Siapa tokoh protagonis dalam cerita di atas Jelaskan alasanmu

Apa jenis cerita Fiksi berjudul Kisah Putri Tangguk ? Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 4 SD MI Halaman 47, 48

Sosiologi Info - Kunci Jawaban Materi Pembelajaran Daerah Tempat Tinggalku, untuk Kelas IV SD MI, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 8 Halaman 47 dan 48.

Berikut dibawah ini beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan berdasarkan cerita berjudul Kisah Putri Tangguk, yaitu :

1. Apa jenis cerita Fiksi berjudul Kisah Putri Tangguk ?

2. Siapa tokoh dalam cerita berjudul Kisah Putri Tangguk ?

3. Siapa tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita Kisah Putri Tangguk di depan ?

4. Siapa tokoh protagonis dalam cerita Kisah Putri Tangguk di depan ? Jelaskan alasanmu !

5. Siapa tokoh antagonis dalam cerita Kisah Putri Tangguk di depan ? Jelaskan alasanmu !

Itulah ada lima pertanyaan penting yang akan kita bahas untuk memberikan referensi kepada adik adik kelas 4 SD MI di Indonesia.

Putri Tangguk tinggal bersama dengan suami dan ketujuh anaknya di daerah Jambi. Putri Tangguk memiliki sepetak sawah yang ditanami padi. 

Anehnya, setiap selesai panen, padinya selalu muncul dan siap untuk dipanen kembali. 

Bahkan ketujuh lumbung Putri Tangguk hampir penuh untuk menampung hasil panen padinya tersebut. 

Pada saat panen terakhir, Putri Tangguk mengajak suami dan semua anaknya ke sawah. Mereka memasukkan hasil panen ke gerobak. 

"Panen sudah selesai, sepertinya persediaan padi kita sudah cukup untuk beberapa bulan," kata Putri Tangguk.

Kemudian, mereka mendorong gerobak secara bersama-sama. Nah di tengah perjalanan, Putri Tangguk jatuh terpeleset.

"Aduuuuh...," teriak Putri Tangguk.

"Hati hati, Bu, semalam hujan deras. Jalannya menjadi licin," kata suami Putri Tangguk sambil membantunya berdiri. 

"Gara gara hujan, jalannya licin, Perjalanan ke rumah masih jauh, bisa bisa aku terjatuh lagi," gerutu Putri Tangguk.

Putri Tangguk mengambil padi dari gerobaknya. Kemudian, padi itu ditebarkan di jalan. Melihat perilaku ibunya, si anak sulung pun berkata.

"Apa yang ibu lakukan ? Mengapa ibu membuang padi itu ke jalan ?".

"Ibu tidak membuang padi. Padi ini ibu gunakan sebagai pengganti pasir. Ibu menebarnya agar jalan ini tidak licin lagi," jawab Putri Tangguk.

"Istriku, bukankah padi itu untuk kita makan ? Tidak baik rasanya jika membuang buang makanan," nasihat Suami Putri Tangguk.

Putri Tangguk tidak mengindahkan nasihat suaminya. Bahkan Putri Tangguk membantahnya.

"Masa bodoh, bukankah padi kita sudah banyak. Apa kau mau aku terjatuh lagi dan tulangku patah ?," bantah Putri Tangguk sambil terus menebar padi ke jalan.

Setelah panen terakhir, Putri Tangguk tidak pernah kembali ke sawah. Ia berada di rumah untuk merawat ketujuh anaknya. Suatu malam anak bungsu Putri Tangguk merengek karena lapar. Akhirnya, 

Putri Tangguk ke dapur untuk mengambil nasi. Alangkah terkejutnya ketika ia mendapati pancinya kosong. 

"Mengapa panci ini kosong ? Bukankah tadi masih ada tersisa sedikit nasi ?," tanya Putri Tangguk dalam hati. 

Karena si bungsu terus merengek, Putri Tangguk pun memutuskan untuk menanak nasi. Namun, Putri 

Tangguk kembali terkejut ketika mendapati beras yang ia simpan dalam kaleng juga menghilang. 

