Seorang putri keluar dari gendang pernyataan di atas termasuk ke dalam karakteristik hikayat

Karakteristik Hikayat dalam Bahasa Indonesia – Sebelumnya, kita telah mengetahui contoh hikayat singkat, macam-macam hikayat, dan unsur-unsur hikayat. Kali ini, kita akan mengetahui hal-hal lainnya seputar hikayat, yaitu karakteristik hikayat. seperti halnya macam-macam cerpen, jenis-jenis novel, jenis-jenis roman, macam-macam dongeng, contoh dongeng fabel singkat, jenis-jenis drama, dan jenis-jenis prosa lainnya, hikayat juga mempunyai sejumlah karakter yang membuat hikayat menjadi khas dan berbeda dibanding prosa lainnya. Adapun karakteristik-karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.

1. Mengandung Kemustahilan

Karakteristik ini merupakan karakteristik yang sangat khas dari hikayat. Dalam hikayat, sering kali ditemukan kemustahilan, baik dalam gaya bahasa maupun ceritanya. Misalnya saja seperti seorang pendekar yang bisa keluar-masuk dari berbagai benda mati, seorang putri yang terlahir dari sebuah gendang, dan sebagainya.

2. Tokoh Utama Mempunyai Kesaktian

Selain ceritanya yang mengandung kemustahilan, tokoh-tokoh–utamanya tokoh utama–dalam hikayat juga sering diceritakan mempunyai kesaktian. Misalnya saja, sang tokoh utama dalam suatu hikayat diceritakan mempunyai kesaktian yang mahatinggi, sehingga seekor elang raksasa pun bisa dikalahkannya dengan amat mudah.

3. Bersifat Anonim

Seperti halnya jenis-jenis syair, jenis-jenis pantun, jenis-jenis pantun berdasarkan isinya, jenis-jenis pantun berdasarkan bentuknya, dan jenis-jenis puisi lama lainnya, hikayat yang merupakan prosa lama ini juga bersifat anonim. Artinya, nama pengarang dari hikayat ini tidak diketahui oleh masyarakat. Hal itu disebabkan karena hikayat disampaikan secara lisan dari turun-temurun laiknya jenis-jenis sastra lama pada umumnya. Meski begitu, ada juga hikayat yang juga ditulis tangan dan beredar di masyarakat.

4. Istana-Sentris (Berkisah Tentang Lingkungan Istana)

Seperti halnya pada beberapa sastra lama lainnya, kisah-kisah pada hikayat umumnya bercerita tentang lingkungan istana atau peristiwa-peristiwa yang ada sangkut-pautnya dengan lingkungan istana. Maka tak heran, jika latar tempat yang ada di dalam hikayat berupa kerajaan atau kesultanan, begitu juga dengan tokoh-tokohnya yang kebanyakan adalah anak-anak raja atau bangsawan.

5. Alur Ceritanya Berbingkai

Karakteristik lainnya yang ada di dalam hikayat adalah alur cerita di dalamnya berbingkai. Artinya, dalam suatu cerita hikayat, terkandung lagi sebuah cerita. Satu sisi, hal itu membuat hikayat menjadi sangat panjang dan rumit, serta melelahkan pembaca dalam menyimaknya. Di sisi lain, hal itu justru membuat pengetahuan pembaca tentang kisah yang disajikan hikayat menjadi makin bertambah.

6. Menggunakan Bahasa Melayu Klasik

Secara definitif, hikayat merupakan prosa lama yang berisi cerita ataupun kisah dengan menggunakan bahasa Melayu. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika bahasa Melayu menjadi bahasa utama sebuah hikayat. Adapun bahasa Melayu yang digunakan adalah bahasa Melayu Klasik. Hal ini dikarenakan hikayat digubah pada abad ke-18 masehi yang di mana bahasa Melayu Klasik menjadi salah satu bahasa utama. Pembaca yang hidup di era sekarang tentu akan mengalami kebingungan saat membaca teks hikayat. Penerjemahan hikayat ke bahasa Indonesia menjadi salah satu upaya agar teks hikayat bisa dibaca pembaca sekarang.

