Siddiq merupakan sifat wajib bagi rasul yang artinya

tirto.id - Terdapat beberapa sifat wajib bagi para Rasul dalam agama Islam. Rasul merupakan manusia pilihan Allah SWT yang menyampaikan wahyu kepada umatnya.

Para rasul bertugas sebagai pemberi petunjuk, pembawa kabar gembira, dan peringatan kepada umat manusia. Tentu saja tugas seperti ini tidak mudah dijalankan oleh seorang manusia biasa, demikian seperti dikutip dari situs Kementerian Agama (Kemenag).

Advertising

Advertising

Dikutip NU Online, bilangan nabi dan rasul sebenarnya ada banyak, namun hanya Allah SWT yang mengetahui jumlah pastinya,

Namun, ada 25 nabi dan rasul yang diceritakan dalam Al-Quran yang wajib kita percayai dengan pasti. Selanjutnya di antara 25 orang itu ada 5 orang Rasul yang mempunyai kelebihan yang istimewa. Mereka itu dinamakan Ulul-Azmi (اولوالعزم) artinya para Nabi dan Rasul yang mempunyai ketabahan luar biasa. Mereka itu adalah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi Muhammad SAW.

Mengimani rasul-rasul Allah SWT merupakan kewajiban hakiki bagi seorang muslim karena merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat ditinggalkan.

Sebagai perwujudan iman tersebut, kita wajib menerima ajaran yang dibawa rasul-rasul Allah SWT tersebut. Perintah beriman kepada rasul disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اٰمِنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ مِنۡ قَبۡلُ‌ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلٰلًاۢ بَعِيۡدًا

Yaaa ayyuhal laziina aamanuuu aaminuu billaahi wa Rasuulihii wal Kitaabil lazii nazzala 'alaa Rasuulihii wal Kitaabil laziii anzala min qabl; wa mai yakfur billaahi wa Malaaa'ikatihii wa Kutubihii wa Rusulihii wal Yawmil Aakhiri faqad dalla dalaalam ba'ii

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh". (QS.Ani-Nisa: 136)

Meskipun para rasul itu adalah seorang manusia pada umumnya, tetapi sebagai manusia pilihan Allah SWT, rasul memiliki sifat-sifat yang melekat pada dirinya.

Sifat-sifat ini sebagai bentuk kebenaran seorang rasul. Sifat-sifat rasul ini patut dicontoh oleh kita, sebagai umatnya. Sifat ini disebut dengan sifat wajib bagi rasul.

4 Sifat Wajib bagi para Rasul

Sifat wajib

ini ada 4, berikut uraiannya:

1. Shidiq (صِدْقٌ)

Shidiq artinya selalu benar. Para rasul selalu berkata yang benar, baik benar dalam menyampaikan wahyu yang bersumber dari Allah SWT, maupun benar dalam perkataan-perkataan yang berhubungan dengan persoalan keduniaan.

Contohnya apa yang dikatakan Nabi Ibrahim as. kepada bapaknya adalah perkataan yang benar. Apa yang disembah oleh bapaknya Ibrahim adalah sesuatu yang tidak memberi manfaat dan mudarat.

Peristiwa ini diabadikan dalam firman Allah SWT:

وَاذۡكُرۡ فِى الۡكِتٰبِ اِبۡرٰهِيۡمَ ۚ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيۡقًا نَّبِيًّا

Wazkur fil Kitaabi Ibraahiim; innahuu kaana siddiiqan Nabiyyaa

Artinya: "Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur'an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan, seorang Nabi". (Q.S. Maryam: 41)

2. Amanah (اَمَانَةٌ)

Amanah artinya dapat dipercaya. Para rasul senantiasa menjalankan tugas kenabiannya sesuai dengan tugas yang diberikan Allah SWT. kepadanya.

Demi terlaksananya tugas itu, mereka selalu menjaga jiwa dan raganya dari perbuatan-perbuatan dosa sehingga kepercayaan umat manusia terhadap dirinya senantiasa terjaga.

Cotohnya di saat kaum Nabi Nuh as. mendustakan apa yang dibawa olehnya. Allah SWT menegaskan bahwa Nuh as. adalah orang yang terpercaya (amanah).

