Suatu rancangan penelitian harus memenuhi

Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian disusun sebelum melakukan penelitian. Sebuah rancangan penelitian digunakan sebagai patokan dalam melakukan penelitian agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan benar dan lancar. Jadi, yang dimaksud dengan rancangan penelitian adalah pokok-pokok perencanaan seluruh penelitian yang tertuang dalam suatu kesatuan naskah secara ringkas, jelas dan utuh.

Sebuah rancangan penelitian sosial yang ilmiah haruslah memenuhi syarat-syarat, sebagai berikut :

1.      Sistematis, artinya unsur-unsur yang ada dalam rancangan penelitian harus tersusun dalam urutan yang logis. Artinya setiap rancangan penelitian memiliki unsur-unsur yang harus terurut, seperti: judul penelitian, diikuti latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat dan seterusnya.

2.      Konsisten, artinya terdapat kesesuaian diantara unsur-unsur tersebut. Misalnya, antara judul dengan latar belakang memiliki kesesuaian.

3.      Operasional, artinya dapat menjelaskan bagaimana penelitian itu dilakukan di lapangan. Misalnya, bagaimana obyek penelitian dapat diperoleh, bagaimana cara memperoleh sampel.

Rancangan penelitian memiliki manfaat bagi kelancaran suatu penelitian, antara lain sebagai berikut :

1.      Memberikan pegangan yang jelas bagi peneliti dalam melakukan penelitian

2.      Menentukan batas-batas penelitian yang berhubungan dengan tujuan penelitian.


Berikut ini Penjelasan Rancangan Penelitian Sosial :

1.         Menentukan topik penelitian

Topik penelitian adalah pokok permasalahan dari suatu penelitian atau tema pokok dari permasalahan. Dalam menentukan topik harus memperhatikan ha-hal berikut :

1)      Topik atau tema penelitian harus terjangkau oleh peneliti

2)      Topik atau tema dipandang penting dan cukup menarik untuk diteliti.

3)      Topik harus memiliki kegunaan praktis.

4)      Data cukup tersedia.

2.         Menentukan Judul penelitian dan variabel.

Judul sebaiknya dirumuskan secara padat dan jelas. Judul sebuah penelitian kuantitatif harus mengungkapkan hal-hal sebagai berikut :

1)      Variabel-variabel utama yang dilibatkan dalam penelitian.

2)      Jenis hubungan antar variabel.

3)      Subyek penelitian.

4)      Tempat obyek penelitian

5)      Waktu pelaksanaan penelitian

Sedangkan dalam penelitian kualitatif variabelnya adalah variabel tunggal. Contoh:

3.         Latar belakang masalah

Dalam suatu rancangan penelitian sosial ditampilkan hal-hal yang melatarbelakangi terjadi suatu permasalahan. Dalam latar belakang masalah harus dikemukakan alasan, mengapa masalah atau topik penelitian tersebut dipilih.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan latar belakang masalah, sebagai berikut :

1)      Pentingnya masalah penelitian yang diajukan,

2)      Alasan dan manfaat serta keuntungan jika penelitian tersebut dilakukan,

3)      Adanya fakta dan data yang bisa mendukung terlaksananya penelitian.

4.         Rumusan masalah

Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah penelitian merupakan pertanyaan yang mengungkapkan hubungan antara variabel yang terdapat kesenjangan antara apa yang diketahui dan apa yang seharusnya diketahui, atau antara teori dan kenyataan.

Ada beberapa langkah yang sebaiknya diikuti dalam menetapkan permasalahan yang akan diteliti, sebagai berikut :

1)      Menentukan topik dan judul penelitian;

2)      Membuat sketsa mengenai masalah-masalah yang dipandang saling berhubungan;

3)      Setelah diketahui luas dan ruang lingkupnya, tentukan aspek-aspek yang akan diuraikan;

4)      Diskusikan skatsa masalah tersebut dengan teman dan guru.

Kriteria suatu masalah yang layak untuk diteliti, yaitu:

1)      Memiliki makna yang tinggi, baik untuk kepentingan teoritis maupun praktis;

2)      Tersedia data;

3)      Tersedianya sumber data;

4)      Tersedia instrumen pengukuran data;

5)      Tersedia dana;

6)      Sesuai dengan kemampuan peneliti;

7)      Menarik untuk diteliti.

Untuk memperoleh sumber permasalahan, bisa dilakukan melalui :

1)      Literatur, berupa laporan hasil penelitian, skripsi, tesis, dan buku-buku lainnya;

2)      Pengalaman di lapangan;

3)      Hasil pengamatan atau wawancara;

4)      Hasil berpikir.

Ketentuan dalam merumuskan sebuah masalah yang baik dan benar, sebagai berikut :

1)      Menggunakan kalimat pertanyaan;

2)      Mengungkapkan variabel-variabel penelitian;

3)      Mengungkapkan jenis hubungan data variabel penelitian;

4)      Mengungkapkan subyek atau populasi penelitian.