Dari pemaparan di atas, bisa disimpulkan bahwa sebuah hikayat mempunyai karakternya tersendiri. Adapaun karakteristik hikayat sendiri terdiri atas 6 jenis, yaitu mengandung kemustahilan, tokoh utama mempunyai kesaktian, bersifat anonim, istana-sentris (berkisah seputar dunia istana), alur ceritanya berbingkai, serta menggunakan bahasa Melayu Klasik. Untuk pembahasan karakteristik hikayat dicukupkan sampai di sini. Semoga bermanfaat dan mampu menambah wawasan para pembaca sekalian. Sekian dan terima kasih.

Jakarta -

Hikayat adalah jenis prosa dengan bahasa Melayu yang mengisahkan kehebatan tokoh dan kesaktiannya. Terdapat tujuh karakteristik hikayat yang bisa dipelajari, apa saja?

Hikayat juga termasuk ke dalam jenis cerita rakyat. Melansir Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah. Prosa ini bersifat rekaan, historis, keagamaan, biografis atau gabungan sifat-sifat tersebut.

Hikayat berfungsi untuk menumbuhkan jiwa kepahlawanan dan sebagai sarana hiburan. Prosa Melayu ini umumnya dibaca sebagai pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta.

Pada zaman dahulu, hikayat sering disajikan pada saat hati sedang gundah, gelisah, dapat juga untuk menghibur teman atau dibacakan pada saat perang untuk mengobarkan api semangat para pahlawan. Apa saja karakteristik hikayat? Berikut penjelasannya.

Karakteristik Hikayat

Hikayat biasanya mengisahkan tentang raja-raja, keluarga raja, istana-istana dan punggawa kerajaan. Berikut karakteristik hikayat:

1. Kemustahilan

Karakteristik hikayat yang paling umum adalah kemustahilan, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita. Artinya, cerita yang disampaikan dalam bentuk hikayat tidak logis atau tidak bisa dinalar.

2. Kesaktian

Selain kemustahilan, seringkali dapat kita temukan kesaktian para tokoh dalam sebuah hikayat. Karakteristik jenis ini mudah ditemukan dalam hikayat yang mengisahkan raja-raja.

3. Anonim

Salah satu ciri hikayat adalah anonim. Artinya, tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarangnya. Hal tersebut disebabkan cerita disampaikan secara lisan. Bahkan, dahulu masyarakat mempercayai bahwa cerita yang disampaikan adalah nyata dan tidak ada yang sengaja mengarang.

4. Istana Sentris

Hikayat seringkali bertema dan berlatar kerajaan. Selain itu, latar tempat dalam cerita tersebut adalah negeri yang dipimpin oleh raja dalam suatu kerajaan.

5. Penyebarannya secara Lisan

Penyebaran hikayat dilakukan secara lisan yang membuatnya dapat tersampaikan dengan cepat dibandingkan dengan menggunakan media tulisan.

Selain itu, melalui budaya lisan, masyarakat juga mampu lebih intens memberikan nilai-nilai positif yang terdapat dalam cerita, sehingga pesan moralnya akan tersampaikan dengan cepat dan efektif. Penyebaran lisan ini juga kerap kali menimbulkan berbagai variasi karya cerita rakyat.

6. Tradisional

Karakteristik hikayat lainnya adalah tradisional, yakni mempertahankan kebiasaan masyarakat zaman dulu atau adat istiadat. Hal ini menjadikan karya tersebut klise dalam susunan atau cara pengungkapannya.

7. Mendidik Moral atau Religius

Nilai moral merupakan unsur ekstrinsik yang mempengaruhi karya sastra. Umumnya, para penulis tidak menuliskan nilai tersebut secara eksplisit, melainkan tersirat dalam cerita.

Untuk itu, apabila detikers ingin mengenalinya, maka dapat membaca karya tersebut secara tuntas terlebih dahulu. Dengan demikian, nilai-nilai kehidupan yang mewarnai cerita tersebut dapat dirasakan oleh pembacanya.