"Kemana perginya beras itu ? Aku ingat masih banyak beras disini sebelumnya. Jangan jangan ada orang yang mencurinya," kata Putri Tangguk.

Kemudian, Putri Tangguk membujuk anak bungsunya untuk tidur. Besok, ia berencana untuk menumbuk padi yang disimpan di lumbungnya. 

Pagi harinya Putri Tangguk terkejut mengengar teriakan suaminya.

"Istriku...istriku...cepat kemari," teriak suami Putri Tangguk.

Putri Tangguk segera berlari menemui suaminya. Ia menghampiri suaminya yang berada di depan pintu lumbung. Ia pun bertanya kepada suaminya. 

"Ada apa suamiku ?," tanya Putri Tangguk dengan cemas.

"Aku tidak tahu istriku, lumbung ini sudah kosong saat aku membukanya," jawab suami Putri Tangguk.

Putri Tangguk dan suaminya bergegas untuk memeriksa lumbung yang lain. Betapa terkejutnya mereka ketika mendapati ketujuh lumbungnya telah kosong. Putri Tangguk pun menangis.

"Apa yang terjadi padaku ? tadi malam nasi dan beras hilang, sekarang padi di lumbung pun juga ikut menghilang," jerit Putri Tangguk.

"Jangan cemas, istriku. Bukankah kita masih memiliki sawah. Besok kita ke sawah. Siapa tahu padinya telah menguning," hibur suami Putri Tangguk.

Keesokan paginya, Putri Tangguk mengikuti suaminya ke sawah dengan cemas. Setibanya di sawah. 

Tangis Putri Tangguk semakin keras karena mendapati sawahnya telah berubah menjadi semak belukar. 

Putri Tangguk menangis seharian. Bahkan ia tidak mau pulang dan menunggui sawahnya hingga 

tertidur disana. 

Dalam mimpinya, Putri Tangguk didatangi oleh segerombolan padi yang dapat berbeicara. 

"Hai Putri Tangguk, inilah buah dari kesombonganmu. Masih ingatkah engkau ketika membuang kami 

ke jalan ?," tanya padi padi itu.

"Kau telah menghina kami. Kau telah menjadikan kami pasir untuk alas jalanmu. Kami ini dipanen untuk dimakan, bukan untuk dibuang sembarangan. dengan membuang kami, berarti kamu tidak membutuhkan kami untuk memakanmu," kata padi padi itu lagi.

Putri Tangguk hanya bisa diam dan tidak menjawab. Ia pun menyesali kebodohannya. Ia pun memohon maaf kepada padi padi itu.

"Tak bisakah kalian memaafkanku ? Aku telah menyesali perbuatanku," kata Putri Tangguk sambil menangis.

"Sekarang kau dan keluarmu harus bekerja keras. Bersihkan sawah ini, bajaklah lalu tanamlah kami kembali. Setelah tiga bulan, barulah kalian dapat memanen kami kembali," jawab padi padi itu.

Ketika Putri Tangguk ingin menjawab. Ia tersentak bangun dari tidurnya. Putri Tangguk pun kembali pulang. 

Kemudian, ia menceritakan mimpinya kepada suaminya. Keesokan harinya keluarga Putri Tangguk bergotong rotong membersihkan sawah dan menanam padi lagi. 

Ia dan keluarganya merawat sawah dan menjaga padinya dengan baik. Mereka menunggu dengan sabar hingga padi yang mereka tanam siap dipanen. 

Putri Tangguk juga berjanji tidak akan menyia-yiakan sebutir padi pu  hasil panen dari sawahnya.

Nah di dalam cerita diatas, terdapat tokoh yang mempunyai sifat baik hati. Tokoh itu disebut sebagai tokoh protagonis. 

Sementara tokoh yang mempunyai sifat jahat atau tidak baik, yaitu disebut tokoh antagonis.

Ayo Berlatih !

