Sistem yang akan menjual kembali barang yang dibeli dari produsen barang adalah

Sistem yang akan menjual kembali barang yang dibeli dari produsen barang adalah
Trik Laris Manis Jualan Online di Marketplace yang Wajib Diketahui Pemula. ©Shutterstock

JABAR | 24 Mei 2022 15:30 Reporter : Andre Kurniawan

Merdeka.com - Jika Anda ingin mencari ide bisnis yang tidak terlalu sulit untuk menghasilkan uang, Anda bisa coba menjadi reseller. Dengan menjadi reseller, Anda akan membeli suatu barang dengan tujuan untuk dijual kembali.

Reseller adalah individu atau perusahaan yang membeli jasa atau barang bukan untuk dikonsumsi melainkan untuk dijual kembali. Dalam e-commerce, cara reseller sering kali berlaku bagi pemasar afiliasi.

Pelaku usaha ritel juga bisa dianggap sebagai reseller adalah karena mereka menjual kembali barang ke konsumen akhir. Pedagang grosir juga dianggap reseller karena menjual kembali barang yang mereka beli ke retailer.

Dengan adanya media sosial atau platform toko online, cara berjualan sebagai reseller bisa menjadi pilihan yang bagus untuk berbisnis saat ini. Jika Anda tertarik memulai bisnis sebagai reseller, Anda dapat menggali lebih dalam tentang apa itu reseller dalam artikel berikut ini.

2 dari 4 halaman

Dikutip dari ecommerce-platforms.com, reseller adalah orang yang membeli barang untuk dijual kembali dan untuk mendapat untung. Pelaku usaha ritel biasa membeli barang dari produsen yang kemudian akan dijualnya kepada konsumen dengan penambahan harga.

Dalam rantai penjualan kembali, akan ditemukan kenaikan harga dari produsen ke pengecer kemudian ke konsumen. Pengecer mungkin hanya menaikan harga barang yang mereka jual kembali, atau mereka dapat menambah nilai jualnya dengan menggabungkan produk terkait dengan pengemasan ulang.

Dalam rantai ritel, sistem reseller adalah seperti proses distribusi di mana pedagang masuk untuk menjual barang dari grosir, langsung ke konsumen. Untuk mendapatkan margin keuntungan yang signifikan pada setiap produk yang dijual, pengecer harus menyesuaikan harga komoditas.

Harga jual untuk reseller biasanya tidak jauh berbeda dari harga eceran yang disarankan pabrikan. Karena pedagang grosir juga menjual produk yang bersumber dari pemasok, otomatis membuat mereka berperan menjadi pengecer. Manufaktur juga bisa saja dianggap sebagai reseller jika mereka menjual produknya ke grosir yang kemudian menjualnya ke pengecer.

3 dari 4 halaman

Ada beberapa alasan kenapa Anda harus menjadi reseller. Dari sumber yang mudah dengan beragam pilihan produk hingga biaya bisnis yang lebih rendah, Anda dapat membuka bisnis jauh lebih mudah sebagai reseller. Yang terpenting ketika ingin menjadi reseller adalah niat, analisa kebutuhan, dan konsisten dalam menjalani bisnis.

Sistem yang akan menjual kembali barang yang dibeli dari produsen barang adalah

©senthuran.in

Dilansir dari oberlo.com, beberapa kelebihan jika Anda menjadi reseller adalah sebagai berikut:

