Siapakah pemimpin kulit putih pertama yang menginginkan reformasi di Afrika Selatan

Saat ini masih banyak orang di seluruh dunia mengalami diskriminasi maupun hinaan akibat warna kulit maupun bentuk fisiknya. Hal ini pun pernah dialami masyarakat kulit hitam di Afrika Selatan, dimana mereka tidak dapat menghirup kebebasan karena adanya politik Apartheid. Kondisi naas ini berlangsung cukup lama dan baru berakhir di penghujung abad ke 20, ditandai dengan terpilihnya Nelson Mandela sebagai Presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan.

Politik Apartheid sendiri muncul seiring berkembangnya imperialisme bangsa kulit putih terhadap kulit hitam di Afrika Selatan. Apartheid berarti pemisahan, hal ini bertujuan agar bangsa kulit putih tetap berkuasa atas bangsa kulit hitam.

Awal mula penerapan politik Apartheid adalah kemenangan Partai Nasional Afrika saat pemilu tahun 1948. Setelah itu, rezim Partai Nasional Afrika secara resmi mendeklarasikan Afrika Selatan sebagai negara kulit putih dan kelompok ras lain tidak memiliki hak-hak politik dan warga negara penuh.

Bahkan Presiden Hendrik Verwoed menjadikan politik Apartheid sebagai kebijaksanaan resmi negara dan berkembang menjadi pembatasan yang menyangkut seluruh kehidupan, dimana bangsa kulit hitam dijadikan budak sedangkan bangsa kulit putih lebih diistimewakan dalam segala hal.

Baca juga: Asal Usul Politik Apartheid di Afrika Selatan

Dalam menjalankan pemerintahannya, Verwoed mengeluarkan beberapa kebijakan yang merugikan bangsa kulit hitam, antara lain :

  • Land Act (1913) undang-undang yang melarang warga kulit hitam memiliki tanah diwilayah yang sudah ditentukan.
  • Group Act (1923) undang-undang yang mengatur pemisahan tempat tinggal bangsa kulit hitam dan kulit putih.
  • Registration Act (1950) undang-undang yang mengharuskan bahwa setiap warga Afrika Selatan memiliki surat keterangan pengelompokkan. Pengelompokkan tersebut berdasarkan ciri-ciri fisik.

Runtuhnya Politik Apartheid

Pemberlakuan politik Apartheid tersebut menimbulkan kebencian dari bangsa kulit hitam. Terlebih lagi, politik ini di Afrika Selatan dilaksanakan secara ketat setelah terjadi kerusuhan yang dilakukan orang-orang kulit hitam.

Golongan kulit hitam menuntut penghapusan politik ini yang praktiknya menimbulkan diskriminasi di bidang pendidikan, sosial, dan budaya. Bahkan perlawanan dilakukan oleh beberapa tokoh dengan cara yang berbeda-beda.

Beberapa tokoh kulit hitam Afrika Selatan melalui organisasi African National Congress (ANC) atau kongres nasional Afrika berjuang aktif untuk meruntuhkan politik ini dengan berbagai cara, antara lain Nelson Mandela, Uskup Agung Demon Tutu melakukan perlawanan dengan ceramah-ceramah keagamaannya, Mangosuthu Buthelezi tokoh dari partai Inkatha dan Raja Zulu Goodwill Zweltini yang menginginkan kerajaan otonom di Afrika Selatan.

Selain itu, berbagai demonstrasi dan pemogokan dilakukan bangsa kulit hitam dengan tujuan penghapusan politik apartheid serta dilaksanakannya politik yang bebas.

Pada April 1994, atas dukungan dan simpati dari masyarakat internasional diadakan pemilu multirasial pertama yang bebas untuk semua warga Afrika Selatan. Kongres Nasional Afrika memutuskan bahwa Nelson Mandela memenangkan pemilu dan menjadi Presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan. Kepemimpinan Mandela di Afrika Selatan menandai berakhirnya politik Apartheid di Afrika Selatan.

Siapakah pemimpin kulit putih pertama yang menginginkan reformasi di Afrika Selatan

Nelson Mandela. | Freepikpsd.com

KETIKUNPAD - Hari ini, 5 Desember 2020 merupakan hari bersejarah yang patut dikenang. Tujuh tahun kepergian Nelson Mandela, presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan selalu tersimpan dalam benak masyarakat dunia melihat perjuangannya membela kesetaraan antar ras.