Hal ini seperti termaktub di surah berikut ini:

اِذۡ قَالَ لَهُمۡ اَخُوۡهُمۡ نُوۡحٌ اَلَا تَتَّقُوۡنَ, اِنِّىۡ لَـكُمۡ رَسُوۡلٌ اَمِيۡنٌۙ

Idz qoola lahum akhuuhum Nuuhun alaa tattaquun; Innii lakum Rasuulun amiin

Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa"; Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu." (Q.S. asy-Syu’ara: 106-107)

3. Tabligh (تَبْلِغٌ)

Tabligh artinya menyampaikan perintah dan larangan, yaitu rasul selalu menyampaikan wahyu. Tidak ada satu pun ayat yang disembunyikan Nabi Muhammad saw dan tidak disampaikan kepada umatnya.

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi Talib ditanya tentang wahyu yang tidak terdapat dalam al-Quran, Ali pun menegaskan yang termaktub dalam ayat berikut:

يٰۤـاَيُّهَا الرَّسُوۡلُ بَلِّغۡ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡكَ مِنۡ رَّبِّكَ‌ ؕ وَاِنۡ لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسٰلَـتَهٗ‌ ؕ وَاللّٰهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ النَّاسِ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الۡـكٰفِرِيۡنَ

Yaaa ayyuhar Rasuulu balligh maaa unzila ilaika mir Rabbika wa il lam taf'al famaaa ballaghta Risaalatah; wallaahu ya'simuka minan naas; innal laaha laa yahdil qawmal kaafiriin

Artinya: "Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir". (QS. Al-Maidah: 67)

4. Fathonah (فَطَانَةٌ)

Fathonah artinya cerdas. Maksudnya para rasul memiliki kecerdasan dalam menjalankan amanah, tugas, dan tanggung jawab sebagai seorang rasul. Mereka mampu memahami persoalan umat sekaligus memberikan jalan keluarnya.

Mereka mampu menghadirkan hujjah atau argumentasi bagi orang-orang yang menentangnya. Mereka juga mampu menanamkan kebenaran ke dalam hati orang-orang yang masih ragu kepadanya.

Sebagai contoh ketika terjadi perselisihan antara kelompok kabilah di Mekah, setiap kelompok memaksakan kehendak untuk meletakkan Hajar Aswad (batu hitam) di atas Ka’bah.

Rasulullah SAW lalu menengahi dengan cara semua kelompok yang bersengketa agar memegang ujung kain yang dibawanya.

Kemudian, Nabi meletakkan batu itu di tengahnya, dan mereka semua mengangkat hingga sampai di atas Ka’bah. Sungguh betapa cerdasnya Rasulullah SAW.

Baca juga:

Baca juga artikel terkait SIFAT WAJIB atau tulisan menarik lainnya Dhita Koesno
(tirto.id - tha/tha)

Penulis: Dhita Koesno Editor: Addi M Idhom

Suara.com - Rasul merupakan manusia pilihan Allah SWT yang diutus untuk memberikan petunjuk dan teladan bagi umat manusia melalui sifat-sifatnya. Setidaknya ada empat sifat wajib bagi para rasul yang dapat dijadikan tauladan yakni shidiq, amanah, tabligh, fathonah.

Agar kalian lebih jelas tentang sifat wajib bagi para rasul yuk, simak penjelasannya berikut ini.

1. As-Shidiq

As-Shidiq merupakan sifat wajib bagi rasul yang pertama yang artinya selalu benar dan jujur. Sebab, rasul tidak akan pernah berbohong dengan orang laun.

Baca Juga: 4 Sifat Nabi Muhammad yang Patut Diteladani

Sifat As-Shidiq ini salah satunya sangat melekat pada Nabi Muhammad SAW. Kejujurannya tak hanya dikenal di kalangan sahabat, bahkan diakui oleh musuh Nabi Muhammad SAW.

2. Al-Amanah

Sifat wajib para rasul yang kedua ialah Al-Amanah artiinya dapat dipercaya. Hal ini ditunjukkan dari setiap perkataan dan perbuataan rasul yang pastilah dapat dipercaya. Rasulullah tidak akan ikar terhadap perbuataan maupun perkaatan yang ia lakukan dan ucapkan.