Nilai yang Terkandung dalam Hikayat

Sebagaimana karakteristik hikayat yang ketujuh, terdapat nilai-nilai yang terkandung dalam setiap karya, berikut penjelasannya.

1. Nilai Budaya

Nilai budaya merupakan nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun temurun di masyarakat setempat. Nilai ini umumnya berhubungan dengan budaya Melayu.

Ciri khas nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah ketakutan masyarakat untuk meninggalkan atau menentang nilai tersebut. Masyarakat khawatirkan sesuatu yang buruk akan menimpanya.

2. Nilai Moral

Nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan masalah moral. Pada dasarnya nilai moral berkaitan dengan nasihat-nasihat tentang budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibacanya.

3. Nilai Agama atau Religi

Nilai agama berhubungan dengan masalah keagamaan. Nilai religi biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, makhluk gaib, dosa dan pahala, serta surga dan neraka.

4. Nilai Pendidikan atau Edukasi

Nilai pendidikan ini berhubungan dengan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang untuk mendewasakan manusia melalui pengajaran dan latihan.

5. Nilai Estetika

Seperti namanya, nilai estetika dalam hikayat berhubungan dengan keindahan. Cerita yang disajikan dalam hikayat memuat keindahan, baik dari latar atau suasana maupun kisah para tokohnya.

6. Nilai Sosial

Nilai sosial merupakan nilai yang berhubungan dengan kehidupan di dalam masyarakat yang berupa nasihat-nasihat. Nilai ini dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan apabila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Nah, itulah karakteristik hikayat dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Hikayat apa yang sudah detikers baca?

Simak Video "Konon! Batu di Ciamis Ini Tak Bisa Dipindahkan dan Dihancurkan"


[Gambas:Video 20detik]
(kri/kri)

Seorang putri keluar dari gendang pernyataan di atas termasuk ke dalam karakteristik hikayat

Salah satu bentuk kesusastraan kuno dari Melayu adalah hikayat. Apa itu hikayat? Seperti apa sih, karakteristik hikayat? Yuk, kita pelajari bersama melalui artikel ini!

--

Saat kamu mendengar kata 'hikayat', hal apa yang langsung terlintas dalam pikiranmu? Pasti kamu langsung terpikir tentang cerita berlatarkan istana dengan tokoh para raja, prajurit, serta unsur-unsur kerajaan lainnya. Iya, kan? Kalau kamu berpikir seperti itu, kamu nggak salah, kok! Hikayat memang banyak menceritakan kisah yang berlatar istana dan kerajaan.

Sebenarnya, hikayat merupakan salah satu jenis prosa yang berkembang di Indonesia jauh sebelum cerpen atau novel ditulis. Tapi, nggak cuma Indonesia aja , lho. Negara-negara yang masih serumpun dengan Indonesia, seperti Filipina, Thailand, Brunei, dan Malaysia juga memiliki jenis cerita ini.

Hmm.. jadi sebenarnya apa sih, hikayat itu?

Pengertian Hikayat

Hikayat adalah karya sastra lama berbentuk prosa dari Melayu yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah yang bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan dari sifat-sifat tersebut. Hikayat berguna sebagai pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta. Contoh hikayat antara lain, yaitu "Hang Tuah", "Perang Palembang", dan "Seribu Satu Malam".

Karena hikayat berasal dari Melayu, hikayat banyak ditulis dalam Bahasa Melayu. Kemudian, hikayat banyak mengalami proses adaptasi dan terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia dengan tujuan agar pembaca dapat lebih memahami isi dari hikayat tersebut.

Seorang putri keluar dari gendang pernyataan di atas termasuk ke dalam karakteristik hikayat

Seperti yang sudah disebutkan, hikayat dapat berfungsi sebagai cerita penghibur atau pada masa itu disebut sebagai pelipur lara. Contohnya, seperti hikayat "Hang Tuah" yang bercerita mengenai perjalanan seorang prajurit. Di dalamnya terdapat cerita yang membuat pembacanya akan merasa hanyut.