  • Dapat Menjual Beragam Produk: Jika Anda menjadi reseller, Anda dapat menjual beragam produk. Jika Anda menjual kembali pakaian, seiring pertumbuhan bisnis, Anda dapat menjual kembali sepatu, perhiasan, aksesoris, tas tangan, pakaian dalam, atau produk terkait lainnya. Menambahkan produk lain ke toko online Anda tidak akan menghabiskan banyak uang karena Anda hanya membayar barang saat pelanggan membeli dari toko Anda.
  • Membuka Bisnis Lebih Cepat: Dengan menjadi reseller memungkinkan Anda untuk mulai menjual pada hari yang sama saat Anda memulai bisnis reseller. Setelah Anda menambahkan beberapa produk dan beberapa konten ke toko online Anda, Anda dapat mulai memasarkan bisnis Anda. Anda dapat meluncurkan bisnis reseller hanya dalam waktu kurang dari satu jam. Anda tidak perlu menunggu inventaris tiba atau menunggu apa pun dalam hal ini. Anda dapat mengatur dan merilis bisnis Anda pada hari yang sama.
  • Tak Perlu Inventaris: Bagian terbaik dari menjadi reseller adalah Anda tidak perlu membawa inventaris. Anda dapat menggunakan reseller dropship marketplace, yang memungkinkan Anda untuk menjual kembali barang tanpa harus membeli persediaan dalam jumlah banyak terlebih dahulu. Anda hanya akan membayar barang saat pelanggan memesannya dari toko atau web Anda, sehingga menjadikannya sebagai ide bisnis yang bagus bagi pengusaha baru.
  • Dapat Memperluas Vertikal dengan Mudah: Jika Anda memutuskan untuk menjadi reseller, Anda tidak akan dibatasi oleh kategori produk Anda. Sebagai reseller Anda dapat memperluas vertical Anda dengan menguji ceruk lain tanpa harus membeli inventaris tambahan. Anda dapat mengembangkan pilihan produk Anda cukup dengan ponsel Anda.
  • Komitmen Waktu lebih Rendah: Mereka yang menjadi reseller akan menikmati waktu mereka karena bisnis reseller tidak banyak menghabiskan waktu. Sebagian besar prosesnya otomatis, dan memungkinkan Anda mengelola bisnis dengan mudah. Anda mungkin juga akan menghemat waktu karena Anda tidak perlu mengemas atau mengirimkan produk ke pelanggan.
  • Risiko Finansial lebih Rendah: Keuntungan memulai bisnis reseller adalah biaya finansial yang rendah. Ini adalah bisnis yang sempurna untuk seseorang dengan anggaran terbatas, pengusaha baru atau yang ingin menghindari risiko. Anda tidak perlu membeli inventaris massal. Biaya pengiriman juga tidak terlalu tinggi dalam bisnis reseller. Anda hanya membayar barang sesuai pesanan pelanggan melalui toko online reseller Anda. Dengan demikian, biaya keuangan akan jauh lebih rendah.
  • Dapat Mengatur Margin Sendiri: Ketika Anda menjadi reseller, Anda bebas untuk mengatur margin harga Anda sendiri. Anda dapat memilih untuk menentukan harga produk sesuai keinginan Anda dan memastikan bisnis Anda menguntungkan. Tapi, pastikan untuk melihat standar industri untuk penetapan harga produk, dan jangan beri harga yang terlalu tinggi dari harga standar.

4 dari 4 halaman

Sistem yang akan menjual kembali barang yang dibeli dari produsen barang adalah

©Shutterstock

Dalam bisnis reseller, Anda dapat menjual hampir semua barang. Anda dapat menjual kembali pakaian atau sepatu atau bahkan benda-benda kecil yang jarang terpikirkan. Baik Anda mencari produk dari ceruk yang trendi, atau produk yang selalu dicari, Anda pasti akan menemukan produk luar biasa yang dapat Anda jual kembali secara online.

Beberapa ide bisnis jika Anda ingin terjun sebagai reseller adalah:

Pakaian

Jika Anda ingin memilih ceruk untuk barang yang dijual kembali, pakaian dan aksesori selalu menjadi barang populer di kalangan pembeli online.

Produk Rumah Tangga

Produk rumah tangga, mulai dari dekorasi hingga peralatan dapur, juga bisa menjadi toko online yang bagus.

Mainan

Mainan anak-anak juga sangat populer di kalangan pembeli online. Bahkan beberapa mainan tertentu juga banyak diincar oleh orang dewasa untuk dijadikan sebagai koleksi.

Buku

Toko buku juga termasuk yang populer baik online maupun offline. Anda dapat menjual buku baru atau bekas dan bahkan mempertimbangkan menjual buku untuk pendidikan atau buku komik.

Barang Elektronik

Barang-barang teknologi seperti smartphone dan laptop juga selalu diminati. Dengan keterampilan dan persediaan yang tepat, Anda dapat memperbarui barang-barang lama untuk dijual dengan harga lebih tinggi. (mdk/ank)

Baca juga:
Keren, Bus MTrans Ini Bisa Angkut Motor dalam Bagasi, Segini Ongkosnya
Jualan Ketupat Tahu Ramai Beromzet Rp1 Juta/Hari, Wanita Ini Cerita Sering Dicurigai
Cara Menghitung Persen Keuntungan, Ketahui Contoh Penggunaannya
Cara Mendirikan PT Baru, Berikut Syaratnya
9 Jenis Bisnis Online untuk Pemula, Mudah Tanpa Banyak Modal
Jenis Usaha Sampingan yang Bisa Dilakukan dari Rumah, Tak Perlu Modal Besar

Sistem yang akan menjual kembali barang yang dibeli dari produsen barang adalah

Masih ragu untuk menjual barang yang diproduksi sendiri? Bila ya, kamu bisa coba sistem reseller atau dropship sebagai tahap awal dari perjalanan bisnis.

Mengapa demikian? Sebab, di tahun 2022 ini, kedua sistem tersebut dinilai memiliki prospek yang apik untuk tingkatkan angka pendapatan badan usaha.

Bahkan, tak sedikit perusahaan raksasa maupun startup yang memanfaatkannya sebagai model bisnis utama mereka.

Meskipun demikian, reseller dan dropship memiliki sejumlah perbedaan. Mulai dari segi modal, operasional, sampai risiko yang harus ditanggung oleh badan usaha.

Maka dari itu, sebelum menentukan sistem bisnis yang akan digunakan, kamu perlu mengetahui definisi dan perbedaannya terlebih dahulu.

Agar lebih jelas, yuk, simak penjelasan lengkap GajiTim dalam rangkuman di bawah ini!

