Seorang pelajar muslim yang menerapkan Alquran dan hadis harus memiliki sikap sebagai berikut

Jakarta -

Islam mengenal adanya etos kerja sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an surah At Taubah ayat 105. Dalam firman tersebut, Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk semangat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja.

Toto Tasmara mengatakan dalam buku Membudayakan Etos Kerja Islami, etos kerja muslim adalah semangat untuk menapaki jalan lurus. Menurutnya, etos kerja diperlukan dalam mengambil keputusan termasuk para pemimpin pemegang amanah hingga para hakim.

Baca juga: Etos Kerja: Pengertian, Ciri-Ciri dan Cara Menumbuhkannya

Sebagaimana kisah Nabi Daud AS tatkala ia diminta untuk memutuskan suatu perkara dengan adil dan berdasarkan pada nilai-nilai kebenaran. Allah SWT berfirman:

اِذْ دَخَلُوْا عَلٰى دَاوٗدَ فَفَزِعَ مِنْهُمْ قَالُوْا لَا تَخَفْۚ خَصْمٰنِ بَغٰى بَعْضُنَا عَلٰى بَعْضٍ فَاحْكُمْ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَلَا تُشْطِطْ وَاهْدِنَآ اِلٰى سَوَاۤءِ الصِّرَاطِ ٢٢

Artinya: "Ketika mereka masuk menemui Daud, dia terkejut karena (kedatangan) mereka. Mereka berkata, "Janganlah takut! (Kami) berdua sedang berselisih. Sebagian kami berbuat aniaya kepada yang lain. Maka, berilah keputusan di antara kami dengan hak, janganlah menyimpang dari kebenaran, dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus." (QS Shaad: 22)

Perilaku etos kerja turut dijelaskan dalam sebuah hadits. Rasulullah SAW bersabda:

"Kerjakanlah urusan duniamu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya. Dan laksanakanlah amalan akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok." (HR Ibnu 'Asakir)

Ayat-ayat Al-Qur'an tentang Etos Kerja

Etos kerja Islam terkandung dalam sejumlah ayat Al-Quran. Berikut di antaranya:

1. Surah Al Mujadalah Ayat 11

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ١١

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, "Berdirilah," (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

2. Surah Al Jumuah Ayat 9-10

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ٩ فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ١٠

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila (seruan) untuk melaksanakan salat pada hari Jumat telah dikumandangkan, segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila salat (Jumat) telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung."

3. Surah Asy Syarh Ayat 7

فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ ٧

Artinya: "Apabila engkau telah selesai (dengan suatu kebajikan), teruslah bekerja keras (untuk kebajikan yang lain)"

4. Surah At Taubah Ayat 105

وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ ١٠٥

Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan."

Baca juga: Doa Agar Tidak Malas dan Mengantuk Saat Bekerja atau Belajar

Contoh Etos Kerja dalam Islam

Merangkum buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang ditulis oleh Mustahdi dan Mustakim, buku Pendidikan Agama Islam karya Bachrul Ilmy dan buku Pendidikan Agama Islam: Al-Qur'an Hadis karya Prof Moh. Matsna, berikut contoh etos kerja dalam Islam:

1. Berusaha atau bekerja dengan didasarkan keikhlasan, nilai-nilai akhlak mulia, dan peduli terhadap sesama.

2. Meyakini bahwa dengan kerja keras pasti akan mendapatkan sesuatu yang diinginkan (man jadda wa jada - siapa yang giat, pasti dapat).

3. Melakukan sesuatu dengan prinsip "mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan mulai dari sekarang."

4. Pantang menyerah dalam melakukan suatu pekerjaan.

5. Seorang muslim bila bekerja harus bersungguh-sungguh sampai merasa lelah dan tidak boleh berhenti sebelum lelah.

6. Setelah selesai melaksanakan ibadah salat, umat Islam hendaknya kembali bekerja seperti sebelumnya tanpa mengurangi semangatnya sedikit pun.

7. Setiap mukmin harus rajin bekerja dan beramal untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat. Keduanya harus berjalan seimbang.

8. Melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, negara, dan agama-Nya serta tidak sekali pun berbuat sesuatu yang merugikan diri sendiri ataupun orang lain.

9. Sebaiknya seorang pengusaha membekali dirinya dengan bekal keimanan dan ilmu syar'i, khususnya yang berkaitan dengan fikih muamalah dan bisnis agar menjadi pengusaha yang baik dan benar.

10. Contoh etos kerja Islam bagi seorang pengusaha hendaknya memiliki sifat jujur, pemurah, amanah, kasih sayang, dan akhlak Islami lainnya.



