Sikap terpuji yang dapat diambil dari surah al Maun diantaranya memberi makan orang

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Simak dan pelajari kunci jawaban buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas 5 pelajaran 6 halaman 56 dan 57. Siapakah Pendusta Agama Menurut Surat Al-Maun?

Pada pelajaran 6, siswa kelas 5 diajarkan surah Al Maun. Surah Al-Ma'un adalah surah ke-107 dalam Al-Qur'an.

Surah ini tergolong surah Makkiyah atau yang diturunkan di Makkah, terdiri atas 7 ayat.

Allah Swt mengawali surat ini dengan pertanyaan “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?”

Pertanyaan itu dijawab sendiri oleh Allah SWT seperti berikut.

Sikap terpuji yang dapat diambil dari surah al Maun diantaranya memberi makan orang
Belajar. (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013)

Orang yang mendustakan agama itu mempunyai ciri sebagaimana berikut:

1. Orang yang menghardik anak yatim. Menghardik maksudnya membentak atau menyakiti fisik maupun perasaannya. Misalnya mengatakan kepada mereka “Hei anak
yatim”.

2. Orang yang tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

Kemudian Allah SWT mengemukakan orang yang celaka, yaitu:

a. Orang yang lalai dari Salatnya

b. Berbuat ria (mempertontonkan amal perbuatan baiknya kepada orang lain), dan

c. Orang yang enggan (menolong dengan) memberikan bantuan barang berguna.

Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 7 Kelas 4 SD/MI Subtema 1 Halaman 2 3 4 5 6 7 8 10 & 11, Keragaman Suku Bangsa

Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 5 Kelas 2 SD Berikan Centang untuk Benda yang Dapat Diukur dengan Jangka Sorong

Sikap terpuji apa sajakah yang dapat diambil dari ayat di atas?

Sikap terpuji yang dapat diambil dari ayat di atas dan perlu kita amalkan ialah:

- Mencintai dan menyayangi anak yatim. Misalnya kita berteman dengan baik, bertutur kata yang santun kepada mereka. Bila kita yatim, maka berbuat yang santun terhadap sesama saudara yatim.

- Menyayangi dan memberi makan orang-orang miskin. Sudah menjadi kewajiban bagi orang yang punya (kaya) membantu orang yang tak berpunya (miskin).

- Salat ditegakkan atau dilakukan tepat waktu. Apabila tiba waktu salat bersegeralah menunaikannya, pasti beruntung.

- Hindari perbuatan ria yang mempertontonkan amal perbuatan baiknya. Misalnya memamerkan sesuatu yang dimilikinya kepada orang lain hanya untuk berbanggadiri.

- Hendaklah memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan. Mengapa? Karena manusia itu adalah makhluk sosial, satu dengan lainnya saling membutuhkan.

Kunci Jawaban Halaman 56 dan 57

1. Siapakah pendusta agama menurut surat al-Maun?

Orang yang menghardik anak yatim.

2. Sebutkan ciri orang yang celaka menurut surat al-Maun?

- Orang yang lalai dari Salatnya

- Berbuat ria (mempertontonkan amal perbuatan baiknya kepada orang lain), dan

- Orang yang enggan (menolong dengan) memberikan bantuan barang berguna.

3. Apa yang dimaksud dengan menghardik anak yatim? Jelaskan.

Menghardik maksudnya membentak atau menyakiti fisik maupun perasaannya. Misalnya mengatakan kepada mereka “Hei anak yatim”.

4. Pada ayat ketiga Surat al-Maun berbunyi “tidak menganjurkan memberi makan orang miskin”? Jelaskan.

Orang yang tak mau berbagai rezeki kepada orang miskin. Bisa juga dikatakan pelit.

Mereka tidak kasiah dengan orang miskin yang kesusahan.

5. Sebutkan arti وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ 

wa laa yaḥuḍḍu 'alaa ṭa'aamil-miskiin

Artinya:

Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.

Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 5 Kelas 3 SD/MI Subtema 4 Halaman 188 189 190 191 192, Ciri-ciri Cuaca dan Iklim

Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 6 Kelas 4 Halaman 31 Tentukanlah Rima Setiap Bait pada Puisi Hidupku Penuh Warna

Tulisan Surah Al Maun

1. اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ

a raaitalladzii yukadzdzibu biddiin

Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

2. فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ - ٢

fadzaalikalladzii yadu''ul yatiim

Artinya: maka itulah orang yang menghardik anak yatim

3. وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ - ٣

wa laa yaḥuḍḍu 'alaa ṭa'aamil-miskiin

Artinya:

dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.

4. فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ - ٤

fa wailul lil muṣalliin

Artinya: Maka celakalah orang yang salat,

5. الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ - ٥

alladziina hum 'an ṣalaatihim saahụn

Artinya: (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,

6. الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ - ٦

alladziina hum yuraaụn

Artinya: yang berbuat riya

7. وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ ࣖ - ٧

wa yamna'uụnal-maa'ụn

Artinya: dan enggan (memberikan) bantuan.

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Siapakah Pendusta Agama Menurut Surat al-Maun? Kunci Jawaban Agama Islam Kelas 5 Pelajaran 6 Hal 57

Surat Al Maun adalah surat ke-107 dalam Al-Qur’an dan terdiri dari tujuh ayat. Surat ini termasuk golongan surat Makiyah. Arti Al Maun adalah “barang-barang berguna”.

Menurut buku Tadabur Juz Amma oleh Dr. Saiful Bahri, kata Al-Ma'un dapat diartikan sebagai turunan dari zakat yang diwajibkan atau dapat juga dipahami sebagai barang-barang berguna yang ditahan.

Harta yang sudah sampai nishab (batas minimal) dan haul (selama setahun) wajib dikeluarkan zakatnya. Zakat bertujuan untuk memberdayakan orang-orang yang memiliki potensi tapi terhalang oleh berbagai rintangan.

Selain zakat, contoh penerapan surat Al Maun dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, jika kita memiliki kelebihan makanan, maka bagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Jangan sampai membusuk lalu dibuang karena itu termasuk mubazir.

Sikap mubazir atau boros tidak disukai Allah sebagaimana tercantum dalam surat Al Isra ayat 27, “Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”

Maka dari itu, memahami surat Al Maun dapat menghindarkan dari perbuatan mubazir.

Surat Al Maun dan Artinya

Berikut bacaan surat Al Maun dan artinya.

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ

2. Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,

وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ

3. dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ

4. Maka celakalah orang yang salat,

الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ

5. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,

الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ

6. yang berbuat riya,

وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ

7. dan enggan (memberikan) bantuan.

Terjemahan tersebut bersumber dari Kementerian Agama dalam Quran.kemenag.go.id.

Kandungan Surat Al Maun

Kandungan surat Al Maun secara garis besar menggambarkan sifat manusia yang mendustakan agama dan ancaman bagi orang yang lalai dalam salat serta bersikap riya, yaitu melakukan perbuatan bukan untuk mencari keridaan Allah. Tetapi, untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat. Penjelasan tersebut tercantum dalam Juz Amma Tajwid Berwarna & Terjemahannya oleh M. Khalilurrahman Al Mahfani.

Pada ayat pertama, terdapat lafaz a-ra'aita yang berarti “tahukah”. Penggunaan kata tersebut bertujuan untuk menggugah hati pendengar agar memberikan perhatian terhadap kandungan pada ayat-ayat selanjutnya.

Baca Juga

Menurut tafsir Kementerian Agama, kandungan ayat pertama adalah Allah menghadapkan pertanyaan kepada Nabi Muhammad, "Apakah engkau mengetahui orang yang mendustakan agama dan yang dimaksud dengan orang yang mendustakan agama?" Pertanyaan ini dijawab pada ayat-ayat selanjutnya.