Baca juga: Cara Menulis Teks Cerita Sejarah Singkat

Selain itu, ada pula hikayat yang sengaja ditulis untuk mendokumentasikan sesuatu, seperti silsilah kerajaan. Lalu, ada juga hikayat yang ditulis dengan jalan cerita yang dibuat-buat sesuai perintah dari raja. Tujuannya untuk membuat para musuh merasa takut karena seolah-olah kerajaannyalah yang paling perkasa. Hal ini juga dilakukan untuk menjaga kerajaannya dari serangan musuh.

Nilai-Nilai dalam Hikayat

Hikayat mengandung berbagai macam nilai yang bermanfaat bagi kehidupan. Nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat, yaitu nilai moral, nilai agama, nilai sosial, dan nilai budaya.

Seorang putri keluar dari gendang pernyataan di atas termasuk ke dalam karakteristik hikayat

Nilai Moral

Nilai moral merupakan nilai yang berkaitan dengan akhlak atau sikap baik dan buruk manusia. Hikayat banyak mengandung nilai moral yang dapat dijadikan cerminan untuk bersikap dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai Agama

Nilai agama merupakan nilai yang berkaitan dengan kepercayaan tokoh akan keberadaan Tuhan. Hikayat banyak mengajarkan nilai-nilai keagamaan yang dapat diterapkan dalam kehidupan untuk mempertebal iman.

Nilai Sosial

Nilai sosial merupakan nilai yang berkaitan dengan relasi antarmanusia. Melalui hikayat, kita bisa banyak belajar mengenai nilai-nilai sosial yang dapat melatih kita menjadi manusia yang dapat bersosial dengan sesama manusia lainnya dengan baik. 

Nilai Budaya

Nilai budaya merupakan nilai yang berkaitan dengan adat istiadat atau kebiasaan di suatu wilayah tertentu. Karena hikayat berasal dari Melayu, kita bisa banyak belajar mengenai kebudayaan Melayu dengan membaca hikayat.

Karakteristik Hikayat

Kita bisa mengenali apakah suatu karya sastra merupakan hikayat atau bukan berdasarkan karakteristiknya, guys! Karakteristik hikayat antara lain seperti tergambar pada infografik berikut.

Seorang putri keluar dari gendang pernyataan di atas termasuk ke dalam karakteristik hikayat

Kemustahilan

Teks hikayat banyak mengandung kemustahilan, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita. Kemustahilan berarti hal yang tidak logis atau tidak dapat diterima nalar. Contohnya seperti bayi lahir disertai pedang dan panah. Contoh lainnya, yaitu seorang putri yang keluar dari gendang.

Anonim

Hikayat bersifat anonim, maksudnya adalah tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarang dari hikayat tersebut. Hal ini disebabkan karena tidak ada nama penulis yang jelas dalam hikayat tersebut.erita yang ditulis dalam hikayat pun disampaikan dari satu orang ke orang lain secara lisan.

Kesaktian

Tokoh dalam hikayat seringkali diceritakan memiliki kesaktian tertentu. Contohnya yaitu tokoh Garuda yang memiliki kemampuan merusak kerajaan dikalahkan oleh Syah Peri. Lalu, contoh lainnya yaitu Raksasa yang memberi sarung kesaktian untuk mengubah wujud.

Istanasentris

Hikayat seringkali bersifat istanasentris yaitu bertema dan berlatar kerajaan. Tokoh-tokoh yang diceritakan dalam hikayat biasanya adalah raja, anak raja, atau prajurit. Selain itu, latar tempat yang digunakan adalah suatu negeri yang dipimpin oleh raja, atau istana dalam suatu kerajaan.

Arkais

Hikayat bersifat arkais yaitu menggunakan bahasa yang sudah lampau. Bahasa yang digunakan dalam hikayat sudah jarang dipakai atau tidak lazim digunakan dalam komunikasi masa kini. Contohnya, seperti hatta, titah, upeti, dan bejana.

Statis

Penggambaran dan penulisan kisah dalam hikayat tidak memiliki banyak perbedaan dengan hikayat lain atau hikayat dari negara lain. Unsur, kisah, dan segala hal dalam hikayat memiliki kemiripan antara satu dengan lainnya. Dengan begitu, hikayat menjadi salah satu karya sastra yang statis atau tetap.