Pengertian Reseller

Sistem yang akan menjual kembali barang yang dibeli dari produsen barang adalah

Sebelum memahami perbedaan antara sistem reseller dan dropship, kamu harus mengenal pengertian dari kedua sistem tersebut terlebih dahulu.

Pertama-tama, reseller adalah sistem bisnis di mana kamu membeli produk dari produsen untuk dijual lagi ke konsumen.

Untuk menjadi reseller, kamu hanya perlu membeli stok produk lalu dijual kembali dengan harga yang sudah ditentukan. 

Pengertian Sistem Dropship

Sistem yang akan menjual kembali barang yang dibeli dari produsen barang adalah

Di sisi lain, dropship adalah model bisnis di mana kamu sebagai penjual hanya perlu memasarkan dan menjual produk milik pihak lain tanpa perlu menyediakan stok.

Sistem dropship ini pada dasarnya lebih berorientasi pada konsumen atau pelanggan. 

Dalam arti, produk akan dikirim secara langsung pada pihak konsumen, sehingga pengalamannya pun akan lebih baik untuk mereka.

Selain itu, sistem kerja seperti ini juga menguntungkan bagi penjual karena mereka tidak harus menangani produk secara langsung.

Perbedaan Reseller dan Dropship

Setelah melihat definisi dari masing-masing sistem, kini kamu perlu memahami perbedaan keduanya.

Hal ini diperlukan supaya kamu bisa menggunakan model bisnis yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnismu.

Nah, sejatinya, ada lima perbedaan antara reseller dan dropship yang wajib kamu ketahui. Berikut adalah penjelasannya.

1. Modal yang Dikeluarkan

Sistem yang akan menjual kembali barang yang dibeli dari produsen barang adalah

Dari segi modal, reseller dan dropship jelas memiliki perbedaan. Reseller membutuhkan modal untuk menyetok produk. Sedangkan, dropship tidak membutuhkan modal sama sekali. 

Selain untuk stok produk, reseller perlu menyiapkan modal untuk membeli packaging. Dropship cukup melakukan pemasaran dalam menjual produknya. 

2. Stok Barang

Sistem yang akan menjual kembali barang yang dibeli dari produsen barang adalah

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, seorang reseller perlu melakukan stok barang. Sementara stok barang dropship langsung disediakan oleh pihak produsen atau supplier.

Sama halnya untuk pengiriman, reseller harus mengirim barang ke konsumen. Seperti dalam penjualan online, reseller memerlukan jasa ekspedisi.

Di sisi lain, dalam sistem dropship, pengiriman barang dilakukan secara langsung oleh pihak produsen atau supplier kepada pelanggan.

3. Keuntungan yang Diraih

Sistem yang akan menjual kembali barang yang dibeli dari produsen barang adalah

Dari segi keuntungan, reseller bisa mendapatkan lebih banyak profit dibandingkan dropship.

Hal ini dikarenakan reseller mengambil barang dalam jumlah banyak, sehingga terkadang pihak produsen akan memberikan diskon.

Reseller pun harus menjual kembali dengan harga yang mahal, bahkan di atas harga yang disediakan produsen.

Sementara itu, dropship akan menerima harga dengan selisih yang tidak jauh berbeda dari produsen, sehingga keuntungan yang didapat juga tidak besar.

Dropshipper pun hanya bisa menjual produk dengan harga yang serupa seperti produsen. 

4. Strategi Pemasaran

Sistem yang akan menjual kembali barang yang dibeli dari produsen barang adalah

Perbedaan selanjutnya antara sistem reseller dan dropship adalah strategi pemasaran.

Dalam sistem reseller, strategi marketing yang sering digunakan merupakan direct selling atau penjualan langsung ke konsumen.

Hal ini berlaku karena reseller memiliki stok produk, sehingga perusahaan dapat melakukan promosi dengan mudah.

Di sisi lain, perusahaan yang memanfaatkan sistem dropship sering meluncurkan strategi pemasaran online, seperti di media sosial, e-commerce, atau melalui WhatsApp.

Contohnya, perusahaan bisa memberikan gambar produk dari produsen melalui akun resmi media sosial mereka.

5. Risiko Kerugian

Sistem yang akan menjual kembali barang yang dibeli dari produsen barang adalah

Jika kedua sistem ini dibandingkan, reseller memiliki risiko paling tinggi dibanding dropship.

Mengapa demikian? Sebab, reseller menyimpan stok barang, sehingga lebih rentan untuk mengalami kerugian.

Misalnya, apabila barang yang tidak laku disimpan terlalu lama, kemungkinan besar akan terjadi kerusakan, atau pembusukan jika bahan bersifat organik.

Berbeda dengan dropship yang memiliki risiko kerugian kecil karena tidak perlu melakukan stok produk. Jika masih ragu memilih antara reseller dan dropship, kamu bisa mempertimbangkan dari segi risiko ini. 

Nah, itu tadi penjelasan tentang pengertian serta perbedaan reseller dan dropship.

Sebelum memulai bisnis, pastikan kamu mempertimbangkan keduanya dari segala aspek. Seperti kelebihan dan kekurangannya.