubung dengan tujuan dan rute internasional yang lebih banyak dari maskapai penerbangan di Asia Tenggara lainnya. Singapore Airlines Group terus mengembangkan bisnisnya dengan membentuk beberapa anak perusahaan. SIA Enginering Company menangani bisnis perbaikan dan pemeliharaan pesawat di sembilan negara dan 27 usaha bersama, termasuk Boeing dan Rolls Royce; Singapore Airlines Cargo mengoperasikan armada kargo SIA dan mengelola kapasitas kargo di pesawat penumpang; dan masih ada tiga anak perusahaan lainnya yang mencakup SilkAir, Scoot, dan Tigerair. Selama 76 tahun mengudara, Singapore Airlines telah berhasil meraih berbagai penghargaan berskala internasional. Pada 2017, Singapore Airlines berhasil menduduki peringkat ke-33 dunia sebagai Best Admired Companies versi majalah Fortune, serta berhasil menjadi penerbangan terbaik untuk Kelas Ekonomi, Kelas Bisnis, dan Kelas Satu. Selain itu, majalah DestinAsian juga menamakan KrisFlyer sebagai program frequent flyer terfavorit dan KrisWorld sebagai Best In-flight Entertainment.

Apa kelebihan tempat duduk di Premium Economy Class?

Harga tiket Kelas Ekonomi Premium nggak terlalu jauh dengan Kelas Ekonomi yang biasa. Namun fasilitasnya lebih nyaman. Ukuran kursinya lebih besar dan tersedia sandaran lengan yang lebih lebar sehingga kita nggak perlu bersenggolan lagi dengan penumpang di sebelah.

Singapore Airlines milik siapa?

Temasek HoldingsSingapore Airlines / Organisasi induknull

Singapore Airlines pakai pesawat jenis apa?

Singapore Airlines adalah pelanggan peluncuran (launch customer) Airbus A380 — pesawat penumpang terbesar di dunia — serta Boeing 787-10, dan versi ultra-jauh Airbus A350-900.