Simak Video "Momen Kepanikan Warga Israel Saat Sirene di Tel Aviv Berbunyi"

Seorang pelajar muslim yang menerapkan Alquran dan hadis harus memiliki sikap sebagai berikut


(kri/nwy)

Jakarta -

Keberanian dalam Islam disebut syaja'ah yang wajib dimiliki para muslim. Al Quran dan hadits sudah mengatur bentuk keberanian yang harus ada dalam jiwa tiap umat Nabi Muhammad SAW.

"Berani yang dituntut agama (Islam) adalah berani yang berkonotasi positif, yakni berani membela kebenaran," tulis dosen Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum (PKnH) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) Marzuki.

Dalam tulisan berjudul Seri Pendidikan Karakter Islami: Berani Membela Kebenaran tersebut, Rasulullah SAW juga telah mengingatkan bentuk keberanian bagi muslim. Berikut haditsnya,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ (رواه البخاري ومسلم)

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW berkata, "Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, sungguh orang yang kuat adalah yang mampu menguasai dirinya ketika marah." (HR. Bukhari dan Muslim).

Keberanian dalam Islam disebut syaja'ah berperan penting saat seorang muslim menghadapi bahaya, kesulitan, atau kondisi buruk lain. Sifat berani mendorong muslim tetap bersikap benar, bijaksana, dan mampu mengendalikan emosi.

Marzuki menjelaskan, ukuran berani bagi muslim dapat dilihat dari segi olah jiwa. Para muslim bisa mencontoh sikap syaja'ah Rasulullah SAW dalam tiap kisahnya. Nabi SAW menjadi bukti pengolahan jiwa yang baik merupakan modal sikap berani.

"Nabi SAW adalah pemberani sejati yang selalu menegakkan kebenaran meski dihina, dicela, bahkan disakiti kafir Quraisy. Beliau tetap berpegang pada kebenaran dan berani mempertahankannya tanpa takut risiko," tulis Marzuki.

Menyimpulkan dari penjelasan sebelumnya, bentuk keberanian bagi muslim ada tiga jenis. Berikut penjelasannya,

Bentuk keberanian dalam Islam yang disebut syaja'ah

a. Keberanian menghadapi musuh saat perang

Allah SWT dalam Al Quran memperingatkan hambaNya yang memilih kabur saat perang. Ancaman ini dapat dilihat dalam surat Al Anfal ayat 15-16,

15. يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا لَقِيتُمُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ زَحْفًا فَلَا تُوَلُّوهُمُ ٱلْأَدْبَارَ

16. وَمَن يُوَلِّهِمْ يَوْمَئِذٍ دُبُرَهُۥٓ إِلَّا مُتَحَرِّفًا لِّقِتَالٍ أَوْ مُتَحَيِّزًا إِلَىٰ فِئَةٍ فَقَدْ بَآءَ بِغَضَبٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَمَأْوَىٰهُ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ

Arab latin:

15. Yā ayyuhallażīna āmanū iżā laqītumullażīna kafarụ zaḥfan fa lā tuwallụhumul-adbār

16. Wa may yuwallihim yauma`iżin duburahū illā mutaḥarrifal liqitālin au mutaḥayyizan ilā fi`atin fa qad bā`a bigaḍabim minallāhi wa ma`wāhu jahannam, wa bi`sal-maṣīr

Artinya:

15. "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur)."

16. "Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya."

b. Keberanian menegakkan kebenaran

Bentuk keberanian ini memang bukan hal yang mudah. Namun Nabi SAW telah menjelaskan, bentuk keberanian ini menghadapi penguasan zalim adalah jihad paling utama. Berikut haditsnya,

أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ

Artinya: "Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zalim." (HR Abu Daud).

c. Keberanian mengendalikan hawa nafsu

Patut jadi catatan, hawa nafsu tidak mungkin dihilangkan karena menjadi bagian dari manusia. Seorang muslim hanya bisa mengendalikan sehingga bisa mengantarnya pada ridho Allah SWT, bukan hal negatif.

Pentingnya pengendalian hawa nafsu untuk menjadi jiwa yang tenang telah diingatkan Allah SWT dalam QS al Fajr ayat 27-30,

27. يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلْمُطْمَئِنَّةُ

Arab latin: yā ayyatuhan-nafsul-muṭma`innah

Artinya: "Hai jiwa yang tenang."

28. ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً

Arab latin: irji'ī ilā rabbiki rāḍiyatam marḍiyyah

Artinya: "Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya."

29. فَٱدْخُلِى فِى عِبَٰدِى

Arab latin: fadkhulī fī 'ibādī

Artinya: "Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,"

30. وَٱدْخُلِى جَنَّتِى

Arab latin: wadkhulī jannatī

Artinya: "masuklah ke dalam surga-Ku."

Semoga Allah SWT memberi kesempatan, nyali, dan ridho untuk mempraktikkan bentuk keberanian dalam Islam yang disebut syaja'ah ini ya detikers.

(row/erd)