Jawablah pertanyaan dibawah berikut ini berdasarkan cerita berjudul Kisah Putri Tangguk diatas tersebut, yaitu :

Jawabannya : 

Adapun cerita diatas yang berjudul Kisah Putri Tangguk merupakan jenis cerita rakyat atau disebut juga sebagai cerita legenda yang ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Jawabannya :

Tokoh tokoh dalam cerita berjudul Kisah Putri Tangguk yaitu meliputi Putri Tangguk, Suami Putri Tangguk, Anak Anak Putri Tangguk [ketujuh anak Putri Tangguk]

Jawabannya : 

Adapun tokoh utama dalam cerita berjudul Kisah Putri Tangguk yaitu Putri Tangguk, dan Suami Putri Tangguk. 

Dan tokoh tambahan anak anak dari Putri Tangguk [ketujuh anaknya] sebagai tokoh tambahan di dalam cerita diatas.

Jawabannya :

Adapun tokoh protagonis yaitu Suami dari Putri Tangguk, alasannya karena ia begitu sabar menghadapi tingkah laku dari istrinya. 

Dan ia juga bersikap peduli dan selalu memberikan semangat dan nasihat kepada istrinya.

Jawabannya :

Adapun tokoh antagonis yaitu Putri Tangguk. Ini terlihat saat ia terjatuh terpeleset karena jalan licin. 

Kemudian, menabur padi yang dipanennya untuk dijadikan seperti pasir agar ia tidak terjatuh lagi akibat jalan licin tersebut.

Nah adik adik itulah sekilas referensi jawaban dari pertanyaan diatas. Namun adik adik perlu mengingatnya bahwa jawaban diatas tidaklah mutlak.

Adik adik silahkan untuk menuliskan jawaban yang ditemukan dalam pembelajaran. Serta diharapkan orang tua dapat mendampingi siswa atau anaknya dalam proses belajar. 

Demikianlah pembahasan untuk Kunci Jawaban Materi Pembelajaran Daerah Tempat Tinggalku, untuk Kelas IV SD MI, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 8 Halaman 47 dan 48.

Sumber Bacaan dari Sosiologi.info :

Bυkυ Temαtik Terpαdυ Kυrikυlυm 2013 Temα 8 |PDF| Edisi Revisi 2017 | Dαerαh Tempαt Tinggαlkυ | untuk Siswα SD/MI kelαs IV | Penυlis : Αri Sυbekti | Penyeliα Penerbitαn : Pυsαt Kυrikυlυm dαn Perbυkυαn, Bαlitbαng, Kemendikbυd, diakses pada hari Jυmat, 18 Maret 2022

Sumber Foto : Tangkap Layar Buku Siswa SD MI Kelas IV Daerah Tempat Tinggalku Tema 8 Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013

Video yang berhubungan

Asked by wiki @ 20/08/2021 in B. Indonesia viewed by 5698 persons

Asked by wiki @ 26/08/2021 in B. Indonesia viewed by 3936 persons

Asked by wiki @ 09/08/2021 in B. Indonesia viewed by 3542 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Indonesia viewed by 2381 persons

Asked by wiki @ 12/08/2021 in B. Indonesia viewed by 2201 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Indonesia viewed by 2021 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in B. Indonesia viewed by 1771 persons

Asked by wiki @ 31/08/2021 in B. Indonesia viewed by 1618 persons

Asked by wiki @ 09/08/2021 in B. Indonesia viewed by 1481 persons

Asked by wiki @ 26/08/2021 in B. Indonesia viewed by 1462 persons

Asked by wiki @ 31/07/2021 in B. Indonesia viewed by 1452 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in B. Indonesia viewed by 1439 persons

Asked by wiki @ 05/08/2021 in B. Indonesia viewed by 1359 persons

Asked by wiki @ 31/07/2021 in B. Indonesia viewed by 1288 persons

Asked by wiki @ 29/07/2021 in B. Indonesia viewed by 1219 persons

Putri Tangguk tinggal bersama suami dan ketujuh anaknya di

daerah Jambi. Putri Tangguk memiliki sepetak sawah yang ditanami padi. Anehnya, setiap selesai panen, padinya selalu muncul dan siap untuk dipanen kembali. Bahkan, ketujuh lumbung Putri Tangguk hampir penuh untuk menampung hasil panennya.