Kebangkitan politik apartheid (pemisahan ras) bermula setelah terpilihnya Partai Nasional sebagai penguasa Afrika Selatan di tahun 1948. Nelson Mandela menjadi tokoh revolusioner yang mengakhiri keganasan diskriminasi ras kulit hitam serta menyerukan perdamaian hingga ke penjuru dunia

“Nelson Mandela membawa perdamaian dan persatuan di antara orang-orang Afrika Selatan. Beliau adalah jembatan yang membuka jalan bagi pendidikan bagi orang kulit hitam untuk bangkit dan lebih percaya diri serta membela diri mereka sendiri. Sekarang, Afrika Selatan adalah salah satu negara terbaik di Afrika, ekonomi membaik dan semua orang tampak bahagia berkat jasa beliau,” tutur Charmaine Magosvongwe (26) pengagum Nelson Mandela sekaligus Alumni Nelson Mandela University, Port Elizabeth, Afrika Selatan.

Masa kepemimpinan Nelson Mandela sejak 1994-1999 berfokus pada pemberantasan rasisme antara orang kulit putih dengan orang kulit hitam, orang India, orang kulit berwarna, dan orang berdarah campuran. Selain itu, menghapus kemiskinan, kesenjangan, dan mendorong rekonsiliasi. 

“Begitu banyak penyiksaan yang dialami beliau selama 27 tahun hingga mengidap penyakit infeksi paru-paru yang menjadi penyebab beliau meninggal dunia. Beliau di penjara karena tuduhan melakukan sabotase terhadap pemerintah. Namun beliau bisa memaafkan dan menciptakan perdamaian juga mengadvokasi persatuan serta rekonsiliasi. Nelson Mandela adalah contoh besar bagi seluruh dunia,” ucap Magosvongwe.

Afrika Selatan sebagai negara pelangi yang dihuni oleh beragam ras dari belahan dunia sukses memberantas rasisme. Berbagai diskriminasi yang terjadi hingga saat ini selayaknya berkaca pada perjuangan Nelson Mandela

Dengan mempelajari sejarah dan perjuangan KhulafauRasyidin, maka teladan yang dapat diambil adalahA. Menikah dengan beberapa wanita muslimahB. Menyiap … kan kekuatan untuk melawan musuhC. Membekali diri dengan ilmu agama teori dan praktisD. Setiap kali orang melakukan kebaikan akan mendapat gelar​.

1.kondisi masyarakat sebelum islam2.misi dakwah nabi Muhammad Saw dimakkah​

pengganti setia yang menggantikan tempat tidur nya nabi​

sikap jiwa besar Salahuddin al ayyubi di tunjukkan ketika ia pernah merawat seorang panglima perang pasukan salib yang bernamaa.Richard lion heartb. B … alianc. Frederic barbarosad. Guy de lusignan​

keberhasilan nabi Muhammad Saw di mekkah​

1. pada waktu proses masuknya agama islam ke indonesia yang berperan sebagai bandar internasional adalaha. kerajaan samudra pasaib. kerajaan malakac. … kerajaan sriwijayad. acehe. palembang2. keberhasilan sultan baabullah dalam melawan imperialism portugis di ternate adalaha. telah membunuh panglima portugisb. berhasil merebut benteng portugis di ternatec. portugis menerima usulan baabullah dalam perundingand. portugis keluar dafi maluku​

penasihat Utsman bin Affan diangkat juga dari kerabatnya yaitu​

Berikut ini adalah isi perjanjian hudaibiah, kecualiA. Gencatan senjata antara kaum muslimin dan kaum kafir QuraisyB. Orang Islam yang masuk ke Makkah … tidak boleh keluar (ditahan) C. Orang kafir yang masuk Madinah akan di bebaskanD. Kaum Yahudi boleh dibela kaum kafir Makkah ​

wilayah Islam pada masa pemerintahan Khalifah Usman bin Affan sudah luas diantaranya meliputi wilayah sebagai berikut kecualia. afrikab. sriwijaya dan … Majapahitc. Siprusd. konstatinopeltolong dijawab dengan benar karna ini buat belajar ukk jangan asal jawab buat dapet poin ajh!!!​