3. At-Tabligh

Sifat wajib rasul ketiga yang dapat dijadikan teladan selanjutnya ialah At-Tabligh yang berarti menyampaikan. Rasul selalu menyampaikan wahyu dari Allah untuk semua umat muslim tak berhenti pada keluarga atau sahabatnya sendiri. Sebab menyampaikan wahyu dari Allah keapada umat manusia merupakan tugas untuk rasul yang wajib dilaksanakan.

Baca Juga: Teladani Sifat Nabi Nuh yang Luhur dan Riwayatnya

4.  Al-Fathonah

Al-Fathonah berarti memiliki kecerdasan. Ini adalah sifat wajib dan mutlak bagi rasul. Hal ini mengingat kecerdasan dibutuhkan untuk menyampaikan wahyu bagi umat manusia. Sebab, tugas yang harus dilaksanakan oleh rasul tidaklah mudah sehingga memerluka kecerdasan untuk melewati dan menyelesaikan berbagai rintangan juga masalah.  

Itulah beberapa sifat wajib bagi para rasul yang layak kita teladani sebagai seorang umat Islam.

Kontributor : Lolita Valda Claudia

Suara.com - Kita mengenal banyak sifat rasul dan salah satunya sifat siddiq. Kemudian para ustadz dan ustadzah juga berpesan kepada kita agar meniru atau meneladani sifat-sifat rasul yang salah satunya sifat siddiq. Nah, sifat siddiq artinya apa?

Sifat siddiq artinya jujur atau benar. Pengertian Siddiq dari bahasa Arab, "as-sidqu" atau "Siddiq" yang berarti benar, nyata, atau berkata benar. Lawan dari sifat Siddiq adalah dusta atau dalam bahasa Arab-nya "Al-kazibu."

Ciri-ciri Orang dengan Sifat Siddiq

Mari kita pelajari lebih banyak tentang sifat siddiq artinya jujur ini. Kita mulai dari ciri-ciri orang siddiq agar kita bisa belajar darinya. 

Baca Juga: Apa Itu Sifat Jaiz? Berikut Pengertian, Contoh dan Ayat Al Quran tentang Sifat Jaiz Allah

  1. Orang yang siddiq biasanya selalu berkata benar 
  2. Orang yang siddiq biasanya tidak pernah berbohong
  3. Orang yang siddiq biasanya perbuatannya selaras dengan perkataan 
  4. Orang yang siddiq biasanya selalu menempatkan segala sesuatu secara adil. 

Dari ciri-ciri di atas, kita bisa mengidentifikasi sifat siddiq adalah sebagai berikut:

  • Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan 
  • Kesesuaian antara informasi dan kenyataan 
  • Ketegasan dan kemantapan hati 
  • Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan

Alasan Kenapa Setiap Manusia Diharapkan Memiliki Sifat Siddiq

Berdasarkan sifat siddiq artinya jujur maka ada kebaikan dari alasan kenapa setiap manusia diharapkan memiliki sifat siddiq. Tidak hanya kita yang beragama Islam, atau seorang muslim tapi semua manusia.

Alasannya, karena siddiq merupakan sifat yang mendatangkan kebaikan. Setiap orang yang dapat bersikap jujur akan mendapatkan posisi yang baik di mata orang lain, dihormati dan dikenal sebagai orang yang dapat menjadi sandaran dalam hidup. Sifat jujur adalah sifat yang terpuji. 

Sifat siddiq artinya kejujuran atau kebenaran ini dicontohkan oleh sahabat Abu Bakar, sampai-sampai ia dijuluki sebagai Ash Shiddiq. Abu Bakar mendapatkan gelar tersebut karena membenarkan apa yang dikatakan dan dialami oleh Rasulullah SAW dalam peristiwa Isra Mi'raj. 

Baca Juga: Sifat-sifat yang Dimiliki Oleh Utsman Bin Affan

Demikian penjelasan singkat tentang sifat siddiq artinya apa dan alasan kenapa kita diharapkan memiliki sifat siddiq.