Saat panen terakhir, Putri Tangguk mengajak suami dan semua anaknya ke sawah. Mereka memasukkan hasil panen ke gerobak. ”Panen sudah selesai. Sepertinya, persediaan padi kita sudah cukup untuk beberapa bulan,” kata Putri Tangguk. Kemudian, mereka mendorong gerobak bersama-sama. Di tengah perjalanan, Putri Tangguk jatuh terpeleset.

”Aduuuuh…,” teriak Putri Tangguk.

”Hati-hati, Bu. Semalam hujan deras. Jalannya menjadi licin,” kata suami Putri Tangguk sambil membantunya berdiri.

”Gara-gara hujan, jalannya licin. Perjalanan ke rumah masih jauh, bisa-bisa aku terjatuh lagi,” gerutu Putri Tangguk.

Putri Tangguk mengambil padi dari gerobaknya. Kemudian, padi ditebar di jalan. Melihat perilaku ibunya, si anak sulung pun bertanya.

”Apa yang Ibu lakukan? Mengapa Ibu membuang padi itu ke jalan?”

”Ibu tidak membuang padi. Padi ini Ibu gunakan sebagai pengganti pasir. Ibu menebarnya agar jalan ini tidak licin lagi,” jawab Putri Tangguk.

”Istriku, bukankah padi itu untuk kita makan? Tidak baik rasanya jika membuang-buang makanan,” nasihat suami Putri Tangguk.

Putri Tangguk tidak mengindahkan nasihat suaminya. Bahkan, Putri Tangguk membantahnya.

”Masa bodoh. Bukankah padi kita sudah banyak. Apa kau mau aku terjatuh lagi dan tulangku patah?” bantah Putri Tangguk sambil terus menebar padi ke jalan. Setelah panen terakhir, Putri Tangguk tidak pernah kembali ke sawah. Ia berada di rumah untuk merawat ketujuh anaknya. Suatu

malam anak bungsu Putri Tangguk merengek karena lapar. Akhirnya, Putri Tangguk ke dapur untuk mengambil nasi. Alangkah terkejutnya ketika ia mendapati pancinya kosong.

”Mengapa panci ini kosong? Bukankah tadi masih tersisa sedikit nasi?” tanya Putri Tangguk dalam hati.

Karena si bungsu terus merengek, Putri Tangguk pun memutuskan untuk menanak nasi. Namun, Putri Tangguk kembali terkejut ketika mendapati beras yang ia simpan dalam kaleng juga menghilang.

”Ke mana perginya beras itu? Aku ingat masih banyak beras di sini sebelumnya. Jangan-jangan ada orang yang mencurinya,” kata Putri Tangguk.

Kemudian, Putri Tangguk membujuk anak bungsunya untuk

tidur. Besok ia berencana untuk menumbuk padi yang disimpan di lumbungnya.

Pagi harinya Putri Tangguk terkejut mendengar teriakan suaminya.

”Istriku…istriku…cepat kemari,” teriak suami Putri Tangguk.

Putri Tangguk segera berlari menemui suaminya. Ia menghampiri suaminya yang berada di depan pintu lumbung. Ia pun bertanya kepada suaminya.

”Ada apa suamiku?” tanya Putri Tangguk dengan cemas.

”Aku tidak tahu, istriku. Lumbung ini sudah kosong saat aku

membukanya,” jawab suami Putri Tangguk.

Putri Tangguk dan suaminya bergegas memeriksa lumbung yang lain. Betapa terkejutnya mereka ketika mendapati ketujuh lumbungnya telah kosong. Putri Tangguk pun menangis.

”Apa yang terjadi padaku? Tadi malam nasi dan beras hilang.

Sekarang padi di lumbung pun juga ikut menghilang,” jerit Putri Tangguk.

”Jangan cemas, istriku. Bukankah kita masih memiliki sawah. Besok kita ke sawah. Siapa tahu padinya telah menguning,” hibur suami Putri Tangguk.