40. Langkah pertama yang dilakukan oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib dalam menata pemerintahan Islam adalah?...A. mengambil tanah negara yg dikuasai ol … eh kerabat bani UmayyahB. menyerahkan urusan keuangan pada Baitul mal kepada Sa'ad bin UbadahC. menyerahkan pengelolaan pajak pada lembaga /Diwan al-jund/D. mengambil alih wilayah khurasaan yg dimonopoli oleh muawwiyahbantu jawab dengan iklas ya ^^​

Apartheid merupakan kebijakan politik yang membedakan penduduk berdasarkan warna kulit dan ras. Kebijakan ini dimulai oleh orang-orang kulit putih di Afrika Selatan pada awal abad ke-20. Afrika Selatan (Afsel) merupakan benteng terakhir imperialis pemerintahan minoritas kulit putih di Afrika.

Pemberlakuan politik apartheid di Afsel membatasi keikutsertaan warga kulit hitam dalam politik negara tersebut. Meskipun usaha oposisi terus dilakukan, tetapi pemerintah meresponnya dengan semakin membatasi hak politik masyarakat kulit hitam.

Jika berbicara mengenai Apartheid di Afrika Selatan, maka akan sulit dilepaskan dari nama Nelson Mandela. Tokoh kulit hitam Afrika Selatan ini dikenal sangat aktif dan berjasa dalam melawan sistem politik apartheid. Melalui African National Congress (ANC), ia menjadi presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan.

Sejarah Politik Apartheid

Afrika Selatan merupakan negara yang kaya akan berlian dan emas. Kekayaan ini menyebabkan Afrika Selatan tidak luput dari imperialisme negara-negara Barat. Pada tahun 1870, Inggris mulai mengeksploitasi kekayaan di wilayah tersebut. Imperialisme Inggris baru berakhir pada tahun 1910.

Antara 1910-1948, orang-orang kulit putih di Afrika Selatan memulai kebijakan pemisahan ras dan warna kulit. Masa yang dikenal sebagai segreration era ini merupakan cikal bakal dari politik apartheid.

Pada masa ini golongan kulit putih mulai melakukan konsolidasi kontrol atas negara, memperkuat cengkeramannya terhadap populasi kulit hitam, dan menghilangkan campur tangan pemerintah Inggris di Afrika Selatan.

Tercatat dua partai politik kulit putih pernah menjadi penguasa pada masa ini. Partai pertama adalah Partai Nasional yang berkuasa pada 1924-1939, dan 4 Mei 1948-9 Mei 1994. Partai kedua adalah Partai Kesatuan, berkuasa pada 1934 sampai 1948. Antara tahun 1934-1939, kedua partai berkuasa bersama-bersama lewat sistem partai gabungan.

Kebijakan pemisahan berdampak pada kondisi politik, ekonomi, dan sosial masyarakat kulit hitam dan ras campuran. Diskriminasi yang dilakukan pemerintah menyebabkan kesenjangan dan kecemburuan sosial tidak dapat dihindarkan lagi.

Sementara itu, salah satu gerakan oposisi yang paling awal dan aktif menentang hukum represif pemerintah adalah African National Congress (ANC). ANC dibentuk pada 8 Januari 1912 oleh John Langalibalele Dube. Partai ini mempunyai tujuan utama mengakhiri apartheid dan memberikan hak pilih kepada kulit hitam dan ras campuran Afrika.

Istilah apartheid sendiri mulai muncul di Afrika Selatan pada 1930-an. Namun, baru pada tahun 1948, era apartheid dimulai secara resmi di Afrika Selatan. Pada waktu itu pemerintah mengeluarkan kebijakan pemisahan ras yang lebih ketat dan sistematis.

Politik apartheid memisahkan penduduk Afrika Selatan ke dalam golongan kulit putih, kulit hitam, dan kulit berwarna, yakni orang-rang dari ras campuran. Namun, pada perkembangannya, orang Asia ditambahkan sebagai kelompok keempat.

Di sisi lain, pemerintah Afsel yang didominasi minoritas kulit putih menetapkan sejumlah hukum ketat untuk menekan kaum kulit hitam. Pada tahun 1960, seluruh partai politik kaum kulit  hitam dinyatakan ilegal, setelah pecahnya kerusuhan anti-apartheid di Sharpeville pada 21 Maret 1960. Tidak hanya itu, banyak tokoh pergerakan kulit hitam yang ditahan oleh pemerintah.