Contoh rumusan masalah penelitian:

ü  Bagaimana perhatian orangtua siswa di SMAK St.Albertus Malang?

ü  Apa yang menjadi penyebab siswa tidak disiplin di SMAK St.Albertus Malang?

ü  Apa akibat dari ketidakdisiplinan siswa di SMAK St.Albertus Malang?

5.         Tujuan dan manfaat penelitian

Tujuan penelitian merupakan jawaban yang ingin ditemukan dalam penelitian. Oleh karena itu, antara rumusan masalah dan tujuan penelitian harus sejalan. Tujuan penelitian menunjukkan keinginan peneliti untuk mencapai sesuatu dalam penelitiannya. Jumlah tujuan penelitian harus disesuaikan dengan rumusan masalah penelitian. Jadi, jika ada 3 rumusan masalah, maka tujuan penelitian harus ada tiga pula. Rumusan masalah dirumuskan dalam kalimat pertanyaan, maka tujuan penelitian dirumuskan dalam kalimat pernyataan.

Contoh rumusan tujuan penelitian:

ü Ingin mengetahui penyebab siswa tidak disiplin di SMAK St.Albertus Malang.

Rumusan manfaat penelitian merupakan kelanjutan dari tujuan penelitian. Biasanya ada dua manfaat penelitian, yaitu manfaat praktis dan teoritis. Manfaat praktis biasanya digunakan untuk pengambilan keputusan, sedangkan manfaat teoritis digunakan untuk kepentingan akademis dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Contoh rumusan manfaat penelitian:

ü Dengan mengetahui penyebab ketidakdisiplinan siswa di SMAK St.Albertus Malang sekolah dapat merumuskan cara-cara yang tepat mengatasi masalah tersebut.

6.         Kerangka teori atau Kajian pustaka.

Kerangka teori/kajian Pustaka dapat dijadikan sebagai landasan berpikir dalam menjawab masalah penelitian yang diajukan.Kerangka teori/kajian pustaka diperlukan agar penelitian memiliki dasar yang kokoh, dan dapat menggambarkan akar masalah penelitian.

Fungsi dari kerangka teori dalam penelitian, sebagai berikut .

ü Memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti sehingga dapat menguasai masalah dengan baik.

ü Mempertajam konsep yang digunakan sehingga memudahkan perumusan hipotesis (apabila ada).

ü Menghindari terjadinya pengulangan penelitian.

Langkah-langkah dalam melakukan kerangka teori, sebagai berikut.

ü Mempelajari hasil yang diperoleh dari setiap sumber yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.

ü Mempelajari metode penelitian yang telah digunakan termasuk metode pengambilan sampel, pengumpulan data, pengolahan data, sumber data, dan satuan ukuran data.

ü Mengumpulkan data dari sumber yang lain dan berhubungan dengan bidang penelitian yang akan dilakukan.

ü Mempelajari analisis deduktif dari problem yang telah diteliti, artinya berpikir dari hal-hal yang abstrak ke hal-hal yang konkrit.

Dalam kegiatan kerangka teori/kajian pustaka, perlu bagi peneliti bersikap selektif dalam menentukan sumber-sumber bacaan. Oleh karena itu, dalam menentukan sumber bacaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut.

ü  Prinsip kemutakhiran, artinya sumber tersebut tidak ketinggalan jaman, harus up to date.

ü  Prinsip relevansi, artinya sumber bacaan tersebut berhubungan dengan masalah yang diteliti.

7.      Hipotesis

Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis. Penelitian yang memakai hipotesis dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Sedangkan penelitian yang tidak memakai hipotesis berarti penelitian tersebut hanya untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah penelitian. Adapun penelitian yang tidak memerlukan hipotesis adalah penelitian deskriptif (menggambarkan) dan penelitian eksploratif (menjelajah)

Hipotesis diartikan kemungkinan jawaban dari masalah penelitian yang diajukan. Disebut kemungkinan karena belum dibuktikan lewat penelitian di lapangan.Sumber hipotesis berkaitan dengan sumber masalah. Jika hipotesis dikembangkan dari teori yang telah ada, baik dari kepustakaan maupun dari hasil penelitian sebelumnya maka hipotesis ini disebut hipotesis deduktif. Sebaliknya jika hipotesis bersumber dari pengamatan atas sejumlah kejadian di lapangan, maka hipotesis yang demikian disebut hipotesis induktif.

Fungsi hipotesis sebagai jawaban sementara untuk suatu masalah penelitian.

Beberapa syarat dalam merumuskan hipotesis, sebagai berikut.

1)      Hipotesis disusun dalam kalimat berita dan menghubungkan variabel-variabel penelitian.