Keesokan paginya Putri Tangguk mengikuti suaminya ke sawah dengan cemas. Setibanya di sawah, tangis Putri Tangguk semakin keras karena mendapati sawahnya telah berubah menjadi semak belukar.

Putri Tangguk menagis seharian. Bahkan, ia tidak mau pulang dan menunggui sawahnya hingga tertidur. Dalam mimpinya, Putri Tangguk didatangi segerombolan padi yang dapat berbicara.

Baca Juga :  Jawaban dari teks bacaan Singkong

”Hai, Putri Tangguk. Inilah buah dari kesombonganmu. Masih

ingatkah engkau ketika membuang kami ke jalan?” tanya padi-padi itu.

”Kau telah menghina kami. Kau telah menjadikan kami pasir

untuk alas jalanmu. Kami ini dipanen untuk dimakan, bukan untuk dibuang sembarangan. Dengan membuang kami, berarti kamu tidak membutuhkan kami untuk makananmu,” kata padi-padi itu lagi.

Putri Tangguk hanya bisa diam dan tidak menjawab. Ia menyesali kebodohannya. Ia pun memohon maaf kepada padi-padi itu.

”Tak bisakah kalian memaafkanku? Aku telah menyesali perbuatanku,” kata Putri Tangguk sambil menangis.

”Sekarang kau dan keluargamu harus bekerja keras. Bersihkan sawah ini, bajaklah, lalu tanamlah kami kembali. Setelah tiga bulan, barulah kalian dapat memanen kami kembali,” jawab padi-padi itu.

Ketika Putri Tangguk ingin menjawab, ia tersentak bangun dari tidurnya. Putri Tangguk pun kembali pulang. Kemudian, ia menceritakan mimpinya kepada suaminya. Keesokan harinya keluarga Putri Tangguk bergotong royong membersihkan sawah dan menanam padi. Ia dan keluarganya merawat sawah dan menjaga padinya dengan baik. Mereka menunggu dengan sabar hingga padi yang mereka tanam siap dipanen. Putri Tangguk juga berjanji tidak akan menyia-nyiakan sebutir padi pun hasil panen dari sawahnya.

Dalam cerita terdapat tokoh yang memiliki sifat baik hati. Tokoh seperti itu disebut protagonis. Ada pula tokoh yang memiliki sifat jahat. Tokoh bersifat jahat disebut antagonis. Tahukah kamu siapa tokoh protagonis dan tokoh

antagonis pada cerita di atas? Ayo, lakukan kegiatan berikut.

Tokoh protagonis : tokoh yang memiliki sifat baik hati.

Tokoh antagonis : tokoh yang memiliki sifat jahat.

Jawaban:

Ayo Berlatih

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan cerita berjudul Kisah Putri Tangguk

1. Apa jenis cerita fiksi berjudul Kisah Putri Tangguk?

Jawaban:  Jenis cerita fiksi Mitos.

2. Siapa tokoh dalam cerita berjudul Kisah Putri Tangguk?

Jawaban: Putri Tangguk, Suami dan 7 orang anak Putri Tangguk, seorang Kakek.

Baca Juga :  Contoh - Contoh Poster Tentang Merawat Organ Pernapasan

3. Siapa tokoh utama dan tokoh tambahan dalam cerita di depan?

Jawaban: – Tokoh utama: Putri Tangguk dan Kakek Tua.

– Tokoh tambahan: Suami dan tujuh anak Putri Tangguk.

4. Siapa tokoh protagonis dalam cerita di depan? Jelaskan alasanmu.

Jawaban: tokoh protagonis dalam cerita tersebut adalah  Kakek Tua dan Suami beserta tujuh anak Putri Tangguk karena mereka bersikap baik, berlawanan dengan sifat Putri Tangguk.

5. Siapa tokoh antagonis dalam cerita di depan? Jelaskan alasanmu.

Jawaban: Tokoh antagonis dalam cerita adalah Putri Tangguk, karena sifatnya yang sombong.

Video yang berhubungan