Siapakah pemimpin kulit putih pertama yang menginginkan reformasi di Afrika Selatan
Peristiwa Sharpeville 21 Maret 1960

Sharpeville massacre diawali oleh unjuk rasa anti-apartheid sekitar 5.000-7.000 pendemo kulit hitam. Akan tetapi ketika mereka mendekati kantor polisi, polisi Afrika Selatan melepaskan tembakan kepada kerumunan. Tercatat 69 orang meninggal dunia akibat peristiwa itu.

Pertengahan 1970-an, pemerintah mulai melonggarkan kontrol dan mulai membiarkan berdirinya beberapa serikat.  Pada pertengahan 1980-an, pemerintah mengizinkan perwakilan kaum kulit berwarna duduk di parlemen. Sekalipun demikian, kebijakan ini tidak berlaku bagi kaum kulit hitam.

ANC dan partai politik kulit hitam lainnya tetap menginginkan demokrasi  yang sesungguhnya di mana setiap orang boleh ikut memilih tanpa melihat warna kulit dan ras.

Usaha-Usaha Reformasi

Presiden Afrika Selatan, P. W. Botha (1978-1989) adalah pemimpin kulit putih pertama yang menginginkan reformasi di Afrika Selatan. Meskipun ia telah membawa sejumlah perubahan untuk membuat hidup lebih adil bagi kaum kulit hitam, perubahan besar belum tampak dan dirasakan.

Pada tahun 1989, Botha mengundurkan diri karena alasan kesehatan yang memburuk. F. W. de Klerk (1989-1994) menjadi presiden pengganti Botha.

Selama menjabat, de Klerk banyak mengimplemetasikan usaha-usaha untuk mengakhiri diskriminasi terhadap warga kulit hitam. Pada tahun 1990, de Klerk mengakhiri pelarangan partai politik kaum kulit hitam, termasuk ANC.

Ia juga melepaskan banyak tahanan tokoh kulit hitam dari penjara. Salah satu tahanan yang dilepaskan adalah Nelson Mandela, yang telah dipenjara sejak tahun 1964. De Klerk sendiri aktif mengadakan pertemuan dengan Mandela, saat di penjara atau pun setelah dibebaskan.

Akhir Politik Apartheid

Neson Rolihlahla Mandela (1918-2013) setelah bebas dari penjara kembali aktif memimpin partai ANC. Ia berkampanye untuk kemerdekaan hak-hak sipil penduduk kulit hitam. Usahanya bersama dengan de Klerk, membuat kaum kulit hitam dan putih dapat mengupayakan perubahan bersama.

Siapakah pemimpin kulit putih pertama yang menginginkan reformasi di Afrika Selatan
F. W de Klerk dan Nelson Mandela

Pada tahun 1992, de Klerk mengadakan referendum yang dikhususkan untuk kaum kulit putih. Dalam referendum tersebut, ia menanyakan kepada mereka apakah ingin mempertahankan politik apartheid atau mengakhirinya. Dua pertiga pemilih setuju untuk mengakhiri sistem politik itu.

Setelah negosiasi bersejarah tersebut, pada tahun 1994 diadakan pemilihan umum bebas pertama, di mana warga kulit hitam dapat ikut serta.

Pemilihan tersebut dimenangkan oleh ANC, dan Nelon Mandela terpilih menjadi presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan. Serah terima jabatan dari de Klerk dilakukakan pada bulan Mei 1994.

Kemenangan ANC dan terpilihnya Nelson Mandela sebagai presiden menjadi akhir dari perjalanan politik apartheid di Afrika Selatan. Sebuah era baru pun dimulai di Afrika Selatan, era yang dikenal dengan nama post-apartheid.

BIBLIOGRAFI

Dubow, Saul. 2014. Apartheid 1948-1994. Oxford: Oxford University Press.

Gifford, Clive . 2009. Ensiklopedia Sejarah dan Budaya : Sejarah Dunia Jilid V. Terj. Nino Oktorino. Jakarta: Lentera Abadi.

Shapiro, Ian. 2011. After Apartheid. Virginia: University of Virginia Press.

Thompson, Leonard. 2014. A History of South Africa. New Heaven:  Yale University Press.

Similar Posts:

  • Biografi Malcolm X (1925-1965 M.)
  • Sejarah Minoritas Muslim di Ethiopia
  • Sepak Terjang Tentara Afrika di Hindia-Belanda