Edukatif

Walaupun bersifat mustahil, hikayat biasanya mengandung amanat baik yang dapat dijadikan pembelajaran bagi para pembacanya. Hikayat biasanya menanamkan unsur-unsur edukatif untuk melakukan kebaikan, tenggang rasa terhadap sesama, saling menghargai, dan nilai-nilai kehidupan lainnya.

Baca Juga: 12 Contoh Teks Eksposisi berbagai Tema & Strukturnya

Jenis Hikayat

Biasanya, prosa lama ini bertemakan sejarah, keagamaan, biografi, epos, dan cerita rakyat yang kental akan keajaiban. Keragaman cerita ini membuat hikayat terbagi menjadi berbagai jenis yang bisa dibedakan dalam dua aspek, yaitu aspek historis dan aspek isi cerita.

Aspek Historis

Sebagian besar hikayat sering ditemukan dalam bahasa Melayu klasik, tetapi ada beberapa hikayat yang juga ditulis dalam bahasa lain. Nah, hal ini terjadi karena hikayat yang berasal dari beberapa negara dengan bahasa, latar belakang agama, dan sejarah yang berbeda. Maka dari itu, apabila dilihat dari aspek historis, hikayat dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya:

1. Melayu

Hikayat Melayu pada umumnya kental akan unsur agama Islam. Contoh dari hikayat Melayu, yaitu “Hikayat Hang Tuah”, “Hikayat Indera Bangsawan”, “Hikayat Malim Demam”, dan “Hikayat Si Miskin”.

2. India 

Ciri khas hikayat India yaitu memiliki unsur keagamaan, yaitu agama Hindu. Kisah utama dalam hikayat Hindu, yaitu cerita “Sri Rama” dan “Mattabbhroto”. Nah, seiring berjalannya waktu, dua kisah tersebut berkembang menjadi hikayat lainnya, seperti “Hikayat Pandawa Lima”, “Hikayat Perang Pandawa”, dan “Hikayat Bayan Budiman”.

3. Arab-Persia

Mayoritas agama yang dianut di Arab dan Persia adalah agama Islam. Maka dari itu, hikayat-hikayat yang muncul juga bertema Islam dan mengandung nilai-nilai keislaman. Beberapa contohnya, yaitu “Hikayat 1001 Malam”, “Hikayat Bachtiar”, dan “Hikayat Amir Hamzah”.

4. Jawa

Hikayat-hikayat Jawa memiliki kemiripan sifat, tokoh, dan alur seperti hikayat yang ada di India dan Arab. Hal ini karena budaya Jawa dipengaruhi oleh agama Islam dan Hindu. Percampuran budaya yang berbeda ini akhirnya melahirkan budaya baru. Beberapa contoh hikayat Jawa, yaitu “Hikayat Panji Semirang”, “Hikayat Cekel Weneng Pati”, dan “Hikayat Indera Jaya” yang diambil dari cerita Alingdarma.

Aspek Isi

Sementara itu, apabila dilihat dari aspek isi ceritanya, hikayat dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Sejarah

Hikayat ini sering kali berkisah tentang tokoh atau kejadian bersejarah. Walaupun berkisah tentang sejarah, hikayat tetap bersifat fiksi atau khayalan sang pujangga. Kisah dalam hikayat ini biasanya dikaitkan dengan kisah-kisah sejarah yang pernah terjadi dalam suatu masa. 

Selain itu, bisa juga latar belakang peristiwa disesuaikan dengan kejadian yang terjadi dalam sejarah. Contohnya, seperti “Hikayat Patani”, “Hikayat Hang Tuah”, dan “Hikayat Raja-Raja Pasai”.

2. Biografi 

Hikayat biografi biasanya hanya fokus pada seorang tokoh. Tokoh yang diangkat ini bisa diambil dari tokoh nyata maupun fiksi. Meskipun begitu, kisahnya menceritakan tentang kehidupan tokoh tersebut. Contohnya, seperti “Hikayat Abdullah” dan “Hikayat Indera Bangsawan”.