2)      Hipotesis harus jelas dan tidak bermakna,

3)      Hipotesis dirumuskan secara operasional sehingga memudahkan pengujiannya.

Ada dua macam hipotesis :

1)   Hipotesis kerjaatau hipotesis alternatif (Ha). Sifatnya relasional, deskriptif

Contoh : Ada hubungan yang signifikan antara minat baca siswa dengan prestasibelajar di SMAK X

2)   Hipotesis Nol (Ho): formulasi terbalik dari hipotesis kerja, ingkaran.

Contoh: Tidak ada hubungan antara minat baca siswa dengan prestasi belajar siswa di SMAK X.

8.      Definisi Konsep

Istilah yang digunakan dalam definisi konsep identik dengan batasan konsep dan penegasan masalah.

Pembatasan/penegasan masalah diperlukan, antara lain :

1)      Untuk  memudahkan pembaca tentang masalah yang diteliti sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara peneliti dan orang lain (pembaca).

2)      Sebagai pedoman bagi peneliti untuk mengoperasionalkan konsep dan variabel yang ada dalam penelitian ke dalam instrumen penelitian.

9.         Operasionalisasi variabel

           Operasionalisasi variabel merupakan dasar untuk menyusun angket atau kuesioner. Variabel-variabel dalam penelitian harus dijabarkan dalam indikator-indikator yang terukur dengan merujuk pada teori-teori atau konsep yang digunakan.

Variabel adalah faktor yang jika diukur akan memberikan nilai yang bervariasi. Misalnya, jenis kelamin terdiri atas perempuan dan laki-laki, atau tingkat pendapatan terdiri atas pendapatan rendah, sedang dan tinggi.

Ada dua jenis variabel yang utama, yakni variabel bebas (independent) dan variabel terikat atau tergantung (dependent). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi. Variabel ini diduga sebagai sebab munculnya variabel lain. Adapun variabel terikat atau tergantung merupakan variabel yang dipengaruhi. Variabel ini muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel bebas. Variabel ini diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas.

Contoh: Sebuah penelitian yang berjudul, Pengaruh Perhatian orangtua terhadap Ketidakdisiplinan Anak di SMAK St.Albertus Malang Tahun 2005.

Dari judul tersebut yang menjadi variabel bebas adalah perhatian orangtua, sedangkan variabel tergantung/terikat adalah ketidakdisiplinan.

10.  Metode Penelitian

a.       Jenis penelitian yang digunakan kuantitatif atau kualitatif.

b.      Lokasi penelitian harus disertakan dengan alasan menetapakan lokasi tersebut.

c.       Populasi dan Sampel

Populasi dan Sampel.

Populasi: keseluruhan obyek yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian.

Sampel: bagian yang mewakili populasi.

ü  Dalam penelitian kuantitatif, populasi dan sampel harus disebutkan dengan jelas.

Teknik pengambilan sampel:

1)   Sampel acak/random: setiap subyek penelitian mempunyai kemungkinan yang sama menjadi sampel.

2)   Sampel bertingkat/strata: menggunakan strata. Misalnya penelitian tentang kasta di Bali.

3)   Sampel wilayah: jangkauan wilayah penelitian

4)   Sampel rumpun/klaster: untuk populasi yang besar, dan dibuat kelompok-kelompok secara berlapis.

5)   Sampel purposif: sampel yang sesuai dengan tujuan.

6)   Sampel tidak berencana: sampel insidental karena tidak direncanakan.

ü  Pada penelitian kualitatif unit analisis dan informan penelitian harus dijelaskan kriterianya sesuai dengan masalah penelitian yang diajukan.

d.      Metode Pengumpulan Data

Data adalah bahan keterangan yang benar dan nyata, dan dapat dijadikan dasar kajian.

Macam-macam data :

a)   Data primer : sumber asli/pertama. Misalnya data tentang KB, sumbernya keluarga

b)   Data sekunder: bukan dari sumber asli/pertama. Misalnya bahan bacaan, catatan harian pribadi.

c)   Data kualitatif: bukan berbentuk angka tetapi deskripsi kalimat.

d)   Data kuantitatif: data dalam bentuk angka.

            Teknik pengumpulan data dapat dibedakan atas dua, yakni teknik pengumpulan data kuantitatif dan teknik pengumpulan data secara kualitatif.

Teknik pengumpulan data secara kuantitatif menggunakan metode angket. Untuk menentukan 0byek atau jumlah responden yang akan diteliti perlu diketahui populasi penelitian dan selanjutnya ditentukan cara penarikan sampelnya.

Sedangkan teknik pengumpulan data secara kualitatif menggunakan metode wawancara (inteview), dan pengamatan (observasi). Dalam peneltian kualitatif, jumlah informan yang akan diteliti disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.


Page 2