Allah kemudian menjelaskan, sebagian dari sifat-sifat orang yang mendustakan agama adalah menolak dan membentak anak yatim yang datang untuk memohon belas-kasih demi kebutuhan hidup.

Penolakan terhadap anak yatim tersebut menunjukkan sifat penghinaan dan takabur, yaitu  merasa diri lebih besar derajatnya dari orang lain. Sifat takabur merupakan sifat tercela yang tidak disukai Allah.

Dalam buku Insan Ilahiah karya Imam Khomeini, sifat takabur dijelaskan melalui riwayat dari Imam Shadiq, "Sesungguhnya, orang-orang yang takabur (di akhirat) akan menjelma menjadi kawanan semut yang lemah dan orang-orang menginjak-injaknya sampai Allah menyelesaikan perhitungan."

Baca Juga

Pada ayat ketiga, tafsir Kementerian Agama menjelaskan, Allah menegaskan sifat pendusta adalah orang tidak mengajak orang lain untuk membantu dan memberi makan penduduk miskin. Jika seorang tidak sanggup membantu orang-orang miskin, maka dianjurkan mengajak orang lain membantu orang-orang miskin.

Kemudian pada ayat keempat, Allah mengungkapkan bahwa orang-orang yang mengerjakan salat tapi tidak sampai ke hatinya akan celaka. Kelalaian dalam mengerjakan salat membuat ia tidak menyadari apa yang diucapkan dan dikerjakan.

Orang yang lalai dalam salat hanya bergerak dan mengucapkan hafalan tanpa meyakini dalam hati. Meski demikian, ancaman celaka itu tidak ditujukan kepada orang-orang muslim yang awam dan tidak mengerti bahasa Arab. Jadi, mereka yang tidak memahami makna bacaan dalam salat tidak termasuk orang-orang yang lalai seperti yang disebut dalam ayat ini.

Baca Juga

Selanjutnya, dijelaskan bahwa sifat orang pendusta agama adalah mereka yang melakukan perbuatan amal hanya untuk riya, yaitu ingin mendapatkan pujian saja tanpa rida Allah.

Dijelaskan dalam buku Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali, contoh riya dalam perbuatan adalah sengaja memperbanyak salat sunah di hadapan orang agar dikatakan sebagai orang saleh. Riya dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Riya jali (riya yang nyata): Riya yang sejak semula diniatkan bahwa amal yang dilakukan hanya untuk mencari kedudukan, bukan mengharap rida Allah.
  • Riya khafi (riya tersembunyi): Riya yang bukan bertujuan untuk mendapatkan kedudukan. Tetapi, ada tujuan lain yang tersembunyi dalam perbuatan yang dilakukan.

Riya adalah salah satu tanda-tanda orang munafik dan termasuk mereka yang celaka di akhirat nanti, sebagaimana dijelaskan dalam surat An Nisa ayat 142, “Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.”

Lalu pada terakhir, Allah menegaskan sikap pendusta agama adalah enggan memberikan bantuan kepada sesama, bahkan untuk sekadar meminjamkan barang keperluan sehari-hari yang sepele.

Sikap tersebut menunjukan keburukan akhlak terhadap orang lain. Dengan demikian, pendusta agama tidak beribadah kepada Allah dengan sempurna, serta tidak berbuat baik kepada manusia.

Baca Juga

Setelah memahami kandungan tiap ayat, dapat disimpulkan bahwa surat Al Maun menjelaskan ciri-ciri seorang pendusta agama adalah:

  • Menghardik anak yatim.
  • Tidak mengajak sesama agar membantu orang miskin.
  • Lalai dalam mengerjakan salat.
  • Bersikap riya dalam beramal.
  • Tidak meminjamkan barang-barang berguna kepada orang lain yang membutuhkan.

Demikian pembahasan tentang surat Al Maun beserta arti dan kandungannya.