3. Agama 

Jenis hikayat ini menceritakan tentang tokoh agama, peristiwa dalam keagamaan, maupun nilai-nilai hidup yang diajarkan dalam suatu agama. Contohnya, seperti “Hikayat Indera Putera”, “Hikayat Si Miskin”, “Hikayat 1001 Malam”, dan “Hikayat Bayan Budiman”.

4. Peristiwa

Hikayat peristiwa menceritakan tentang sebuah peristiwa besar yang pernah terjadi tapi dengan penggambaran yang didramatisasi dengan keajaiban-keajaiban dan mukjizat. Contohnya, seperti “Hikayat Raja-Raja Pasai” dan “Hikayat Tanjung Lesung”.

5. Cerita

Hikayat ini menekankan pada kisah yang diangkat, terutama tentang romansa percintaan. Biasanya, hikayat ini juga disertai dengan latar belakang sejarah. Contohnya, seperti “Hikayat Malin Kundang” dan “Hikayat Roro Jonggrang”.

Baca Juga: 13 Contoh Teks Anekdot Singkat beserta Struktur & Maknanya

Bentuk Hikayat

Setelah memahami beberapa jenis hikayat, selanjutnya kita akan belajar tentang bentuk-bentuk hikayat yang dilihat dari cara penggambarannya. Perhatikan penjelasan berikut, ya.

Cerita rakyat

Hikayat ini digambarkan dengan jenaka. Biasanya, hikayat cerita rakyat bercerita tentang asal usul suatu tempat atau benda. Contohnya, yaitu “Hikayat Rhang Manyang”.

Roman 

Hikayat roman berisi tentang kisah cinta dan kisah rumah tangga, misalnya “Hikayat Putroe Gambak Meuh”.

Epos 

Seperti namanya, hikayat epos berkisah tentang kepahlawanan seseorang. Salah satu contoh epos yang terkenal, yaitu “Hikayat Ramayana”.

Tambeh 

Hikayat tambeh bercerita tentang pedoman hidup. Maka dari itu, kisahnya seringkali mengandung amanat yang bisa dipetik pembacanya. Contohnya, seperti “Hikayat Tambek Tujoh Blah”.

Chara 

Chara merupakan bentuk hikayat yang berfokus pada seseorang tokoh terpuji. Bentuk hikayat ini juga termasuk dalam jenis hikayat biografi. Salah satu contohnya, yaitu “Hikayat Indera Bangsawan”.

Contoh Hikayat

Selain beberapa contoh yang disebutkan di atas, berikut contoh-contoh hikayat terkenal lainnya:

Hikayat Abu Nawas

Hikayat Banjar

Hikayat Iskandar Zulkarnain

Hikayat Nakhoda Muda

Hikayat Kalila dan Daminah

Hikayat Panji Semirang

Hikayat Panca Tanderan

Hikayat Putri Kemuning

Hikayat Antu Ayek

Hikayat Tiga Pengembara Lapar

Hikayat Shinta dan Raja Kalanggan

Hikayat Jaya Lengkara

Hikayat Jaka Tarub

Hikayat Perkara Si Bungkuk dan Si Panjang

Hikayat Seorang Kakek dan Seekor Ular

Hikayat Patani

Demikian pembahasan tentang pengertian, nilai-nilai, karakteristik, jenis, bentuk hingga contoh dari hikayat. Sudah cukup jelas atau masih bingung, nih? Semoga sudah cukup jelas, ya. Kalau kamu masih mau belajar lebih banyak tentang hikayat, langsung aja, yuk, tonton video belajar beranimasi dengan latihan soal serta rangkuman di ruangbelajar!

Seorang putri keluar dari gendang pernyataan di atas termasuk ke dalam karakteristik hikayat

Referensi:

Dosen Pendidikan. 2022. Contoh Hikayat. Diakses pada 11 Oktober 2022 dari https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-hikayat/. 

Zabadi, Fairul dan Sutejo. (2015). Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.


Artikel ini telah diperbarui pada 12 Oktober 2022.